OLEH
KELOMPOK VIII
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat, nikmat serta
karunia-Nya yang tak ternilai dan tak dapat dihitung sehingga tim penyusun dapat
menyelesaikan tugas dengan judul “Simplisia Buah” dengan baik. Shalawat serta
salam tak lupa penulis hatirkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad S.A.W yang
selalu menjadi panutan.
Penyusunan tugas ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, tim
penyusun menghaturkan permohonaan maaf kepada pembaca apabila terdapat
kesalahan dalam tugas ini, serta dapat memberikan kritik dan sarannya kepada tim
penyusun agar dikemudian hari tim penyusun bisa membuat tugas yang lebih baik
lagi.
Akhir kata tim penyusun ucapkan terima kasih kepada segala pihak yang tidak
bisa disebutkan satu-persatu atas bantuannya dalam penyususnan tugas ini.
Kelompok VIII,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 14
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman obat tidak berarti tumbuhan yang ditanam sebagai tanaman obat.
Tanaman obat yang tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tanaman pagar,
tanaman buah, tanaman sayur atau bahkan tanaman liar juga dapat digunakan
sebagai tanaman yang di manfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Penemuan-penemuan kedokteran modern yang berkembang pesat menyebabkan
pengobatan tradisional terlihat ketinggalan zaman.Banyak obatobatan modern
1
yang terbuat dari tanaman obat, hanya saja peracikannya dilakukan secara klinis
laboratories sehingga terkesan modern.Penemuan kedokteran modern juga
mendukung penggunaan obat-obatan tradisional (Hariana, 2008).
2
6. Agar pembaca dapat mengetahui tahap-tahap pembuatan simplisia buah adas
manis.
7. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana uji dan standarisasi simplisia
buah adas manis.
8. Agar pembaca dapat mengetahui klasifikasi atau pengelompokan tanaman
buah manggis.
9. Agar pembaca dapat mengetahui apa saja kegunaan dan keuntungan buah
manggis sebagai bahan obat.
10. Agar pembaca dapat mengetahui tahap-tahap pembuatan simplisia buah
manggis.
11. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana uji dan standarisasi simplisia
buah manggis.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman obat tidak berarti tumbuhan yang ditanam sebagai tanaman obat.
Tanaman obat yang tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tanaman pagar,
tanaman buah, tanaman sayur atau bahkan tanaman liar juga dapat digunakan sebagai
tanaman yang di manfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Penemuan-
penemuan kedokteran modern yang berkembang pesat menyebabkan pengobatan
tradisional terlihat ketinggalan zaman.Banyak obatobatan modern yang terbuat dari
tanaman obat, hanya saja peracikannya dilakukan secara klinis laboratories sehingga
terkesan modern.Penemuan kedokteran modern juga mendukung penggunaan obat-
obatan tradisional (Hariana, 2008).
2.2.1 Keuntungan tanaman obat antara lain (Suharmiati dan Handayani, 2006):
1. Efek samping obat tradisional relatif lebih kecil bila digunakan secara benar
dan tepat, baik tepat takaran, waktu penggunaan,cara penggunaan, ketepatan
pemilihan bahan, dan ketepatan pemilihan obat tradisional atau ramuan
tumbuhan obat untuk indikasi tertentu.
4
umumnya terdiri dari beberapa jenis tumbuhan obat yang memiliki efek
saling mendukung satu sama lain untuk mencapai efektivitas pengobatan.
Formulasi dan komposisi ramuan tersebut dibuat setepat mungkin agar tidak
menimbulkan efek kontradiksi, bahkan harus dipilih jenis ramuan yang
saling menunjang terhadap suatu efek yang dikehendaki.
3. Pada satu tumbuhan bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Zat aktif
pada tumbuhan obat umumnya dalam bentuk metabolit sekunder, sedangkan
satu tumbuhan bisa menghasilkan beberapa metabolit sekunder, sehingga
memungkinkan tumbuhan tersebut memiliki lebih dari satu efek
farmakologi.
5
Simplisia merupakan bagian atau keseluruhan dari tumbuhan, hewan maupun
mineral yang belum mengalami pengolahan. Bagian tersebut terkdang hanya
dikecilkan atau dikeringkan. (Endang., dkk, 2017)
7. Genus : Foeniculum
2.5 Kegunaan dan Keuntungan Buah Adas Manis Sebagai Bahan Obat
6
digunakan dalam pengobatan glaukoma, sebagai diuretik dan obat yang potensial
untuk pengobatan hipertensi. adas telah digunakan sebagai galactagogue yaitu
meningkatkan pasokan susu ibu menyusui. Hal tersebut disebabkan kehadiran
fitoestrogen yang terkandung dalam adas yang mendorong pertumbuhan jaringan
payudara (Agarwal dkk., 2008).
2.5.2 Keuntungan Buah Adas Sebagai Tanaman Obat
Buah adas bermanfaat sebagai obat batuk, mulas, sariawan, pelega
tenggorokan, dan penghangat badan (Setyaningsih, 2002). Fungsi buah Adas
sebagai tanaman obat berkaitan erat dengan kandungan kimiawinya yang terdiri
atas minyak atsiri, flavonoid, saponin, glikosidastilben funikulosida I, II, III, IV,
stigmasterin, minyak lemak, protein, asam-asam organik, pentosan, pectin,
trigonelin, kolin, dan iodine. (Sudarsono dkk., 2002).
2.6 Tahap Pembuatan Simplisia Buah Adas Manis
7
dan juga bahan-bahan yang tercemar pestisida. Pencucian ini dilakukan di air
mengalir agar kotoran terbawa dengan air.
4. Perajangan
Pada dasarnya tujuan perajangan yatu memperluas permukaan bahan
baku. Semakin luar permukaan maka semakin cepat kering.
5. Pengeringan
Proses pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air sehingga
bahan tersebut tidak mudah di tumbuhi bakteri. Karena mikroba atau bakteri
cepat tumbuh pada bahan yang lembab. Pengeringan dapat dilakukan dengan
menggunakan sinar matahari langsung tetapi dibatasi dengan kain hitam atau
kain lainnya karena pada sinar matahari terdapat UV dan pengeringan juga
dapat dilakukan dalam oven dengan suhu maksimum 60º C.
6. Sortasi kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan.
Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu gorong, bahan yang
rusak atau dibersihkan dari kotoran hewan.
7. Pengepakan dan penyimpanan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai dilakukan maka simplisia
perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak tercampur antara
simplisia satu dengan lainnya. Simplisia disimpan ditempat yang kering dan
tidak lembab.
2.7 Uji dan Standarisasi Simplisia Buah Adas Manis
A. Uji Konsentrasi Hambatan Minimum (Minimum Inhibitory
Concentration/MIC)
Uji MIC pada penelitian ini menggunakan metode yang telah
diterapkan oleh Dahak dan Taourirte (2013), dengan sedikit modifikasi.
Biakan murni bakteri dikultur pada media cair (Nutrient Broth) dalam tabung
reaksi dan diinkubasi hingga mencapai kepadatan 108 CFU/ml pada suhu
35°C selama 3 jam, kemudian dimasukkan ekstrak air dari buah adas (F.
8
vulgare Mill) dengan metode pengenceran. Konsentrasi ekstrak air dari buah
adas (F. vulgare Mill) yang digunakan antara lain 0,005 hingga 0,095 g/ml
Masingmasing perlakuan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C.
Selanjutnya dilakukan subkultur bakteri dari masing-masing perlakuan, baik
yang tumbuh maupun yang tidak. Pada subkultur, masing-masing perlakuan
ditumbuhkan pada media agar TCBSA (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose
Agar), kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C untuk mengetahui
daya hambat pertumbuhan bakteri. . (Budianto, dkk. 2015)
Teknik difusi cakram kertas (Taie dkk., 2013) digunakan untuk menguji
aktivitas antibakteri ekstrak air dari buah adas. Media agar TCBSA
ditanam/disebar dengan inokulum bakteri 108 CFU/ml, untuk masing-masing
V. harveyi dan V. alginolyticus. Cakram kertas (diameter 6 mm, Filter
Whatman No. 3), yang telah disiapkan sebelumnya, direndam selama 15 menit
ke dalam 5 ml ekstrak (pada masing-masing konsentrasi A (0,065 g/ml), B
(0,070 g/ml), C (0,075 g/ml), D (0,080 g/ml), E (0,085 g/ml), F (0,090 g/ml)
dan Kontrol (0,000 g/ml), kemudian ditempatkan pada media agar TCBSA
yang ditumbuhi bakteri. Setelah diinkubasi dengan suhu 37°C selama 24 jam,
diameter dari zona hambatan diukur luasannya (mm). Aktivitas positif dapat
ditunjukkan dengan luasan zona bening di sekeliling cakram kertas. Hal ini
dikarenakan bahan aktif ekstrak terserap pada cakram kertas, sehingga bakteri
tidak dapat tumbuh di cakram kertas dan sekelilingnya. Cakram kertas steril
tanpa perendaman dengan ekstrak digunakan sebagai kontrol perlakuan.
(Budianto, dkk. 2015)
9
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Clusiaceae
Genus : Garcinia
Spesies : G. mangostana
10
lemak, dan bagaimana manfaat buang manggis ini bisa digunakan dalam program
penurunan berat badan yang efektif.
2. Mampu mengontrol kadar gula darah
Sebuah penelitian yang melibatkan perempuan penderita obesitas sebagai
partisipan, menyimpulkan bahwa pemberian 400 mg suplemen ekstrak manggis
tiap hari berdampak pada penurunan kondisi resistensi insulin secara signifikan.
Karena merupakan sumber serat yang cukup baik, buah manggis dianggap bisa
membantu dalam menstabilkan kadar gula darah dan meningkatkan kendali
terhadap risiko diabetes pada mereka yang memang memiliki faktor risiko.
3. Meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh
Vitamin C dan serat yang terkandung dalam buah manggis merupakan
faktor penting untuk membangun sistem imunitas tubuh yang baik.Serat sangat
bermanfaat dalam kelangsungan hidup bakteri baik di pencernaan, yang juga
merupakan bagian dari sistem imunitas tubuh. Sementara vitamin C diperlukan
agar sel-sel imun tubuh mampu bekerja optimal untuk melawan penyakit.
Senyawa-senyawa antioksidan dalam buah manggis juga diduga memiliki fungsi
antibakteri, sehingga bisa membantu mencegah infeksi bakteri.
4. Membantu dalam menjaga kulit tetap sehat
Sebuah riset skala kecil dilakukan selama tiga bulan dengan memberikan
100 mg ekstrak manggis setiap hari pada para partisipan. Hasilnya, para partisipan
mengalami peningkatan kelenturan kulit dan pengurangan senyawa penyebab
penuaan dini secara signifikan.
Para peneliti menduga bahwa kandungan antioksidan buah manggis dan
kapasitas antiperadangannya merupakan faktor yang memengaruhi efek
perlindungan kulit dan antipenuaan tersebut.
2.10. Tahap Pembuatan Simplisia Buah Manggis
Kulit buah manggis yang telah dipisahkan dari daging buah dan kulit luar
yang keras, dipotong kecil ukuran 0.50 cm2 kemudian dikeringkan dengan
menggunakan oven listrik suhu 50 0C selama 6 jam. Kulit yang kering dihaluskan
11
dengan blender hingga menjadi bubuk yang selanjutnya diayak menggunakan ayakan
ukuran 60 mesh sehingga diperoleh bubuk simplisia kulit manggis. Ekstraksi
dilakukan dengan cara merendam bubuk simplisia kulit manggis dalam pelarut etanol
dengan perbandingan 1:6 selama 24 jam pada suhu ruang (25-27 0C). Setelah proses
maserasi berakhir, dilakukan penyaringan hingga didapatkan filtrat dan dipekatkan
dengan rotary evaporator pada tekanan 60 mBar suhu 50 0C, kemudian disemprot gas
nitrogen untuk menghilangkan residu pelarut. Ekstrak kulit manggis kemudian
dilakukan analisis rendemen, total fenol, dan aktivitas antioksidan serta dilakukan uji
in vivo. Pengujian in vivo dilakukan terhadap tikus putih (Rattus norvegicus) strain
wistar jantan selama 4 minggu. Hewan coba tikus dikelompokkan menjadi 4
kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Setiap kelompok
dipisahkan dalam kandang yang berbeda. Sebelum perlakuan tikus diadaptasikan
pada kondisi laboratorium selama 1 minggu dengan tujuan untuk menyesuaikan
dengan lingkungan. Setelah masa adaptasi dilakukan induksi aloksan 80 mg/kg BB
secara intraperitoneal pada 3 kelompok tikus (kecuali kelompok normal) untuk
memperoleh kondisi hiperglikemik pada tikus. Pemberian ekstrak kulit manggis
pada tikus dilakukan dengan cara per oral (sonde) setelah tikus mengalami
hiperglikemik dengan dosis 0, 250, dan 500 mg/kg BB. Pengukuran kadar glukosa
darah semua tikus dilakukan pada minggu ke 0,1, 2, 3, dan 4 dengan glucose oxidase
yaitu dengan mengambil 1 ml darah secara retro orbital plexus. Pengukuran berat
badan dilakukan tiap minggu dan jumlah asupan pakan juga dilakukan tiap harinya.
( Dyahnugra, dkk 2015).
2.11. Uji dan Standarisasi Simplisia Buah Manggis
Uji kandungan total fenol dilakukan untuk mengetahui jumlah fenol yang
terdapat pada sampel. Pengukuran fenol dilakukan dengan metode pewarnaan
dengan reagen Folin- Ciocalteau. Metode ini berdasarkan pada kekuatan reduksi
dari gugus hidroksil aromatik dengan komplek fosfomolibdat dari reagen Folin-
Ciocalteau (fosfomolibdat dan fosfotungstat) dengan membentuk warna biru,
sehingga dapat ditentukan total fenol secara spektrofotometri. Total fenol sampel
12
dihitung berdasarkan persamaan kurva standar yang diperoleh.( Dyahnugra, dkk
2015).
13
BAB III
KESIMPULAN
Tanaman obat bukan berarti tumbuhan yang ditanam sebagai tanaman obat.
Tanaman obat yang tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tanaman pagar,
tanaman buah, tanaman sayur atau bahkan tanaman liar juga dapat digunakan sebagai
tanaman yang di manfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Tanaman
yang berpotensi menjadi obat biasanya dijadikan simplisia.
Simplisia merupakan bagian atau keseluruhan dari tumbuhan, hewan maupun
mineral yang belum mengalami pengolahan. Bagian tersebut terkdang hanya
dikecilkan atau dikeringkan. Pada tumbuhan yang bagian yang biasanya dijadikan
simplisia adalah daun, akar, umbi lapis, bunga, kulit batang atau batang, biji,
rimpang, hewani serta simplisia buah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, R., Gupta, S.K., Agrawal, S.S., Srivastava. S. dan Saxena, R. (2008).
Oculohypotensive effects of Foeniculum vulgare in experimental models of
glaucoma. Indian Journal of Physiology and Pharmacology
15
16