Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FTS SOLID

PERCOBAAN 2. PEMBUATAN TABLET TEOFILIN

NIM/NAMA

GOLONGAN/KELOMPOK

TANGGAL PRAKTIKUM

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu melakukan studi praformulasi untuk pembuatan tablet teofilin
2. Mahasiswa mampu menetapkan formula tablet teofilin
3. Mahasiswa mampu menetapkan prosedur pembuatan tablet teofilin

B. SKENARIO KASUS
Bagian R&D suatu industri farmasi sedang mengembangkan formulasi tablet teofilin
untuk asma. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah. Untuk melengkapi dokumen
prosedur pengolahan maka perlu ditentukan hal-hal berikut ini:
1. Lakukan studi praformulasi zat aktif teofilin dengan mengidentifikasi sifat fisika
kimianya terutama terkait dengan pemerian, sifat fisika mekanik (fluiditas dan
kompresibilitas), stabilitas, dan kelarutannya (isikan ke dalam master formula)
2. Tentukan formula tablet teofilin dengan menambahkan bahan-bahan tambahan yang
sesuai (isikan ke dalam master formula)
3. Tentukan prosedur pengolahan tablet teofilin tersebut secara terperinci (isikan ke
dalam produksi)

C. DASAR TEORI
Tablet dapat di definisikan sebagai bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau
lebih zat aktif dengan atau tanpa eksperimen (yang meningkatkan mutu sediaan tablet,
kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat anti lekat
dan di buat dengan cara mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet. (Charles
S.2010).
Ada beberapa kompenen utama pada tablet diantaranya :
1. Zat aktif
Idealnya zat aktif yang akan diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: kemurniannya tinggi, stabil, kompatibel
dengan semua eksipien, bentuk partikel sferis, ukuran dan distribusi ukuran
partikelnya baik, mempunyai sifat alir yang baik, tidak mempunyai muatan pada
permukaan (absence of static charge on surface), dan mempunyai sifat organoleptis
yang baik (Sulaiman, 2007).
2. Zat tambahan (eksipien)
alam suatu sediaan farmasi, selain zat aktif juga dibutuhkan bahan penolong.
Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu
sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi. Bahan tambahan bukan merupakan bahan
aktif, namun secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada
kualitas/mutu tablet yang dihasilkan. Beberapa kriteria umum yang esensial untuk
eksipien yaitu : netral secara fosiologis, stabil secara fisika dan kimia, memenuhi
peraturan perundangan, tidak mempengaruhi bioavaiabilitas obat, bebas dari
mikroba patogen dan tersedia dalam jumlah yang cukup dan murah (Sulaiman,
2007).
Eksipien mempunyai peranan atau fungsi yang sangat penting dalam formulasi
tablet. Hal ini karena tidak ada satupun zat aktif yang dapat langsung dikempa menjadi
tablet tanpa membutuhkan eksipien. Eksipien dalam sediaan tablet dapat diklasifikasikan
berdasarkan peranannya dalam produksi tablet (Sulaiman, 2007). Eksipien yang
umumnya digunakan dalam formulasi sediaan tablet :
a. Bahan pengisi (diluents/fillers)
Pengisi berfungsi untuk mendapatkan suatu ukuran atau bobot yang sesuai
sehingga layak untuk dikempa menjadi tablet. Bahan pengisi biasanya ditambahkan
dalam range 5 – 80% (tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan).
Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet)
secara keseluruhan ditentukan oleh bahan pengisi. Contoh dari bahan pengisi adalah
laktosa, sukrosa, dekstrosa, manitol, kalsium sulfat, kalsium fosfat, kalsium
karbonat,dan amilum (Sulaiman, 2007).
Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung adalah
fillerbinders. Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki
kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Bahan
pengisi yang dapat berfungsi sebagai filler-binders biasanya hasil modifikasi,
termasuk co processed diluents. Contoh dari filler-binders adalah avicel (modifikasi
mikrokristalinselulosa /MCC), Starch1500®, Spray dried-lactose (hasil spray
laktosa), Cal-Tab® (Kalsium sulfat 93% dan gom alam 7%) (Sulaiman, 2007).
b. Bahan pengikat (binders)
Binders atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk
pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah
ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering dan
bentuk larutan (lebih efektif). Contoh dari bahan pengikat adalah selulosa,
Mikrokristalin selulosa (Avicel), Polimer (CMC Na, HPC, dan HPMC), PVP,
gelatin, gom alam, tragakan, guar, pektin, amilum, PEG, Na alginat, magnesium dan
aluminum silikat (Sulaiman, 2007).
c. Bahan penghancur (disintegrants)
Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya
menjadi partikel-partikel penyusun, ketika tablet kontak dengan cairan lambung
sehingga akan meningkatkan disolusi tablet. Contoh dari bahan penghancur adalah
amilum, Avicel (Mikrokritalin selulosa), solka floc, asam alginat, Explotab (sodium
starch glicolate), gom guar, Policlar AT (Crosslinked PVP), Amberlite IPR 88,
Metilselulosa, CMC, HPMC (Sulaiman, 2007).
d. Bahan pelicin (anti frictional agents)
Bahan pelicin dalam formulasi sediaan tablet mempunyai 3 fungsi, yaitu :
i. Lubricants
Lubricants adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara
permukaan dinding/tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi.
Lubricants ditambahkan pada pencampuran akhir/final mixing, sebelum proses
pengempaan (Sulaiman, 2007).
ii. Glidants
Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan
fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die
dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidant yang paling popular
karena disamping dapat berfungsi sebagai glidant juga sebagai disintegran
dengan konsentrasi sampai 10 %. Talk lebih baik sebagai glidant dibandingkan
amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet (Sulaiman,
2007).
iii. Antiadherents
Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking)
permukaan tablet pada punch atas dan punch bawah. Talk, magnesium stearat
dan amilum jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadherent
sangat baik (Sulaiman, 2007).
Eksipen dapat diklasifikasikan menjadi dua peran utama dalam pembuatan tablet
diantarnay :
a. Pertama adalah eksipien yang berperan dalam membantu proses pengempaan
(berpengaruh pada fluiditas dan kompaktibilitas) massa yaitu: bahan pengisi-
pengencer, pengikat, glidan dan lubrikan.
b. Kedua adalah eksipien yang membantu memperbaiki karakter sifat fisik tablet, yaitu
bahan: penghancur, pewarna, serta pembasah dan surface-active agents. Tablet yang
diperuntukkan untuk hancur dan memberi rasa dimulut juga membutuhkan bahan
pemanis dan flavors.
(Kemenkes, 2018)
Pada saat membuat tablet ada beberpa metode yang digunakan diantaranya metode
granulasi basah, kering dan cetak langsung
a. Metode granulasi basah
Metode granulasi basah merupakan merupakan metode tertua yang paling luas
dan paling banyak digunakan dalam proses pembuatan tablet. Hal tersebut
disebabkan oleh karena hampir semua bahan obat dapat dicetak dengan metode ini
dan memenuhi semua persyaratan tablet dengan baik. Tujuan granulasi adalah untuk
meningkatkan waktu aliran campuran dan atau kemampuan kempa. Proses-proses
pokok dalam granulasi basah yaitu, pengayakan dan pencampuran serbuk,
penambahan larutan bahan pengikat ke campuran serbuk untuk membentuk massa
dengan ukuran yang cukup basah, pengayakan dengan ukuran granul yang sesuai,
pengeringan, pengayakan kering, penambahan bahan pelicin, bahan penghancur atau
bahan tambahan lain dan pengempaan atau pentabletan (Priyambodo, 2007).

b. Metode Granulasi Kering


Metode granulasi kering, granul dibentuk tanpa pelembaban atau penambahan
bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan
masa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya
dan menjadikan pecahan-pecahan ke dalam granul yang lebih kecil. Dengan metode
ini, baik bahan aktif maupun pengisi harus memiliki sifat kohesi supaya masa yang
jumlahnya besar dapat dibentuk. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang
tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap
air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan
(Ansel, 2008).
c. Metode Cetak Langsung
Cetak langsung atau kempa langsung adalah proses dimana tablet dicetak
langsung dari campuran antara serbuk bahan aktif dan bahan tambahan (termasuk
filler, disintegrant, dan lubricant) yang akan mengalir secara seragam ke dalam
ruang cetak (die) dan dibentuk menjadi sediaan kompak. Tidak ada perlakuan awal
terhadap campuran serbuk baik proses granulasi basah maupun granulasi kering
(Siregar, 2010).
Bahan bahan yang akan digunakan pada percobaan pembuatan tablet
theophylline
A. Theophylline

N O
N

N
N
H

Gambar 1.Senyawa Teofilin

Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung


tidak lebih dari 97% dan tidak lebih dari 102,0% C7H8N4O2, dihitung terhadap
yang dikeringkan. Berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, dan
stabil di udara. Teofilin sukar larut dalam air tetapi lebih mudah larut dalam air
panas, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonium
hidroksida, agak sukar larut dalam etanol dalam kloroform dan dalam eter
(Depk, 1995).
Teofilin merupakan derivat xantin yang menyebabkan relaksasi otot polos,
terutama otot polos bronkus, serta merangsang otot jantung, dan meningkatkan
diuresis. Senyawa teofilin digunakan sebagai bronkodilator yang diperlukan
pada serangan asma yang berlangsung lama. Selain itu, teofilin juga digunakan
sebagai profilaksis terhadap serangan asma (Setiawati dan Gan, 2007). Teofilin
mempunyai efek samping berupa mual dan muntah, baik pada penggunaan oral
maupun parenteral. Pada overdose terjadi efek sentral (gelisah, sukar tidur,
tremor dan konvulsi) serta gangguan pernafasan, juga efek kardiovaskuler,
seperti tachycardia, aritmia dan hipotensi (Tan dan Rahardja, 2007).
B. HPMC
HPMC berupa serbuk berwarna putih atau putih krem, tidak berbau dan
tidak berasa, bubuk berserat atau butiran. HPMC larut dalam air dingin,
membentuk koloid kental pada larutan, praktis tidak larut dalam air panas,
kloroform, etanol 95% dan eter, tetapi larut dalam campuran metanol dan
diklorometana, dan campuran air-alkohol. (Raymond et all, 2009)
C. Na CMC
Na CMC atau Natrium Carboxylmethylcellulose berupa butiran serbuk
warna putih hingga hampir putih, tidak berbau dan tidak berasa. (Raymond et
all, 2009)
D. Xanthan Gum
Xanthan Gum beruba serbuk halus, berwarna putih, tidak berbau. Xanthan
gum digunakan sebagai gelling agent, zat penstabil. (Raymond et all, 2009)
E. Mg Stearat
Merupakan senyawa magnesium dengan campuran asam-asam organik
padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari magnesium stearat dan
magnesium palmitat. Pemerian serbuk halus, putih dan volumonis, bau lemak
khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran. Kelarutan tidak larut dalam
air, dalam etanol, dalam eter (Anonim, 1979).
F. Natrium Bikarbonat
Natrium Bikarbona atau biasa dikenal dengan baking soda, monosodium
bikarbonat, E-500 dan NaHCO3 memiliki pemerian kristal yang tidak berbau,
berwarna putih bubuk dengan rasa garam, sedikit basa. Struktur kristal Natrium
bikarbonat adalah prisma monoklinik. Kelas dengan ukuran partikel yang
berbeda, dari bubuk halus hingga butiran seragam yang mengalir bebas, tersedia
secara komersial. (Raymond et all, 2009).
Natrium bikarbonat memiliki titik leleh 270oC dan titik beku 0.381oC,
natrium bikarbonat praktis tidak larut dalam Ethanol (95%) dan Ether, larut
dalam 11 bagian air dan larut dalam 4 bagian air panas. (Raymond et all, 2009)
G. Lacktosa
Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu, dalam bentuk anhidrat atau
massa hablur keras, putih, tidak berbau dan rasa sedikit manis, sangat sukar
larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. Kegunaan
sebagai bahan pengisi dalam sediaan tablet (Anonim,1995).
Sediaan tablet ini harus diuji terlebih dahulu sesuai dengan persyaratannya.
Serangkaian kegiatan untuk melakukan uji terhadap sediaan tablet ini meliputi: Uji
Visual, Uji Keseragaman Bobot, Uji Keseragaman Ukuran, Uji Kekerasan, Uji
Kerapuhan, dan Uji Waktu Hancur
1. Uji Visual
Penampilan umum suatu tablet, identitas visualnya serta seluruh keelokannya
sangat penting untuk penerimaan konsumen dan pengontrolan keseragaman antara
bahan serta antara tablet yang satu dengan yang lain serta memantau pembuatan
yang bebas dari kesalahan. Mengontrol penampilan umum tablet, mencakup
pemeriksaan keseluruhan identitas secara visual yang diberikan oleh tablet tersebut.
Kontrol terhadap penampilan umum melibatkan penetapan beberapa parameter,
seperti: ukuran, bentuk, warna, ada tidaknya bau, rasa, bentuk permukaan, dan cacat
fisik, serta untuk membaca tanda-tanda pengenal (Lachman, dkk, 1994).
2. Uji Keseragaman Bobot
Jumlah bahan yang diisikan ke dalam cetakan yang akan ditekan menentukan
berat tablet yang dihasilkan. Volume bahan yang diisikan (granul atau serbuk) yang
mungkin masuk ke dalam cetakan harus disesuaikan dengan beberapa tablet yang
telah lebih dahulu dicetak supaya tercapai berat tablet yang diharapkan. Penyesuaian
diperlukan karena formula tablet tergantung pada berat tablet yang akan dibuat
(Ansel, 1989).
Tablet tidak bersalut, tetapi harus memenuhi syarat keragaman bobot yang
ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika
ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom
A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih dari harga yang ditetapkan kolom B.

Bobot Rata Rata Penyimpangan Bobot rata-rata


A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg sampai 150 mg 10 % 20 %
151 mg sampai 300 mg 7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5% 10 %
(Depkes, 1979)
3. Uji keseragaman ukuran
Ketebalan tablet dapat diukur memakai jangka sorong yang melengkung.
Ketebalan harus terkontrol agar dapat diterima oleh konsumen dan memudahkan
dalam pengemasan (Lachman, dkk, 1994). Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet
tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 ⅓ tebal tablet (Depkes, 1979).
4. Uji kekerasan
Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat
proses produksi, pengemasan, dan pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah
memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah, kekuatan minimum
untuk tablet adalah sebesar 4 kg/cm3 . Alat yang digunakan pada uji kekerasan
adalah hardness tester (Ansel, 1989).
5. Uji kerapuhan
Alat penguji friabilitas dikenal sebagai friabilator. Prinsip kerja alat ini dengan
memperlakukan sejumlah tablet terhadap gabungan pengaruh goresan dan
guncangan dengan memakai sejenis kotak plastik yang berputar pada kecepatan 25
rpm, menjatuhkan tablet sejauh enam inci pada setiap putaran. Sejumlah tablet
ditimbang, diletakkan ke dalam alat friabilator, kemudian dijalankan sebanyak 100
putaran. Tablet itu kemudian dibersihkan dan ditimbang ulang. Kehilangan berat
lebih kecil dari 0,5% sampai 1% masih dapat dibenarkan (Lachman, dkk, 1994).

6. Uji waktu hancur


Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan disintegratin tester
(disentegrator). Uji waktu hancur sesuai dengan persyaratan FI adalah kecuali
dinyatakan lain, semua tablet harus tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak
bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila,
tablet/2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya,
tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur sempurna (Farmakope Indonesia,
1995)
D. STUDI PRAFORMULASI
Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung tidak lebih
dari 97% dan tidak lebih dari 102,0% C7H8N4O2, dihitung terhadap yang dikeringkan.
Berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, dan stabil di udara. Teofilin sukar
larut dalam air tetapi lebih mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam ammonium hidroksida, agak sukar larut dalam etanol dalam
kloroform dan dalam eter. Teofilin dapat disimpan pada suhu kamar, dibawah cahaya
Florosensi terus menerus selama kurang lebih kurangnya 180 hari tanpa perubahan
konsentrasi yang signifikan dalam bentuk larutan sebaiknya dilindungi cahaya, stabil di
udara. (Depk, 1995).
Teofilin merupakan derivat xantin yang menyebabkan relaksasi otot polos, terutama
otot polos bronkus, serta merangsang otot jantung, dan meningkatkan diuresis. Senyawa
teofilin digunakan sebagai bronkodilator yang diperlukan pada serangan asma yang
berlangsung lama. Selain itu, teofilin juga digunakan sebagai profilaksis terhadap
serangan asma (Setiawati dan Gan, 2007).
Metode pembuatan tablet teofilin dilakukan dengan cara metode granulasi basah,
Metode ini biasanya digunakan apabila bahan aktif tahan terhadap lembab dan panas.
Umumnya untuk bahan aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi
masa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu
kemudian massa yang basah tersebut digranulasi. Tehnik ini membutuhkan larutan,
suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke
campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran
serbuk dan cairan dimasukan terpisah.
E. PENETAPAN FORMULA
Langkah langkah dalam pembuatan tablet teofilin dengan menggunakan granulasi
basah, sehingga dibutuhkan beberapa eksipien yang cocok digunakan dalam membuat
tablet teofilin diantaranya
1. Bahan pengikat (matriks)
2. Bahan pengisi
3. Bahan pelicin
4. Bahan penghancur
5. Pewarna
Untuk menentukan bahan-bahan tersebut dilakukan study review jurnal untuk
sebagai penambah ilmu dan acuan ada beberapa formula yang didapatkan diantaranya
a. Bahan pengikat
Bahan pengikat (matriks) yang digunakan ialah kombiansi antara HPMC, Na Cmc
dan Xanthan Gum ketiga senyawa tersebut dapat digunakan dengan baik jika
dikombinasikan karena pada saat pengujian disoulsi tablet hasil disolusinya lambat
sehingga terapi yang diberikan lebih efektif dan indeks terapi lebih luas.
b. Bahan Pengisi
Bahan pengisi yang digunakan ialah laktoksa, Laktosa merupakan bahan pengisi
yang paling banyak digunakan dalam formulasi tablet. Laktosa menunjukkan
stabilitas yang baik dalam kombinasinya dengan hampir seluruh bahan obat dan dari
sisi ekonomi laktosa relatif murah.
c. Bahan Pelicin
Magnesium stearat merupakan salah satu bahan pelicin yang banyak digunakan
dalam pembuatan tablet. Penambahan magnesium stearat bertujuan untuk
meningkatkan sifat alir campuran serbuk dan mengurangi gesekan antar partikel
sehingga campuran serbuk lebih mudah mengalir ke dalam ruang cetak. Kelebihan
magnesium stearat adalah tidak higroskopis, akan tetapi sifat hidrofobik dari
magnesium stearat akan menghalangi proses pecahnya tablet sehingga obat akan
sulit terdispersi dalam medium air.
d. Bahan Penghancur
Sumber karbonat yang digunakan sebagai bahan penghancur dan
sumbertimbulnya gas yang berupa CO2 pada tablet effervescent. Sumber karbonat
yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet effervescent adalah natrium
bikarbonat dan natrium karbonat. Natrium bikarbonat merupakan bagian terbesar
sumber karbonat dengan kelarutan yang sangat baik dalam air, non higroskopis,
serta tersedia mulai bentuk bubuk sampai granul sehingga natrium bikarbonat lebih
banyak dipakai dalam pembuatan tablet effervescent (Ansel, 1981).
e. Pewarna
Adapun Sunset Yellow tidak dilarang penggunaannya, namun dianjurkan untuk
dihindari penggunaannya karena pada manusia dan hiperaktif pada anak-anak. Pada
hewan percobaan adanya indikasi tumor ginjal pada tikus betina (Nurjannah et
al,1992). Sunset Yellow merupakan jenis pewarna jingga sintetik yang sangat
mudah Larut dalam air, dan menghasilkan larutan jingga kekuningan yang biasa
digunakan pada produk fermentasi yang telah mengalami proses pemanasan.
Pewarna ini biasa digunakan pada pembuatan sirup (orange squash), jelly
orange,saus, dan pada bahan-bahan pangan lain yang mengandung warna kuning,
oranye dan kemerahan.

Bahan Konsentrasi Berat keterangan


Theophyllin 150 mg Zat aktif
HPMC 2% 3 mg Bahan Pengikat
Na CMC 6% 9 mg Bahan Pengikat
Xanthan Gum 20% 30 mg Bahan Pengikat
Mg Stearat 1% 1,5 mg Bahan pelicin
NaHCO3 30 % 45 mg Bahan penghancur
Sunset Yellow 10 mg Pewarna
Lactosa 50 mg Bahan Pengisi

F. PENETAPAN METODE DAN PROSEDUR PEMBUATAN


Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung tidak lebih
dari 97% dan tidak lebih dari 102,0% C7H8N4O2, dihitung terhadap yang dikeringkan.
Berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, dan stabil di udara. Teofilin sukar
larut dalam air tetapi lebih mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam ammonium hidroksida, agak sukar larut dalam etanol dalam
kloroform dan dalam eter. Teofilin dapat disimpan pada suhu kamar, dibawah cahaya
Florosensi terus menerus selama kurang lebih kurangnya 180 hari tanpa perubahan
konsentrasi yang signifikan dalam bentuk larutan sebaiknya dilindungi cahaya, stabil di
udara. (Depk, 1995).
Metode pembuatan tablet teofilin dilakukan dengan cara metode granulasi basah,
Metode ini biasanya digunakan apabila bahan aktif tahan terhadap lembab dan panas.
Umumnya untuk bahan aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi
masa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu
kemudian massa yang basah tersebut digranulasi. Tehnik ini membutuhkan larutan,
suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke
campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran
serbuk dan cairan dimasukan terpisah.
Berikut cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah
Bahan-bahan seperti zat aktif dan eksipien diayak terlebh dahulu dengan
menggunakan pengayak no.6

Setelah diayak masukkan bahan pengikat(Na CMC, HPMC, Xanthan gum) dan
ditambahkan aquadest gerus hingga terbentuk mucilago

Masukkan zat aktif (Teofilin) gerus hingga homogen


Masukkan eksipien seperti bahan pelicin(Mg Stearat), bahan penghancur(Natrium
Bikarbonat) dan bahan pengisi(Laktosa) gerus
Massa yang lembab dibentuk menjadi granul dengan diayak melalui pengayakan
no.6

Setelah diayak granul dikeringkan pada suhu 50-60oC dalam pengering lapsi
mengalir

Granul yang kering kemudian diayak dengan menggunakan pengayak nomor 18

Lakukan pengujian tablet

Tablet siap dicetak ke mesin pencetakan tablet

G. PUSTAKA
Cantumkan semua pustaka yang diacu!
MASTER FORMULA
Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UMP
Kode Produksi: Nama Produksi:
A2/E Pembuatan Tablet
Departemen/Bagian: Ukuran Batch:
Teknologi Farmasi 200 Teofilin
Tgl Pembuatan: Tgl Selesai: Pelaksana Penanggungjawa
05-April-2021 05-April-2021 b

No Pemerian Bahan Baku Jumlah Bahan


Kode Tiap Satuan Tiap Batch
1. Teofilin : Berupa serbuk hablur, putih, tidak 150 mg 150 mg x 200 =
berbau, rasa pahit, dan stabil di udara. Teofilin 30.000 mg
sukar larut dalam air tetapi lebih mudah larut
dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam ammonium hidroksida, agak
sukar larut dalam etanol dalam kloroform dan
dalam eter. (Depk, 1995).

2. HPMC : HPMC berupa serbuk berwarna putih 3 mg 3 mg x 200 = 600


atau putih krem, tidak berbau dan tidak berasa, mg
bubuk berserat atau butiran. HPMC larut dalam air
dingin, membentuk koloid kental pada larutan,
praktis tidak larut dalam air panas, kloroform,
etanol 95% dan eter, tetapi larut dalam campuran
metanol dan diklorometana, dan campuran air-
alkohol. (Raymond et all, 2009)

3. Na CMC : Na CMC atau Natrium 9 mg 9 mg x 200 =1800


Carboxylmethylcellulose berupa butiran serbuk mg
warna putih hingga hampir putih, tidak berbau dan
tidak berasa. (Raymond et all, 2009)

4. Xanthan Gum : Xanthan Gum beruba serbuk 30 mg 30 mg x 200 =


halus, berwarna putih, tidak berbau. Xanthan gum 6000 mg
digunakan sebagai gelling agent, zat penstabil.
(Raymond et all, 2009)
5. Mg Stearat : Merupakan senyawa magnesium 1,5 mg 1,5 mg x 200 =
dengan campuran asam-asam organik padat yang 300 mg
diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari
magnesium stearat dan magnesium palmitat.
Pemerian serbuk halus, putih dan volumonis, bau
lemak khas, mudah melekat di kulit, bebas dari
butiran. Kelarutan tidak larut dalam air, dalam
etanol, dalam eter (Anonim, 1979).

6. NaHCO3 : Natrium Bikarbona atau biasa dikenal 45 mg 45 mg x 200 =


dengan baking soda, monosodium bikarbonat, E- 9900 mg
500 dan NaHCO3 memiliki pemerian kristal yang
tidak berbau, berwarna putih bubuk dengan rasa
garam, sedikit basa. Struktur kristal Natrium
bikarbonat adalah prisma monoklinik. Kelas
dengan ukuran partikel yang berbeda, dari bubuk
halus hingga butiran seragam yang mengalir
bebas, tersedia secara komersial. (Raymond et all,
2009).
Natrium bikarbonat memiliki titik leleh 270oC
dan titik beku 0.381oC, natrium bikarbonat praktis
tidak larut dalam Ethanol (95%) dan Ether, larut
dalam 11 bagian air dan larut dalam 4 bagian air
panas. (Raymond et all, 2009)

7. Sunset Yellow 10 mg 10mg x 200 =


2000 mg

8. Laktosa : Laktosa adalah gula yang diperoleh dari 50 mg 50 mg x 200 =


susu, dalam bentuk anhidrat atau massa hablur 10000 mg
keras, putih, tidak berbau dan rasa sedikit manis,
sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform dan dalam eter. Kegunaan sebagai
bahan pengisi dalam sediaan tablet
(Anonim,1995).
Catatan:
PRODUKSI

Lab. Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UMP Jumlah Halaman:____ No HaL:____


Kode Produksi: Nama Produksi:

Departemen/Bagian: Ukuran Batch:

Tgl Pelaksanaan: Tgl Selesai: Pelaksana Penanggungjawab

Metode Produksi Pengamatan Produksi

Bahan-bahan seperti zat aktif dan


eksipien diayak terlebh dahulu dengan
menggunakan pengayak no.6

Setelah diayak masukkan bahan


pengikat(Na CMC, HPMC, Xanthan
gum) dan ditambahkan aquadest gerus
hingga terbentuk mucilage

Masukkan zat aktif (Teofilin)


gerus hingga homogen

Masukkan eksipien seperti bahan


pelicin(Mg Stearat), bahan
penghancur(Natrium Bikarbonat) dan
bahan pengisi(Laktosa) gerus

Kontrol Keabsahan
Massa yang lembab dibentuk Ketua Kelompok: Asisten:
menjadi granul dengan diayak melalui
pengayakan no.6

Setelah diayak granul dikeringkan


pada suhu 50-60oC dalam pengering
lapsi mengalir

Granul yang kering kemudian


diayak dengan menggunakan
pengayak nomor 18

Lakukan pengujian tablet

Tablet siap dicetak ke mesin


pencetakan tablet
DATA ANALISIS

Lab. Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UMP No Batch:_____________________


Kode Produksi: Nama Produksi:

Departemen/Bagian: Ukuran Batch:

Tgl Pengambilan Jumlah Cuplikan: Sisa Cuplikan:


Cuplikan:

Tgl Pelaksanaan: Tgl Selesai: Pelaksana: Penanggung


Jawab

Analisis Prosedur Hasil Pustaka

Anda mungkin juga menyukai