I. TUJUAN
Flavonoid adalah senyawa yang tersusun dari 15 atom karbon dan terdiri dari
2 cincin benzen yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat membentuk
cincin ketiga. Flavonoid dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Flavonoid yang memiliki cincin ketiga berupa gugus piran. Flavonoid ini
disebut flavan atau fenilbenzopiran. Turunan flavan banyak digunakan
sebagai astringen (turunan tanin).
2. Flavonoid yang memiiliki cincin ketiga berupa gugus piron. Flavonoid ini
disebut flavon atau fenilbenzopiron. Turunan flavon adalah jenis flavonoid
yang paling banyak memiliki aktivitas farmakologi.
3. Flavonoid yang memiiliki cincin ketiga berupa gugus pirilium. Flavonoid
ini disebut flavilium atau antosian. Turunan pirilium biasa digunakan
sebagai pewarna alami. Kerangka dasar karbon pada flavonoid merupakan
kombinasi antara jalur sikhimat dan jalur asetat-malonat yang merupakan
dua jalur utama biosintesis cincin aromatik.
Struktur Flavonoid
BAHAN :
ALAT :
Panci infus
Erlenmeyer 250 ml
Gelas ukur
Beaker glass
Corong gelas
Corong pisah
Cawan porselen
Tabung reaksi
Vial
Seperangkat KLT
IV. CARA KERJA
50 gram serbuk daun singkong, dimasukkan Saring campuran melalui corong buchner
dalam panci infus dan di tambah 400 ml sehingga diperoleh filtrat jernih dan pindahkan
air,didihkan selama 30’. ke dalam erlenmeyer 250ml.
Tuangkan larutan dengan hati-hati supaya Simpan pada almari es selama 1 minggu
kristal tidak tertuang, kemudian saring sehingga terbentuk kristal amorf putih
kristal yang ada pada erlenmeyer melalui kekuningan.
kertas saring yang ditara.
Jika cairan banyak yang menguap Taruh corong kecil berisi kapas diatas tabung
tambahkan 5 ml air suling yang panas untuk mengurangi penguapan dan lakukan
didalamnya refluks selama 1 jam
Analisis kualitatif I :
Analisis kuantitatif II :
Serbuk daun tempuyung dengan pembanding Sebanyak 1 gr sampel dipanaskan dalam 100
kuersetin dan rutin ml air suling dan dididihkan selama 15’
Identifikasi KLT
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini akan dilakukan isolasi rutin dari daun ketela
pohon. Rutin merupakan salah satu glikosida flavonoid yang bersifat polar Hasil
dari isolasi rutin ketela pohon ini akan dianalisis dengan mengidentifikasi dengan
KLT. Analisis ada 2 yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Pada analisis kualitatif
menggunakan fase diam selulosa, fase gerak asam asetat 15%,totolan
menggunakan ketela pohon,fase air,fase etil,rutin,dan quersetin. Kemudian
dideteksi dengan cara visual, UV 254nm,UV 366nm dan pereaksi sitroborat. Pada
hasil yang sudah dicoba ini, menunjukan bahawa totolan yang menunjukan Rf
yang paling tinggi yaitu quersetin dan paling rendah yaitu rutin. Quersetin pada
sampel masih dalam bentuk glikosidanya. Bentuk glikosida ini bersifat
polar.Sedangkan pada pengamatan visual ini semua totolan tidak terlihat oleh
mata. Sedangkan pada UV 254nm lempeng akan berfluoresensi sedangkan sampel
akan tampak gelap. Penampakan noda akan dipengaruhi interaksi sinar UV
dengan indikator fluoresensi yang ada pada lempeng.pada UV 254nm ini sari
1,rutin, quersetin terjadi peredaman berwarna kuning. Karena terjadi interaksi
antara sinar UV dengan indikatornya.Pada UV 366nm noda akan berfluoresensi
dan lempeng akan bewarna gelap. Penampakan noda dipengaruhi karena adanya
interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat . pada sinar UV
366nm juga sama dengan UV 254 nm,bahwa yang bewarna kuning hanyalah
quersetin. Ini menunjukan bahawa hanya sedikit terjadi interaksi . selanjutnya
diberi pereaksi semprot sitroborat,semuanya dapat terlihat oleh
pereaksi.Selanjutnya menggunakan analisis kualitatif, dimana menggunakan fase
diam selulosa, fase gerak : n butanol: asam asetat 15%: air,dengan totolan sari
1,fase air, fase etil,dan glukosa. Pada ke empat totolan ini Rf yang paling tinggi
adalah glukosa dan paling rendah adalah fase air. Pada pengamatan secara visual
hanya fase air dan fase etil saja yang tidak bisa terlihat. Sedangkan pada sinar UV
254 nm ini yang bewarna coklat hanyalah pada ketela pohon dan fase
air,sedangkan pada UV 366 nm yang bewarna coklat itu pada fase air saja. Pada
pereaksi semua sampel terlihat dan ada warnanya. Mungkin jika terjadi
ketidaksesuain warna dari beberapa totolan ini mungkin bisa jadi diakibatkan
karena pencampuran reagen yang kurang cermat dan alat yang tidak steril.