Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TEKNOLOGI FORMULASI BAHAN ALAM

MINUMAN LEMON TELANG

(Clitoria ternatea)

SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Disusun Oleh:

Dinar Amaliah (P2.06.30.1.17.08)

Melinda Tri Yulianita (P2.06.30.1.17.022)

Pipi Luthfiani (P2.06.30.1.17.027)

Resy Lesmara (P2.06.30.1.17.029)

Selvy Seftiani Jarnudin (P2.06.30.1.17.032)

Tria Estuti Setiahati (P2.06.30.1.17.036)

JURUSAN FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan laporan Teknologi Bahan Alam
dengan judul “Minuman Lemon Telang”. Shalawat serta salam selalau terlimpah
curahkan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.
Laporan ini memaparkan tentang gambaran pembuatan produk, meliputi
latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, konsep teori, metodologi
penelitian, dan daftar pustaka.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnan. Tentunya kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
demi tercapainya kebaikan dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat dan menjadi awal kesuksesan bagi kita bersama.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tasikmalaya, Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Laporan.............................................................................................2

D. Manfaat Laporan...........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3

A. Tanaman Bunga Telang (Clitoria ternatea)..................................................3

1. Klasifikasi dan Nama Lokal Bunga Telang (Clitoria ternatea)................3

3. Kandungan Fitokimia Bunga Telang (Clitoria ternatea)..........................4

4. Farmakologi dan Manfaat Bunga Telang (Clitoria ternatea)....................6

B. Pengujian Produk..........................................................................................7

BAB III METODOLOGI........................................................................................9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................12

BAB V KESIMPULAN........................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Senyawa Fitokimia pada tanaman C. ternatea............5


Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan......................................................9
Tabel 3.2 Alat dan Bahan Pembuatan Produk...............................................10
Tabel 3.3 Alat dan Bahan Pengujian Angka Lempeng Total........................10
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Uji Angka Lempeng Total...............................12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bunga Telang (Clitoria ternatea)................................................4


Gambar 2.2 Struktur Senyawa Kimia Antosianin...........................................5

iv
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Padatnya kegiatan manusia menyebabkan manusia memerlukan usaha
lebih untuk menjaga kesehatan tubuh. Dalam kondisi tubuh yang lelah, tidak
menutup kemungkinan dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Selain
itu, pengaruh buruk dari lingkungan juga dapat memperparah kondisi ini.
Maka dari itu, manusia membutuhkan asupan tambahan yang dapat
membantu menjaga daya tahan tubuh.
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam
melimpah, diantaranya adalah tanaman herbal yang dapat diolah menjadi
berbagai macam produk, salah satu contohnya adalah bunga telang. Bunga
telang telah dimanfaatkan sejak dulu secara tradisional, untuk pengobatan
mata dan pewarna makanan alami. Bunga telang juga memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan, diantaranya adalah dapat menjadi asupan tambahan
untuk membantu menjaga daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, kelompok kami
mencoba untuk membuat suatu formula dengan bahan dasar bunga telang
yang akan diolah menjadi suatu produk minuman sehingga diharapkan
mampu menjadi suatu produk herbal yang menarik dan dapat memberikan
efek kesehatan yang positif.
Selain memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, warna alami yang
dihasilkan dari bunga telang menjadikan produk ini memiliki warna yang
menarik, yaitu berwarna biru. Namun uniknya, saat ditambahkan dengan zat
yang bersifat asam, warna biru pada produk akan berubah menjadi ungu.
Diharapkan, hal ini mampu menjadi nilai estetika serta menambah minat
konsumen untuk mengkonsumsi produk ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1) Bagaimanakah proses pembuatan Minuman Lemon Telang?
2) Bagaimana manfaat bunga telang bagi kesehatan tubuh?

C. Tujuan Laporan

1
Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk mengetahui bagaimana

proses pembuatan minuman lemon telang, dan manfaatnya bagi kesehatan.


D. Manfaat Laporan
Manfaat dari pembuatan laporan ini adalah untuk menambah

pengetahuan mengenai bunga telang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Bunga Telang (Clitoria ternatea)


1. Klasifikasi dan Nama Lokal Bunga Telang (Clitoria ternatea)
Tanaman bunga telang (Clitoria ternatea) merupakan salah satu
tanaman yang termasuk dalam keluarga Fabaceae yang berasal dari daerah
tropis Asia Tenggara, yang kemudian tersebar ke berbagai negara lainnya
(Al-Snafi, 2016). Tanaman ini secara luas juga dikenal dengan berbagai
nama dan dalam berbagai bahasa seperti butterfly pea, blue pea (Inggris),
la hu die, lan hua dou (Cina), cunha (Brazil), un-chan, uang-chan, dang-
chan (Thailand), kajroti (India), fula criqua (Portugis), clitoria azul,
azulejo, conchitis, bejuco de conchitas (Spanyol), dan bunga telang
(Malaysia) (Kosai et al, 2015). Masyarakat Indonesia diberbagai daerah
juga mengenal tanaman ini dalam berbagai nama seperti nama bunga

2
talang untuk daerah Sumatera dan Sulawesi, kembang telang untuk daerah
Sunda, kembang teleng untuk daerah Jawa, dan sayama gulele untuk
daerah Maluku (Utami, 2008). Klasifikasi tanaman bunga telang adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Mangnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae
Genus : Clitoria L
Spesies : Clitoria ternatea
(National Plant Duta Center, 1996 dalam Al-Snafi, 2016)

2. Morfologi Bunga Telang (Clitoria ternatea)

Tanaman Clitoria ternatea adalah tanaman perennial merambat


yang dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 2-3 m. batang tumbuh
melilit, berbulu halus dengan pangkal batang berkayu. Batang tanaman
yang masih muda berwarna hijau, sedangkan batang yang sudah tua
berwarna putih kusam. Sistem perakaran terdiri dari akar tunggang yang
kuat dengan beberapa percabangan akar lateral dan terdiri dari banyak
rambut akar (Kosai et al, 2015).
Bunga telang termasuk tumbuhan monokotil dan mempunyai
bunga yang berwarna biru, putih dan coklat. Bunga telang merupakan
bunga berkelamin dua (hermaphroditus) karena memiliki benang sari
(alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina) sehingga sering
disebut dengan bunga sempurna atau bunga lengkap. Daun bunga telang
termasuk daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih daun, hanya
memiliki tangkai daun (petiolus) dan helai daun (lamina). Akar pada
tumbuhan bunga telang termasuk akar tunggang dan warnanya putih
kotor. Bagian-bagian dari akar bunga telang yaitu leher akar (Colum
radisi), batang akar atau akar utama (Corpus radisi), ujung akar (Apeks

3
radisi), serabut akar (Fibrila radicalis). Biji bunga telang berbentuk
seperti ginjal, pada saat masih muda berwarna hijau, setelah tua bijinya
berwarna hitam (Dalimartha, 2008).

Gambar 2.1 Bunga Telang (Clitoria ternatea)


Sumber: www.malang.merdeka.com

3. Kandungan Fitokimia Bunga Telang (Clitoria ternatea)


Tanaman Clitoria ternatea diketahui mengandung berbagai
macam senyawa fitokimia. Fitokimia adalah senyawa kimia alami pada
tanaman yang memiliki efek yang secara fisiologis terhadap manusia.
Hasil analisis Manjula et al (2013) terhadap beberapa kandungan
fitokimia pada bagian-bagian tanaman Clitoria ternatea dapat dilihat
pada table 2.1.
Tabel 2.1 Kandungan Senyawa Fitokimia pada tanaman C. ternatea
Jenis Senyawa Hasil Uji pada Bagian Tumbuhan
No
Fitokima Daun Akar Pucuk Bunga Biji
1 Alkaloid - - + + +
2 Tanin + - + + +
3 Glikosida + - + + +
4 Resin + - + + +
5 Steroid + - - - -
6 Saponin - + - - -
7 Flavonoid - + + + +
8 Fenol - + - + -
Keterangan:
(+) mengandung golongan senyawa
(-) tidak mengandung golongan senyawa
Jenis flavonoid yang terdapat dalam bunga telang adalah
antosianin. Secara kimia antosianin merupakan turunan struktur aromatik

4
tunggal yaitu sianidin dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin
dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil, metilasi dan
glikosilasi. Antosianin adalah senyawa yang bersifat amfoter, yaitu
memiliki kemampuan untuk bereaksi baik dengan asam maupun dengan
basa. Dalam media asam antosianin berwarna merah dan pada media
basa berubah menjadi ungu dan biru (Apriandi, 2003). Struktur
antosianin dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2.2 Struktur Senyawa Kimia Antosianin


Sumber: id.wikipedia.org
Antosianin adalah suatu kelas dari senyawa flavonoid, yang
secara luas terbagi dalam polifenol tumbuhan. Flavonol, flavan-3-ol,
flavon, flavanon, dan flavanonol adalah kelas dari flavonoid yang
berbeda dalam oksidasi antosianin (Talavera dkk, 2004).

4. Farmakologi dan Manfaat Bunga Telang (Clitoria ternatea)


Sejak dulu, selain dianggap sebagai tanaman hias tumbuhan ini
dikenal secara tradisional sebagai obat untuk mata dan pewarna makanan
yang memberikan warna biru. Dilihat dari tinjauan fitokimia, bunga
telang memiliki sejumlah bahan aktif yang memiliki potensi farmakologi.
Potensi farmakologi bunga telang antara lain adalah sebagai antioksidan,
antibakteri, anti inflamasi dan analgesik, antiparasit dan antisida,
antidiabetes, antikanker, antihistamin, immunomodulator, dan potensi
berperan dalam susunan syaraf pusat, Central Nervous System (CNS)
(Budiasih, 2017).
Clitoria ternatea telah diamati aktivitas antioksidannya melalui
metode DPPH. Clitoria ternatea yang mengandung sejumlah fenol dan
flavonoid menunjukkan penghambatan yang signifikan dibanding standar
asam galat dan quercetin. Hal ini menunjukan bahwa daun dan bunga

5
telang memiliki aktivitas antioksidan melawan radikal bebas seperti
DPPH, radikal hidroksil, dan hidrogen peroksida. Hasil ini merupakan
potensi sebagai sumber antioksidan dari bahan hayati (Lakshmi dkk,
2014).
Bunga telang juga berpotensi sebagai anti cancer karena memiliki
flavonoid dengan kandungan kaempferol yang memiliki potensi tersebut.
Dalam pengujian pada sel normal sebanyak 1.000 mg/ml ekstrak bunga
telang diuji coba ke sel T47D. Hasilnya, sel kanker bisa mati hingga
63,8% karena kandungan flavonoid seperti kaemferol, delphinin dan
quercetin. Uji aktivitas terhadarp Dalton limhoma juga menunjukkan
hasil yang positif (Jacob and Latha, 2012).

B. Pengujian Produk
Untuk mengetahui apakah produk yang dibuat telah memenuhi
beberapa persyaratan, maka dilakukan beberapa pengujian seperti
pengujian Angka Lempeng Total dan uji Hedonik.
Metode pengujian Angka Lempeng Total merupakan metode
kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada
pada suatu sampel. Uji angka lempeng total dan lebih tepatnya ALT aerob
mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil
akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam
koloni per ml/g atau koloni/100ml. Cara yang digunakan antara lain
dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar (BPOM, 2008).

Uji hedonik merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Dalam uji
hedonik panelis diminta untuk memberiakn komentar dan saran untuk
mengungkapkan tanggapannya terhadap suatu produk yang telah
dicobanya. Tanggapan tersebut bisa berupa kesukaan ataupun
ketidaksukaan kita terhadap suatu produk. Tingkat kesukaan ini disebut
orang skala hedonik, misalnya amat sangat suka, sangat suka, suka, agak

6
suka, netral, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka, dan amat
sangat tidak suka (Rahayu, 2011).

Untuk melaksanakan penialaian hedonik tersebut diperlukan panel


yang bertindak sebagai instrument atau suatu alat. Panel yang dimaksud
adalah berupa orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat atau
komoditi berdasarkan kesan subjektif. Orang yangmenjadi anggota panel
adalah seorang panelis.

Pada uji hedonik indra yang baisanya digunakan adalah indra


pencicip, penciuman, dan peraba.pencicipan merupakan proses
penginderaan yang terjadi karena adanya rangsangan yang seseuai dengan
reseptor alat indera. Mutlak memerlukan rangsangan yang timbul dari
bahan yang diuji sehingga dapat diterima oleh reseptor yang ada pada
masing-masing indera. Jadi, rangsangan adalah suatu penyebab adanya
tanggapan dari proses penginderaan hubungan antara tanggapan fisik dan
tanggapan psikologis tidak selalu mudah mengukurnya. Hal ini disebabkan
karena besaran tanggapan psikologis tidak selamanya mudah diukur.
Tanggapan psikologis dihasilkan dari kemampuan fisiko psikologis
seorang panelis (Kartika, 2009).

Indera pencicip berfungsi untuk emnilai rasa suatu makana. Di


permukaan mulut terdapat lapisan yang selalu basahyang terdapat sel-sel
yang sangat peka terhadap pengecapan. Masing-masing respon pencicip
biasanya peka terhadap rasa-rasa tertentu. Seperti rasa manis biasanya
bagian yang paling peka adalah pada bagian ujung lidah. Respon pencicip
manusia hanya dapat mencicipi rasa asam, manis, pahit, dan asin. Tetapi
beberapa peneliti menganggap bahwa rasa metalik dan rasa gurih juga
adalah hasil dari penginderaan respon pencicip (Kartika, 2009).

Respon pencicip yang peka terhadap suatu raa mempunyai


hubungan yang terpenting dengan pengecap adalah kecenderungan indera
rasa pengecap untuk melayani sensasi utama tertentuyang terletak pada
tempat tertentu.

7
Indera penciuman merpakan indra yang dapat menghirup aroma
yang berasal dari lingkungan sekitar. Rangsangan bau atau aroma yang
akan diterima oleh lender pembau dan diteruskan ke gelembung pembau,
kemudian bergerak ke berkas syaraf tertentu menuju ke otak untuk dibaca
dan dipahami aroma tersebut (Suhardi, 2007).

Indera peraba dapat digunakan dengan kulit. Kulit merupakan alat


indera yang terdiri atas lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan epidermis
atau lapisan luar yaitu lapisan komeum yang selalu mati dan selalu
mengelupas, lapisan lusidum, lapisan granulosum, dan lapisan
germinativu. Sedangkan lapisan endodermis atau lapisan dalamtersusun
atas jaringan lemak, jaringan minyak, kelenjar minyak, kelenjar keringat,
berbagai sayaraf dan pembuluh kapiler maupun pembuluh darah.

BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Pembuatan produk ini akan dilaksanakan secara bertahap dan


terjadwal. Berikut merupakan jadwal pelaksanaan praktikum:

Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

No Waktu Tempat Kegiatan

1. Selasa, 26 Februari 2019 Jl.Cilolohan, Gg.Bah Pembuatan


Sahri, Kelurahan Produk
Setiaratu, Kec.Tawang,
Kota Tasikmalaya.

2. Rabu, 27 Februari 2019 Aula GH Jurusan Presentasi


Farmasi Produk

3. Selasa, 05 Maret 2019 Jl. Tamansari, Pembuatan

8
Gegernoong No.56, Produk
RT.001, RW.001,
Kelurahan Setiamulya,
Kec.Tamansari. Kota
Tasikmalaya.

4. Rabu, 06 Maret 2019 Lab Biologi Uji ALT

5. Sabtu, Maret 2019 Jl. Tamansari, Pembuatan


Gegernoong No.56, Produk
RT.001, RW.001,
Kelurahan Setiamulya,
Kec.Tamansari. Kota
Tasikmalaya.

6. Minggu, 17 Maret 2019 Jl. E.Z Mutaqqin (CFD Uji Hedonik


Cilembang)

B. Alat dan Bahan

1. Alat dan Bahan Pembuatan Produk

Tabel 3.2 Alat dan Bahan Pembuatan Produk

Alat Bahan
Gelas Bunga telang kering (3 kuntum)
Panci Air Perasan Jeruk Lemon (2 sdm)
Sendok Air (250 ml)
Kompor Gula Pasir (2 sdm)
Saringan Es batu (secukupnya)

2. Alat dan Bahan Pengujian Angka Lempeng Total

Tabel 3.3 Alat dan Bahan Pengujian Angka Lempeng Total

Alat Bahan

- Tabung reaksi dan rak - Produk


tabung reaksi

9
- Cawan petri - Nutrient Agar

- Mikropipet 1 ml dan 0,1 - Nacl steril


ml
- Alcohol 70%
- Yellow tip dan blue tip

- Labu Erlenmeyer

- Spirtus

- Botol semprot

- Incubator

- Coloni counter

C. Rencana Pengerjaan

Produk ini dibuat dengan bahan dasar yaitu bunga telang. Bunga
telang yang digunakan adalah bunga telang yang telah dikeringkan.
Pembuatan produk ini dimulai dengan merebus bunga telang kering
sampai air rebusan berubah warna menjadi biru. Selanjutnya dinginkan
terlebih dahulu hasil rebusan. Lalu selagi menunggu air rebusan dingin
lakukan pekerjaan berikutnya yaitu melarutkan gula. Setelah hasil rebusan
dingin saring bunga telang dan ambil air hasil rebusan tersebut. Kemudian
campurkan air rebusan bunga telang dengan larutan gula, lalu aduk hingga
rata. Tambahkan perasan air jeruk nipis sesuai selera. Terakhir masukkan
produk ke dalam kemasan.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Angka Lempeng Total

Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Uji Angka Lempeng Total

Jumlah Koloni
Hari/Tanggal Sampel
Kontrol 10-1 10-2 10-3
Rabu, 06 Maret Minuman
2019 Lemon Telang 3 1 2 0

ALT = jumlah koloni x

=1x

= 1 x 101 = 10 CFU/mL

ALT =2x

= 2 x 102 = 200 CFU/mL

Prinsip pengujian Angka Lempeng Total yaitu mengamati


pertumbuhan koloni bakteri yang terbentuk. Dalam praktikum kali ini
metode yang digunakan adalah metode sebar. Metode sebar adalah suatu
teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar.
Sampel yang digunakan dalam pengujian ini yaitu minuman jeruk telang.
Pada pengujian Angka Lempeng Total digunakan NaCl sebagai pengencer
sampel dan menggunakan NA (Nutrient Agar) sebagai media padatnya.
Selain membuat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 dibuat juga kontrol media

11
(blanko) yang bertujuan untuk membuktikan sterilitas media dilakukan
secara aseptis atau tidak.

Dari hasil praktikum, pengenceran yang dihitung hanya 10-1 dan


10-2. Dimana koloni bakteri yang terbentuk pada pengenceran 10-1 hanya 1
koloni, jadi jumlah koloni per mL adalah 1x101 koloni per mL atau 10
CFU/mL. Sedangkan pada pengenceran 10-2 terbentuk 2 koloni, jumlahnya
2x102 koloni per mL atau 200 CFU/mL. Sementara itu, pada kontrol juga
terdapat cemaran sebanyak 3 koloni.

Produk yang dibuat termasuk kedalam kategori minuman sari buah.


Menurut Peraturan Kepala Badan POM RI No. 16 Tahun 2016 tentang
Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan Olahan, batas cemaran kategori
minuman sari buah adalah 200 koloni/mL. Dari hasil yang diperoleh,
terdapat 3 koloni bakteri dalam media kontrol, 1 koloni bakteri dalam
media dengan pengenceran 10-1, 2 koloni bakteri dalam media dengan
pengenceran 10-2, dan tidak ditemukan koloni bakteri dalam media dengan
pengenceran 10-3. Seharusnya tidak terdapat koloni bakteri dalam media
control. Selain itu, semakin tinggi tingkat pengenceran maka seharusnya
semakin sedikit pula jumlah koloni yang ditemukan. Ketidaksesuaian ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti proses sterilisasi alat
ataupun media yang kurang sempurna, pencampuran sampel dan media
yang kurang homogen, ataupun perlakuan yang kurang aseptis selama
praktikum. Meskipun demikian, produk yang dibuat masih memenuhi
persyaratan, dikarenakan koloni yang tumbuh kemungkinan dapat berasal
dari media yang kurang steril, ataupun karena beberapa faktor yang telah
disebutkan. Selain itu jumlah cemaran dalam produk masih memenuhi
persyaratan yaitu 200 koloni/ml.

B. Uji Hedonik

1. Data Pengamatan
a. Parameter : Warna

12
No Panelis Warna

1 Mila Darwati 5

2 Ernawati 4

3 Iis Istiqomah 4

4 Enas N 5

5 Siti Rahmayanti 4

6 Ulfah H 4

7 Muhamad Ikbal 4

8 Asri S.F 4

9 Nanang 4

10 Rani Anjani 3

11 Tasya N.F 4

12 Elis 4

13 Yayah 5

14 Melani Tri Y 4

15 Pupu Puryati 4

16 Novita Oktaviani 4

17 Yuli Yulianti 4

18 Aan Rudiana 5

19 Mimin 4

Jumlah 79

Rata-Rata 4,16

b. Parameter : Aroma

No Panelis Aroma

1 Mila Darwati 4

2 Ernawati 4

13
3 Iis Istiqomah 5

4 Enas N 5

5 Siti Rahmayanti 4

6 Ulfah H 4

7 Muhamad Ikbal 3

8 Asri S.F 4

9 Nanang 5

10 Rani Anjani 4

11 Tasya N.F 4

12 Elis 3

13 Yayah 3

14 Melani Tri Y 4

15 Pupu Puryati 4

16 Novita Oktaviani 3

17 Yuli Yulianti 3

18 Aan Rudiana 3

19 Mimin 4

Jumlah 73

Rata-Rata 3,84

c. Parameter : Tekstur

No Panelis Tekstur

1 Mila Darwati 5

2 Ernawati 5

3 Iis Istiqomah 5

4 Enas N 4

14
5 Siti Rahmayanti 4

6 Ulfah H 4

7 Muhamad Ikbal 5

8 Asri S.F 5

9 Nanang 4

10 Rani Anjani 4

11 Tasya N.F 4

12 Elis 4

13 Yayah 4

14 Melani Tri Y 4

15 Pupu Puryati 4

16 Novita Oktaviani 5

17 Yuli Yulianti 5

18 Aan Rudiana 4

19 Mimin 4

Jumlah 83

Rata-Rata 4,37

d. Parameter : Rasa

No Panelis Rasa

1 Mila Darwati 5

2 Ernawati 4

3 Iis Istiqomah 4

4 Enas N 5

5 Siti Rahmayanti 4

6 Ulfah H 4

7 Muhamad Ikbal 5

8 Asri S.F 5

15
9 Nanang 5

10 Rani Anjani 4

11 Tasya N.F 5

12 Elis 4

13 Yayah 5

14 Melani Tri Y 5

15 Pupu Puryati 4

16 Novita Oktaviani 5

17 Yuli Yulianti 5

18 Aan Rudiana 5

19 Mimin 5

Jumlah 88

Rata-Rata 4,63

Keterangan:
Skor
1 = Tidak Suka
2 = Kurang Suka
3 = Biasa
4 = Suka
5 = Sangat Suka

Perhitungan
Perhitungan = Jumlah Nilai
Jumlah Panelis

a. Warna
Minuman Lemon Telang = 4,16
b. Aroma
Minuman Lemon Telang = 3,84
c. Tekstur

16
Minuman Lemon Telang = 4,37
d. Rasa
Minuman Lemon Telang = 4,63

Pada Uji Hedonik, terdapat parameter mutu yang diuji yaitu


warna, aroma, tekstur, dan rasa. Dimana skala 1 untuk tidak suka, 2
kurang suka, 3 biasa, 4 suka, 5 sangat suka. Untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antar perlakuan perlu dilakukan analisis sidik
ragam. Berikut pembahasan dari masing-masing uji :
a. Warna
Berdasarkan hasil data pengamatan diketahui rata-rata
penilaian panelis terhadap warna minuman lemon telang sebesar
4,16. Dari hasil penilaian dapat dilihat bahwa minuman lemon
telang disukai oleh panelis dari segi parameter warnanya.
b. Aroma
Uji hedonik minuman lemon telang untuk parameter aroma,
berdasarkan pada data pengamatan yang diperoleh bahwa panelis
sedikit menyukai aromanya karena beraroma biasa saja. Rata-rata
penilaiannya 3,84.
c. Tekstur
Hasil dari parameter tekstur menunjukkan penilaian panelis
terhadap minuman lemon telang dengan rata-rata 4,37. Dapat
dilihat bahwa minuman lemon telang disukai oleh panelis dari
segi parameter teksturnya.
d. Rasa
Berdasarkan hasil dari data pengamatan diperoleh rata-rata
penilaian panelis terhadap minuman lemon telang sebesar 4,63.
Dari hasil penilaian dapat dilihat bahwa minuman lemon telang
sangat disukai oleh beberapa orang.

17
BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1) Minuman Lemon Telang memiliki manfaat sebagai antioksidan dan dapat


membantu memelihara daya tahan tubuh.

2) Berdasarkan pengujian Angka Lempeng Total dapat disimpulkan bahwa


pada Minuman Lemon Telang masih terdapat kontaminan bakteri
sebanyak 10 CFU/mL pada pengenceran 10-1, 200 CFU/mL pada
pengenceran 10-2, serta pada kontrol sebanyak 3 koloni. Hal tersebut dapat
disebabkan karena proses pengerjaan yang kurang aseptis.

3) Berdasarkan data analisis uji hedonik atau uji kesukaan terhadap 19


panelis, paremeter warna, aroma, tekstur, dan rasa tidak menunjukkan
perbedaan nilai yang jauh berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
seluruh parameter yang diuji pada produk Minuman Lemon Telang
mendapat respon yang baik dan dapat diterima oleh panelis.

18
DAFTAR PUSTAKA

Al-Snafi, A.S., 2016. Pharmacological Importance of Clitoria ternatea-A Review.


IOS Journal of Pharmacy.

Anonim, 1996. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, Dewan


Ketahanan Pangan. Jakarta

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). 2008. Pengujian


Mikrobiologi Pangan. Infopom vol 9
Badan POM RI. 2016. Peraturan Kepala Badan POM RI N0. 16 Tahun 2016

Tentang Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan Olahan. Jakarta: Badan


POM RI

Budiasih, K. S. 2017. Kajian Potensi Farmakologis Bunga Telang (Clitoria


ternatea). Jurdik Kimia FMIPA UNY. 201-205.
http://seminar.uny.ac.id/semnaskimia/sites/seminar.uny.ac.id.semnaskimia/
files/2017/C-7_Kun_Sri_Budiasih.pdf.

Kartika, Bambang, dkk. 2009. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU
Pangan dan Gizi UGM.Yogyakarta

Rahayu, W.P. 2001. Penuntun Praktikum Pengenalan Organoleptik. Jurusan


Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB: Bogor

Suhardi, Deddy. 2007. Panca Indera, Fungsi, dan Pemeliharaannya. Departemen


Pendidikan Nasional, Bandung

19
LAMPIRAN

1. Uji Angka Lempeng Total

2. Uji Hedonik

20

Anda mungkin juga menyukai