Anda di halaman 1dari 10

PRAKTEK KIMIA BAHAN ALAM I

PERCOBAAN 6

UJI FLAVONOID, FENOLIK DAN SAPONIN

Oleh:

ANGGIT PRAMITA SARI

1801046

S1-4B

Dosen Pengampu:

Haiyul Fadhli, M.Si, Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIV RIAU

PEKANBARU

2020
PERCOBAAN 6

UJI FLAVONOID, FENOLIK, DAN SAPONIN

1. Jelaskan tentang senyawa fenolik, flavonoid, dan saponin !


Jawaban :
FLAVONOID
Flavonoid adalah senyawa yang terapat pada jaringan tanaman. Dapat
berperan sebagai antioksidan,merupakan zat warna ungu,biru,,merah,dan kuning.
Flavanoid pada tanaman sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan atom
hidrogennya atau melalaui kemampuannya mengangkat logam.
Struktur flavonoid terdiri dari cincin aromatik A,cincin aromatik B,cincin
heterosiklik
Sifat sifat flavonoid :
- bentuk glikosida larut dalam air dan alkohol.
- aglikosan sebagian besar larut dalam pelarut nonpolar.
- sebagian besar terikat pada glukosa.
- bentuk glikosida lebih stabil dan mudah diisolasi
Flavonoid banyak terdapat pada buah dan sayuran. Fungsi flavonoid pada tumbuhan:
-Mengatur pertumbuhan akar dan puncak
-Penangkal hama atau penyakit dan obat obat.
Manfaat flavonoid dibidang farmasi:
- Anti inflamasi
- Anti tumor/kanker
- Anti alergi
- Penyakit kardiovaskular
- Esterogen dan osteoporosis
SAPONIN

Saponin merupakan jenis glikosida.Glikosida adalah senyawa yang terdiri dari


glikon dan aglikon. Glikon adalah senyawa yang mengandung gula, sedangkan
aglikon adalah senyawa yang tidak mengandung gula tapi mengandung bahan alam
lainnya.
Saponin sendiri keberadaannya sangat mudah ditemukan, ditandai dengan
pembentukan kolodial dengan air, yang apabila dikocok akan menghasilkan buih yang
stabil.
Sifat sifat saponoin:
- Mempunyai rasa yang pahit.
- Dalam larutan air membentuk busa yang stabil.
- Menghemolisis eritrosit
- Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
- Sulit untuk dimurnikan dan di identifikasi
- Membentuk persenyawaan dengan kolestrol dan hidroksissteroid lainnya
- Berat molekul relatif tinggi dan analisis hanya menghasilkan formula empiris
yang mendekati.
Berdasarkan klasifikasinya Saponin terbagi menjadi 2 yaitu saponin dengan
steroid dan saponin dengan triterpenoid. Saponin steroid ini tersusun atas inti steroid
dengan molekul karbohidrat, dan jika di hidrolisis akan menghasilkan satu aglikon
yang dikenal sebagai sapogenin. Dan tipe saponin ini memiliki efek anti jamur.
Contoh dari saponin jenis ini adalah aspagarosida [asparagus saimentosis] biasa hidup
di hutan kering afrika, dan tanaman ini sering digunakan sebagai obat anti nyeri dan
rematik oleh orang afrika. Selanjutnya saponin triterpenoid, yang tersusun atas inti
triterpenoid dengan molekul karbohidrat.Saponin triterpenoid juga menghasilkan
sapogenin,sapogenin yang dihasilkan mudah di kristalkan lewat asetilisasi sehingga
dapat di murnikan. Tipe saponin ini adalah turunan amyvrine. Contoh dari saponin
jenis ini adalah asiatikosida . Senyawa ini bisa ditemukan pada tumbuhan
gatukola/pegagang yang tumbuh di india dan dapat digunakan sebagai antibiotik.
Sebagian besar saponin biji bijian dan tumbuhan. Berikut tumbuhan yang
mengandung saponin:
- Bunga kembang sepatu
Senyawanya mengandung flavonoida, mengandung cyanidin diglucosid,
mengadung saponin, dan mengandung tanin. Manfaatnya pada penyakit tertentu dapat
membantu melemahkan berbagai jenis organisme penyakit seperti batuk berdarah dan
bronkitis.
- Bunga matahari
Senyawanya mengandung polisakarida dan heliothokside. Pada batang
mengandung scopilin,pada daun mengandung camphor dan luteolin,pada bunga
mengandung triterpenoid saponies, dan pada biji mengandung minyak lemak dan
asam organik. Manfaatnya yaitu berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah ,serta
pereda nyeri alami. Bisa juga untuk meningkatkan nafsu makan
- Kacang tanah
Kacang tanah mengandug protein yaitu lektin, selain itu terapat pula senyawa
saponin dan isoflavon.
- Mahkota dewa
Pada mahkota dewa, bagian tumbuhan yang mengandung saponin adalah pada
daun dan kulit buah. Itu merupakan beberapa contoh tumbuhan penghasil saponin .

Kesimpulannya :
- Saponin merupakan jenis glikosida yang mengandug senyawa glikon dan aglikon
- Berdasarkan klasifikasinya saponin terbagia 2 yaitu saponin teroid dan saponin
triterpenoid
- Sifat khas yang dimiliki saponin yaitu berbuih jika tumbuhan dikocok dengan air
dan memiliki rasa pahit yang menusuk.
- Sebagian besar saponin di temukan pada biji bijian, tanaman makanan, dan daun
di beberapa tanaman.
- Contoh tanaman yang mengandung saponin yaitu bunga kembang sepatu, bunga
matahari, kacang tanah,dan mahkota dewa.

FENOLIK
Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak diyang btemukan pada
tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi [OH]
dan gugus gugus lain penyertanya. Senyawa ini di beri nama berdasarkan nama
senyawa induknya,fenol. Senyawa fenol kebanyakkan memiliki gugus hidroksil
lebih dari satu sehingga disebut polifenol.

Penggolongan fenol :
- Fenolik sederhana
- Fenil propanoid
- Lignan
- Asam farulat
- Etil ferulat

Keberadaan senyawa fenolik pada tumbuhan:

1. Fenolik sederhana pada buah rasberi dan blackberry: pkresol,biji


cokelat:3-etilfenol,3-4-dimetilfenol.
2. Asam fenolat dan senyawa yang berhubungan lainnya, daun teh: asam
galat dan vanilla : vanilin.
3. Asetofenon dan asam fenilasetat tanaman pichoriza kurroa.
4. Asam sinamat,sinamil aldehid ,dan sinamil alkohol bebagai tanaman hijau
dan biji panggang : asam kafeat. Enzim pencokelatan buah apel dan pir :
asam klorogenat.
5. Koumarin, tanaman rubiaceae – asperula ,poaceae-avena,fabaceae-
medicago.
6. Blifavonil,tanaman ginko bliloba:ginketin.
7. Benzofenon, xanton dan stilben pigmen kuning pada bunga : xanton.
8. Betasianin, pada buah bit merah: betasianin.
2. Apa saja reagen yang di gunakan untuk uji fenolik, flavonoid, dan saponin,
( minimal 3 ) jelaskan !
Jawaban :
a. Fenolik
- Pereaksi FeCl3
Cara klasik untuk mendeteksi senyawa fenol ialah dengan menambahkan 1
mL larutan FeCl3 (Besi(III)klorida) 1% dalam air atau etanol dengan 5 mL larutan
ekstrak, yang menimbulkan warna hijau, merah, ungu, biru, atau hitam yang kuat ,
hijau kehitaman, dan biru kehitaman
- Pereaksi Millon
Sebanyak 5 mL larutan sampel ditambahkan 1 mL pereaksi Millon, diamati
perubahan warna yang terjadi. Pembentukan endapan putih yang jika dipanaskan
berwarna merah berarti reaksi positif yang menunjukkan adanya senyawa fenolik .
- Pereaksi golongan ciocalteu
Prinsip metode Folin-Ciocalteu adalah reaksi oksidasi dan reduksi
kolorimetrik untuk mengukur semua senyawa fenolik dalam sampel uji. Pereaksi
Folin-Ciocalteu merupakan larutan kompleks ion polimerik yang dibentuk dari asam
fosfomolibdat dan asam heteropolifosfotungstat. Pereaksi ini terbuat dari air, natrium
tungstat, natrium molibdat, asam fosfat, asam klorida, litium sulfat, dan bromin (Folin
dan Ciocalteu, 1944). Pada kenyataannya reagen ini mengandung rangkaian polimerik
yang memiliki bentukan umum dengan pusat unit tetrahedral fosfat (PO4)3- yang
dikelilingi oleh beberapa unit oktahedral asam-oksi molibdenum. Struktur tungsten
dapat dengan bebas bersubstitusi dengan molibdenum.
b. Saponin
- Uji busa saponin
Dapat dideteksi dengan uji busa dalam air panas. Busa yang stabil selama
30 menit dan tidak hilang pada penambahan 1 tetes HCl 2 N menunjukkan adanya
saponin.
- Uji penegasan saponin
Uji penegasan saponin dilakukan denganmenguapkan sampel sampai
kering kemudian mencucinya dengan heksanasampai filtrat jernih. Residu yang
tertinggal ditambahkan kloroform, diaduk 5menit, kemudian ditambahkan
Na2SO4 anhidrat dan disaring. Filtrat dibagienjadi menjadi 2 bagian, A dan B.
Filtrat A sebagai blangko, filtrat B ditetesianhidrat asetat, diaduk perlahan,
kemudian ditambah H2SO4 pekat dandiaduk kembali. Terbentuknya cincin merah
sampai coklat menunjukkan adanya saponin
- Pereaksi Liberman Bouchardat (LB)
Sampel sekitar 500 mg dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah
berisikan kloroform 10 ml, dipanaskan selama 5 menit dengan penangas air
sambil dikocok. Kemudian ditambahkan beberapa tetes pereaksi Liberman
Bouchardat (LB). Jika terbentuk cincin coklat atau violet maka menunjukkan
adanya saponin triterpen, sedangkan warna hijau atau biru menunjukkan adanya
saponin steroid

c. Flavonoid
- Pereaksi NaOH 10%
Satu ml ekstrak ditambah beberapa tetes pereaksi NaOH 10%, reaksi positif
jika terjadi perubahan warna orange/jingga.
- Pereaksi Bate Smite-Metcalfe
Satu ml ekstrak ditambahkan beberapa tetes HCl pekat kemudian dipanaskan.
Reaksi positif jika berwarna merah.
- Shinoda Test / sianidin Test
Kira-kira 0.5 mg sampel yang telah dirajang halus, diekstrak dengan 5 ml
metanol dan dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi. Ekstraknya
ditambahkan beberapa tetes HCl pekat dan sedikit serbuk magnesium. Bila terjadi
perubahan warna merah/pink atau kuning menunjukan sampel mengandung
flavonoid.
- Pereaksi Wilstater
Satu mlekstrak ditambahkan beberapa tetes HCl pekat ditambah sedikit serbuk
Mg. Reaksi positif jika terjadi perubahan warna kuning.
3. Bagaimana cara melakukan identifikasi fenolik,flavonoid, dan saponin?
Jawaban :
FENOLIK
Untuk mengetahui senyawa pada fenolik kita melakukan uji fitokimia yaitu dengan
cara ekstraksi [maserasi] yaitu metode perendaman.
1. Sampel, ambillh sampel segar yang kemudian di haluskan, kemudian lakukan
lah ekstraksi selama 3 x 24 jam dengan ditambahkan pelarut klorofom. Setelah
diekstraksi selama 3 x 24 jam maka didapatlah filtrat [ekstrak klorofarm]
misalnya didapat 5 ml, kemudian kita tambahkan h2o sebanyak volume filtrat
yaitu 5 ml. Kemudian kita kocok kuat kuat lalu dibiarkan hingga terbentuklah 2
lapisan yaitu lapisan air dan lapisan kloroform. Kedua lapisan ini kita pisahkan
dan yang diambil hanya lapisan air. Lapisan air tadi ditambahkan dengan FeCl3.
Tanaman yang didalam nya terdapat volume fenolik akan memberikan hasil
positive yaitu terbentuknya cincin warna biru, yang artinya tanaman tersebut
mengandug senyawa fenolik.

FLAVONOID
Ekstraksi menggunkan daun dewa. Ekstraksi 500 gram secara maserasi dengan
pelarut metanol hingga terekstraksi sempurna. Filtrat yang diperoleh kemudian di
pekatkan dengan rotavapor sampai di peroleh ekstrak kental n-butanol.
Kemudian menggunakan dua reaksi yaitu reaksi pew dan shinoda:
Reaksi pew : Sejumlah 1 ml larutan n-butanol [ekstrak daun dewa] diuapkan
sampai kering. Terhadap sisa ditambahkan 1 ml etanol 95%. 400 mg serbuk zink
dan 2ml asam klorida 2N. Lalu di diamkan selama 1 menit kemudian di tambahkan
0,5 gram asam klorida p, adanya flavanoid ditunjukkan dengan terbentuknya warna
merah intensif 2-5 menit.

Reaski shinoda: Sejumlah 1 ml larutan dari fase n-butanol [ekstrak daun dewa]
diuapkan sampai kering . Terhadap sisa ditambahkan 95%. 100 mg serbuk
magnesium dan 0,5 gram asam klorid, bila terbentuk warna merah jingga sampai
warna merah ungu menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid. Bila
berwarna kuning jingga menunjukkan adanya senyawa flavonoid golongan flavon,
auron atau kalkhon.

SAPONIN
Uji identifikasi senyawa saponin:
- Pada identitas ini, sampel kering dirajang halus, dimasukkan kedalam tabung
reaksi dan ditambah air suling, kemudian di dihkan selama 2-3 menit ,
didinginkan dan dikocok kuat kuat.
- Jika dalam tabung reaksi timbul busa, maka busa ini mengindikasikan adanya
saponin.
4. Jelaskan mekanisme reaksi yang terjadi sampai terjadi perubahan warna pada
fenolik,flavonoid, dan saponin?
Jawaban :
a. Fenolik

Prinsip metode Folin-Ciocalteu adalah oksidasi gugus fenolik hidroksil.


Pereaksi ini mengoksidasi fenolat (garam alkali), mereduksi asam heteropoli
menjadi suatu kompleks molibdenum-tungsten (Mo-W). Fenolat hanya terdapat
pada larutan basa, tetapi pereaksi Folin-Ciocalteu dan produknya tidak stabil pada
kondisi basa. Selama reaksi belangsung, gugus fenolik-hidroksil bereaksi dengan
pereaksi Folin-Ciocalteu, membentuk kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat
berwarna biru dengan struktur yang belum diketahui dan dapat dideteksi dengan
spektrofotometer. Warna biru yang terbentuk akan semakin pekat setara dengan
konsentrasi ion fenolat yang terbentuk, artinya semakin besar konsentrasi senyawa
fenolik maka semakin banyak ion fenolat yang akan mereduksi asam heteropoli
sehingga warna biru yang dihasilkan semakin pekat
b. Flavonoid
Sejumlah 1ml larutan dari fase n- butanol ( ekstrak daun dewa)
diuapkan sampai kering. Terhadap sisa ditambahkan 95%. 100mg serbuk
magnesium dan 0,5 gram asam klorida, bila terbentuk warna merah jingga
sampai warna merah ungu menunjukan adanya senyawa golongan flavonoid.
Bila bewarna kuning jingga menunjukkan adanya senyawa flavonoid golongan
flavon, auron atau kalkhon.
Senyawa flavonoid yang mengandung gugus hidroksil akan berinteraksi
dengan ion Mg2+ membentuk senyawa komplek yang berwarna. Mekanisme
reaksi antara senyawa flavonoid dengan ion Mg2+
Mg + HCl → MgCl2 + H2
MgCl2 → Mg2+ + 2Cl
c. Saponin

Pada uji saponin kita mengambil sampel Ekstrak kental metanol rimpang bangle
(Zingiber purpureum Roxb.) sebanyak 1 g ditambahkan dengan air hangat, dikocok
vertikal selama 10 detik kemudian dibiarkan selama 10 detik. Pembentukan busa
setinggi 1–10 cm yang stabil selama tidak kurang dari 10 menit, menunjukkan adanya
saponin. Pada penambahan 1 tetes HCl 2 N, busa tidak hilang (Depkes RI, 1995).
5. Dari topik 2 yang lalu apakah tumbuhan yang kalian pilih mengandung
fenolik,flavonoid, dan saponin?
Jawaban : Ada, tumbuhan paliasa mengandung flavonoid, saponin dan fenolik.

6. Dari topik 4,5,dan 6 jelakan perbedan uji steroid dan terpenoid dengan uji
fenolik,flavoniod,dan saponin?
Jawaban :

Uji steroid dan triterpenoid menggunakan metode Liebermann-Bouchard,


ekstrak dilarutkan dalam kloroform kemudian ditambah pereaksi Liebermann-
Bouchard (asam asetat anhidrat-H2SO4) menunjukkan hasil positif dengan adanya
perubahan warna menjadi merah kecoklatan untuk steroid dan coklat-ungu untuk
triterpenoid. Reaksi triterpenoid dengan pereaksi Liebermann menghasilkan warna
merah-ungu sedangkan steroid memberikan warna hijau-biru. Hal ini didasari oleh
kemampuan senyawa triterpenoid dan steroid membentuk warna oleh H2SO4 dalam
pelarut asam asetat anhidrid. Perbedaan warna yang dihasilkan oleh triterpenoid dan
streoid disebabkan perbedaan gugus pada atom C-4. Berdasarkan mekanisme reaksi
pada uji triterpenoid untuk membentuk turunan asetilnya dilakukan dengan cara
diuapkan dan kemudian ditambahan asam asetat anhidrat. Sedangkan untuk
mekanisme reaksi pada uji steroid untuk pembentukan turunan asetilnya dilakukan
dengan proses penguapan saja tidak ada penambahan asam asetat anhidrat.

Dan dilihat dari prosedur umum untuk Uji Steroid dan Terpenoid lapisan yang
digunakan adalah adalah lapisan kloroform, sedangkan untuk uji fenolik, flavonoid,
dan saponin menggunakan lapisan air.

Anda mungkin juga menyukai