Anda di halaman 1dari 36

SPEKTROFOTOMETRI

UV-VIS
Intan Cahyaningrum (4301416018)
Riana Maylinda (4301416046)
Mipa Amarul Haq (4301416057)
Iqnatu Nazila Amique (4301416088)
Nurul Aisyara (4301416089)
Latar Belakang

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia


analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu
sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan
pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan
peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut
spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa
cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat
berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah
elektron yang adapada atom ataupun molekul yang
bersangkutan.

Spektrofotometri juga merupakan analisis kimia yang didasarkan pada


pengukuran intensitas warna larutan yang akan ditentukan
konsentrasinya dibandingkan dengan larutan standar, yaitu larutan
yang telah diketahui konsentrasinya
Spektrofotometri Uv-Vis

Spektrofotometer
untuk mengukur energi secara relatif jika
energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan atau diemisikan
Icon Icon
Spektrofotometer
spektrometer + fotometer

Fotometer
Alat pengukur intensitas cahaya yang Icon Icon

ditransmisikan atau diabsorpsikan

Spektrometer
Menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang tertentu
Spektrometri berdasarkan jenis materi yang berinteraksi dengan radiasi elektromagnetik, dibagi :

Spektrometri molekul  radiasi elektromagnetik


berinteraksi dengan molekul
Spektrometri atom  radiasi
elektromagnetik berinteraksi dengan atom
Contoh:
Contoh:
NMR, IR, UV-Vis, XRD
AAS, AFS
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi
elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen
spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul
yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dibandingkan kualitatif.
Radiasi Elektromagnetik
V = Wave Number (cm ) -1

l = panjang gelombang (nm-1)


C = kecepata cahaya = 3 x 1010 cm/sec.
u = frekuensi (Hz)
 
 
V = 
C 
Energi foton :

C C
E = h = h  = C = u
 
h (Tetapan Planck) = 6.62 x 10- (Ergsec)
27
Spektrum Elektromagnetik
Tipe Radiasi Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang
gamma-rays 1020-1024 <1 pm
X-rays 1017-1020 1 nm-1 pm
ultraviolet 1015-1017 400 nm-1 nm
visible 4-7.5x1014 750 nm-400 nm
near-infrared 1x1014-4x1014 2.5 µm-750 nm
infrared 1013-1014 25 µm-2.5 µm
microwaves 3x1011-1013 1 mm-25 µm
radio waves <3x1011 >1 mm
     
warna yang teramati Warna yang diserap Panjang gelombang

     
Green Red 700 nm
     
Blue-green Orange-red 600 nm
     
Violet Yellow 550 nm
     
Red-violet Yellow-green 530 nm
     
Red Green 500 nm
     
Orange Blue 450 nm
     
Yellow Violet 400 nm
Dasar pengukuran Spektrofotometer
Hukum Lambert Beer – hubungan linear antara absorbansi dengan konsentrasi zat
yang diserap

A = a.b.c
A : absorbance

“a” is molar absorptivity dalam L/[(mole)(cm)]

“b” : panjang kuvet dalam cm


Diameter kuvet atau tempat sampel = jarak cahaya yang melalui
sampel yang diserap

“c” konsentrasi sampel dalam (mol/L)


Hubungan Transmitansi dan Absorbansi
Transmitansi :
T = I/Io
I : intensitas cahaya setelah melewati sampel
Io : intensitas cahaya awal
Hubungan Absorbansi dengan %T :
A = -logT = -log(I/ Io)

T= (I/Io) = 10-A

%T = (I/Io) x 100

A = -logT = log(1/T)
Contoh :
If %T = 95%, then A = log(100/95) = log(1/.95) = -log(.95)

A = 0.02227
Penyimpangan Hk Lambert-Beer
 Larutan pekat
pada konsentrasi larutan yang terlalu pekat, Absorbansi
yang terbaca terlalu tinggi, sehingga grafik tidak linear
 Larutan yang diukur harus encer
 faktor instrumentasi  sinar yang diserap tidak
monokromatis  menyebabkan 2 panjang gelombang
maksimum
 Faktor kimia  karena terjadinya reaksi disosiasi,
asosiasi, polimerisasi
Jika terjadi reaksi  konsentrasi zat yang akan diukur
berkurang
Spektrofotometer

 Sumber cahaya (Lampu) : memancarkan semua warna cahaya (yaitu,


cahaya putih).
 Monokromator : memilih satu panjang gelombang dan panjang gelombang
yang dikirimkan melalui sampel.
 Detektor : mendeteksi panjang gelombang cahaya yang telah melewati
sampel.
 Amplifier : meningkatkan sinyal sehingga lebih mudah untuk baca terhadap
kebisingan latar belakang.
1. Dengan ruang sampel kosong,
Spectronik 20
mengatur panjang gelombang yang Digital Display Mode Knob
diinginkan kemudian menyesuaikan Sample Chamber (set to Trans)
diri dengan T 0% dengan tombol
kanan pada panel depan.
2. Masukkan larutan blanko, tutup dan
menyesuaikan T 100%
dengan tombol kanan pada panel
depan.
3. Solusi Insertdye, membaca dan
mencatat nilai% T.
4. Mengubah * panjang gelombang,
ulangi langkah 2-4

Filter Lever Wavelength Knob


0-100%T Knob
Struktur kimia dan absorpsi UV

Larutan yang dapat dianalisis dengan spektrofotometer UV 


senyawa yang mempunyai gugus kromofor
Gugus kromofor : gugus molekul yang mengandung sistem elektronik
yang dapat menyerap energi pada daerah UV
Struktur Kromofor
Group Structure nm
Karbonil >C=O 280
Azo -N = N- 262
Nitro -N=O 270
Thioketon -C =S 330
Nitrit -NO2 230
Diena terkonjugasi -C=C-C=C- 233
Triena terkonjugasi -C=C-C=C-C=C- 268
Tetraena terkonjugasi -C=C-C=C-C=C-C=C- 315
Benzena 261
ANALISIS KAFEIN DALAM KOPI BUBUK DI
KOTA MANADO MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Preparasi
sampel
Pengenceran
Kafein dari hasil ekstraksi kemudian diencerkan. Pengenceran
ini dilakukan dengan tujuan agar konsentrasi larutan kafein
yang terdapat dalam sampel tidak terlalu pekat yang akan
menimbulkan over range dalam pembacaan menggunakan
spektrofotometer.

Pembuatan Larutan Baku Kafein

Larutan standar kafein dipipet sebanyak 2,5 mL dan dimasukkan


ke dalam labu takar 25 mL, kemudian diencerkan dengan
akuades hingga garis tanda yang digunakan sebagai larutan
baku.
Penentuan Panjang Gelombang

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer uv- vis.


Larutan yang diukur tdak berwarna dan menggunakan sumber lampu
deutorium.
Mula-mula pengukuran dilakukan dengan mengukur zero base yang
dilakukan dengan mengukur blanko, kemudian dilanjutkan dengan
mencari panjang gelombang maksimum dengan cara mengukur salah
satu deret standar yang telah dibuat kemudian dibaca panjang
gelombang maksimumnya.
Spektrum UV Kafein

Daerah serapan sampel kafein berada sekitar panjang


gelombang 200 – 350 nm. Panjang gelombang pada
absorbansi maksimum berada pada panjang gelombang 275
nm.
Pembuatan Kurva Standar

Larutan standar dibuat dengan mengambil : 0,05; 0,1; 0,15; 0,2; 0,25; 0,3 mL
dari larutan standar kafein 2,5 mL/25 mL yang dibuat dari larutan induk 1000
mg/L, kemudian diencerkan lagi ke dalam 5 mL akuades. Konsentrasi larutan
standar yang diperoleh berturut-turut adalah : 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8 mg/L

Penentuan Kadar Sampel

Absorbansinya dibaca pada panjang gelombang 275 nm dengan blanko


serapan akuades dan dihitung jumlah kafein dari angka serapan masing-
masing.
Uji kuantitatif kafein metode Spektrofotometri UV-Vis

Kafein yang telah diencerkan


kemudian diukur absorbansinya
menggunakan spektrofotometri
UV-Vis. Absorbansi dari tiap-
tiap sampel dibuat kurva
sehingga dapat ditentukan
persamaan (Y=mx+C) untuk
mencari konsentrasi dari masing-
masing sampel.
Contoh soal 1

100 mg sampel yang mengandung Parasetamol dilarutkan dengan etanol hingga 100 ml.
diambil 10 ml diencerkan hingga 100 ml. dari larutan yang sudah dilarutkan diukur
Absorbansinya ternyata A = 0,465 dan persamaannya y = 0,096 + 0,013 x. hitunglah
kadar paresetamol dalam sampel tersebut ?
Pembahasan soal 1

diperoleh persamaan

y = 0,096 + 0,013 x = 28,38 mg/L x 10 x 0,1 L x 100 %

jika y = 0,465 maka x = 28,38 100 mg

Kadar = C.reg. x P x V = 28,38 %

berat sampel
Contoh soal 2

Pada panjang gelombang 525 nm, larutan 7,5 x 10^-5 M KMnO4 (BM= 157,94)
memberikan serapan 0,658. Jika ditetapkan dengan kuvet 1,5 cm.
Hitunglah:
a. E
b. a jika C dalam ppm dan %
c. % transmittan jika diukur dengan kuvet 1 cm
KOLORIMETRI
Kolorimetri adalah suatu metode analisa kimia yang berdasarkan pada perbandingan intensitas warna larutan dengan
warna larutan standarnya. Metode ini merupakan bagian darianalisis fotometri. Fotometri adalah bagian dari optik yang
mempelajari mengenai kuat cahaya(intensity) dan derajat penerangan(brightness)

Analisis cara kolorimetri berdasarkan perbandingan warna larutan yang konsentrasinya tidak diketahui, dengan
larutan standar yaitu larutan yang diketahui konsentrasinya. Yang dimaksud dengan warna disini adalah semua warna
mulai dari rentang inframerah hingga ultraviolet. Berdasarkan intensitas warnanya, konsentrasi zat dapat diukur.
Teori Kolorimetri

Bila suatu berkas cahaya polikromatik atau monokromatik dialirkan melalui suatu media yang transparan (gas,cair,padat)
maka sebagian cahaya akan :

·         Dipantulkan (reflected) Diserap media (absorbed)   Dipancarkan (taransmitted)

Besarnya penyerap akan sebanding dengan tebalnya media dan kepekatan dari zat yang dilarutkan. Tiap media akan
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan/warna yang ada.

Bila:

I0 : Intensitas cahaya mula-mula Ir : Intensitas cahaya yang dipantulkan

Ia : Intensitas cahaya yang diserap It : Intensitas cahaya yang dipancarkan,

Maka :

I0 = Ia + Ir + It
Hukum-hukum yang melandasi Kolorimetri

Ø  Lambert (1760)

Menyelidiki hubungan terhadap Io dan It terhadap tebal media dan memberikan suatu hukum yang bunyinya :

“Bila suatu cahaya monokromatik melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang
dipancarkan sebanding dengan bertambahnya tebal media”.

Ø  Beer (1852)

Memberikan suatu hokum yang menunjukan hubungan antara It dan Io terhadap kepekatan (C), yaitu :

“Bila suatu cahaya monokromatis melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang
dipancarkan sebanding dengan bertambahnya kepekatan (C)”.

Ø  Gabungan Lambert-beer

“Bila suatu cahaya monokromator melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang
ditruskan sebanding dengan ketebalan dan  kepekatan media”.
Metoda Kolorimetri
Metoda Kolorimetri Visual

1. Metoda standar seri (metoda Nessler)

Pada metoda ini dibuat sederetan larutan standar dan larutan sampel dalam tabung yang berukuran sama dengan jenis yang sama pula.
Kemudian warna larutan sampel dibandingkan dengan salah satu warna dari larutan standar.

2. Metoda kesetimbangan

Pada metoda ini dilakukan cara membandingkan larutan sampel dengan larutan standar yang didasarkan pada ketebalan larutan
standar yang divariasikan.

3. Metoda pengenceran

Metode ini menggunakan satu zat standar dan sejumlah buret yang berisi blanko. Larutan standar diencerkan dengan blanko sampai
tercapai kesamaan warna. Prinsip dasarnya adalah pada larutan standar ditambahkan blanko.

4. Metoda standar sintetis

Zat yang diselidiki diperoleh dengan cara penambahan sejumlah komponen standar terhadap suatu larutan blanko sampai tercapai
kesamaan warna. Prinsip dasarnya adalah pada blanko ditambahkan larutan standar.
Metoda Kolorimetri
Metoda Fotometri

Metoda fotometri merupakan suatu metoda analisa kimia yang didasarkan pada
pengukuran besaran relatif serapan sinar monokromatis tertentu oleh suatu lajur
larutan berwarna dengan menggunakan detektor fotosel dimana besaran ini
merupakan fungsi dari kandungan komponen tertentu.
Metoda kesetimbangan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem peralatan yang
dibagi berdasarkan ketinggian larutan

Add an image 1. Wadah sampel

2. Skala bajerum comparator

3. Larutan standar

4. Blanko

1. Tinggi larutan konstan (Constant Depht Methods)

Bajerum Comparator

Pada alat ini, untuk mencapai kesamaan warna antara larutan sampel
dengan larutan standar dilakukan dengan cara menggeser larutan sampel
disepanjang skala yang berada di atas bajerum. Bajerum comparator ini
merupakan suatu kotak transparan persegi panjang yang dibagi dua
menurut diagonal bidangnya. Bagian depan dimana skala terteradiisi
dengan larutan standardan bagian lainnya diisi dengan blanko.
Pengamatan dilakukan dari bagian depan (horizontal).
Metoda kesetimbangan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem peralatan yang
dibagi berdasarkan ketinggian larutan

Add an image 1. Larutan sampel

2. Penjepit

3. Pipa U
3 2
4. Labu ukur berisi larutan standar

5. Selang karet
1
4
5

2. Tinggi larutan berbeda (Variable Depth Methods)

Tabung Herner 
Tabung Herner berupa sepasang silinder dengan keran untuk mengeluar-
kan larutan dari dalam silinder yang warna larutannya lebih pekat
sehingga tingginya berubah, agar didapatkan warna yang sama pada
kedua silinder.
Thank You for Your Attention

Anda mungkin juga menyukai