tanaman yang berbeda. Saponin berasal dari Bahasa Latin "sapo" yang berarti
sabun, karena sifat surfaktan mereka yang memungkinkan membentuk busa
seperti sabun yang stabil setelah dikocok solusi air. Mereka punya banyak
kegunaan obat termasuk, mikroba, anti tumor, anti-serangga hepatoprotektif,
hemolitik, danaktivitas anti-inflamasi (Moghimipour, 2015). Saponin adalah
deterjen atau glikosida alami yang mempunyai sifataktif permukaan yang bersifat
amfifilik, mempunyai berat molekul besar dan struktur molekulnya terdiri dari
aglikon steroid atau triterpen yang disebut dengan sapogenin dan glikon yang
mengandung satu atau lebih rantai gula (Sirohi et al. 2014).
Saponin molekul besar dan mengandung bagian hidrofobik, terdiri daria
triterpenoid (30 atom karbon) atau steroid (27 atom karbon dengan spirostane 6-
cincin atau 5-cincin tulang punggung kerangka) tulang belakang dan
hidrofilik bagian yang terdiri dari beberapa residu sakarida, melekat pada
perancah hidrofobik melalui ikatan glikosida. Saponin terpenoid dan steroid
biasanya ditemukan dalamdikotil dan tanaman monokotil. Terjadinya saponin
triterpenoid dan steroid ditanaman penting secara ekonomi. Saponin berasal dari
berbeda bagian tanaman dan distribusinya di antara organ tanaman sangat
bervariasi. Saponin dengan gugus asam glukuronat pada C-3 dari Asam oleanolic
ditemukan di bunga, sementara saponin dengan bagian glukosa pada saat yang
sama Posisi ditemukan di akar.Karena mereka sifat amfifilik, bentuk saponin
molekul misel dalam larutan air.Ukuran, bentuk, dan struktur misel saponin
bergantung pada asal tanaman, pH, suhudan suhu Kehadiran elektrolit
dalam larutan (Moghimipour, 2015).
Saponin dilakukan dengan uji busa, yaitu dengan penambahan air dan
dilakukan pengocokan. Adanya senyawa saponin ditunjukkan dengan timbulnya
busa yang bertahan selama 10 menit. Pada penelitian ini ekstrak/fraksi Hydrilla
verticillata yang positif mengandung golongan senyawa saponin adalah ekstrak
metanol Hydrilla verticillata. Saponin merupakan suatu glikosida dengan gugus
hidroksil pada molekulnya dan mengandung gugus hidrofilik dan hidrofobik.
Timbulnya busa pada uji saponin menunjukkan adanya glikosida yang
mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi
glukosa dan senyawa lainnya (Marliana, dkk., 2005).
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa saponin banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia karena saponin memiliki aktivitas yang
luas seperti antibakteri, antifungi, kemampuan menurunkan kolesterol dalam
darah dan menghambat pertumbuhan sel tumor. Hasil penelitian Vinarova et al.
(2015) secara in vitro dan in vivo pada mencit menunjukkan bahwa pemberian
saponin dapat menurunkan konsentrasi kolesterol alam darah. Hasil penelitian
aktivitas antibakteri dan antifungi menggunakan metode disc diffusion test juga
menunjukkan bahwa saponin memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan
bakteri maupun fungi (Ben Ahmed et al., 2012; Maatalah et al, 2012).
Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul
karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan satu aglikon yang dikenal
sebagai sapogenin. Tipe saponin ini memiliki efek antijamur. Pada binatang
menunjukan penghambatan aktifitas otot polos. Saponin steroid diekskresikan
setelah koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan sebagai bahan baku
pada proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin jenis ini memiliki aglikon
berupa steroid yang di peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan. Jembatan ini
juga sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini disebabkan karena memiliki
efek kuat terhadap jantung.