Anda di halaman 1dari 41

PROSES PRODUKSI TEH HIJAU DI PT.

PAGILARAN UNIT
PRODUKSI JATIBOJA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun oleh :
ROBBY WIJAYA D.111.18.0023

PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS SEMARANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN I

Judul PKL : Proses Produksi Teh Hijau Di PT. Pagilaran Unit Produksi

Jatiboja.

Nama : Robby Wijaya

NIM : D.111.18.0023

Pelaksanaan PKL : 15 Maret – 15 April 2021

Lulus Ujian :

Ketua Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian Dosen Pembimbing

Ika Fitriani. S.TP.,M.Sc Ir. Ery Pratiwi, M.P.


NIS. 06557002101014 NIS.06557002101011

Mengetahui,

Dekan
Fakukltas Teknologi Pertanian

Dr.Ir. Haslina, M.Si.


NIS. 06557002101009

i
LEMBAR PENGESAHAN II

1. Judul : Proses Produksi Teh Hijau di PT. Pagilaran

Unit Produksi Jatiboja

2. Nama : Robby Wijaya

3. NIM : D.111.18.0023

4. Pelaksanaan PKL : 15 Maret – 15 April 2021

5. Lulus Ujian :

Kepala Unit Produksi PT. Pagilaran

UP Jatiboja

Ulul Azmi, S.TP.

ii
BERITA ACARA UJIAN

Judul PKL : Proses Produksi Teh Hijau di PT Pagilaran Unit Produksi

Jatiboja

Nama : Robby Wijaya

NIM : D.111.18.0023

Pelaksanaan PKL : 15 Maret – 15 April 2021

Lulus Ujian :

Dosen Penguji Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Kunarto, M.P Ir. Ery Pratiwi, M.P.


.NIS.06557002101029 NIS.06557002101011
Mengetahui,

Ketua Panitia
Penyelenggara PKL

Ika Fitriani. S.TP.,M.Sc

iii
RINGKASAN

ROBBY WIJAYA D.111.18.0023. “PROSES PRODUKSI TEH HIJAU


DI PT PAGILARAN UNIT PROUKSI JATIBOJA”
(Dibimbing oleh ERY PRATIWI).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses produksi teh hijau, bahan baku,
mesin dan peralatan yang digunakan padaselama satu bulan mulai tanggal 15
Maret sampai 15 April 2021 di PT Pagilaran Unit Produksi Jatiboja Pabrik Teh
Jatilawang, Banjarnegara, Jawa Tengah. Tujuan umum dari Praktek Kerja
Lapangan ini adalah untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman mengenai
proses produksi teh hijau serta menambah dan mengembangkan keterampilan di
lapangan dan membandingkan dengan teori yang didapat di bangku kuliah. Tujuan
khusus dari praktek kerja lapangan ini ialah mempelajari aspek- aspek proses
produksi teh hijau yang sangat berpengaruh terhadap proses pengolahan sehingga
dihasilkan hasil teh yang diharapkan.
Penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan dengan metode langsung
yaitu metode yang dilakukan dengan mengikuti langsung segala kegiatan yang
dijadwalkan oleh perusahaan, metode tidak langsung dilakukan dengan
mengambil data sekunder yang bersumber dari arsip maupun laporan-laporan dari
kantor.
Teh hijau adalah salah satu bahan minuman yang merupakan hasil pengolahan
dari pucuk daun muda tanaman teh (camelia sinensis) tanpa melalui proses
fermentasi khusus. Proses pengolahan teh hijau meliputi pelayuan, penggulungan,
pengeringan awal, pengeringan kedua, pengeringan akhir, sortasi dan
pengemasan. Pelayuan dilakukan dengan menggunakan mesin pelayu yaitu
(Rotary Panner) pada suhu 90°C-100°C selama 5 menit, sedangkan penggulungan
dilakukan dengan (Press Cup Roller) selama 10-20 menit. Untuk pengeringan
awal dilakukan dengan ECP Drier (Endless Chain Pressure) pada suhu 105°C-90°
selama 1-3 jam dan (Ball Tea) pada suhu 100°C-70°C selama 6-7 jam. Untuk
sortasi digunakan Meksy Layer, Middleton dan alat peniup debu (Wineover)
Perusahaan sebaiknya meningkatkan kualitas terhadap produk, yaitu dengan
menghindari pemadatan pucuk teh dalam waringjangan diinjak-injak agar pucuk
teh tidak mengalami kerusakan. Laboratorium yang digunakan hendaknya
dikhususkan dalam ruangan tersendiri (tidak berada dalam satu ruang dengan
kantor pabrik) karena hal itu akan berpengaruh terhadap ketepatan dan ketelitian
pegawai laboratorium dan mengganggu kenyamanan kantor.

Kata kunci : pkl, proses produksi teh hijau

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,rahmat dan

anugerah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal praktek kerja

lapangan yang berjudul “Proses Produksi Teh Hijau di PT Pagilaran Unit

Prouksi Jatiboja”. Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktek kerja lapangan

yang telah penulis laksanakan. Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah

mengetahui secara rinci tentang proses produksi teh hijau. Selesainya praktek

kerja lapangan ini

mermupakan kerjasama yang terjalin baik antara penulis dengan semua pihak.

Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan

dukungan moral, kerjasama, dan material sehingga tersusun Laporan Praktek

Kerja Lapangan ini.

1. Ibu Dr. Ir. Haslina, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Hasil Pertanian

Universitas Semarang.

2. Ibu Ika Fitriani S.TP.,M.Sc. Selaku Ketua Jurusan Fakultas Teknologi Hasil

Pertanian Universitas Semarang.

3. Ibu Ir. Ery Pratiwi, MP. Selaku Pembimbing Laporan Praktek Kerja Lapangan

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, masukan, serta

bimbingan dalam menyelesaikan laporan prakterk kerja lapangan ini.

4. Bapak Dr. Ir. Bambang Kunarto, M.P. Selaku Penguji Laporan praktek kerja

lapangan ini

v
5. Bapak Eka Tarwaca Susila Putra, SP., MP., Ph.D selaku Pembimbing Praktek

Kerja Lapangan dan Semua pihak yang ada di PT Pagilaran Unit Produksi

Jatilawang yang telah membantu dalam pemberian informasi dan masukannya.

6. Bapak, Ibuku tercinta terima kasih atas doa dan kasih sayangnya yang tak

terhingga.

7. Teruntuk keluargaku terimakasih telah memberikan bimbingan dan

dukungannya selama ini.

8. Staf dan Karyawan PT. Pagilaran Unit Produksi Jatilawang yang telah

membantu dan membimbing selama PKL

9. Teman- teman seperjuangan (Nana, Nisa Haidar dan Hariyono) yang telah

memberiku semangat dan keceriaan selama kegiatan magang di PT. Pagilaran

Unit Produksi Jatilawang.

10. Rekan-rekan S-1 THP angkatan 2018 terima kasih atas dukungannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Praktek Kerja

Lapangan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena keterbatasan pengetahuan,

waktu dan pengalaman sehingga banyak terdapat kekurangan. Namun penulis

berharap penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat berguna baik

untuk penulis sendiri maupun pihak lain yang membaca Laporan Praktek Kerja

Lapangan ini.

Semarang, 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN I................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN II.................................................................................ii
BERITA ACARA UJIAN......................................................................................iii
RINGKASAN.........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................2
C. Manfaat Kegiatan............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Teh Hijau..........................................................................................................3
B. Pengertian Produk, dan Fungsi Produksi.........................................................4

1. Produk..........................................................................................................4
2. Fungsi Produksi............................................................................................4
C. Pengertian Proses Produksi Teh Hijau dan Sistem Produksi..........................5
1. Proses Produksi Teh Hijau...........................................................................5
2. Sistem Produksi............................................................................................6
D. Perencanaan Produksi.....................................................................................6
BAB III METODA PKL..........................................................................................7
A. Waktu dan Tempat..........................................................................................7
B. Metoda Pelaksanaan........................................................................................7
C. Jadwal Pelaksanaan PKL.................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................9
A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Pagilaran..................................................9
1. Sejarah Singkat PT. Pagilaran Unit Produksi Jatilawang............................9
vii
2. Visi dan Misi Perusahaan...........................................................................10
B. Pelaksanaan Produksi Teh Hijau...................................................................11
1. Panen..........................................................................................................12
2. Penimbangan di Kebun..............................................................................13
3. Pengangkutan.............................................................................................13
4. Penimbangan di Pabrik..............................................................................15
5. Analisa Basah.............................................................................................15
6. Penghamparan............................................................................................16
7. Pengolahan Teh Hijau kering.....................................................................17
8. Sortasi.........................................................................................................18
9. Pencampuran dan Pengepakan...................................................................19
10. Penggudangan..........................................................................................21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................23
A. Kesimpulan:...................................................................................................23
B. Saran:.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
LAMPIRAN...........................................................................................................26

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Table 1 Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.............................................8


Table 2 Rute, Waktu dan Hasil angkutan Pengambilan Pucuk..............................14

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Logo PT. Pagilaran...............................................................................10


Gambar 2 Pucuk Peko, Pucuk Burung Muda, Pucuk Burung Tua........................13
Gambar 3 Penimbangan di pabrik..........................................................................15
Gambar 4 Proses analisa basah..............................................................................16
Gambar 5 Penghamparan di Wihtering Through...................................................17
Gambar 6 Diagram Alir Proses Produksi Teh Hijau..............................................18
Gambar 7 Alur dan cara kerja masing–masing mesin sortasi................................19
Gambar 8 Proses blending.....................................................................................20
Gambar 9 Penggudangan.......................................................................................22

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

a. Lampiran 1 Struktur Organisasi Unit Produksi Jatilawang...........................26


b. Lampiran 2 Surat Balasan Praktek Kerja Lapangan......................................27
c. Lampiran 3 Surat Keterangan Slesai Praktik.................................................28

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi yang ditandai dengan semakin majunya perkembangan

ilmu dan teknologi. Di samping itu persiapan di dalam dunia usaha yang

semakin ketat memungkinkan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang

sejenis dengan produk yang lebih inovatif dan tentunya berkualitas. Selain itu,

masing- masing perusahaan tentunya memiliki strategi dan metode sendiri

untuk mempertahankan serta mengembangkan usahanya. Hampir disetiap

produk yang dihasilkan, perusahaan selalu melakukan inovasi-inovasi yang

lebih maju dan mutakhir.

Hal ini bertujuan agar perusahaan mampu memenangkan persaingan dan

menguasai pasar.Dalam pelaksanaan proses produksi, perusahaan akan

senantiasa untuk melakukan perbaikan dan peningkatan yang lebih efektif dan

efisien terhadap proses produksi meliputi : komponen bahan dasar produk

(bahan baku), proses pengolahan, dan produk akhir. Adapun yang dimaksud

proses produksi adalah cara, metode ataupun teknik untuk menciptakan dan

menambah kegunanaan suatu barang atau jasa yang mempergunakan sumber-

sumber ataupun faktor-faktor produksi yang ada.

Pada bagian produksi itu sendiri terdapat layout produksi yaitu tata letak

fasilitas-fasilitas yang digunakan agar proses produksi yang berlangsung sesuai

dengan yang diharapkan perusahaan. Layout dapat dipakai untuk menunjukkan

pengaturan pabrik dan bagian-bagiannya. Layout juga dapat menunjang

1
2

kelancaran proses produksi, mengoptimalkan susunan letk mesin-mesin dan

peralatan produksi yang ada didalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata

letak (layout) yang optimal diharakan dalam pelaksanaan proses produksi di

perusahaan tersebut terlaksana dengan baik.Berdasarkan latar belakang di atas,

maka penulis mengambil judul “PROSES PRODUKSI TEH HIJAU PADA

PT. PAGILARAN UNIT PRODUKSI JATI BOJA”

B. Tujuan

Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan untuk:

1. Mempelajari pengolahan teh hijau di PT. Pagilaran Unit Produksi

Jatilawang secara umum

2. Mengetahui mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi

3. Mengetahui proses produksi teh hijau.

C. Manfaat Kegiatan

1. Dapat mengetahui proses pembuatan teh hijau.

2. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat digunakan

sebagai bekal bagi mahasiswa setelah terjun didunia kerja.

3. Mempermuda gambaran secara langsung mengenai dunia kerja nyata dari

perusahaan yang diteliti.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teh Hijau

Teh adalah minuman banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Teh diproduksi

dari daun Camellia sinensis, yang merupakan anggota dari keluarga Theaceae. Teh

banyak dikonsumsi sebagai obat. Teh hijau digunakan pada suku Cina tradisional

dan ayurveda sebagai stimulan, diuretik, astringent dan untuk kesehatan jantung.

Sebagai obat herbal, daun Camellia sinensis yang ditambahkan ke makanan untuk

memberikan nutrisi dan juga digunakan sebagai penangkal untuk racun.

Ilmu pengetahuan modern mendukung pengobatan tradisional yang

mengklaim untuk tindakan terapeutik teh hijau melalui in vitro, in vivo dan

penelitian berdasarkan seperti penelitian baru seperti pencegahan kanker dan

pengobatan, dan antimikroba terhadap Staphylococcus spp dan virus Helicobacter

pylori (Ogle, 2009).Sifat antibakterial teh hijau efektif pada beberapa mikroba

antara lain: Helicobacter pylori (masalah pencernaan), Staphylococcus aureus,

Oral streptococci (karies gigi), Mycobacterium tuberculosis (tuberculosis),

Bacillus cereus (keracunan makanan), Escherichia coli (diare dan masalah ginjal),

Legionella pneumophila (pneumonia), Candida albicans (candidiasis), dan

Chlamydia trachomatis (clamidia) (Tran, 2013).

Teh hijau menjadi lebih terkenal karena dapat sebagai obat dan dikonsumsi

dalam berbagai cara untuk mengambil manfaat dari teh, seperti dalam minuman,

dalam produk makanan, atau dalam kapsul terkonsentrasi (Tran, 2013).Teh hijau

berasal dari pucuk daun tanaman teh. Tanaman teh (Camellia sinensis) diduga

berasal dari Asia Tenggara, dan sejak abad ke-4 SM teh telah dimanfaatkan

sebagai salah satu komponen ramuan obat. Teh diperkenalkan pertama kali oleh

pedagang

3
4

Belanda sebagai komoditas perdagangan di Eropa pada tahun 1.610 M dan

menjadi minuman populer di Inggris sejak 1.664 M. Dan kini teh telah ditanam di

lebih dari 30 negara di dunia termasuk di Indonesia.

B. Pengertian Produk, dan Fungsi Produksi

1. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

manusia/organisasi Produk adalah sebagai hasil dari kegiatan produksi yang

terdiri dari barang dan jasa Adapun ciri-ciri barang yaitu:

a. Barang dapat dijual kembali

b. Barang dapat dijadikan persediaan

c. Beberapa aspek kualitas dapat diukur

d. Barang dapat dipindahkane.Mudah dibuat secara otomatis

2. Fungsi Produksi

Fungsi Produksi secara umum adalah terkait dengan pertanggung jawaban

dalam pengolahan & pentranformasian masukan (input) menjadi keluaran

(output) berupa barang/jasa yang dapat memberikan hasil pendapatan bagi

perusahaan Ada 4 macam fungsi produksi yaitu :

a. Proses pengolahan merupakan metode / teknik yang digunakan untuk

pengolahan masukan (input).

b. Jasa-jasa penunjang merupakan sarana yang berupa pengorganisasian dalam

penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingg proses-proses

pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif & efisien.

c. Perencanaan merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari

kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu

dan periode tertentu.


d. Pengendalian dan pengawasan merupakan fungsi untuk menjamin

terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud

dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (input) pada

kenyataanya dapat dilaksanakan.

C. Pengertian Proses Produksi Teh Hijau dan Sistem Produksi

1. Pengertian Proses Produksi Teh Hijau

Pengertian Proses Produksi Teh Hijau adalah sebagai suatu proses penciptaan

produk yang berupa barang dan jasa. Produksi adalah sebagai suatu kegiatan

yang mentranformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup

semua aktivitas atau kegiatan lain yang menghasilkan barang ataujasa, serta

kegiatan-kegiatan lain yang mendukung/menunjang usaha untuk

menghasilkan produk tersebut.

Reksohadiprojo & Gitosudarmo mengartikan produksi merupakan

penciptaan/penmabahan faedah bentuk, waktu, dan tempat atas faktor-faktor

produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Proses produksi sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau

menambah kegunaan barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber

(tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada. Proses produksi dapat

dibedakan menjadi dua Janis yaitu proses produksi yang terus-menerus

(continuous processes) dan proses produksi yang terputus-putus (intermittent

processes). Perbedaan antara kedua proses ini adalah terletak pada lama waktu

persiapan atau mengatur (setup) peralatan produksi yang digunakan untuk

memproduksi tanpa mengalami perubahan. Adapun faktor-faktor produksi

adalah sebagai berikut:


a. Faktor produksi alam

b. Faktor produksi tenaga kerjan

c. Faktor produksi modal

d. Faktor produksi teknologi

2. Sistem Produksi

Sistem produksi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda

secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam pentranformasian komponen-

komponen masukan yang berupa bahan, tenaga kerja, modal dan

lainnyamenjadi keluaran dengan suatu cara pengorganisasian yang bertujuan

untuk mencapai tujuan akhir yang sama.

D. Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian mengenai

organisasi-organisasi, bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan lain serta modal

yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa pada suatu periode tertentu

di masa depan yang diperkirakan adalah:

a. Untuk mencapai tingkat atau level keuntungan (profit) yang tertentu.

b. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan tetap mempunyai

bagian pasar (market share) tertentu.

c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan dapat bekerja pada tingkat efisiensi

tertentu.

d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan

kerja yang sudah ada tetap ada pada tingkatnya dan berkembang.
BAB III

METODA PKL

A. Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama satu bulan

dari tanggal 15 Maret sampai 15 April 20121 di Unit Produksi Jatilawang,

PT. Pagilaran, Banjarnegara, Jawa Tengah.

B. Metoda Pelaksanaan

Cara atau metode yang digunakan pada pelaksanaan magang adalah :

1. Observasi atau pengamatan secara langsung di lapangan pada saat proses

pengolahan teh hijau.

2. Wawancara langsung dengan staf atau karyawan yang berkaitan dengan

masing-masing proses produksi.

3. Terlibat langsung dalam proses produksi.

4. Melakukan studi pustaka, yaitu dengan membandingkan literatur yang

ada dengan kenyataan di lapangan.

5. Mencatat data sekunder dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung

jawabkan dari kegiatan praktek lapangan.

C. Jadwal Pelaksanaan PKL

Jadwal pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Unit Produksi

Jatiboja, Pabrik Jatilawang PT Pagilaran ialah sebagai berikut:

7
8

Table 1 Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

No Minggu
Kegiatan
. I II III IV
1 Persiapan dan pengenalan kondisi

lingkungan perusahaan
2 Pengamatan dan pengambilan data

primer kegiatan produksi
3 Pelaksanaan dan Pengambilan data

primer dan sekunder di lapangan
4 Melengkapi data untuk persiapan
penyusunan laporan Praktik Kerja 
Lapangan

Sumber : Dokumentasi Pribadi, (2021)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Pagilaran

PT. Pagilaran merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan,

perindustrian, perdagangan yang tidak berorientasi pada profit. PT. Pagilaran

merupakan perusahaan yang menjadi bagian dari Universitas Gadjah Mada

(UGM) yang memproduksi komoditas teh dan kakao di Indonesia.

1. Sejarah Singkat PT. Pagilaran Unit Produksi Jatilawang

PT. Pagilaran Unit Produksi Jatilawang yang berdiri sejak tahun 1993

dengan keanekaragaman diperkuat oleh fasilitas yang sangat beragam.

Dengan adanya program PIR tahun 1986/1987, banyak antusias petani

untuk menanam teh. Luasan yang terdaftar sebagai binaan Unit Produksi

Jatilawang saat ini adalah 409.327 hektar yang meliputi WILKER I wilayah

Kecematan Karangkobar, Wanayasa, Wonotunggal dan Pagentan dan

WILKER II wilayah Kecamatan Kalibening, maka dari itu Unit Produksi

Jatilawang sebagai perusahaan yang berkomitmen sebagai mitra dari petani

teh di wilayah Kecamatan tersebut diatas.

PT. Pagilaran Unit Produksi Jatilawang berdiri pada tanggal 23 Mei 1993

yang diresmikan oleh Menteri Pertanian RI Bapak Prof. Dr. Ir. Sjarifudin

Baharsjah. Luas lahan pada saat itu 612 hektor yang sebagian besar kebun

plasma milik petani yang mengikuti program PIR. Sebagai Pemimpin

Proyek (Pimpro) : Ir. Sahid dan Pagilaran sendiri sebagai Intinya dengan

site manajer

: Ir. Mas Hariadi SU.


9
10

2. Visi dan Misi Perusahaan


PT. Pagilaran memiliki logo yang bertujuan sebagai identitas bagi PT.

Pagilaran agar dapat dikenal oleh publik. Di dalam logo PT. Pagilaran juga

terdapat gambar daun teh yang digunakan sebagai identitas bahwa PT.

Pagilaran bergerak di komoditas teh. Terdapat juga teks berupa tulisan

pagilaran yang menjadi identitas nama dari perusahaan yang disertakan

didalam logo perusahaan PT. Pagilaran seperti ditunjukan pada Gambar 1.

Gambar 1. Logo PT. Pagilaran


Visi merupakan rangkaian kalimat yang menunjukan impian dari

sebuah perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Visi merupakan dasar

untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam mencapai visi tersebut diperlukan

sebuah misi yang perlu dijalankan sehingga visi dari perusahaan dapat

terwujud.

Misi adalah rangkaian kegiatan utama yang perlu dilakukan oleh

perusahaan untuk mencapai visinya.Visi dan misi perusahaan ditetapkan

oleh manajemen dan menjadi dasar untuk menentukan kebijakan, aktivitas,

dan target yang harus dicapai oleh anggota perusahaan. Pada PT. Pagilaran

memiliki visi dan misi yang dijadikan sebagai sebuah landasan dalam

menuju impian dari perusahaan.


 Visi

1. Menjadi Perusahaan Perkebunan dalam arti luas dengan kinerja yang

produktif, yang dapat tumbuh pada aras yang tinggi, melalui pilihan

penerapan teknologi dan sistem pengolahan yang efektif dan efisien.

2. Menjadi pelopor dalam usaha perkebunan sebagai pengejawantahan

sinergi kerja penelitian Fakultas Pertanian UGM dan kegiatan usaha

perusahaan melalui kajian nalar krida-krida teknologi produksi dan

pengolahaan, berikut pengembangan penerapannya, dan secara nyata

menyumbang temuan pengetahuan baru dan terobosan teknologi baru

berikut kesesuaian penerapannya.

3. Menjadi percontohan bagi masyarakat pelaku usaha perkebunan dan

obyek studi bagi kalangan akademik melalui kegiatan usaha yang

produktif, kesesuaian pemanfaatan teknologi dan tindakan konservatif

terhadap sumber daya lahan.

 Misi

1. Mengembangkan unit-unit kegiatan produksi yang ekonomis dan

menguntungkan dengan citra korporat yang kuat.

2. Berperan aktif dalam penyediaan sarana kelancaran pelaksanaan

pendidikan dan penelitian Fakultas Pertanian UGM, melalui fakultas

pertanian Universitas Gadjah Mada

3. Menjadi wahana bagi kegiatan penelitian dalam bidang perkebunan

dalam arti luas bersama dengan Fakultas Pertanian UGM melalui

komoditas-komoditas yang dikembangkan sehingga memungkinkan

terjadinya sinergi yang mutualistic bagi Fakultas Pertanian maupun PT.

Pagilaran.
4. Berperan aktif sebagai Agent Of Development bagi wilayah dan

masyarakat sekitar unit kegiatan usaha perusahaan melalui sosialisasi

pemikiran baru dan penemuan teknologi di bidang perkebunan yang

memberikan manfaat baik secara ekonomis maupun ekologis.

B. Pelaksanaan Produksi Teh Hijaui

Kegiatan awal yang dilakukan sebelum memulai pelaksanaan proses

produksi teh hijau yakni, dimulai dari kegiatan di kebun sampai teh hijau

kering siap dipasarkan adalah :

1. Panen
Pengadaan bahan baku pucuk teh yang akan diproduksi berasal

dari kegiatan pemanenan yang dilakukan mulai pukul 06.00–14.00

WIB. Jika produksi pucuk banyak pemanenan dilakukan sampai pukul

16.00 WIB dengan istirahat selama kurang lebih satu jam sesuai

keinginan.

Alat–alat yang digunakan untuk memetik yakni, pisau, sabit, gunting

bahkan mesin pemetik. Selain itu alat penunjang lain berupa karung

sak, caping, sarung tangan dan sepatu boot menjadi alat wajib untuk

pemetik. Jenis petikan yang digunakan oleh perusahaan adalah petikan

halus, yang menghasilkan pucuk peko dan pucuk burung. Rumus

petikan halus yakni, P+1, P+2, P+3 daun muda dan B+1, B+2 daun

muda. Syarat maksimal pemetikan harus 1 daun diatas kepel (daun

kecil). Contoh pucuk peko, pucuk burung muda dan burung tua dapat

dilihat padagambar 2.
Gambar 2 Pucuk Peko, Pucuk Burung Muda, Pucuk Burung Tua
Penimbangan di Kebun

Penimbangan dilakukan di TPH pada saat jam pemetikan sudah selesai atau sampai ada penjempu
Pengangkutan

Proses pengambilan dan pengangkutan pucuk dilakukan pada sore hari atau biasanya berangkat d
Table 2 Rute, Waktu dan Hasil angkutan Pengambilan Pucuk

Rute Jarak Total Waktu Jumlah


(TPH) (Km) (Menit) Muatan (Kg)
Pabrik 0 0 0
Cribikan 4,3 13 46
Wanayasa 2,1 9 630
Pabrik 6,5 37 0
Payaman 8,3 34 296
Sirukem 8,4 50 247
Karangnangka 4,2 12 351
Tegaten 12 101 303
Pagondangan 2,8 37 246
Pabrik 3,4 26 128

Total 52 319 2247

(Sumber: Pengamatan Pribadi)

Pengambilan dan pengangkutan pucuk dimulai pada pukul 14.30 sampai

pukul 20.01. Jarak antar masing-masing TPH bervariasi, jarak TPH terjauh

merupakan TPH Karangnangka, dengan jarak sekitar 20 Km dari pabrik.

Medan jalan dan pemindahan pucuk ke angkutan sangat mempengaruhi

waktu pengangkutan ini. Total waktu yang di selesaikan pada saat

pengangkutan dari 7 TPH ini adalah selama 5 jam 31 menit. Pengangkutan

ini dilakukan dua kali dimana pengangkutan pertama di TPH Wanayasa dan

Cribikan kemudian pucuk di bongkar dulu di pabrik karena muatan sudah

hampir maksimal. Kemudian lanjut ke 4 TPH yakni Payaman, Sirukem,

Karangnangka, dan Pagondangan. Total pengangkutan dari 7 TPH itu

sebanyak 2247 kg.


4. Penimbangan di Pabrik

Setelah pucuk daun teh tiba di pabrik dilakukanlah penimbangan untuk

mengetahui total produksi basah yang akan diolah menjadi teh hijau kering

dan menentukan rendemen (perbandingan pucuk kering dengan basah).

Penimbangan di pabrik dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 Penimbangan di pabrik


5. Analisa Basah

Ketika pucuk sedang dihampar, diambil pucuk secara acak dari

masing– masing TPH untuk dijadikan sampel. Kemudian dilakukan

perhitungan analisa basah untuk total keseluruhan, tujuannya untuk

menentukan pucuk halus, kasar dan rusak. Proses analisa basah dapat dilihat

pada gambar 4.
Gambar 4 Proses analisa basah
Petikan halus pada tanaman teh sangatlah penting untuk dilakukan,

karena berpengaruh pada bagus dan tidaknya kualitas teh. Pemetikan teh

yang terlalu muda akan menghasilkan pucuk yang baik tetapi hasil yang

terlalu sedikit. Sebaliknya Ketika pemetikan teh yang terlalu tua atau

kasar menghasilkan teh yang banyak tetapi kualitas teh yang tidak bagus.

Petikan yang terlalu kasar dapat mengganggu kesehatan tanaman

karena pada bagian kepel yang harusnya tertinggal ikut terpetik. Hal ini

mengakibatkan regenerasi daun yang akan tumbuh untuk produksi

selanjutnya menjadi terhambat. Selain itu, pucuk maupun daun-daun

kasar yang terpetik akan mempengaruhi kualitas kerja mesin yang terlalu

berat dan cepat terjadi kerusakan. Sedangkan untuk jenis petikan yang

biasa digunakan adalah petikan medium.

6. Penghamparan

Penghamparan dilakukan setelah pucuk daun the tiba dipabrik.

Penghamaparan pucuk pada PT. Pagilaran UP Jatiboja Pabrik Jatilawang

dilakukan menggunakan mesin Withering Through. Tinggi ketebalan

hamparan maksimal 40 cm. Tujuan dilakukannya penghamparan adalah


untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada pucuk teh dan untuk

mencegah terjadinya fermentasi. Penghamparan pucuk teh dapat dilihat pada

gambar 5.

Gambar 5 Penghamparan di Wihtering Through

7. Pengolahan Teh Hijau kering

Sebelum menjadi teh hijau kering, pucuk teh basah yang sudah

terkumpul akan diolah melalui tahapan-tahapan yang meliputi pelayuan,

penggulungan, pengeringan 1, pengeringan 2 dan pengeringan 3. Tahap–

tahap pelaksanaan proses produksi teh hijau kering dapat dilihat pada

gambar 6.
Gambar 6 Diagram Alir Proses Produksi Teh Hijau
(Sumber: Pengamatan dan wawancara pribadi)

8. Sortasi

Hasil teh dari ball tea adalah keringan murni yang belum disortir

berdasarkan gradenya. Proses selanjutnya adalah sortasi, dimana keringan

murni akan diayak berdasarkan gradenya menggunakan mesin Chota,

Vibro, Buble Tray dan winnower. Alur dan cara kerja masing–masing mesin

sortasi bisa dilihat pada gambar 7.


Gambar 7 Alur dan cara kerja masing–masing mesin sortasi
(Sumber: Arsip perusahaan 2021)

9. Pencampuran dan Pengepakan

Setelah melalui proses sortasi atau pengayakan, produk teh hijau

kering akan dicampur untuk menyamakan kualitas produk dan

menentukan volume yang diinginkan. Untuk menjaga teh selama

digudangkan dan distribusi maka PT. Pagilaran UP Jatiboja Pabrik

Jatilawang melakukan pengemasan sesuai mutunya.


Dengan hal tersebut maka akan mempermudah apabila ada pesanan

dan mengefesiensikan waktu. Kemasan tiap jenis mutu tersebut berupa

karung yang didalamnya terdapat plastik inner yang berfungsi agar teh

tidak lembab dan menjaganya dari kontaminasi bau. Pengemasan yang

dilakukan di UP Jatiboja Pabrik Jatilawang sudah baik yaitu

menggunakan pengemasan sekunder, karena dengan menggunakan

kemasan sekunder mutu teh yang dikemas dapat dilindungi dari

kerusakan berupa gesekan maupun tekanan dari luar. Selain itu dengan

menggunakan kemasan sekunder peningkatan kadar air juga rendah atau

lebih lambat, karena teh tidak langsung bersentuhan dengan lantai yang

dingin, sehingga kelembaban teh dapat terjaga, hal ini juga didukung dari

segi penyimpanannya yaitu menggunakan palet dan ketinggian tumpukan

karung yang dibatasi. Proses blending bisa dilihat pada gambar 8.

Gambar 8 Proses blending

Kapasitas pengarungan tersebut berbeda dari setiap jenis mutunya,

berikut adalah pengarungan yang dilakukan oleh PT. Pagilaran UP

Jatiboja Pabrik Jatilawang:


Kemasan yang belum di blend:

SM : 40 kg / karung

Faning lembut : 50 kg / karung

Faning Kasar : 50 kg / karung

Kemasan yang sudah di blend:

SM : 50 kg / karung

Faning lembut dan kasar : 50 kg /

karung Bohea : 35 kg /

karung

Dust : 60 kg / karung

Bagal : 40 kg / karung

10. Penggudangan

Penyimpanan teh hasil dari sortasi PT. Pagilaran Unit Produksi

Jatilawang disimpan di Gudang penyimpanan dengan cara ditumpuk

bersilang tiap karung dengan menggunakan pallet dibawahnya.

Penyimpanan ini sudah tepat karena dengan kondisi pabrik yang memiliki

kelembaban tinggi maka dengan menggunakan pallet, kemasan teh tidak

bersentuhan langsung dengan lantai yang dingin, oleh karena itu dengan

adanya pallet ini peningkatan kadar air dapat dicegah. Hal itu dibuktikan

dari pengamatan yang sudah dilakukan dimana penyimpanan dengan

menggunakan pallet dan kemasan sekunder peningkatan kadar air lebih

rendah dan dapat dicegah dari pada penyimpanan yang tidak menggunakan

pallet serta menggunakan kemasan primer.


PT. Pagilaran Unit Produksi Jatilawang menggunakan sistem

penumpukan, dimana tiap penumpukan maksimal yaitu sampai 10

karung, hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan pada karung yang

dibawahnya sehingga tumpukan karung pada proses penyimpanan

dibatasi. Penyimpanan tersebut juga dilakukan dengan menggunakan

pallet, akan tetapi ada beberapa karung yang tidak disimpan dengan pallet

tetapi hanya beralaskan hamparan karung dibawahnya, kondisi ini harus

diwaspadai oleh pihak PT, karena dapat menyebabkan peningkatan

kelembaban dan kerusakan pada teh. Penggudangan dapat dilihat pada

gambar 9.

Gambar 9. Penggudangan
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan:

1. Proses produksi teh hijau melalui 13 tahap yaitu Mulai pucuk diterima

dari kebun, Penimbangan 1, Penimbangan 2, Pelayuan, Hasil dari

pelayuan, Cooler, Penggulungan, Pengeringan awal, Hasil dari

pengeringan awal, Pengeringan Akhir, Tea Tasting, Pengepakan,

Finising.

2. Jenis mesin yang digunakan PT Rumpun Sari Kemuning I dalam

proses produksi adalah mesin pelayuan (Rotary Panner), Mesin

penggulung (Jakson Roller), Mesin pengering awal (ECP Dryer),

Mesin pengering akhir (Rotary Dryer dan Ball Tea), Mesin sortasi

(Meksy Layer dan Middelton) dan Mesin peniup debu (Wineover)

B. Saran:

Untuk memperoleh proses produksi yang baik harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Selama proses pengangkutan sebaiknya dihindari pemadatan pucuk

teh didalam waring tidak boleh diinjak-injak agar pucuk teh tidak

mengalami kerusakan yang nantinya akan mempengaruhi kualitas teh

hijau yang dihasilkan..

2. Para karyawan proses pengeringan sebaiknya menggunakan sepatu

khusus agar kebersihan teh hijau kering tetap terjaga meskipun

terinjak oleh karyawan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Adisewojo, R.S. 1982. Bercocok Tanam Teh. Sumur Bandung. Bandung. 193 hal.

Anggorowati. 2008. Analisis Pemetikan Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O.


Kuntze) di Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, PT Sumber Abadi
Tirtasentosa, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa tengah. Skripsi. Departemen
Agronomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 75 hal.

Badan Pembangunan Nasional. 2005. Hasil Kajian Model Pertumbuhan Pertanian.


Bappenas. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan Indonesia 2011–2013:


Teh. Ditjenbun, Jakarta.

Eden, T. 1965. Tea. Longmans Green and Co. Ltd. London. 201 p.

Fordham, R. 1977. Tea, p. 333-349. In P.T. Alvin and T.T. Kozlowski (Eds.).
Echophysiology of Tropical Crops. Academic Press. New York.

Johan, M.E., B.Sriyadi. 2005. Pemetikan klon teh seri GMB pada siklus panjang
menggunakan gunting. Jurnal Penelitian Teh dan Kina. 8(3) : 72-78.

Johan, M.E., Dalimoenthe, S.L. 2009. Pemetikan pada Tanaman Teh. PPTK,
Bandung. 24 hal.

Pusat Penelitian Teh dan Kina. 1992. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh.
APPI- Puslitbun. Bandung. 45 hal.

Pusat Penelitian Teh dan Kina. 2006. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh.
Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Bandung. 191 hal.

Putri, A A. 2008. Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di


Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, PT Sumber abadi Tirtasentosa,
Karanganyar, Jawa Tengah. Skripsi. Departemen Agronomi, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 57 hal.

Qibtiyah, M. 2009. Pengelolaan Pemetikan Tanaman teh (Camellia sinensis (L.)


O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Skripsi.
Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 80 hal.

24
25

Setyamidjaja, D. 2000. Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen Tanaman Teh.


Yogyakarta (ID):Kanisius. WalpoleRE.1992. Pengantar Statistika Ed ke–3.
LAMPIRAN

a. Lampiran 1 Struktur Organisasi Unit Produksi Jatilawang

26
27

b. Lampiran 2 Surat Balasan Praktek Kerja Lapangan


c. Lampiran 3 Surat Keterangan Slesai Praktik

Anda mungkin juga menyukai