Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERSIAPAN SERBUK SIMPLISIA

Disusun untuk Memenuhui Mata Kuliah Faramakognosi II


Dosen: apt. Rugayyah Alyidrus, S.Farm., M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok IV

Assiva Synda Umaiyah Ilyas (D1B121173)


Andi Ainun Jariah Zahari (D1B121179
Zalzadila Maharani Kelilauw (D1B121180)
Intan Permatasari Pebadja (D1B121181)
Sara Yulia Putri (D1B121182)
Nina Nurhasana Hasan (D1B121183)
Nur Fadilla (D1B121184)
Ananda Nur Afni Rumbalifar (D1B121185)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah

ini disusun untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan Farmakognosi II.

Kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan

utamanya kepada kelompok kami. Kami menyadari, bahwa masih banyak

kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini karena keterbatasan

kemampuan dari kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.

Makassar, 25 Maret 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................. i

KATA KETERANGAN ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2

1.3 Tujuan ............................................................................................... 2

1.4 Manfaat .............................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................... 4

2.1 Pengertian Serbuk Simplisia ............................................................. 4

2.2 Macam-Macam Simplisia .................................................................. 4

2.3 Cara Pembuatan Serbuk Simplisia ................................................... 5

2.4 Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Derajat Kehalusan ...................... 7

2.5 Syarat-Syarat Serbuk ........................................................................ 8

2.6 Contoh Tumbuhan Yang Bisa Dibuat Serbuk Simplisia ................ 8

BAB 3 PENUTUP................................................................................................ 11

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asal usul farmakognosi sendiri dari bahasa Yunani yaitu Pharmakon dan

Gignosko yang memiliki arti pengetahuan tentang obat. Jadi Farmakognosi

dapat didefinisikan sebagai salah satu ilmu yang mempelajari tentang bagian-

bagian tanaman, hewan, bahan alam lainnya, besi atau mineral yang dapat

digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji seperti

uji farmakodinamik, uji toksikologi, dan uji biofarmasetika (Syarifah, 2021).

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan

untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar. Bentuk serbuk

mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga lebih mudah larut dan

lebih mudah terdispersi daripada bentuk sediaan padatan lainnya (seperti

kapsul, tablet, pil) (Elmitra, 2017).

Simplisia merupakan istilah yang merujuk pada bagian-bagian tanaman atau

bahan alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami

perubahan bentuk dan digunakan sebagai bahan obat. Menurut Departemen

Kesehatan RI, simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat

yang belum mengalami pengolahan apapun juga kecuali dikatakan lain, berupa

bahan yang telah dikeringkan (Saputri, dkk, 2021).

Simplisia berdasarkan sumbernya, terdiri dari 3 jenis, yaitu simplisia nabati,

simplisia hewani dan simplisia pelicin. Simplisia nabati adalah simplisia yang

berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudut tanaman. Simplisia hewani

1
adalah simplisia yang berasal dari hewan, baik berupa hewan dalam keadaan

utuh, bagian-bagian tubuh tertentu ataupun zat yang dihasilkan dari hewan

antara lain madu yang memiliki manfaat untuk menyeimbangkan kadar

kolestrol. Simplisia pelican adalah simplisia yang berupa atau pelican atau

mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum

brupa zat kimia murni (Saputri, dkk, 2021).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu serbuk simplisia?

2. Sebutkan macam-macam simpliasia?

3. Bagaimana cara pembuatan serbuk simplisia?

4. Apa saja klasifikasi serbuk berdasarkan derajat kehalusan?

5. Apa saja syarat-syarat serbuk?

6. Contoh tumbuhan yang bisa dibuat serbuk simplisia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu serbuk simplisia.

2. Untuk mengetahui macam-macam simpliasia.

3. Untuk memahami cara pembuatan serbuk simplisia.

4. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi serbuk berdasarkan derajat

kehalusan.

5. Untuk mengetahui syarat-syarat serbuk.

6. Untuk mengetahui contoh tumbuhan yang bisa dibuat serbuk simplisia.

1.4 Manfaat

1. Agar dapat mengetahui apa itu serbuk simplisia.

2
2. Agar dapat mengetahui macam-macam simpliasia.

3. Agar dapat memahami cara pembuatan serbuk simplisia.

4. Agar dapat mengetahui apa saja klasifikasi serbuk berdasarkan derajat

kehalusan.

5. Agar dapat mengetahui syarat-syarat serbuk.

6. Agar dapat mengetahui contoh tumbuhan yang bisa dibuat serbuk

simplisia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Serbuk Simplisia

Dalam buku Materia Medika Indonesia (1979). Ditetapkan definisi bahwa

simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain berupa bahan

yang telah dikeringkan (Wewengkang dan Henki, 2021).

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat, belum

mengalami pengolahan apa pun, dan jika tidak dinyatakan atau disebutkan lain

simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia

nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikan atau mineral (Suharmiati dan

Herti, 2003).

Serbuk simplisia dibuat dari simplisia utuh atau potongan-potongan halus

simplisia yang sudah dikeringkan melalui proses pembuatan serbuk dengan

suatu alat tanpa menyebabkan kerusakan atau kehilangan kandungan kimia

yang dibutuhkan dan diayak hingga diperoleh serbuk. Derajat kehalusan serbuk

simplisia untuk pembuatan ektrak merupakan simplisia halus dengan nomor

pengayak 60 dengan lebar nominal lobang 0,105 mm, garis tengahnya 0,064,

dan ukurannya ukuran 250 µm (Rivai, dkk, 2013).

2.2 Penggolongan Simplisia

Ada 3 golongan simplisia (Safrida,dkk, 2022):

1. Simplisia Nabati

4
Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian

tanaman, atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang

secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan

oleh selnya. Bisa pula disebut zat-zat nabati lainnya, dengan cara tertentu,

dipisahkan dari tanamannya.

2. Simplisia Hewani

Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan, atau

zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat

kimia murni.

3. Simplisia mineral

Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau

mineral yang belum atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum

berupa zat kimia murni.

2.3 Cara Pembuatan Serbuk Simplisia

Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan, dan

kegunaannya, simplisia harus memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut

(Suharmiati dan Herti, 2003):

1. Bahan baku simplisia

2. Proses pembuatan simplisia, termasuk cara penyimpanan bahan baku

simplisia.

3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia.

Cara penyiapan atau pembuatan simplisia terdiri dari beberapa tahapan

meliputi pemanenan, sortasi basah, perajangan, pengeringan, sortasi kering,

5
pengemasan dan penyimpanan serta pemeriksaan mutu (Suharmiati dan Herti,

2003).

Adapun proses dalam pembuatan simplisia yaitu (Safrida,dkk, 2022):

1. Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara

mekanik atau dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang

cocok, haluskan, ayak.Kecuali dinyatakan lain seluruh simplisia harus

dihaluskan sesuai derajat halus yang ditetapkan.

2. Simplisia yang mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan panas,

dikeringkan pada suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan

tekanan udara.

3. Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi

dan kadar zat tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium, boleh

ditambahkan serbuk sejenis yang mempunyai potensi atau kadar lebih

rendah atau lebih tinggi, atau ditambah bahan lain yang cocok, misalnya

Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan terakhir memenuhi

persyaratan.

Penyebab kerusakan pada serbuk yang utama adalah air dan kelembaban.

Kadar air sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan serbuk karena jika

kadar air tidak sesuai dengan persyaratan maka serbuk akan mengalami

perubahan fisik dan kimia ditandai dengan tumbuhnya mikroorganisme

sehingga serbuk tidak layak untuk dikonsumsi (Afriani, dkk, 2022).

6
Serbuk herbal yang sudah jadi dilakukan pengujian dengan tujuan untuk

mendapatkan serbuk yang bermutu baik dan memenuhi standar Farmakope

Herbal Indonesia Edisi I (2008), Peraturan BPOM tahun 2014 serta SNI

tentang syarat mutu obat tradisional. Pengujian yang dilakukan diantaranya

pengamatan makroskopik, pengamatan mikroskopik, susut pengeringan, uji

cemaran mikroba dan pengujian kadar air.

Dalam pembuatan serbuk simplisia harus diperhatikan ukuran dari serbuk

simplisia tersebut. Pengecilan ukuran simplisia tanaman obat adalah

penurunan ukuran atau penghalusan secara mekanik dari bahan tanaman

tertentu menjadi unit yang sangat kecil (cacahan atau serbuk). obat berbentuk

serbuk tanaman dapat digunakan langsung sebagai bentuk sediaan farmasi,

misalnya dengan cara memasukkan ke dalam kapsul, sachet ataupun bentuk

kemasan lain. Pengecilan ukuran partikel dapat dilakukan dengan pisau atau

mesin perajang sehingga ukuran bisa seragam. Dalam proses penggilingan

tanpa memperhatikan alat apapun yang digunakan, homogenitas ukuran

partikel merupakan parameter utama (Agoes, 2009).

Secara teoritis, semakin halus ukuran serbuk, akan semakin cepat (dalam

batasan tertentu) terjadi proses ekstraksi. Penggilingan tanaman obat

merupakan salah satu tahap penting dalam penyiapan simplisia karena ukuran

simplisia yang akan digunakan dalam bentuk sediaan akan menentukan

efektivitas efek obat. Perlu diperhatikan penggilingan dan hasil penggilingan

harus distandarisasi ukuran partikelnya dengan cara pengayakan (Agoes,

2009).

7
2.4 Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Derajat Kehalusan

Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika

derajat halus serbuk dinyatakan 1 nomor, berarti semua sebuk dapat melalui

pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan 2 nomor

dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor

terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi.

Yang dimaksud dengan (Elmitra, 2017):

Serbuk sangat kasar, adalah serbuk (5/8)

Serbuk kasar, adalah serbuk (10/40)

Serbuk agak kasar, adalah serbuk (22/60)

Serbuk agak halus, adalah serbuk (44/85)

Serbuk halus, adalah serbuk (85) = 120

Serbuk sangat halus, adalah serbuk (120) = 200/300

2.5 Syarat-Syarat Serbuk

Syarat-syarat Serbuk Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut

(Elmitra, 2017):

1. Kering

8
2. Halus

3. Homogen

4. Memenuhi uji keragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman

kandungan (seragam dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk serbuk

terbagi/pulveres yang mengandung obat keras, narkotik, dan psikotropik.

2.6 Contoh Serbuk Simplisia

Beberapa contoh bahan baku yang berasal dari simplisia nabati/tumbuhan

digunakan untuk mengobati penyakit (Depkes, 1977):

1. Seledri

Nama daerah : Saladri (Sunda); Seledri, seleri (Jawa)

Nama latin : Apium graveolens, L.

Bagian tumbuhan : Daun

Kegunaan secara empiris : Membantu menurunkan tekanan darah

(hipertensi).

2. Salam

Nama daerah : Manting (Jawa); Salam (Madura); Ubar serai

(Sumatera).

Nama latin : Syzygium polyanthum

Bagian tumbuhan : Daun

Kegunaan secara empiris : Membantu menurunkan lemak darah (kolesterol)

Beberapa contoh bahan baku yang berasal dari simplisia hewani (Depkes,

1977):

1. Adeps Lanae

9
Sinonim : lemak bulu domba

Hewan : Ovis aries, L

Pemerian : Zat berupa lemak, lekat, kuning muda tau kuning pucat agak

tembus cahaya, bau lemah dan rasa khas.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol

(95%) P, mudah larut dalam kloroform P dan eter.

Khasiat : zat tambahan; basis salep.

2. Adeps Suillus

Sinonim : lemak babi

Hewan : Sus scrofa, L

Pemerian : Lemak lunak, likat, warna putih bau leak tapi tidak tengik,

jika dileburkan menjadi cairan jernih dan kemudian

dibiarkan, tidak terpisah air

Khasiat : Basis salep

Beberapa contoh bahan baku yang berasal dari simplisia pelican (Depkes,

1977):

1. Paraffin Liquidum

Sinonim : Parafin cair, Petroleum cair, White mineral oil

Pemerian : Hablur tembus cahaya atau agak buram, tidak berwarna atau

putih, tidak berbau, tidak berasa, agak berminyak.

Khasiat : Basis salep

2. Paraffin Solidum

Sinonim : Paraffin padat, Parafin wax

10
Pemerian : Padatan, susunan hablur, agak licin, tidak berwarna atau

putih, tidak memiliki rasa

Khasiat : Basis salep

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Serbuk simplisia merupakan salah satu bentuk pengolahan bahan mentah

tumbuhan yang banyak digunakan dalam industri jamu dan suplemen herbal.

Serbuk simplisia ini didapatkan dari simplisia atau bahan mentah tumbuhan

yang telah dikeringkan dan dihancurkan hingga menjadi serbuk halus. Proses

pembuatan serbuk simplisia memerlukan persiapan dan pengolahan yang tepat

agar kualitas serbuk simplisia yang dihasilkan dapat memenuhi standar kualitas

yang diinginkan.

Proses pembuatan serbuk simplisia dimulai dengan menghancurkan bahan

mentah tumbuhan menggunakan alat penghancur seperti mesin penggiling atau

blender hingga menjadi serbuk halus. Serbuk simplisia kemudian disaring

menggunakan saringan berukuran 40 mesh untuk memisahkan serbuk halus

dari serbuk kasar atau serat yang belum terhancurkan. Serbuk simplisia yang

telah disaring kemudian disimpan dalam wadah yang bersih dan kedap udara.

12
DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Tika., dkk. 2022. Standarisasi Simplisia Peda Proses Pembuatan Serbuk
Herbal Dan Wisma Matahari Yang Digunakan Sebagai Alternatif
Pengobatan Di Puskesma Rasimah Ahmad. Jurnal Edurance. Vol. 7 No. 1.
Agoes, Goeswin. 2009. Teknologi Bahan Alam (Serial Farmasi Industri-2) edisi
revisi. Penerbit ITB: Bandung.
Anonim. 1977. Materia Medika Indonesia, Edisi I. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia
Edisi 1. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Elmitral. 2017. Dasar-Dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid. Deepublish:
Yogyakarta.
Rivai, Harrizul., dkk, 2013. Pembuatan Dan Karakterisasi Ekstrak Kering
Simplisia Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). Jurnal Farmasi Higea,
Vol. 5, No. 1.
Safrida., dkk, 2022. Farmakologi Bahan Alam. PT Globa Eksekutif Teknologi:
Padang.
Saputri, dkk. 2021. Farmakognosi. Jakad Media Publishing: Indonesia.
Suharmiati & Herti, Maryani. 2003. Sehat dengan Ramuan Tradisional; Khasiat
dan Manfaat Jati Belanda Si Pelangsing Tubuh & Peluruh Kolesterol.
Agromedia Pustaka: Jakarta.
Syarifah, Tita. 2021. Farmakognosi Dasar. Penerbit ANDI: Yogyakarta.
Wewengkang, Defny & Henki, Rotinsulu. 2021. Farmakognosi 2. Penerbit
Lakeish: Tulung.

13

Anda mungkin juga menyukai