BAB I
PENDAHULUAN
Langensari Kota Banjar memiliki tingkat kesuburan tanah yang cukup potensial,
termasuk tanaman pepaya california yang luas tanamannya adalah 500 bata yang
dapat ditanami 500 hingga 1000 pohon pepaya, dan menghasilkan permusim yaitu
10,50 Ton/ha yang Dijual langsung ke konsumen, pasar, dan melalui tengkulak.
Banjar yaitu sebanyak 50 orang petani. Harga pepaya dari petani dibeli oleh
tengkulak sebesar Rp 2.000/kg. Petani panen pepaya california dalam waktu satu
bulan dua kali, dilakukan pada awal bulan dan pertengahan bulan. Penghasilan
500.000/500kg.
2
Kota Banjar yang memiliki potensi dan peluang usaha yang sangat baik adalah
Langensari Kota Banjar pada umumnya terkendala oleh beberapa hal, seperti
sumber daya manusia. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi masyarakat
pemasaran buah pepaya california. Untuk itu diperlukan upaya dari seluruh
memberikan nilai positif bagi warga yang tinggal di wilayah Dusun Karangmukti
Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar dan pepaya juga diolah
menjadi dodol. Tidak hanya sekedar mampu menyerap banyak tenaga kerja untuk
masyarakat petani yang tadinya hanya berdiam diri dirumah sebagai ibu rumah
tangga, dan sekarang sudah menjadi pintar dalam bertani pepaya california dan
menjadi dodol di wilayah Desa Langensari tidak berjalan dengan baik dilapangan
padahal pernah diberikan pelatihan, maka dari itu perlu pembinaan yang lebih
baik lagi dari pihak Desa. Supaya pepaya california tidak hanya sekedar dijual
dalam bentuk mentahnya saja, tetapi dapat dijual dengan diolah terlebih dahulu
3
Buah pepaya california sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Desa
menjadi ciri khas di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar. Tetapi
membuat dodol dari pepaya california, para petani akan lebih meningkat
hanya berjalan sebentar, karena kurangnya pemasaran yang baik. Dari situlah
yaitu:
peningkatan.
2. Pemerintah Desa Langensari belum melakukan pengembangan jejaring
kemitraan hasil petani pepaya california, hal ini terlihat dari segi belum
pepaya california?
1.3 Tujuan Penelitian
5
Bertolak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dapat
california
1.4 Kegunaan Penelitian
Diharapkan hasil dari penelitian ini memberikan banyak manfaat bagi semua
Kegunaan secara teoritis diharapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari proses
membentuk dan merubah perilaku masyarakat untuk mencapai taraf hidup yang
potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara
Dengan melihat permasalahan yang muncul dalam penelitian ini, bila ditinjau
bagaimana lembaga pemerintahan umum itu disusun dan difungsikan baik secara
penyambung, penampung dan penyalur aspirasi masyarakat Desa. Maka dari itu,
8
digunakan dalam penelitian ini pun tidak terlepas dari kaidah-kaidah kajian ilmu
pemerintahan.
pikir dan pola kerja Petani, meningkatkan Usaha Tani, serta menumbuhkan dan
menguatkan kelembagaan petani agar mampu mandiri dan berdaya saing tinggi”.
berikut.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berfikir menurut langkah-langkah tertentu yang logis dan didukung oleh fakta
dilakukan oleh:
kurang baik.
Saran dari penelitian ini adalah dengan menambah jaringan kerjasama
Kabupaten Pangandaran agar usaha tani yang dijalankan oleh para pelaku
bina usaha.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang penulis
perempuan didusun mekar mukti desa pasir mukti masih banyak yang
perempuan di dusun mekar mukti desa pasir mukti masih lemah sehingga
Mekar Asri memang belum baik, hal ini dikarenakan masih rendahnya
perempuan oleh BPP terhadap KWT Mekar Asri dilaksanakan belum baik
Asri.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang penulis
bahwa:
berasal dari kata empowerment. Sangat berkaitan dengan kekuatan atau kekuasaan
14
adil, agar “yang lemah” memiliki kesadaran berpolitik serta dapat berpartisipasi
pembangunan”
pemberdayaan merupakan sebuah proses agar setiap orang menjadi cukup kuat
untuk berpartisipasi dalam berbagai aspek, serta upaya meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
sekelompok individu yang tinggal dalam suatu tempat tertentu, saling berinteraksi
15
dalam waktu yang relatif lama, mempunyai adat istiadat dan aturan-aturan tertentu
adalah kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama sebagai sarana untuk
g. Pemberdayaan tidak bisa dilakukan dari salah satu aspek saja, tetapi perlu
dilakukan secara holistik terhadap semua aspek kehidupan yang ada dalam
masyarakat.
h. Pemberdayaan perlu dilakukan terhadap kaum perempuan terutama remaja
dan ibu-ibu muda sebagai potensi besar dalam mendongkrak kualitas
kehidupan keluarga dan pengentasan kemiskinan.
i. Pemberdayaan dilakukan agar masyarakat memiliki kebiasaan untuk terus
belajar, belajar sepanjang hayat (lifelong learning/education). Individu dan
masyarakat perlu dibiasakan belajar menggunakan berbagai sumber yang
tersedia. Sumber belajar tersebut bisa: pesan, orang (termasuk masyarakat
disekitarnya). Bahan, alat, teknik, dan juga lingkungan disekitar tempat
mereka tinggal. Pemberdayaan juga perlu diarahkan untuk menggunakan
prinsip belajar sambil bekerja (lierning by doing).
j. Pemberdayaan perlu memperhatikan adanya keragaman budaya. Oleh karena
itu diperlukan berbagai metode dan pendekatan pemberdayaan yang sesuai
dengan kondisi dilapangan.
k. Pemberdayaan diarahkan untuk menggerakkan partisipasi aktif individu dan
masyarakat seluas-luasnya. Partisipasi ini mulai dari tahap perencanaan,
pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, termasuk partisipasi dalam menikmati
hasil dari aktifitas pemberdayaan.
l. Klien/sasaran pemberdayaan perlu ditumbuhkan jiwa kewirausahaan sebagai
bekal menuju kemandirian. Jiwa kewirausahaan tersebut mulai dari: mau
berinovasi, berani mengambil resiko terhadap perubahan, mencari dan
memanfaatkan peluang, serta mengembangkan metworking sebagai
kemampuan yang diperlukan dalam era globalisasi.
m. Agen pemberdayaan atau petugas yang melaksanakan pemberdayaan perlu
memliki kemampuan (kompentensi) yang cukup, dinamis, fleksibel dalam
bertindak, serta dapat mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan
masyarakat. Agen pemberdayaan ini lebih berperan sebagai fasilitator.
n. Pemberdayaan perlu melibatkan berbagai pihak yang ada dan terkait dalam
masyarakat, mulai dari unsur pemerintah, tokoh, guru, kader, ulama,
pengusaha, LSM, relawan, dan anggota masyarakat lainnya. Semua pihak
tersebut dilibatkan sesuai peran, potensi, dan kemampuannya.
paralel, melihat keadaan diri sendiri, melihat jejaring sosial, dan masyarakat harus
pemberdayaan adalah perbaikan pada mutu hidup manusia, baik secara fisik,
Bina Usaha, Bina Lingkungan) itu hanya akan terwujud seperti yang
yang memerlukan”.
19
1. Bina Manusia
Bina Manusia, merupakan upaya yang pertama dan utama yang harus di
selain sebagai salahs atu sumber daya juga sekaligus sebagai pelaku atau
sama;
2) Pengembangan interaksi dengan entitas/organisasi di luar sistem.
2. Bina Usaha
Bina usaha menjadi suatu upaya penting dalam setiap pemberdayaan,
sebab, Bina Manusia yang tanpa memberikan dampak atau manfaat bagi
perbaikan kesejahteraan (ekonomi dan atau ekonomi) tidak akan laku, dan
perbaikan kesejahteraan (ekonomi dan atau ekonomi) yang akan laku atau
develofment), isu lingkungan menjadi sangat penting. Hal ini terlihat pada
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku, baik itu tahapan penyadaran
keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran dan pembangunan dan tahap
keberhasilan proses dan hasil dari kegiatan pemberdayaan tersebut. Dalam hal ini,
(2012:167) bahwa:
1. Generasi yang mengutamakan relief and welfare, yaitu strategi yang lebih
mengutamakan pada kekurangan dan kebutuhan setiap individu
masyarakat, seperti: sandang, pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan.
2. Strategy community development atau small scale reliant local velopment,
yang lebih mengutamakan pada kesehatan, penerapan kronologi tepat
guna, dan pembangunan infrastruktur. Menurutnya, strategi tidak mungkin
dilakukan dengan pendekatan pembangunan dari atas (top approach),
tetapi harus dilakukan pendekatan dari bawah (bottom-approach).
3. Generasi sustainable system development, yang lebih mengharapkan
terjadinya perubahan pada tingkat regional dan nasional.
Dalam hubungan ini (Mardikanto, 2004:61) menyimpulkan bahwa apapun
upaya-upaya:
mengemukakan bahwa:
instrumen pengumpulan data. Dalam kegiatan ini informasi yang diperlukan dapat
yang ada, dan hasil temuan dan pengamatan lapangan, pembangunan pemahaman,
Desa pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa: “Pemerintah Desa adalah Kepala Desa
atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur
Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
27
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
diketahui bahwa:
juga untuk memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat yang memerlukan
bantuan.
Desa Pasal 49 ayat 1 menyatakan bahwa: “Perangkat Desa adalah yang membantu
1. Seketaris Desa
28
Seketaris Desa merupakan unsur atau staf yang membantu kepala Desa.
Yang berarti Seketaris Desa adalah orang kedua setelah kepala Desa.
seketaris Desa bertugas pada bidang administrasi dan pelayanan umum.
Contohnya kegiatan surat menyurat, kegiatan kearsipan, kegiatan membuat
laporan.
2. Kepala Dusun
Kepala Dusun berkedudukan sebagai unsur pelaksana tugas kepala Desa
dalam wilayah kerjanya. Adapun fungsi dan tugasnya melaksanakan
kegiatan pemerintahan diwilayah kerjanya serta melaksanakan
kebijaksanaan dan keputusan kepala Desa.
3. Kepala Urusan
Penetapan kepala urusan sesuai kebutuhan masing-masing Desa, misalnya
ada kepala urusan pemerintahan, kepala urusan pembangunan, kepala
urusan keuangan, kepala urusan pemasyarakatan, dan lain sebagainya.
Kedudukan guru sebagai pembantu seketaris Desa dalam memberikan
pelayanan ketatausahaan atau kearsipan kepada kepala Desa. Fungsi dan
tugas pokoknya melaksanakan ketatausahaan serta melaksanakan
pencatatan, pengumpulan dan pengolahan data yang menyangkut bidang
tugasnya masing-masing.
BAB III
METODE PENELITIAN
yang ada sekarang berdasarkan data-data. Pendekatan dalam penelitian ini adalah
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
29
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk
cara pemecahan masalahnya. Dalam hal ini masalahnya sudah jelas, akan tetapi
Banjar.
indikator:
indikator:
california
dengan indikator:
31
california
3.3.1 Data
istilah data merujuk pada ukuran atau observasi aktual tentang hasil dari suatu
unvestigasi survey, atau hasil observasi yang dicatat dan dikumpulkan, baik dalam
bentuk angka ataupun jumlah dan bentuk kata-kata atau gambar, disebut data. Jadi
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer
1) Data primer
Data primer yaitu data yang dapat memberikan informasi, fakta dan
Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari Kepala Desa,
1. informan
penelitian”. Informan dalam penelitian adalah orang atau pelaku yang benar-benar
tahu dan menguasai masalah, serta terlibat langsung dengan masalah penelitian.
kaitanya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi dalam hal ini sampling dijaring
pertimbangan tertentu”.
33
berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan
sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat yang akan menjadi
Kepala Desa
2) Data sekunder
struktur organisasi, dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan masalah yang
diteliti.
Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data yang
akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
dan studi dokumenter, atas dasar konsep tersebut, maka ketiga teknik
penelitian.
2. Studi Lapangan
a. Observasi
pemanfaatan potensi desa. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus untuk
35
b. Wawancara (interview)
harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam”.
komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian, antara lain Kepala
rangka memperoleh penjelasan atau informasi tentang hal-hal terkait dengan fokus
c. Studi Dokumentasi
dengan masalah yang diteliti. Studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah
dengan meminta data-data dari pihak pemerintah Desa Langensari. Misalnya saja,
mengenai keadaan penduduk, keadaan sumber daya alam dan lain-lainnya. Hal ini
36
dilakukan agar informasi yang didapatkan benar-benar bersumber dari objek yang
kegiatan penelitian.
Sesuai dengan tipe penelitian, yaitu deskriptif, maka setelah data yang
dalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasi yang pada
kualitatif, artinya dari data yang diperoleh dilakukan pemaparan serta interpretasi
secara mendalam. Data yang ada, dianalisa serinci mungkin sehingga diharapkan
interaktif. Dalam model analisa ini terdapat 3 komponen analisa, yaitu : reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan menurut Miles dan Huberman,
dalam (Prof. Dr. Sugiyono 2013:246) yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Reduksi data
peneliti.
2. Penyajian data
3. Menarik kesimpulan/verifikasi
Penelitian ini akan ditempuh selama enam bulan, yaitu mulai dari bulan
Februari 2019 sampai dengan bulan Juli 2019. Adapun tempat penelitian
jelasnya mengenai jadwal penelitian ini berikut agenda kegiatan dan alokasi
TABEL 3.1
Agenda dan Waktu Penelitian
ALOKASI WAKTU
AGENDA
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
Penjajagan
Studi Kepustakaan
Penelitian
Penyusunan Skripsi
dan Bimbingan Skripsi
Sidang Skripsi
39