Anda di halaman 1dari 6

EFEK PEMBERIAN KELOPAK KERING BUNGA ROSELLA

(Hibiscus sabdariffa Linn) TERDAHAP TEKANAN DARAH SISTOLIK


DAN DIASTOLIK PADA WANITA LANJUT USIA PENDERITA
HIPERTENSI
Yusni dan Syahrul
Abstrak. Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di
negara maju dan negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit kardiovaskuler menurut Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 dan 1995 merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat penyakit jantung dan
pembuluh darah sebesar 26,3 persen, sedangkan berdasarkan data di rumah sakit di Indonesia angka
kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah tahun 2005 sebesar 16,7%. Berdasarkan data
Global Burden of Disease (GBD) tahun 2000, 50% penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh hipertensi.
Di seluruh dunia angka prevalensi hipertensi dari tahun ketahun semakin meningkat dan angka kematian
akibat hipertensi cukup tinggi. Berbagai upaya dilakukan untuk mengobati dan menurunkan angka
insiden hipertensi, antara lain dengan pemberian oat-obatan herbal dan salah satunya adalah pemberian
kelopak kering bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn). Desain penelitian: eksperimental laboratoris
dengan rancangan time series. Subjek penelitian adalah 15 wanita lansia: 8 orang untuk kelompok kontrol
dan 7 orang untuk kelompok perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah teh rosella sebanyak 2x2
gram/hari, yaitu: pagi dan sore hari setelah makan, selama 3 minggu. Pemeriksaan tekanan darah
dilakukan sebelum pemberian perlakuan, minggu I, II dan III setelah perlakuan. Analisa data
menggunakan: uji normalitas, uji homogenitas dan uji ANOVA. Tempat dan waktu penelitian: Unit
Pelaksana Teknis (UPTD) Rumoh Sejahtera Banda Aceh, Juni-Desember 2011. Hasil penelitian
didapatkan rata-rata dan nilai p tekanan darah sistolik kelompok perlakuan minggu I, II dan III, adalah:
(175,11±7,25; P=0,20, 150,61±4,44 p=0,01, 150,77±6,62; p=0,01), tekanan darah diastolik minggu I, II
dan III, adalah: (89,08±7,60 p=0,06, 88,46±6,57; p=0,01, 88,12±4,13 p=0,00). Kelopak kering bunga
rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita
lanjut usia penderita hipertensi sehingga rosella dapat dijadikan sebagai obat herbal untuk pengobatan
hipertensi. (JKS 2011; 3:151-156)

Kata kunci: Rosella, tekanan darah, sistolik, diastolik, wanita, lanjut usia, hipertensi

Abstract. The increasing prevalence of cardiovascular disease each year to be a major problem in both
developed and developing countries including Indonesia. Cardiovascular disease according to the
Household Health Survey (Survey) 1992 and 1995 is the leading cause of death in Indonesia. Based on
Household Health Survey (Survey) in 2001, deaths from heart and blood vessel disease by 26.3 percent,
while the data on the ru ¬ hospital in Indonesia, the death rate from cardiovascular disease in 2005 was
16.7%. Based on data from the Global Burden of Disease (GBD) 2000, 50% are caused by hypertensive
cardiovascular disease. Worldwide prevalence of hypertension increased from year to year and the
mortality rate from hypertension is high enough. Various attempts were made to treat hypertension and
reduce the number of incidents, among others, by giving oat herbal medicines and one of them is the gift
of dried flower petals roselle (Hibiscus sabdariffa Linn.) This research was: an experimental laboratory
with time series design. Subjects were 15 elderly women: 8 people to a control group and 7 for the
treatment group. The treatment given was rosella tea as much as 2x2 g / day, in the morning and evening
after meals, for 3 weeks. Blood pressure checks performed prior to treatment, the week I, II and III after
treatment. Analysis of data use: test of normality, homogeneity test and ANOVA test. Place and time of
the study: Technical Implementation Unit (UPTD) Rumoh Prosperous Banda Aceh, June-December
2011. The results obtained and the average systolic blood pressure value p-week treatment groups I, II
and III, are: (175.11 ± 7.25, P = 0.20, p = 4.44 150.61 ± 0.01 , 150.77 ± 6.62, p = 0.01), diastolic blood
pressure of weeks I, II and III, are: (89.08 ± 7.60 p = 0.06, 88.46 ±

Yusni adalah Dosen Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.
Syahrul adalah Dosen Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

6.57; p = 0.01, 88.12 ± 4.13 p = 0.00). Dried flower petals rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) can lower
systolic and diastolic blood pressure in hypertensive elderly women that roselle can be used as herbal
medicine for the treatment of hypertension. (JKS 2011; 3: 151-156)

Key words: Rosella, blood pressure, systolic, diastolic, women, elderly, hypertensive

151
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 3 Desember 2011

Pendahuluan Desain penelitian: eksperimental


Meningkatnya prevalensi penyakit laboratoris menggunakan metode time
kardiovaskuler setiap tahun menjadi series. Subjek penelitian adalah: 15 wanita
masalah utama di negara maju dan negara lansia yang dibagi kedalam 2 kelompok,
berkembang termasuk Indonesia. Penyakit yaitu: 8 orang untuk kelompok kontrol
kardiovaskuler menurut Survei Kesehatan (diberikan obat hipertensi: amlodipin) dan
Rumah Tangga (SKRT) 1992 dan 1995 7 orang untuk kelompok perlakuan
merupakan penyebab kematian terbesar di (diberikan seduhan kelopak kering bunga
Indonesia.1-2 Berdasarkan Survei rosella). Sampel pada penelitian ini adalah
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun wanita lansia penderita hipertensi yang
2001, kematian akibat penyakit jantung diperoleh dari Panti Sosial Tresna Werdha
dan pembuluh darah sebesar 26,3 persen, Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel
sedangkan berdasarkan data di rumah sakit adalah subjek penelitian diambil secara
di Indonesia angka kematian akibat acak. Penentuan sampel dihitung dengan
penyakit jantung dan pembuluh darah menggunakan rumus, sebagai berikut:
tahun 2005 sebesar 16,7%. Berdasarkan
n1 = n2 =2
data Global Burden of Disease (GBD)
tahun 2000, 50% penyakit kardiovaskuler n=7,2 dibulatkan jadi 7 orang
disebabkan oleh hipertensi. Di seluruh
dunia angka prevalensi hipertensi dari Keterangan:
tahun ketahun semakin meningkat dan Simpangan baku kedua kelompok; s = 3
angka kematian akibat hipertensi cukup Perbedaan klinis yang diinginkan, x1-x2 = 4
tinggi.1-3 Berbagai upaya dilakukan untuk Derajat kemaknaan; α = 0,05
mengobati dan menurunkan angka insiden Power atau Zβ = 0,85
hipertensi, antara lain dengan pemberian
obat-obatan herbal dan salah satunya Perlakuan yang diberikan adalah : teh
adalah pemberian kelopak kering bunga kelopak kering rosella diberikan sebanyak
rosella (Hibiscus sabdariffa Linn).4-6 2x2 gram/hari, yaitu: pagi dan sore hari
Beberapa penelitian dari luar negeri pernah setelah makan (Pagi: jam 08.30-09.30 dan
dilaporkan bahwa rosella bermanfaat untuk sore: 17.00-18.00) dan diberikan selama 3
menurunkan tekanan darah, salah satunya
minggu. Cara pemberian seduhan kelopak
penelitian yang dilakukan oleh Faraji dan
Tarkhani di teheran, Iran yang kering bunga rosela, adalah: kelopak
menyebutkan bahwa rosella dapat kering bunga rosela ditimbang sebanyak 2
menurunkan tekanan darahsekitar 10,95 gram, kemudian dimasukkan kedalam
mmHg, setelah dikosumsi oleh 54 gelas ukur dan diseduh dengan air
penderita hipertensi selama 12 hari mendidih sebanyak 150 mg dan dibiarkan
berturut-turut.7 Namun karena ada dingin selama 10-15 menit dan selanjutnya
kemungkinan bedanya kandungan unsur diberikan kepada subjek penelitian.
hara akan mempengaruhi hasil penelitian, Pemeriksaan tekanan darah dilakukan
maka penelitian ini dilakukan untuk sebanyak 4 kali, yaitu: sebelum pemberian
mengetahui efek pemberian kelopak kering perlakuan (hari 1), minggu I (Hari ke-7),
bunga rosella (hibiscus sabdariffa linn) minggu ke-2 (hari ke 14) dan minggu ke-3
terdahap tekanan darah sistolik dan (hari ke 21) setelah pemberian perlakuan.
diastolik pada wanita lanjut usia penderita Mengukur tekanan darah dilakukan dengan
hipertensi. menggunakan sphygmomanometer dengan
langkah, sebagai berikut :
Metode 1) Melilitkan pembalut lengan pada bagian
lengan atas.

152
Yusni, Syahrul, Efek Pemberian Kelopak Kering Bunga Rosella

2) Sambil menempatkan Stetoskop pada pengukuran tekanan darah selalu


pembuluh arteri di lengan (di bawah dinyatakan dengan dua angka misalnya
pembalut lengan) bola karet dipompa 120/80 mmHg.Untuk mengetahui batas
berkali-kali sehingga selain udara tekanan sistolik, sambil menekan
dipompakan ke dalam rongga udara pompa karet dapat diraba denyutan
pembalut lengan, tekanan udaranya juga
jantung pada pergelangan tangan, jika
mendorong air raksa pada manometer
ke atas. Karena pembalut lengan denyutan jantung terhenti berarti
mengembang akan menekan pembuluh menunjukkan aliran darah telah terhenti.
darah.
3) Dengan membuka klep pengatur Tempat dan waktu penelitian adalah: Unit
pelahan-lahan, tekanan udara pada Pelaksana Teknis (UPTD) Rumoh
rongga pembalut lengan akan berkurang Sejahtera Banda Aceh, mulai dari bulan
dan demikian tekanan air raksa akan Juni-Desember 2011. Analisa data
menurun. Pada saat tekanan pembalut menggunakan: uji normalitas, uji
lengan sama dengan tekanan pada homogenitas dan uji ANOVA. Prosedur
pembuluh darah, darah akan segera penelitian dapat dilihat pada gambar 1,
mengalir, pada saat inilah akan dibawah.
terdengar bunyi pertama (“duk”)
melalui stetoskop dan segera dilihat Alat Dan Bahan
penunjuk tekanan skala air raksa pada Alat-alat yang digunakan untuk penelitian
manometer, misalnya 120 mmHg, maka ini adalah: Shygmomanometer merk
berarti tekanan darah sistolik adalah 120 Riester, Stetoskop merk Littmann dan
mmHg.Sementara itu karena klep pada gelas ukur untuk takaran air seduhan
bola karet terus terbuka, tekanan udara rosella, pemanas air untuk seduhan rosela.
pada pembalut lengan akan terus Bahan-bahan yang digunakan adalah:
berkurang dan pada stetoskop akan Kelopak bunga rosela yang diperoleh dari
terdengar bunyi “duk, duk….” sampai hasil pembudidayaan masyarakat
bunyi tidak terdengar lagi. Pada saat Darussalam Banda Aceh, selanjutnya
bunyi tidak terdengar segera dilihat dikeringkan dengan cara dijemur dibawah
petunjuk tekanan skala air raksa, mata shari langsung sampai kering. Obat
misalnya 90 mmHg, maka berarti antihipertensi Amlodipin) dan Air
tekanan darah diastolik adalah 90 mendidih.
mmHg.
4) Bunyi pertama yang terdengar juga
dikenal sebagai “fase I Korotkoff” atau
bunyi korotkoff, ditemukan pertama
kali pada tahun 1905 oleh Nikolai S.
Korotkoff (1874-1920), seorang dokter
Rusia. Pada saat bunyi tersebut
berhenti, dikenal sebagai “fase V
Korotkoff”.
5) Bunyi pertama yang terdengar pada
stetoskop sampai menghilangnya bunyi
yang terakhir, akan terjadi dalam selang
waktu kurang dari satu menit. Hasil

153
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 3 Desember 2011

PEMILIHAN SUBJEK PENELITIAN


Anamnesa dan pemeriksaan fisik
criteria JNC VII (sistolik < 160 mmHg dan diastolic < 100 mmHg)

KELOMPOK PERLAKUAN KELOMPOK PERLAKUAN

PEMERIKSAAN: PEMERIKSAAN:
TDS & TDD TDS & TDD

PERLAKUAN :
PERLAKUAN :
TEH ROSELLA SEBANYAK 2 gr, 2XSEHARI (PAGI &
OBAT ANTI HIPERTENSI SELAMA 3 MINGGU
SORE), SELAMA 3 MINGGU, OBAT ANTI HIPERTENSI

PEMERIKSAAN:
TDS & TDD: MINGGU I, II DAN III

Gambar 1. Prosedur Penelitian

Hasil
Hasil penelitian mengenai gambaran tekanan darah sistolik dan diastolik
karakteristik fisik fisologis subjek (mmHg) hasil pengukuran seperti yang
penelitian berupa: umur (tahun), berat terlihat pada tabel 1, berikut:
badan (Kg), tinggi badan (cm), dan

Tabel 1. Karakteristik Fisik Fisiologis Subjek Penelitian


Variabel Kelompok n Rerata SD p
Umur (Tahun) Kontrol 8 68,12 6,37 0,89
Rosella 7 67,71 4,71
Berat Badan (Kg) Kontrol 8 49,31 9,11 0,72
Rosella 7 51,57 14,51
Tinggi Badan (Cm) Kontrol 8 141,12 5,21 0,35
Rosella 7 144,64 8,82
Sistolik (mmHg) Kontrol 8 136,25 13,02 0,001
Rosella 7 164,28 11,33
Diastolik (mmHg) Kontrol 8 88,75 8,34
Rosella 7 92,85 4,87 0,001
Keterangan: p>0,05, data menunjukkan tidak berbeda nyata

Seperti yang tampak pada tabel 1, antara kelompok kontrol dengan kelompok
karakteristik fisik fisiologis, berupa: umur, perlakuan berbeda nyata (p = 0,001).
BB, TB antara kelompok kontrol dengan Hasil uji Anova untuk mengetahui
kelompok perlakuan tidak berbeda nyata perbedaan nilai tekanan darah sistolik dan
(p>0,05), sedangkan karakteristik fisik diastolik sebelum perlakuan, minggu I, II
fisiologis, yaitu tekanan darah sistolik dan III antara Kelompok Kontrol dan
(TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD) Rosella dapat dilihat pada tabel 2, berikut:

154
Yusni, Syahrul, Efek Pemberian Kelopak Kering Bunga Rosella

Tabel 2. Hasil uji ANOVA untuk Mengetahui Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik sebelum perlakuan, minggu I, II dan III pada Kelompok Kontrol
dan Rosella
PRETEST MINGGU I MINGGU II MINGGU III
Data Kelp.
rerata SD F p rerata SD F p rerata SD F p rerata SD F p
TDS Kontrol 142,85 11,12 157,70 13,06 132,50 6,43 133,38 5,07
0,15 0,70 1,82 0,20 18,79 0,00* 8,94 0,01*
(mmHg) Rosella 164,28 11,33 175,11 7,25 150,61 4,44 150,77 6,62
TDD Kontrol 92,85 4,49 81,86 3,44 77,76 6,37 79,21 5,78
0,71 0,20 4,10 0,06 7,69 0,01* 9,93 0,00*
(mmHg) Rosella 92,85 4,87 89,08 7,60 88,76 6,57 88,12 4,13
*
Keterangan: bermakna pada taraf kekeliruan 5% (p<0,05)

Seperti yang tampak pada tabel 2 di atas, Kesimpulan


hasil uji Anova mengenai perbedaan Kelopak kering bunga rosella (Hibiscus
tekanan darah sistolik dan diastolik sabdariffa Linn) dapat menurunkan
sebelum perlakuan dan minggu I pada tekanan darah sistolik dan diastolik pada
kelompok kontrol dan rosella tidak berbeda wanita lanjut usia penderita hipertensi
nyata (p=0,70 dan p=0,20; p=0,20 dan sehingga rosella dapat dijadikan sebagai
p=0,06), namun tekanan darah sistolik dan obat herbal untuk pengobatan hipertensi.
diastolik minggu II dan III pada
kelompok kontrol dan rosella terdapat Saran
perbedaan yang nyata (p=0,00 dan p=0,01; Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
p=0,01 dan p= 0,00). Hasil penelitian ini diberikan beberapa saran, yaitu:
menunjukkan bahwa pemberian kelopak 1. Masyarakat dapat mengkonsumsi
kering bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa rosella sebagai obat antihipertensi
Linn), mulai memberikan efek terhadap dengan dosis yang dianjurkan adalah
penurunan tekanan darah sistolik dan 2x2 gram/hari, secara teratur
diastolik pada wanita lanjut usia penderita 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
hipertensi setelah pemberian seduhan dengan menggunakan subjek penelitian
kelompak kering bunga rosela selama 14 penderita hipertensi usia dewasa muda
hari.
Daftar Pustaka
Pembahasan 1. Biro Pusat Statistik. 2000. Sensus
Hasil penelitian menunjukkan pemberian Penduduk Indonesia. Jakarta.
kelopak kering bunga rosella yang 2. Departemen Kesehatan Republik
diberikan dengan dosis: 2x2 gr perhari, Indonesia. Menyongsong Lanjut Usia
selama 3 minggu dapat menurunkan Tetap Sehat dan Berguna, Menyokong
Penuh Penanggulangan Hipertensi.
tekanan darah sistolik dan diastolik pada
Melalui
wanita lanjut usia penderita hipertensi. Hal <http://www.litbang.depkes.go.id/>
ini berkaitan dengan kandungan zat [26/6/2007]
organik dan flavonoid yang terkandung 3. National Academy on An Aging Society,
dalam rosella yang dapat menurunkan USA. June 2005. Hypertension: A
viskositas darah (Mardiah, dkk; 2009).11 Common Condition for Older Americans.
Viskositas darah merupakan salah satu Australian Family Physician. 34(6):412-
faktor yang dapat mempengaruhi laju 424Frohlich, E.D. 1999. Risk Mechanism
aliran darah, sehingga penurunan in Hypertensive Heart Disease.
viskosistas darah akan mempengaruhi laju Hypertension 34; 782-789.
aliran darah, meringankan beban kerja 4. James, M.A. Tullett, J. Hemsley, A.G. &
Shore, A.C. 2006. Effects of Aging and
jantung yang akhirnya akan berdampak Hypertension on the Microcirculation.
terhadap penurunan tekanan darah.7-11 The American Heart Assosiation.
Hypertension 47:109-114.

155
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 3 Desember 2011

5. Panza, J.A. 2001. High-Normal Blood


Pressure More Than High than Normal. N
Engl J Med. 1345:18-23.
6. Rasansky, J.H. 2007. Hypertension and
Aging. Journal of Human Hypertension
21: 96-98.
7. Haji-Faraji, M., Haji-Tarkhani, A., 1999.
The effect of sour tea (Hibiscus
sabdariffa) on essential hypertension.
Journal of Ethnopharmacology 65, 231–
236.
8. Adegunloye, B.J., Omoniyi, J.O.,
Owolabi, O.A., Ajagbona, O.P., Sofola,
O.A., Coker, H.A., 1996. Mechanisms of
blood pressure lowering effects of the
calyx extract of Hibiscus sabdariffa in
rats. African Journal of Medicine and
Medical Sciences 25, 235–238.
9. Herrera-Arellano, A., Flores-Romero, S.,
Chavez-Soto, M.A., Tortoriello, J., 2004.
Effectiveness and tolerability of a
standardized extract from Hibiscus
sabdariffa in patients with mild to
moderate hypertension: a controlled and
randomized clinical trial. Phytomedicine
11, 375–382.
10. Hirunpanich, V., Utaipat, A., Morales,
N.P., Bunyapraphatsara, N., Sato, H.,
Herunsalee, A., Suthisisang, C., 2005.
Antioxidant effects of aqueous extracts
from dried calyx of Hibiscus sabdariffa
LINN. (Roselle) in vitro using rat low-
density lipoprotein (LDL). Biological and
Pharmaceutical Bulletin 28, 481–484.
11. Mardiah, Arifah R, RekiW.A dan
Sawarni, 2009. Budidaya dan Pengolahan
Rosela SiMerah Segudang Manfaat. PT
Agromedia Pustaka. Bogor.

156

Anda mungkin juga menyukai