Anda di halaman 1dari 10

4.

HASIL DAN PERHITUNGAN

A.Data Percobaan

a.Penimbangan bahan :

R/ : Catatan penimbangan :
lajtosa 15 gram
parasetamol 75 gram
Avicell 45 gram
Mucilago secukupnya
Lama pencampuran :
Pembuatan mucilage amilum 10 % : Volume mucilago amilum 10% yang
Amilum : 10 gram ditambahkan dalam pembuatan granulatum
Air : 100 ml simpleks adalah 43.5 ml

b.Hasil Percobaan :

Waktu Pengeringan pada suhu 60 oC


Penimbangan
15’ 30’ 60’ 90’ 120’ 150’ Sehari 3 hari
Berat piring petri kosong
91,75 95,25 100,6 96,20 85,80 72,70 91,75 91,75
(wadah +tutup) (g)
Berat piring petri dan 117,2 107,8
113,75 122,6 118,20 94,7 92,02 95,75
granul basah (g) 5 0
Berat piring petri + berat
114,6 121,0
granul setelah 113,60 115,60 105,5 91,45 90,23 91,35
8 5
pengeringan (g)
Berat granul basah (g)
22 22 22 22 22 22 22 22

Berat granul setelah


21,85 19,43 20,45 19,40 19,70 18,75 17,12 16,85
pengeringan (g)
Moisture content (MC)
29,67 15,31 21,36 15,13 16,91 11,28 1,60 0
(%)
Perhitungan

a.Sebelum pengeringan

t = 0’  Berat granul basah = 22 gram

Volume mucilage amilum 10% = 43.5 ml

b.Setelah pengeringan

t = 15’  Berat petri + granul kering = 113,60 gram

Berat petri = 91,75 gram -

Berat granul kering = 21,85gram

t = 30’  Berat petri + granul kering = 114,68 gram

Berat petri = 95,25 gram -

Berat granul kering = 19,43gram

t = 60’  Berat petri + granul kering = 121,05gram

Berat petri = 100,6 gram –

Berat kering = 20,45gram

t = 90’ Berat petri + granul kering = 115,60gram

Berat petri = 96,20 gram -

Berat granul kering = 19,40gram

t = 120’ Berat petri + granul kering = 105,5gram

Berat petri = 85,80 gram –

Berat kering = 19,70gram

t = 150’ Berat petri + granul kering = 91,45gram

Berat petri = 72,70 gram


Berat granul kering = 18,75 gram

t = 1 hari Berat petri + granul kering = 90,23 gram

Berat petri = 91,75 gram –

Berat kering = 17,12 gram

t = 3 hari Berat petri + granul kering = 91,35 gram

Berat petri = 91,75 gram –

Berat kering = 16,85 gram

Perhitungan MC

Berat granul 3 hari = 9,29 gram


5. PEMBAHASAN

Tujuan dari percobaan kurva laju pengeringan ini adalah untuk mengetahui
pengaruh lama waktu pengeringan terhadap kandungan air ( MC ) dalam granul selama
proses pengeringan ( drying ). Pengeringan yaitu penghilangan zat cair volatil yang
terkandung dalam bahan atau granul dengan pemanasan. Pada proses pengeringan terjadi
perpindahan panas dan perpindahan massa. Panas dari almari pengering masuk ke dalam
partikel granul. Sedangkan perpindahan massa berupa difusi air dari dalam solid ke
permukaan granul, kemudian diikuti proses penguapan atau evaporasi air dari permukaan
garanul ke luar ydara bebas.

Pengeringan ini dimaksudkan untuk mengurangi kandungan air dalam granul,


melindungi dari pengaruh mikroorganisme, memperkecil volume serbuk dan juga
memudahkan pulverisasi sehingga akan meningkatkan fluiditasnya.

Pada percobaan ini digunakan alat antara lain 6 petri dengan batasan kondisi
percobaan yaitu diameter piring petri sama besar, berat garanul yang dimasukkan ke
dalam setiap piring petri sama dan tebal granul pada setiap piring petri harus sama.
Batasan ini harus ada karena dapat mempengaruhi hasil dari percobaan yaitu dalam
pembuatan kurva laju pengeringan harus dalam kondisi yang sama sehingga dapat dilihat
atau diamati proses yang terjadi dalam kurva laju pengeringan tersebut.

Pada percobaan ini juga dilakukan dengan cara metode granulasi basah (wet
granulation ) dimana dilakukan pencampuran bahan obat dengan bahan pengisi kemudian
ditambah bahan pengikat sampai terjadi masa granul yang baik. Bahan obat yaitu teofilin
sebanyak 150 mg kemudian ditambah avicel 200 mg dicampur sampai homogen selama 7
menit. Selanjutnya ditambah bahan pengikat yaitu mucilago amilum 10 % sebanyak 4,35
ml pada pencampuran teofilin dan avicel sedikit demi sedikit sampai terbentuk masa
granul yang baik. Penambahan mucilago dilakukan sedikit demi sedikit karena jika
terlalu banyak akan menyebabkan lembek. Maksud dari penambahan mucilago adalah
agar kelembabannya tinggi yang dapat menyebabkan luas kontak permukaan naik
sehingga ikatan antar partikel kuat dan terbentuk jembatan cair. Setelah terjadi masa
granul yang baik kemudian diayak dengan ayakan no.12 mesh.

Langkah selanjutnya adalah menimbang petri kosong beserta tutupnya. Pada saat
penimbangan petri harus dalam keadaan kering agar berat yang didapat adalah berat yang
sebenarnya tanpa ada pengaruh faktor lain. Kemudian ditimbang granul basah 22 g
sebanyak enam kali artinya setiap piring petri mengandung 22 g granul basah. Tujuan
dilakukan enam kali adalah untuk mengetahui perubahan berat granul setelah dikeringkan
dengan lama waktu yang berbeda-beda. Setelah itu keenam petri dimasukkan dalam
almari pengering pada suhu 60,3 º C dengan dibuka tutupnya. Dengan tujuan agar air
yang menguap dari granul dalam petri dapat tertarik oleh panas dari almari pengering dan
untuk menghindari granul agar tidak rusak dan berjamur. Pada pengeringan suhu harus
dijaga, karena jika suhu terlalu tinggi akan berpenggaruh terhadap gaya elektrostatistik
antar partikel granul dan bila suhu terlalu rendah maka laju pengeringan terlalu lama.

Setelah waktu 15, 30, 60, 90, 120, 150 menit, sehari dan tiga hari. Piring petri
dikeluarkan dari almari pengering kemudian ditimbang. Berat granul selama tiga hari
digunakan sebagai bobot konstan dan dicatat sebagai berat granul kering.

Laju pengeringan suatu granul dapat diketahui dengan meletakkan bahan yang
telah dikeringkan diatas timbangan kemudian mengamati perubahan berat granul yang
terjadi selama proses pengeringan berlangsung. Gambaran laju pengeringan diperoleh
dengan menghitung nilai kandungan lembab MC ( moisture content ) sebagai fungsi
waktu pengeringan kemudian dibuat kurvanya.

Dengan rumus MC yaitu berat air dalam cuplikan serbuk untuk setiap berat
cuplikan kering dikalikan 100 % didapatkan hasil pada menit 15’ nilai MC 29,67%, menit
30’ MC 15,31%, menit 60’ nilai MC 21,36%, menit 90’ nilai MC 15,13%, menit
120’ nilai MC 16,91%, menit 150’ nilai MC 11,28%, sehari nilai MC 1,60%, tiga hari
nilai MC 0%. lama waktu pengeringan mempengaruhi nilai kandungan lembab ( MC ).
Semakin granul itu kering maka nilai MC atau kandungan lembab granul tersebut kecil.
Menurut teori semakin lama pengeringan maka kandungan air yang terkandung dalam
granul semakin sedikit dan harga MC yang didapat semakin kecil pula.

Pada proses pengeringan terjadi 5 tahap yaitu tahap awal, tahap laju konstan,
tahap laju penurunan pertama, laju penurunan kedua dan kandungan lembab seimbang.
Pada tahap awal zat padat yang basah berada pada temperatur yang tinggi yang kemudian
perlahan-lahan menjadi dingin. Pada tahap lembab seimbang yang menguap dari
permukaan digantikan oleh air yang berdifusi dari bagian dalam zat padat pada laju yang
sama dengan laju penguapan. Pada tahap penurunan pertama jumlah dan daerah bintik-
bintik kering trus tumbuh, dan laju pengeringan turun teratur. Pada tahap penurunan
kedua laju pengeringan turun lebih cepat dari penurunan laju penurunan pertama. Pada
tahap lembab seimbang terjadi keseimbangan kelembaban, dan zat padat berada dalam
kesetimbangan dengan sekelilingnya yaitu temperatur dan kandungan lembab tetap
konstan. Pengeringan lebih lanjut setelah tahap ini hanya membuang waktu dan energi.

Pada kurva hubungan antara MC dengan T ( waktu pengeringan ) dapat dibagi


menjadi lima bagian sesuai dengan tahap yang terjadi selama pengeringan yaitu pada
menit 15’ – 90’ merupakan tahap awal, 90’ – 120’ merupakan tahap laju konstan, 120’ –
150’ merupakan tahap penirunan pertama, 150’ – 1 hari merupakan tahap penurunan
kedua dan 1 hari – 3 hari merupakan tahap kandungan lembab seimbang. Ini berarti ada
perubahan kadar air dalam granul, karena terjadinya perpindahan atau transfer panas dan
perpindahan massa selama proses pengeringan.
6. KESIMPULAN

1) Tujuan dari percobaan ini adalah unyuk mengetahui pengaruh lama waktu
pengeringan terhadap kandungan air (MC) dalam granul selama proses
pengeringan (drying).

2) Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam granul,


melindungi dari pengaruh mikroorganisme, memperkecil volume serbuk dan juga
memudahkan pulverisasi sehingga akan meningkatkan fluiditasnya.

3) Pada proses pengeringan terjadi perpindahan panas dan perpindahan massa.

4) Penambahan mucilago bertujuan agar kelembabannya tinggi yang dapat


menyebabkan luas kontak permukaan naik sehingga ikatan antar partikel kuat dan
terbentuk jembatan cair.

5) Semakin lama pengeringan maka kandungan air yang terkandung dalam granul
semakin sedikit dan harga MC yang didapat semakin kecil pula.

6) Pada proses pengeringan terjadi 5 tahap yaitu tahap awal, tahap laju konstan,
tahap laju penurunan pertama, laju penurunan kedua dan kandungan lembab
seimbang.

7) Pada percobaan kami didapatkan hasil yaitu pada menit 15’ nilai MC 29,67%,
menit 30’ MC 15,31%, menit 60’ nilai MC 21,36%, menit 90’ nilai MC 15,13%,
menit 120’ nilai MC 16,91%, menit 150’ nilai MC 11,28%, sehari nilai MC
1,60%, tiga hari nilai MC 0%. lama waktu pengeringan mempengaruhi nilai
kandungan lembab (MC).
7. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Petunjuk Praktikum FTS Solid. Fakultas Farmasi, UMS.


Surakarta.

Lachman L, 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri 1. Edisi 3, UI Press.


Jakarta.

Voight.R, 1971. Pelajaran Tekhnologi Farmasi. Gajah Mada University,


Yogyakarta.

4. HASIL DAN PERHITUNGAN

A.Data Percobaan

1. Untuk mengetahui pengaruh kandungan lembab (MC) yang terdapat dalam granul
terhadap waktu alirnya.

a. Penimbangan bahan :

Bahan Penimbangan

Na diklofenak 20 gram
Laktosa 15 gram
Avicell 40 gram
Mucilago 32,44 ml

b.Hasil Percobaan :
MC Waktu alir (dt) Kecepatan alir (g/dt)
No Perlakuan 1 2 3 Rata 2 1 2 3 Rata 2
(%)
1. Pengeringan 30’ 52,59 1,94 1,90 1,95 1,93 7,32 7,48 7,29 7,36
2. Pengeringan 60’ 20,99 0,93 0,90 0,92 0,92 7,89 8,15 7,97 8,00
3. Pengeringan 90’ 29,49 1,21 1,23 1,20 1,21 9,94 9,78 10,03 9,92
4. Pengeringan 120’ 25,62 1,38 1,36 1,35 1,36 8,46 8,58 8,64 8,56
5. Pengeringan 150’ 19,06 1,14 1,15 1,13 1,14 9,71 9,63 9,80 9,71
6. Pengeringan 180’ 17,76 1,08 1,10 0,97 1,05 10,13 9,95 11,28 10,45
7. Pengeringan sehari 16,81 0,95 0,87 0,80 0,87 11,38 12,43 13,51 12,44
8. Pengeringan 3 hari 0 0,1 0,14 0,14 0,13 92,9 66,36 66,36 75,21

2.Untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pada fluiditas granul

 UJI KECEPATAN ALIR


a.Penimbangan bahan:

Bahan Penimbangan
Granul ukuran 12/16 100 gram
Granul ukuran 16/20 100 gram
Granul ukuran 20/40 100 gram
Granul ukuran 40/60 100 gram
Granul ukuran 60/80 100 gram

Anda mungkin juga menyukai