PAGILARAN UNIT
PRODUKSI JATIBOJA
Disusun oleh :
ROBBY WIJAYA D.111.18.0023
Judul PKL : Proses Produksi Teh Hijau Di PT. Pagilaran Unit Produksi
Jatiboja.
NIM : D.111.18.0023
Lulus Ujian :
Ketua Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dekan
Fakukltas Teknologi Pertanian
i
LEMBAR PENGESAHAN II
3. NIM : D.111.18.0023
5. Lulus Ujian :
UP Jatiboja
ii
BERITA ACARA UJIAN
Jatiboja
NIM : D.111.18.0023
Lulus Ujian :
Ketua Panitia
Penyelenggara PKL
iii
RINGKASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses produksi teh hijau, bahan baku,
mesin dan peralatan yang digunakan padaselama satu bulan mulai tanggal 15
Maret sampai 15 April 2021 di PT Pagilaran Unit Produksi Jatiboja Pabrik Teh
Jatilawang, Banjarnegara, Jawa Tengah. Tujuan umum dari Praktek Kerja
Lapangan ini adalah untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman mengenai
proses produksi teh hijau serta menambah dan mengembangkan keterampilan di
lapangan dan membandingkan dengan teori yang didapat di bangku kuliah. Tujuan
khusus dari praktek kerja lapangan ini ialah mempelajari aspek- aspek proses
produksi teh hijau yang sangat berpengaruh terhadap proses pengolahan sehingga
dihasilkan hasil teh yang diharapkan.
Penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan dengan metode langsung
yaitu metode yang dilakukan dengan mengikuti langsung segala kegiatan yang
dijadwalkan oleh perusahaan, metode tidak langsung dilakukan dengan
mengambil data sekunder yang bersumber dari arsip maupun laporan-laporan dari
kantor.
Teh hijau adalah salah satu bahan minuman yang merupakan hasil pengolahan
dari pucuk daun muda tanaman teh (camelia sinensis) tanpa melalui proses
fermentasi khusus. Proses pengolahan teh hijau meliputi pelayuan, penggulungan,
pengeringan awal, pengeringan kedua, pengeringan akhir, sortasi dan
pengemasan. Pelayuan dilakukan dengan menggunakan mesin pelayu yaitu
(Rotary Panner) pada suhu 90°C-100°C selama 5 menit, sedangkan penggulungan
dilakukan dengan (Press Cup Roller) selama 10-20 menit. Untuk pengeringan
awal dilakukan dengan ECP Drier (Endless Chain Pressure) pada suhu 105°C-90°
selama 1-3 jam dan (Ball Tea) pada suhu 100°C-70°C selama 6-7 jam. Untuk
sortasi digunakan Meksy Layer, Middleton dan alat peniup debu (Wineover)
Perusahaan sebaiknya meningkatkan kualitas terhadap produk, yaitu dengan
menghindari pemadatan pucuk teh dalam waringjangan diinjak-injak agar pucuk
teh tidak mengalami kerusakan. Laboratorium yang digunakan hendaknya
dikhususkan dalam ruangan tersendiri (tidak berada dalam satu ruang dengan
kantor pabrik) karena hal itu akan berpengaruh terhadap ketepatan dan ketelitian
pegawai laboratorium dan mengganggu kenyamanan kantor.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,rahmat dan
Prouksi Jatiboja”. Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktek kerja lapangan
yang telah penulis laksanakan. Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah
mengetahui secara rinci tentang proses produksi teh hijau. Selesainya praktek
mermupakan kerjasama yang terjalin baik antara penulis dengan semua pihak.
1. Ibu Dr. Ir. Haslina, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Hasil Pertanian
Universitas Semarang.
2. Ibu Ika Fitriani S.TP.,M.Sc. Selaku Ketua Jurusan Fakultas Teknologi Hasil
3. Ibu Ir. Ery Pratiwi, MP. Selaku Pembimbing Laporan Praktek Kerja Lapangan
4. Bapak Dr. Ir. Bambang Kunarto, M.P. Selaku Penguji Laporan praktek kerja
lapangan ini
v
5. Bapak Eka Tarwaca Susila Putra, SP., MP., Ph.D selaku Pembimbing Praktek
Kerja Lapangan dan Semua pihak yang ada di PT Pagilaran Unit Produksi
6. Bapak, Ibuku tercinta terima kasih atas doa dan kasih sayangnya yang tak
terhingga.
8. Staf dan Karyawan PT. Pagilaran Unit Produksi Jatilawang yang telah
9. Teman- teman seperjuangan (Nana, Nisa Haidar dan Hariyono) yang telah
10. Rekan-rekan S-1 THP angkatan 2018 terima kasih atas dukungannya.
Lapangan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena keterbatasan pengetahuan,
berharap penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat berguna baik
untuk penulis sendiri maupun pihak lain yang membaca Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini.
Semarang, 2021
Penulis
vi
DAFTAR ISI
1. Produk..........................................................................................................4
2. Fungsi Produksi............................................................................................4
C. Pengertian Proses Produksi Teh Hijau dan Sistem Produksi..........................5
1. Proses Produksi Teh Hijau...........................................................................5
2. Sistem Produksi............................................................................................6
D. Perencanaan Produksi.....................................................................................6
BAB III METODA PKL..........................................................................................7
A. Waktu dan Tempat..........................................................................................7
B. Metoda Pelaksanaan........................................................................................7
C. Jadwal Pelaksanaan PKL.................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................9
A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Pagilaran..................................................9
1. Sejarah Singkat PT. Pagilaran Unit Produksi Jatilawang............................9
vii
2. Visi dan Misi Perusahaan...........................................................................10
B. Pelaksanaan Produksi Teh Hijau...................................................................11
1. Panen..........................................................................................................12
2. Penimbangan di Kebun..............................................................................13
3. Pengangkutan.............................................................................................13
4. Penimbangan di Pabrik..............................................................................15
5. Analisa Basah.............................................................................................15
6. Penghamparan............................................................................................16
7. Pengolahan Teh Hijau kering.....................................................................17
8. Sortasi.........................................................................................................18
9. Pencampuran dan Pengepakan...................................................................19
10. Penggudangan..........................................................................................21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................23
A. Kesimpulan:...................................................................................................23
B. Saran:.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
LAMPIRAN...........................................................................................................26
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ilmu dan teknologi. Di samping itu persiapan di dalam dunia usaha yang
sejenis dengan produk yang lebih inovatif dan tentunya berkualitas. Selain itu,
senantiasa untuk melakukan perbaikan dan peningkatan yang lebih efektif dan
(bahan baku), proses pengolahan, dan produk akhir. Adapun yang dimaksud
proses produksi adalah cara, metode ataupun teknik untuk menciptakan dan
Pada bagian produksi itu sendiri terdapat layout produksi yaitu tata letak
1
2
peralatan produksi yang ada didalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata
B. Tujuan
C. Manfaat Kegiatan
A. Teh Hijau
dari daun Camellia sinensis, yang merupakan anggota dari keluarga Theaceae. Teh
banyak dikonsumsi sebagai obat. Teh hijau digunakan pada suku Cina tradisional
dan ayurveda sebagai stimulan, diuretik, astringent dan untuk kesehatan jantung.
Sebagai obat herbal, daun Camellia sinensis yang ditambahkan ke makanan untuk
mengklaim untuk tindakan terapeutik teh hijau melalui in vitro, in vivo dan
pylori (Ogle, 2009).Sifat antibakterial teh hijau efektif pada beberapa mikroba
Bacillus cereus (keracunan makanan), Escherichia coli (diare dan masalah ginjal),
Teh hijau menjadi lebih terkenal karena dapat sebagai obat dan dikonsumsi
dalam berbagai cara untuk mengambil manfaat dari teh, seperti dalam minuman,
dalam produk makanan, atau dalam kapsul terkonsentrasi (Tran, 2013).Teh hijau
berasal dari pucuk daun tanaman teh. Tanaman teh (Camellia sinensis) diduga
berasal dari Asia Tenggara, dan sejak abad ke-4 SM teh telah dimanfaatkan
sebagai salah satu komponen ramuan obat. Teh diperkenalkan pertama kali oleh
pedagang
3
4
menjadi minuman populer di Inggris sejak 1.664 M. Dan kini teh telah ditanam di
1. Produk
2. Fungsi Produksi
kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu
Pengertian Proses Produksi Teh Hijau adalah sebagai suatu proses penciptaan
produk yang berupa barang dan jasa. Produksi adalah sebagai suatu kegiatan
semua aktivitas atau kegiatan lain yang menghasilkan barang ataujasa, serta
Proses produksi sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau
(tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada. Proses produksi dapat
processes). Perbedaan antara kedua proses ini adalah terletak pada lama waktu
2. Sistem Produksi
D. Perencanaan Produksi
yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa pada suatu periode tertentu
tertentu.
kerja yang sudah ada tetap ada pada tingkatnya dan berkembang.
BAB III
METODA PKL
B. Metoda Pelaksanaan
7
8
No Minggu
Kegiatan
. I II III IV
1 Persiapan dan pengenalan kondisi
lingkungan perusahaan
2 Pengamatan dan pengambilan data
primer kegiatan produksi
3 Pelaksanaan dan Pengambilan data
primer dan sekunder di lapangan
4 Melengkapi data untuk persiapan
penyusunan laporan Praktik Kerja
Lapangan
PT. Pagilaran Unit Produksi Jatilawang yang berdiri sejak tahun 1993
untuk menanam teh. Luasan yang terdaftar sebagai binaan Unit Produksi
Jatilawang saat ini adalah 409.327 hektar yang meliputi WILKER I wilayah
PT. Pagilaran Unit Produksi Jatilawang berdiri pada tanggal 23 Mei 1993
yang diresmikan oleh Menteri Pertanian RI Bapak Prof. Dr. Ir. Sjarifudin
Baharsjah. Luas lahan pada saat itu 612 hektor yang sebagian besar kebun
Proyek (Pimpro) : Ir. Sahid dan Pagilaran sendiri sebagai Intinya dengan
site manajer
Pagilaran agar dapat dikenal oleh publik. Di dalam logo PT. Pagilaran juga
terdapat gambar daun teh yang digunakan sebagai identitas bahwa PT.
sebuah perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Visi merupakan dasar
sebuah misi yang perlu dijalankan sehingga visi dari perusahaan dapat
terwujud.
dan target yang harus dicapai oleh anggota perusahaan. Pada PT. Pagilaran
memiliki visi dan misi yang dijadikan sebagai sebuah landasan dalam
produktif, yang dapat tumbuh pada aras yang tinggi, melalui pilihan
Misi
Pagilaran.
4. Berperan aktif sebagai Agent Of Development bagi wilayah dan
produksi teh hijau yakni, dimulai dari kegiatan di kebun sampai teh hijau
1. Panen
Pengadaan bahan baku pucuk teh yang akan diproduksi berasal
16.00 WIB dengan istirahat selama kurang lebih satu jam sesuai
keinginan.
bahkan mesin pemetik. Selain itu alat penunjang lain berupa karung
sak, caping, sarung tangan dan sepatu boot menjadi alat wajib untuk
petikan halus yakni, P+1, P+2, P+3 daun muda dan B+1, B+2 daun
kecil). Contoh pucuk peko, pucuk burung muda dan burung tua dapat
dilihat padagambar 2.
Gambar 2 Pucuk Peko, Pucuk Burung Muda, Pucuk Burung Tua
Penimbangan di Kebun
Penimbangan dilakukan di TPH pada saat jam pemetikan sudah selesai atau sampai ada penjempu
Pengangkutan
Proses pengambilan dan pengangkutan pucuk dilakukan pada sore hari atau biasanya berangkat d
Table 2 Rute, Waktu dan Hasil angkutan Pengambilan Pucuk
pukul 20.01. Jarak antar masing-masing TPH bervariasi, jarak TPH terjauh
ini dilakukan dua kali dimana pengangkutan pertama di TPH Wanayasa dan
mengetahui total produksi basah yang akan diolah menjadi teh hijau kering
menentukan pucuk halus, kasar dan rusak. Proses analisa basah dapat dilihat
pada gambar 4.
Gambar 4 Proses analisa basah
Petikan halus pada tanaman teh sangatlah penting untuk dilakukan,
karena berpengaruh pada bagus dan tidaknya kualitas teh. Pemetikan teh
yang terlalu muda akan menghasilkan pucuk yang baik tetapi hasil yang
terlalu sedikit. Sebaliknya Ketika pemetikan teh yang terlalu tua atau
kasar menghasilkan teh yang banyak tetapi kualitas teh yang tidak bagus.
karena pada bagian kepel yang harusnya tertinggal ikut terpetik. Hal ini
kasar yang terpetik akan mempengaruhi kualitas kerja mesin yang terlalu
berat dan cepat terjadi kerusakan. Sedangkan untuk jenis petikan yang
6. Penghamparan
gambar 5.
Sebelum menjadi teh hijau kering, pucuk teh basah yang sudah
tahap pelaksanaan proses produksi teh hijau kering dapat dilihat pada
gambar 6.
Gambar 6 Diagram Alir Proses Produksi Teh Hijau
(Sumber: Pengamatan dan wawancara pribadi)
8. Sortasi
Hasil teh dari ball tea adalah keringan murni yang belum disortir
Vibro, Buble Tray dan winnower. Alur dan cara kerja masing–masing mesin
karung yang didalamnya terdapat plastik inner yang berfungsi agar teh
kerusakan berupa gesekan maupun tekanan dari luar. Selain itu dengan
lebih lambat, karena teh tidak langsung bersentuhan dengan lantai yang
dingin, sehingga kelembaban teh dapat terjaga, hal ini juga didukung dari
SM : 40 kg / karung
SM : 50 kg / karung
karung Bohea : 35 kg /
karung
Dust : 60 kg / karung
Bagal : 40 kg / karung
10. Penggudangan
Penyimpanan ini sudah tepat karena dengan kondisi pabrik yang memiliki
bersentuhan langsung dengan lantai yang dingin, oleh karena itu dengan
adanya pallet ini peningkatan kadar air dapat dicegah. Hal itu dibuktikan
rendah dan dapat dicegah dari pada penyimpanan yang tidak menggunakan
karung, hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan pada karung yang
pallet, akan tetapi ada beberapa karung yang tidak disimpan dengan pallet
gambar 9.
Gambar 9. Penggudangan
BAB V
A. Kesimpulan:
1. Proses produksi teh hijau melalui 13 tahap yaitu Mulai pucuk diterima
Finising.
Mesin pengering akhir (Rotary Dryer dan Ball Tea), Mesin sortasi
B. Saran:
teh didalam waring tidak boleh diinjak-injak agar pucuk teh tidak
23
DAFTAR PUSTAKA
Adisewojo, R.S. 1982. Bercocok Tanam Teh. Sumur Bandung. Bandung. 193 hal.
Eden, T. 1965. Tea. Longmans Green and Co. Ltd. London. 201 p.
Fordham, R. 1977. Tea, p. 333-349. In P.T. Alvin and T.T. Kozlowski (Eds.).
Echophysiology of Tropical Crops. Academic Press. New York.
Johan, M.E., B.Sriyadi. 2005. Pemetikan klon teh seri GMB pada siklus panjang
menggunakan gunting. Jurnal Penelitian Teh dan Kina. 8(3) : 72-78.
Johan, M.E., Dalimoenthe, S.L. 2009. Pemetikan pada Tanaman Teh. PPTK,
Bandung. 24 hal.
Pusat Penelitian Teh dan Kina. 1992. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh.
APPI- Puslitbun. Bandung. 45 hal.
Pusat Penelitian Teh dan Kina. 2006. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh.
Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Bandung. 191 hal.
24
25
26
27