Anda di halaman 1dari 247

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Dr Wiranti Sri Rahayu M.Si., Apt


OUTLINE

 DEFINISI
 PRINSIP
 SPEKTRUM
 TIPE TRANSISI
 HUKUM LANBERT-BEER
 INSTRUMEN
 EFEK KROMOFOR
 EFEK SOLVEN
 APLIKASI
DEFINISI

 Spektroskopi serapan UV-Vis adalah pengukuran dari atenuasi berkas


cahaya setelah melewati analit atau setelah direfleksikan dari permukaan
analit
 Pengukuran absorbansi dapat dilakukan dengan satu panjang gelombang
Mengapa memakai spektroskopi UV-
Vis
 Deteksi gugus fungsional
 Deteksi impurities
 Analisis kuantitatif
 Obat dengan reagen kromofor
 Informasi ikatan rangkap terkonjugasi (kromofor)
RADIASI UV

 Wilayah di luar wilayah merah disebut Infra red sedangkan di luar wilayah
ungu disebut ultra-violet.
 Panjang gelombang radiasi uv berada pada range dimulai dari setelah
biru dari visible (4000 Å) sampai 2000 Å
PRINSIP

Spektrum serapan UV-Vis terbentuk karena adanya eksitasi electron dari analit
yang telah dikenai REM (radiasi elektromagnetik), akibat sebagian energy
REM diserap oleh electron analit
Eksitasi adalah perpindahan electron dari tingkat energy rendah ke lebih
tinggi
Elektron yang tereksitasi tidak stabil sehingga berusaha menjadi stabil dengan
cara melepas enegi yang diserap.
Besarnya energy tersebut dapat diukur dengan persamaan
E1-E0 = h δ
Energi yang dimiliki molekul terdiri dari energi elektrik, vibrasi dan rotasi
E total = E elektrik+Evibrasi + E rotasi
SPEKTRUM ABSORBANSI

 Ketika analit terpapar energi cahaya yang sesuai untuk eksitasi, maka
sebagian energi cahaya diserap molekul dan elektronnya akan tereksitasi
ke tingkat energy lebih tinggi.
 Spektrometeri akan merekam besar serapan analit pada panjang
gelombang yg berbeda dan menghasilkan plot (kurva) hubungan antara
panjang gelombang dan serapan yang disebut spectrum
 Data yang diperoleh dari spectrum:
Panjang gelombang maksimum: panjang gelombang yang memberikan
serapan maksimum
Serapan maksimum: serapan tertinggi
 Saat molekul membentuk ikatan, atom dalam ikatan memiliki orbital
atomic yang bergabung membentuk orbital molekul yang dapat
ditempati electron yg berbeda tingkat energy.
 Saat electron diberi energy dlm bentuk radiasi cahaya akan tereksitasi dari
highest occupied molecular orbital le lowest unoccupied molecular orbital
dan hasilkan keadaan tereksitasi
TIPE TRANSISI

 Ada 4 tipe transisi


 Sigma ke sigma star
 n ke sigma star
 n ke phi star
 Phi ke phi star
Sigma ke sigma star

 Butuh energy yang sangat besar


 Hanya memiliki ikatan sigma (tunggal ) contoh metana
 Pada 125 nm
n ke sigma star

 Molekul yang jenuh dan memiliki electron pada atom yang tidak
berpasangan
 Membutuhkan energy lebih lemah dari sigma ke sigma star
 Pada 200 nm
n ke phi star dan phi ke phi star

 Jenis paling banyak terjadi pada spektroskopi UV-Vis


 Senyawa organic yang tidak jenuh dan memiliki electron tidak
berpasangan
Hukum Absorbansi

 Hukum Lambert Beer: absorbansi akan meningkat eksponensial dengan


meningkatnya konsentrasi
 A= a b c ( A: absorbansi, a: absorbtivitas molar b: tebal kuvet c :
konsentrasi)
 Sinar datang melewati analit ada yang diserap dan ada yang diteruskan
Syarat hukum lambert-beer

 Larutan sejati
 Sinar monokromatis
 Tidak boleh terlalu encer dan tidak boleh terlalu pekat
 Tidak berfluoresensi
 Tidak tergantung indeks bias
INSTRUMEN

 Sumber cahaya
 Monokromator
 Kuvet
 Detektor
 Recorder
Sumber cahaya

 Harus memberikan sinar kontinyu yang tidak berubah sewaktu-waktu


 Lampu deuterium dan hydrogen pada tekanan rendah memberikan sinar
yang kontinyu
MONOKROMATOR
KUVET

 Kuvet harus transparan pada wilayah panjang gelombang yang diamati


 Kuarts atau fused silica digunakan utk spektroskopi UV
 Gelas silica dapat digunakan sbg kuvet dengan pembacaan pada 350-
2000 nm
 Ketebalannya umumnya 1 cm
 Bentuk silindris
DETEKTOR
 3 jenis detector yang digunakan adalah: barrier layer cell, photo cell
detector, photomultiplier

 Photomultiplier tube merupakan detector yg paling banyak dipakai


kombinasi antara photodiode dan electron multiplier
 Terdiri dari tabung dengan foto katoda 19 elektroda yg disebut dynodes
 Keuntungan double beam adalah tidak perlu mengganti antara blanko
dan analit atau bolak balik melakukan auto zero
 Rasio antara sampel dan reference akan secara konstan diperoleh
 Memiliki kecepatan scanning yg tinggi pada wilayah panjang gelombang
lebar
 Kromofor: ikatan rangkap terkonjugasi (selang-seling ikatan tunggal dan
rangkap)
 Auksokrom adalah gugus fungsi yang memiliki electron bebas
 Auksokrom ada dua jenis yaitu
bathocromik grup (pergeseran ke λ lebih panjang) dan
hipsokromik grup (pergeseran ke λ lebih pendek)
EFEK SOLVENT

 Solven mempengaruhi intensitas absorbansi


 Hiperkromik akan meningkatkan absorbansi sdg hipsokromik akan
menurunkan
APLIKASI

 KOMPONEN ORGANIK
Membantu deteksi konjugasi pada analit, isomer
 APLIKASI GENERAL
Analisis kuantitatif, deteksi impuritis, tautameric, kinetika kimia

ANALISIS KUALITATIF: berdasarkan absorbansi dan panjang gelombang tetapi


memiliki banyak kekurangan yaitu utk senyawa yang mempunyai auksokrom dan
kromofor sama akan sulit dibedakan
ANALISIS KUANTITATIF: berdasarkan hukum lambert beer
 A 1% 1 cm 254 nm = 100 adalah konsentrasi analit sebesar 1% (b/v) dalam
pelarut ttt dilihat pada kuvet 1 cm pada panjang gelombang 254 nm
mempunyai serapan100
 1 gram/100 ml = 1000000 ug/100 ml=10000 ug/ml=10000 ppm
 Kalau ada sampel serapan 0,6 maka berapakah kadarnya? (ppm)
 0,6/100 x 10000 = 60 ppm
 Y = bx + a
Terima kasih
APLIKASI SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Wiranti Sri Rahayu

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
PRINSIP
• Analit dikenai radiasi elektromagnetik akan menyebabkan terjadinya interaksi
yaitu eksitasi elektron valensi ke tingkat energi lebih tinggi
• Jumlah interaksi radiasi yang diserap oleh analit sebanding dengan konsentrasi
analit
• Analisis spektrofotometri : analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran
intensitas warna larutan yang akan ditentukan konsentrasinya dibandingkan
dengan larutan standar, yaitu larutan yang telah diketahui konsentrasinya.
• Penentuan konsentrasi didasarkan pada absorpsimetri, yaitu metode analisis
kimia yang didasarkan pada pengukuran absorpsi (serapan) radiasi gelombang
elektromagnetik.

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
• Spektrofotometri adalah pengukuran konsentrasi larutan dengan
menggunakan instrument
• Spektrofotometer : instrumen yang digunakan untuk mengukur jumlah
cahaya yang diserap atau intensitas warna yang sesuai dengan panjang
gelombang
• Pengukuran kuantitatif dari cahaya yang diserap terukur dalam bentuk
Transmitansi dan absorbansi tersebut.

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
• V = Wave Number (cm-1)
• λ = panjang gelombang (nm)
• C = kecepatan cahaya = 3 x 1010 cm/sec.
• υ = frekuensi (Hz)
• Energi foton :
E= h υ = h c/λ υ=c/λ c= υλ
h (Tetapan Planck) = 6.62 x 10 (-27)

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
SPEKTRUM ELEKTROMAGNETIK
• TIPE RADIASI • PANJANG GELOMBANG
Gamma rays <1pm
X-rays 1 nm- 1pm
Ultraviolet 200-400 nm
Visible 400-800 nm
Near-infra red 2,5 µm – 800 nm
Infra red 25 µm – 2,5 µm
Microwaces 1 mm- 25 µm
Radiowaves > 1mm

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
DASAR PENGUKURAN SPEKTROFOTOMETER

• Hukum Lambert- Beer : hubungan linear antara absorbansi dan


konsentrasi analit yang menyerap
• A=abc
• A : absorbance
• “a” is molar absorptivity dalam L/[(mol)(cm)]
• “b” : panjang kuvet dalam cm
Diameter kuvet atau tempat sampel = jarak cahaya yang melalui sampel yang diserap
• “c” konsentrasi sampel dalam (mol/L)

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
HUBUNGAN ANTARA ABSORBANSI DAN
TRANSMITAN
• Transmitansi: T = I/I0 ( I: intensitas cahaya setelah melewati analit; I0:
intensitas cahaya awal)
• Hubungan antara absorbansi dan tranmitan: A = -log T= -log (I/I0)

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
PENYIMPANGAN HUKUM LAMBERT BEER

• Larutan pekat
pada konsentrasi larutan yang terlalu pekat, Absorbansi yang terbaca terlalu
tinggi, sehingga grafik tidak linear maka larutan yang diukur harus encer
• faktor instrumentasi sinar yang diserap tidak monokromatis
menyebabkan 2 panjang gelombang maksimum
• Faktor kimia
karena terjadinya reaksi disosiasi, asosiasi, polimerisasi, solvolisis
Jika terjadi reaksi konsentrasi zat yang akan diukur berkurang

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi
UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
STRUKTUR KIMIA DAN ABSORPSI UV

• Larutan yang dapat dianalisis dengan spektrofotometer UV adalah


senyawa yang mempunyai gugus kromofor
• Gugus kromofor : gugus molekul yang mengandung sistem elektronik
yang dapat menyerap energi pada daerah UV

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
STRUKTUR KROMOFOR
GRUP STRUKTUR PANJANG GELOMBANG (nm)
KARBONIL C=O 280
AZO -N=N- 262
NITRO -N=O- 270
THIOKETON -C-S- 330
NITRIT -NO2 230
DIENA TERKONJUGASI -C=C-C=C- 233
TRIENA TERKONJUGASI -C=C-C=C-C=C- 268
BENZENA 261

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

• PROTEIN
• ASAM AMINO
• ANALISIS GLUKOSA
• AKTIVITAS ENZIM

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Struktur kimia dan absorpsi Visible

• Larutan yang dapat dianalisis dengan spektrofotometer visible


• senyawa yang berwarna
• Contoh : KMnO4
• Apabila senyawa tersebut tidak berwarna, maka perlu ditambahkan
pengompleks yang dapat membentuk warna
• Contoh : analisis logam Pb, Fe

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Aplikasi spektrofotometer visible

• Niacin
• Pyridoxine
• Vitamin B12
• Metal Determination (Fe)
• Fat-quality Determination (TBA)
• Enzyme Activity (glucose oxidase)

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Metode pengukuran Penentuan konsentrasi
sampel
• Ukur panjang gelombang maks
• Buat kurva standar
• Ukur sampel
• Konversi A sampel dengan kurva standar

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
KURVA BAKU

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi
UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
THANK YOU

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
FOURIER TRANSFORM
INFRARED

Dr Wiranti Sri Rahayu M.Si., Apt


RADIASI ELEKTROMAGNETIK
WHAT IS INFRARED
SPECTROSCOPY?
 Spektroskopi yang berada di wilayah Infra Merah dari
Radiasi Elektro Magnetik (REM), yang memilikai panjang
gelombang lebih besar dari visibel tetapi frekuensi yang
lebih kecil daripada visibel.
 Radiasi IR yang mengenai analit apabila frekuensinya
sesuai maka akan menyebabkan elektron yang ada pada
molekul analit mengalami vibrasi
 Elektron pada analit mempunyai 3 energi yaitu vibrasi,
rotasi dan elektronik
 Radiasi UV akan mempengaruhi energi elektronik yaitu
eksitasi sedangkan IR akan mempengaruhi energi
vibrasi
 Urutan besar energi adalah Eelektronik>E rotaso>E
vibrasi
JENIS-JENIS INFRA MERAH
SPEKTRUM FTIR
THE IR
SPECTROSCOPIC
PROCESS
PRINSIP ANALISIS DENGAN FTIR
1. Kuantum energi mekanik yang diamati oleh
spektroskopi IR adalah vibrasi molekuler
2. Vibrasi yang ada adalah sebagai panas

3. Ikatan kovalen antara dua atom memiliki


panjang tertentu, diambil rata-rata karena ikatan
itu berperilaku seolah-olah itu adalah pegas
bergetar yang menghubungkan kedua atom.
5. BENTUK-BENTUK VIBRASI
6. Sebagai ikatan kovalen terosilasi – karena osilasi
dipol molekul - medan elektromagnetik yang
bervariasi diproduksi.

7. Semakin besar momen dipol berubah melalui


getaran, semakin kuat medan EM yang
dihasilkan.
8. Ketika gelombang cahaya inframerah bertemu medan
EM berosilasi yang dihasilkan oleh dipol yang berosilasi
dari frekuensi yang sama, dua gelombang digabung, dan
cahaya IR diserap
9. Gelombang yang digabungkan sekarang bergetar
dengan dua kali amplitudo

IR beam from spectrometer

“coupled” wave

EM oscillating wave
from bond vibration
UV VS IR
INSTRUMENTASI FTIR
INFRARED SPECTROMETER

 Infrared Spectrometer determines


the wavelength and absorbance of
a sample in the infrared region of
the electromagnetic spectrum.
INSTRUMENTASI FTIR
PENANGANAN CUPLIKAN
ANALISIS SPEKTRUM FTIR
FUNCTIONAL GROUPS

 Different groups absorb at


different wavelengths--
characteristic frequencies.
Carbonyl groups absorb at
certain frequencies, primary
amines at others, phenyl
groups at still others, and so
on.
IR FREQUENCY RANGE

 The infrared spectrum is divided into three portions, near, mid,


and far infrared, covering wave numbers (related to frequency)
from 10-14,000 cm⁻¹. The range 500 - 4000 cm⁻¹ is used for
basic laboratory work.

4000 cm-1 2700 cm-1 2000 cm-1 1600 cm-1 400 cm-1
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS SPEKTRUM
FTIR
CONTOH ANALISIS SPEKTRUM FTIR
USES AND
APPLICATIONS
 It is also used in forensic analysis in both criminal
and civil cases, for example in identifying polymer
degradation.

 Chemical Analysis: Testing Pill Quality. According to


"Medical News Today," scientists at the University of
Maryland have been successful in using the method
of near-infrared spectroscopy (NIR) to make a
prediction regarding quick dissolution of pills inside
the body. The success of the experiment can help
drug manufacturers in checking the quality of pills to
benefit consumers in the health industry.
 Chemistry Applications. Using infrared spectroscopy, it
is possible to measure the degree of polymerization in
chemical compounds. Polymerization happens when
monomer molecules undergo chemical reaction to form
polymer chains. Infrared spectroscopy can measure the
changes in the nature and quantity of molecular bonds.
Portable instruments that can measure infrared
spectroscopy are used in field trials. This method is
important for researchers in identifying more uses of
different substances to improve the lives of modern
society. Medical breakthroughs are not far behind. The
analysis of molecular compounds can lead to the
discovery of new chemical compounds that can produce
useful products.
ADVANTAGES
 It'scheap and fast compared to
things like NMR.
 It also works for a wide variety of
samples and can detect things very
strongly, whereas similar techniques
like raman spectroscopy are weaker.
DISADVANTAGES
 Sample preparation is time consuming and that
it can't give information as detailed as other
techniques such as NMR.
 It's also qualitative rather than quantitative and
there are a lot of compounds which are not IR
active and therefore can't be detected.
CONCLUSION
 IR identifies the components of a sample (liquid,
solid or gas).
 Infrared (IR) spectrometers measure the
interaction of IR radiation with samples. The
FTIR spectrometer measures the frequencies at
which the samples absorb the radiation, and the
intensities of the absorptions.
 Intensity and frequency of samples absorption
are depicted in a two-dimensional plot called a
spectrum. Intensity is generally reported in
terms of absorbance - the amount of light
absorbed by a sample, or percent transmittance –
i.e. the amount of light, which passes through it.
 What makes up an unknown sample, and how
much of each component is present in that
sample, can be valuable information supplied by
this technique. Its many applications include
research and development of new products.
THANK YOU
KONFIGURASI, INSTRUMENTASI
DAN PENERAPAN IR
SPEKTROFOTOMETRI ATOM

Dr Wiranti Sri Rahayu M.Si., Apt


Perbedaan spektro atomik dan
molekuler
SPEKTROSKOPI ATOMIK
Prinsip Kerja
• Interaksi antara sinar REM dengan materi (logam
dalam bentuk atom dalam fasa gas)
• Atom menyerap sinar UV/Vis pada panjang
gelombang ttt dan karakteristik tergantung sifat
unsur
• Sinar pada panjang gel ini mempunyai energi
cukup utk menyebabkan eksitasi elektron atom
• Sinar yang diserap sebanding konsentrasi atom
dalam sampel
FLAME EMISSION SPECTROSCOPY
(FES)
• Flame berupa butana-propana (suhu yang dihasilkan 2000-
3000°C)
• Filter optik digunakan utk memonitor panjanggelombang
emisi terpilih yang dihasilkan analit
• Sesuai utk elemen dg energi eksitasi rendah seperti Na, K, Li,
Rb dan Ca
SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM
• Flame berisi campuran gas (suhu 1800-4500
°C) yaitu: air-propana, air-asetilen
• AAS mengkuantitasi serapan atom dalam
keadaan ground state dalam bentuk gas
• Atom menyerap sinar UV atau Visibel dan
mengalami eksistasi ke tingkat energi lebih
tinggi. Konsentrasi analit ditentukan dari
jumlah atom yang menyerap
• Sumber cahaya adalah lampu katoda berongga dimana masing-masing
elemen memiliki lampu sendiri (contoh analisis Na harus memakai lampu
Na)
• Atomic cell berupa flame (campuran gas) atau grafit furnace (termasuk
larutan, slurries atau padatan)
• Detektor adalah fotomultiplier tube
Bagan alat
• AAS terdiri dari 5 komponen utama yang
dikontrol piranti lunak
Sumber cahaya
Hollow Cathoda Lamp
• Katoda berbentuk silinder berongga yang
dilapisi unsur yang sama dg unsur yang
dianalisa
• Tabung lampu diisi gas mulia
• Lampu katoda berongga ada 2 macam:
1. Lampu katoda monologam: digunakan untuk
mengukur 1 unsur
2. Lampu katoda multilogam: digunakan untuk
mengukur beberapa logam sekaligus
Proses dalam HCL
• Gas mulia Ne atau Ar dg tekanan rendah (10-15 torr). Diantara katoda dan
anoda dipasang tegangan listrik tinggi (sampai 600 V). Atom unsur bahan
mengalami eksitasi dan memancarkan sinar. Sinar dari HCL memancarkan
garis pancaran yg panjang gelombangnya tepat sama dengan panjang garis
serapan atom sehingga terjadi serapan optimum
Ionisasi
• Sampel harus diuraikan menjadi atom netral
dalam keadaan dasar
Atomisasi
• Flame
• Electrothermal (graphit furnace)
• Plasma
• Hidride (As, Sb, Sn, Se, Bi, Pb)
• Cold-vapor (Hg)
Flame Atomization
• Burner head: tetesan2 larutan
cuplikan yg sangat halus masuk
melalui burner head dan terjadi
penguapan pelarut dan terjadi
butir halus padat dari zat
• Primary combustion: terjadi
penguapan pelarut lebih lanjut
dan penguapan cuplikan
menjadi atom2 dan terjadi
penyerapan sinar oleh atom
• Interzonal region: dalam daerah
ini unsur bereaksi dg oksigen
menjadi oksida
• Secondary combustion: oksida
logam memasuki lapisan luar
dan keluarmelalui nyala
• Nebulisasi: perubahan larutan menjadi fine
spray
• Desolvasi: atom padat bercampur dengan
bahan bakar gas
• Volatilisasi: atom padat berubah menjadi uap
dalam flame
• Ada tiga tipe partikel dalam flame: atom, ion,
molekul
Flame Atomization
suhu yang dicapai nyala bergantung pada gas-gas yang
digunakan
• Pemilihan jenis nyala bergantung pada
temperatur penguapan atom yang akan
dianalisis
Electrothermal Atomization
• Graphite furnace
• Sampel cair dialirkan
melalui tabung silindris
grafit yg dilapisi bahan
yang mencegah sampel
terserap pada tabung
Electrothermal Atomization
• Hydride generation AAS
Perbandingan Flame dan Furnace
• Flame lebih sederhana
• Furnace lebih sensitif
• Furnace memiliki lebih banyak interferensi
• Furnace lebih sedikit membutuhkan sampel
• Perangkat furnace mahal
Perbandingan flame dan furnace AAS
• Accuracy: relative error of flame
AA: 1-2%
• Can be lowered with special
precaution
• Electrothermal atomization has 5-
10 times higher error than flame
AA
• Pemilihan panjang gelombang bergantung
pada: unsur yang dianalisis, sensitivitas, limit
deteksi
Cara kerja detektor photomultiplier
tube
• Detektor yang biasa digunakan adalah
photomultiplier tube terdiri dari katoda yang
dilapisi senyawa yg bersifat peka cahaya dan
anoda yang mengumpulkan elektron. Ketika
foton menumbuk katoda, maka elektron
dipancarkan, dan bergerak menuju anoda. Antara
katoda dan anoda terdapat dinoda-dinoda yg
mampu menggandakan elektron. Sehingga
intensitas elektron yang sampai menuju anoda
besar dan akhirnya dapat dibaca sebagai sinyal
listrik
Ducting
• Bag cerobong asap utk menyedot asap atau
sisa pembakaran pada AAS yg langsung dihub
pada cerobong asap bag luar pd atap
bangunan agar asap dr AAS tdk berbahaya
lingkungan sekitar
• Kompresor: letak terpisah berfungsi suplai keb
udara pada waktu pembakaran atom
• Burner: tempat pencampuran gas asetilen dan
aquabides agar campur rata dan dpt terbakar
pd pemantik api
• Terdapat lubang yg mrp proses awal
pengatomisasian nyala api
INDUCTIVE COUPLE PLASMA ATOMIC
EMISSION SPECTROSCOPY
GANGGUAN DALAM AAS
1. Matriks Cuplikan
Gangguan ini menyebabkan berkurangnya
jumlah atom Gangguan karena matriks cuplikan
diantaranya adalah viskositas, bentuk oksida,
pelarut organik, kandungan garam
Cara mengatasinya adalah dengan memakai
standar
Gangguan Kimia
• Gangguan kimia akan mengakibatkan atom yang mencapai nyala
berkurang sehingga mempengaruhi serapan
• Ada dua jenis yaitu disosiasi yang tidak sempurna dan ionisasi
• Disosiasi yang tidak sempurna biasanya karena terbentuk senyawa
refraktori yaitu sukar diuraikan dalam nyala
• Cara mengatasi senyawa refraktori antara lain:
- Penambahan unsur lain contoh analisis kalsium perlu ditambah Sr
dan La karena kalsium mudah membentuk refraktori dg fosfat
- Penambahan penyangga misal EDTA
- Ekstraksi gugus pengganggu
- Suhu nyala lebih tinggi
• Ionisasi disebabkan karena suhu nyala terlalu tinggi maka suhu
perlu diturunkan
Gangguan Spektrum
• Spektrum yang terbentuk dapat terjadi
overlapping dengan spektrum lain cara
mengatasinya dengan bekerja pada panjang
gelombang lain
dengan mengubah sudut grating akan menghasilkan fokus pada panjang
gelombang berbeda
Aplikasi dalam sampel
• Tidak membedakan bentuk unsur logam yang
dianalisis adalah total unsur logam (tidak
membedakan bentuk ion dalam larutan)
dalam jumlah kelumit
Analisa kuantitatif dengan AAS
• Metode kurva kalibrasi
• Metode standar adisi
• Metode perbandingan langsung
SPEKTROMETRI MASSA

Dr Wiranti Sri Rahayu M.Si., Apt


PENDAHULUAN
• Spektrometri massa: tidak ada interaksi radiasi
dan materi
• Alat penentu struktur kimia molekul organik
berdasarkan massa molekul dan pola
fragmentasinya.
PRINSIP DASAR
• Molekul dibombardir dengan elektron
berenergi tinggi (70 eV) menyebabkan
lepasnya satu elektron dari kulit valensi
molekul tersebut menjadi radikal
• (M) + e - M. + 2 e
• kation radikal tersebut mengandung semua
atom dari molekul asal, minus satu elektron,
dan disebut ion molekul/molekuler ion dan
dinyatakan dengan M.+
Sebagai hasil dari tabrakan dari elektron
berenergi tinggi, ion molekul akan memiliki
energi tinggi dan dapat pecah menjadi fragmen
yang lebih kecil (kation, radikal atau molekul
netral)
• Ion molekul, ion fragmen, dan ion radikal fragmen
dipisahkan menggunakan medan magnet sesuai
dengan perbandingan massa/muatannya (m/z) dan
menghasilkan arus listrik pada detektor yang
sebanding dengan kelimpahan relatifnya. Fragmen
dengan m/z terbesar akan turun lebih dahulu
diikuti dengan yg lebih kecil.
• Partikel netral yang dihasilkan dalam fragmentasi
tidak terdeteksi secara langsung dalam MS
• Kebanyakan kation yang dihasilkan dalam MS
memiliki muatan 1, sehingga m/z secara langsung
menunjukkan massa kation tsb
INSTRUMENTASI
• Sampel uap akan diionkan menggunakan berkas elektron. Ion
sampel dipercepat menggunakan medan listrik memasuki tabung
penganalisis, dan dilalukan dalam medan magnet.
• Dalam kekuatan medan magnet yang diberikan, hanya ion positif
dan radikal positif yang akan difokuskan ke detektor, sedang ion lain
(netral) akan dibelokkan ke dinding tabung.
• Ion dengan m/z lebih besar akan mencapai detektor lebih dulu
diikuti m/z lebih kecil.
• Arus listrik yang diterima detektor akan diperkuat dan spektrum
massa dari sampel akan direkam
PROSES IONISASI
1. Electron Impact -Mass Spectrometer:
• Pola ionisasi dengan elektron berenergi tinggi
(bombardir elektron)
• Karena energi tinggi, fragmentasi banyak dan
kelimpahan M+. relatif kecil. Intensitas puncak
kecil, sehingga akan menyebabkan sulit
diintepretasi
2. CI-MS chemical ionization mass spectrometer:
• Pola ionisasinya menggunakan gas (mis: metan,
isobutan atau ammonia) yang diionkan.
• Energi CIMS< EI-MS, fragmentasinya kecil dan
kelimpahan relatif M+. tinggi.
• Dalam spektra CI informasi mengenai BM molekul
diperoleh dari protonasi molekul sampel, dan harga
m/z yang diperoleh adalah satu unit lebih besar
dibanding BM yang sesungguhnya.
3. Fast Atom Bombardement Mass Spectrometer (FAB-MS):
• Pola ionisasinya menggunakan fast atom misalnya He,
Ne, Ar
• Biasanya analit dilarutkan dalam suatu matrix, sedangkan
matrix yang biasa digunakan adalah gliserol
4. Field Desorption Mass Spectrometer (FD-MS):
• Pola ionisasinya dengan medan magnet.
• analit diletakkan dalam filamen dan dipanaskan secara
gradual, menggunakan medan listrik
• sampel diionisasi dengan electron tunneling. Ion adalah
M+ dan (M+Na)+
5. Electrospray ionization –mass spectrometer
(EI-MS):
• Sample dispraykan ke nosel sempit dalam
medan potensial yang tinggi.
6. Matrix Assisted Laser Desorption (MALDI):
• MALDI dilakukan dalam 2 tahap. Tahap
pertama, analit dilarutkan matrix. Tahap
kedua kondisi vakum didalam sumber MS.
MASS ANALYZER
• Time of Flight Analyzer (TOF): Ion dipisahkan
dalam drift tube berdasar pada kecepatannya.
Persamaan yang menggambarkan pemisahan
dan waktu “terbang‟ ion
• Quadrupole mass analyzer: Memisahkan ion
dalam medan listrik yang divariasikan
terhadap waktu
DETEKTOR
• Electron Multiplier mirip dengan photomultiplier.
• Berbasis Dynode: Suatu elektroda yang memiliki
permukaan yang dapat mengemisikan elektron
ketika ditabrak oleh elektron, ion positif, ion
negatif dan spesi netral yang bergerak cepat.
• Dalam dynode, satu ion dapat menghasilkan 105
elektron atau lebih, gain = rasio elektron yang
terukur perion, gain detektor dapat berkisar
diantara 104-108.
INTERPRETASI SPEKTRUM MASSA
PENDAHULUAN
• Elusidasi struktur spektrometri massa adalah
metode analisis kimia kualitatif untuk
menetapkan struktur kimia molekul organik,
berdasarkan pengukuran dan penyidikan m/z,
yaitu massa-ion (m) relatif terhadap (jumlah)
muatan-ion (z) yang berasal dari molekul
organik sampel
ISTILAH DALAM MS

• Ion Molekul (M+.): ion radikal-positif utuh (intact) identik dengan struktur
kimia sampel.Bedanya dengan sampel adalah bahwa M+. kehilangan satu
elektron dibanding sampel
• Ion Fragmen: Merupakan ion radikal-positif (m+.) atau ion positif (m+),
yang terjadi sebagai hasil fragmentasi ion molekul atau ion-ion fragmen.
• Base Peak (Puncak dasar): merupakan puncak massa ion yang mempunyai
intensitas kelimpahan (abundance) tertinggi. Intensitas base peak ini
ditetapkan mempunyai harga 100%. Intensitas puncak-puncak massa ion
yang lain dihitung relatif terhadap base peak. Base peak dapat terbentuk
baik dari ion molekul maupun ion fragmen.
• m/z (satuan : mu): merupakan harga perbandingan massa-ion (m)
terhadap (jumlah) muatan- ion (z), baik ion molekul maupun ion
fragmen. m/z menunjukkan massa atau BM dari ion. Bila Ion itu
merupakan molecular ion, maka harga m/z- nya akan sama dengan
BM sampel.
• Abundance (Kelimpahan): adalah intensitas puncak massa ion, -
baik ion molekul maupun ion fragmen-, yang dinyatakan dalam %.
Tinggi rendahnya persentase abundance pada umumnya berkaitan
dengan stabilitas struktur kimia ion yang terbentuk. Makin stabil ion
tersebut, makin tinggi persentase limpahan dan sebaliknya.
FRAGMENTASI
Jenis Fragment dapat berupa:
• Molekul Elektron Genap Netral (Even Electron neutral,
EE0)
• Ion Elektron Genap Positif (Even Electron positive, EE+)
• Ion Elektron Ganjil Radikal-positif (Odd Electron
radical-positive, OE+. )
• Radikal Netral (radikal, neutral, R.)
Hanya EE+ dan OE+. yang muncul sebagai puncak-puncak
massa pada spektrum-massa, sedang EE0 dan R tidak
muncul, mereka diserap oleh dinding-tabung.
• Molekul Elektron Genap Netral (Even Electron
neutral, EE0)yaitu molekul netral, yang selalu
mempunyai jumlah elektron yang genap
(even). Molekul ini diberi simbol: EE0 artinya
even electron neutral.
• Ion Elektron Genap Positif (Even Electron
positive, EE+) Yaitu ion bermuatan positif,
yang mempunyai jumlah elektron genap
(even). Ion ini diberi simbol: EE+ artinya even
electron postive.
• Ion Elektron Ganjil Radikal-Positif (Odd
Electron radical-positive OE+.) Yaitu ion
bermuatan radikal-positif, yang mempunyai
jumlah elektron ganjil (odd). Ion ini diberi
simbol: OE+. artinya odd electron radical-
postive.
• Radikal Netral (Radical neutral R.) Yaitu
fragment radikal netral, yang mempunyai
jumlah elektron ganjil (odd). fragment ini
diberi simbol: R. artinya radical neutral.
Spektrum adanya Cl
Spektrum adanya Br
Spektrum adanya sulfur
LANGKAH ELUSIDASI
STRUKTUR
Rule of Thirteen

• Untuk mengidentifikasi kemungkinan formula molekul CnHm.


• Step 1: n = M+/13
• Step 2: m = n + sisa step 1
• Example: M+ =106
• Step 1: n = 106/13 = 8 (Sisa = 2)
• Step 2: m = 8 + 2 = 10
• Formula: C8H10
• Jika terdapat heteroatom,
• BM-massa heteroatom
• Hitung formula hidrokarbon
• Tambahkan heteroatom pada formula
• Bila BM ganjil ada kemungkinan terdapat nitrogen anda bisa lihat
slide berikutnya
LANGKAH INTERPRETASI
• BM molekul dilihat berdasar spektrum massa
• Rumus molekul anda tentukan berdasar rule of thirteen seperti
contoh: bila m/z 160 dibagi 13 diperoleh hasil 12 dan sisa 4 sehingga
rumusnya menjadi C12H16
• Selain itu anda bisa amati beberapa fragmen yg bisa digunakan untuk
identifikasi seperti benzene akan muncul m/z 77
• Setelah ditemukan rumus molekul selanjutnya menetapkan gugus
fungsi berdasar data FTIR
Alkohol
• Mudah terfragmentasi sehingga seringkali “parent ion” tidak
terdeteksi
• Dapat kehilangan radikal hidroksil atau air
• M+ - 17 atau M+ - 18
• Biasanya kehilangan gugus alkil yang terikat karbon kabinol untuk
membentuk ion oxonium
• alkohol biasanya memiliki puncak yang signifikan pada m/z = 31
dari H2C=OH+
• Aldehid (RCHO)
• Fragmentasi dapat membentuk ion acylium
• Fragmen yang lazim ditemui:
• M+ - 1
M+ - 29
• Ester (RCO2R’)
• Pola fragmentasi umum
• Kehilangan OR’
• M+ - OR’
• Kehilangan R’
• M+ - R’
• BM molekul adalah antara 171-172
• BM ganjil ada kemungkinan karena mengandung N jangan lupa ada Br (Bm
=80)
• Ar Brom adalah 80 sehingga 172-80= 91 atau 92
• Setelah mempertimbangkan Br disebutkan adanya N dan dari FTIR
diketahui adanya amin NH2 sehingga 92-16= 76
• Sehingga aturan 13 adalah 76/13= 6 maka C6H6NBr
• Spektrum FTIR menunjukkan adanya gugus C – H aromatik pada  3010 cm-
1, C = C pada  1600 cm-1 dan benzen 1,3 disubstitusi pada  600 - 800 cm-1.

• Keberadaan gugus NH2 terdeteksi dengan adanya 3 puncak pada spektrum


IR pada bilangan golmbang  3200-3500 cm-1
• Kemungkinan struktur molekul adalah

Anda mungkin juga menyukai