Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENYUSUNAN MEDIA PENYULUHAN

Dosen Pengampu :
1. Dr. Ir. Sujono, MP
2. Ina Fitria Ismarlin, SP., M.SiSP, M.Si

Oleh :

Kelompok 7

1. Ade Laeli Nur Khasanah ( 03.01.22.0514 )


2. Cenli Maria Terok ( 03.01.22.0522 )
3. Sultan ( 03.01.22.05 )
4. Yahya HadI Hartono ( 03.01.22.05 )

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG
KAMPUS YOGYAKARTA
KEMENTERIAN PERTANIAN
2024
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat dan berkahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah kelompok
ini dengan baik tanpa kendala apapun. Adapun penyusunan makalah ini, kami mendapat banyak
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir Sujono Mp sebagai dosen pengampu mata kuliah Materi Penyuluhan
Pertanian.
2. Ibu Ina Fitria Ismarlin, SP., M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Materi
Penyuluhan Pertanian.
3. Rekan - rekan kelas PPB 1 yang telah banyak membantu dan mendukung kami.
Makalah berjudul "Tahap Penyusunan Lembar Persiapan Menyuluh ( LPM ) dan
Sinopsis Materi Penyuluhan" ini, disusun untuk memenuhi tugas semester 3 mata kuliah Materi
Penyuluhan Pertanian. LPM ini merupakan dasar pegangan bagi penyuluh pertanian sebelum
melaksanakan penyuluhan sehingga nantinya, proses penyuluhan yang dilaksanakan dapat sesuai
dengan rencana dan materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nyata petani
disesuaikan dengan urutan prioritas.

Dalam penulisan makalah ini kami berusaha semaksimal mungkin agar tersusun dengan
baik dan rapi. Namun apalah daya manusia yang tidak sempurna, maka makalah ini pun masih
jauh dari kata sempurna oleh sebab itu, kami mohon maaf apabila di dalam penulisan makalah
ini terdapat banyak sekali kekurangan. Oleh sebab itu kami mengharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca yang budiman. Kami berharap makalah yang kami tulis ini, dapat
menjadi kebermanfaatan untuk dunia pendidikan dan masyarakat luas.

Yogyakarta, 6 Maret 2024

Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menjadi seorang penyulh pertanian tentunya akan sering bertemu dan berhubungan
langsung dengan sasaran penyuluhan seperti petani, pengusaha dibidang pertanian, dan juga
orang – orang yang berkecimpung dibidang pertanian guna terjadinya perubahan yang akan
membawa kepada sasaran dapat Bertani dengan lebih baik (better farming), hidup lebih sejahtera
(better living), Bertani yang lebih menguntungkan (better business), membentuk masyarakat
lebih sejahtera (better community), dan lingkungan yang terjaga kelestariannya (better
environment). Mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu metode sebagai cara untuk
menyampaikan informasi yang ingin disampaikan untuk mencapai tujuan yang sudah di
targetkan diawal.

Metode penyuluhan pertanian sebenarnya memiliki arti dan pengertian yang tidak jauh
dari teknik penyuluhan pertanian dan pada penerapannya di lapangan teknik dan metode
pertanian dianggap sama hal ini dimaklumi karena agar didalam penerapannya penyuluh
pertanian tidak terpaku dalam metode penyuluhan pertanian tetapi juga dapat menerapkan teknik
penyuluhan pertanian.

Metode penyuluhan pertanian akan di rancang oleh seorang penyuluh pertanian dan akan
dicantumkan didalam beberapa persyaratan administrasi sebelum melakukan penyuluhan
diantaranya di cantumkan didalam LPM ( Lembar Penyuluhan Pertanian ) dan juga di cantumkan
di PROGRAMA penyuluhan pertanian sehingga didalam jalannya penyuluhan dapat berjalan
dengan baik dan lancar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian metode penyuluhan pertanian ?


2. Bagaimana cara memilih dan menetapkan metode penyuluhan yang sesuai dengan tujuan
penyuluhan?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian metode penyuluhan pertanian.


2. Dapat memilih dan menetapkan metode penyuluhan pertanian yang disesuaikan dengan
tujuan yang diinginkan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Penyuluhan

Menurut Peraturan Menteri Pertanian nomor 52 tahun 2009 tentang Metode


Penyuluhan Pertanian, metode penyuluhan pertanian adalah cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan
pelaku usaha agar mereka tahu, mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodolan, sumberdaya
lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan
dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup (Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan Bangka Selatan).

Metode adalah cara penyampaian suatu materi kepada sasaran melalui media
tertentu agar materi tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Penyusunan Media Penyuluhan

(Peraturan Kementrian Pertanian, n.d.) Sebelum memilih metode penyuluhan yang


sesuai dan tepat untuk diterapkan dalam proses penyuluhan ada beberapa hal yang
harus diperhatikan diantaranya :

1. Keadaan sasaran
2. Kemampuan penyuluh
3. Keadaan wilayah atau daerah
4. Biaya dan sarana
5. Kebijakan pemerintah
6. Materi

1. Keadaan Sasaran
Keadaan sasaran penyuluhan pertanian berdasar tingkat pendidikan, tingkat
keterampilan, sikap, dan keadaan sosial budaya. Tingkat Pendidikan seseorang akan
berpengaruh dengan metode yang akan digunakan, semakin tinggi tingkat Pendidikan
seseorang maka metode apapun yang diterapkan akan dapat dietrima oleh sasaran.
Tingkat keterampilan sasaran akan menunjukan pengalaman yang telah dimiliki
sasaran, pengalaman ini akan membantu oenyuluh apabila akan menggunakan
metode praktek langsung maka akan lebih memudahkan praktek karena telah
memiliki pengalaman dan dapat menjadi penggerak petani – petani lain yang belum
memiliki pengalaman tersebut. Sikap sasaran akan menentukan lancar tidaknya
penyuluhan pertanian. Sosial budaya akan menggambarkan kebiasaan sasaran dalam
hidup sehari-hari dilihat dari banyak sisi antara lain keadaan sosial akan
menggambarkan kelembagaan/organisasi yang ada, klasifikasi masyarakat, tingkat
ekonomi, jenis pekerjaan, penerapan kepercayaan, perilaku yang berkaitan dengan
adat istiadat dan sebagainya.
2. Kemampuan Penyuluh
Kemampuan penyuluh meliputi menyangkut tingakat penguasaan materi,
keahlian penerapan metode, pemilihan media, penguasaan sasaran, kepandaian
berkomunikasi, dan sebagainya. Selain itu, pengalaman atau jam terbang yang
dimiliki penyuluh akan sangat berengaruh dengan kemampuan penyuluh dalam
mengkondisikan audience. Dilapangan, penyuluh senior lebih terlihat kompeten
dalam menguasai audience sedangkan penyuluh baru akan terlihat sedikit kesulitan
untuk mengkondisikan audience. Dengan begitu, penyuluh baru disarankan untuk
belajar dari penyuluh senior yang lebih berpengalaman.
3. Keadaan Wilayah atau Daerah
Keadaan daerah adalah sangat kompleks yang berkaiatan dengan penyuluhan
yaitu keadaan topografi, usahatani, musim, pasar, sarana, peralatan, dan sebagainya.
Data – data dilapangan akan membantu penetapan metode penyuluhan.
4. Biaya dan Sarana
Metode yang dipilih akan menentukan biaya dan sarana yang dibutuhkan.
Biaya dan sarana harus disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki serta kemampuan
kelompok tani untuk mengadakan sarana tersebut apabila dalam penerapannya biaya
yang sudah dianggarkan tidak turun/tidak tersedia maka di konsepkan rencana yang
akan dilakukan apabila hal tersebut terjadi.
5. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah yang biasanya lewat kementerian pertanian akan
mempengaruhi penentuan metode yang akan dilakukan. Kebijakan pemerintah dalam
menurunkan anggaran untuk jalannya penyuluhan akan mempengaaruhi pemilihan
mtode yang akan digunakan petani untuk menyampaikan materi. Sebagai contoh,
kebijakan pemerintah saat ini adalah adanya kartu tani untuk subsidi pupuk, maka
penyuluh harus menyesuaikan program tersebut.
6. Materi
Materi penyuluhan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran penyuluhan dan
program pemerintah. Apabila penyuluh memberikan materi yang dibutuhkan pertain
maka otomatis partisipasi dan keaktifan petani akan lebih tinggi ketimbang materi
yang tidak dibutuhkan petani hal ini sesuai dengan prinsip – prinsip pemilihan
materi penyuluhan pertanian yang telah didasarkan dengan identifikasi potensi
wilayah. Materi yang diberikan akan sangat berpengaruh dengan keberhasilan
penyuluhan. Apabila materi yang akan diberikan dirasa sulit, penyuluh harus dapat
menyampaikan didalam bentuk yang mudah dipahami dan simple dengan ini tujuan
penyuluhan akan tercapai. Bila dalam penyuluhan penyuluh berkeinginan sasaran
untuk sampai pada tingkat mengetahui maka dengan metode ceramah, diskusi akan
tercapai. Tetapi bila diharapkan sasaran sampai pada tingkat terampil, maka dengan
ceramah atau diskusi tidak akan tercapai tujuannya. Sasaran akan terampil bila
melakukan kegiatan nyata yaitu praktek. Metode yang melakukan praktek harus
didata kemudian atas dasar pertimbangan yang lain baru ditetapkan. Sebagai contoh
yaitu anjuran pemerintah agar petani menerapkan pemupukan berimbang hal ini juga
menjadi pertimbangan bagi penyuluh untuk menentukan metode yang akan
digunakan karena tujuan penyuluhan adalah perubahan keterampilan maka
diperlukan metode praktek langsung untuk mewujudkan hal tersebut.
Sayarat – syarat materi penyuluhan :
1. Profitable, memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran.
2. Complementer, dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer dari kegiatan yang
ada sekarang.
3. Compatibility, tidak boleh bertentangan dengan adat-istiadat dan kebudayaan
masyarakat sasaran.
4. Simplicity, sederhana, mudah dilaksanakan, tidak memerlukan skill yang terlalu
tinggi.
5. Availability, pengetahuannya, biaya, sarana yang diperlukan dapat disediakan oleh
sasaran.
6. Immediate aplicability, dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil yang
nyata.
7. In expensiveness, tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu besar.
8. Law risk, tidak mempunyai risiko yang besar dalam penerapannya.
9. Spectaculer impact, dampak dari penerapannya menarik dan menonjol.
10. Expandible, dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas dalam
kondisi yang berbeda-beda.
Seorang penyuluh pertanian harus inovatif terutama dengan teknologi – teknologi
pertanian. Ada 2 syarat yang harus dipenuhi yaitu :
1. Syarat Utama
1) Ekonomis menguntungkan : dapat diwujudkan dengan beberapa komponen.
a) hasilnya cukup menonjol (spectacular impact), b) mengandung risiko yang
rendah (low risk), misaInya tidak cepat busuk, dan c) hanya memerlukan
ongkos tambahan yang kecil (in extensiveness).
2) Teknis memungkinkan : Beberapa komponen pendukung aspek teknis yang
memberi peluang tinggi untuk dilaksanakan, yaitu: a) mudah dipraktikkan
(expandable), b) cepat dapat dimanfaatkan (immediate applicability), dan c)
sederhana (simplecity) yaitu tidak rumit dan tidak memerlukan skill yang
tinggi.
3) Sosiologis dapat dipertanggungjawabkan : tidak bertentangan dengan norna –
norma yang ada dimasyarakat.
2. Syarat Tambahan
Terdapat dua syarat lain untuk memenuhi kategori pesan yang baik, yaitu :
a) Saling mengisi (complementer), yaitu mengisi atau menambah kegiatan-
kegiatan yang biasa dilaksanakan sehingga mengurangi kelemahan-
kelemahan yang ada. b) Tersedia (availability) yaitu teknologi tersebut masih
dalam jangkauan petani.
7. Tahapan dan Kemampuan Adopsi
1. Tahapan Adopsi Inovasi
Adopsi inovasi pada diri pelaku utama dan atau pelaku usaha berlangsung
melalui serangkaian pengalaman mental psikologis secara bertahap sebagai
berikut :
1) Tahap penumbuhan perhatian, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha
sekedar mengetahui adanya gagasan/ide atau praktek baru untuk pertama
kalinya.
2) Tahap penumbuhan minat, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha ingin
mengetahui lebih banyak perihal baru tadi, dan berusaha mencari informasi
lebih lanjut.
3) Tahap menilai, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha mampu membuat
perbandingan.
4) Tahap mencoba, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha mencoba gagasan
baru atau praktek baru.
5) Tahap menetapkan, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha menyakini
gagasan atau praktek baru itu dan menetapkan sepenuhnya secara berkelanjutan
di dalam usahataninya.
2. Kemampuan Adopsi Inovasi
Berdasarkan kemampuan adopsi inovasi, pelaku utama dapat
dikelompokkan menjadi inovator, penerap dini, penerap awal, penerap akhir,
dan penolak. Tahapan dan kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha adopsi
inovasi menentukan metode penyuluhan pertanian yang akan digunakan.
C. Langkah – Langkah Memilih Metode

1. Menghimpun dan Menganalisa Data.


1) Sasaran
a) Golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah masing-masing
golongan dan keseluruhan.
b) Adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan.
c) Bentuk-bentuk usahatani sasaran.
d) Ketersediaan mereka sebagai demonstrator dan jumlah petani.
2) Penyuluh dan Kelengkapannya
a) Kemampuan penyuluh, jumlah penyuluh, pengetahuan dan keterampilan
penyuluh.
b) Materi penyuluhan/pesan.
c) Sarana dan prasarana penyuluhan.
d) Biaya yang ada.
3) Keadaan Daerah dan Kebijakan Pemerintah
a) Musim/iklim.
b) Keadaan lapangan (topografi), jenis tanah, sistem pengairan dan pertanaman.
c) Perhubungan jalan, listrik dan telepon.
d) Kebijakan pemerintah pusat dan daerah setempat.
Setelah mempunyai data dasar, kegiatan selanjutnya menetapkan tahap penerapan
sasaran dan menganalisa data.
2. Menetapkan Alternatif Metode Penyuluhan Pertanian. Dalam penetapan metode
penyuluhan pertanian tidak ada batasan yang jelas, tetapi untuk keadaan, waktu dan
tempat tertentu setiap metode penyuluhan dapat digunakan. Secara umum dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian,
menumbuhkan minat dan keinginan, serta memberikan informasi selanjutnya.
b. Metode dengan pendekatan kelompok biasanya dipergunakan untuk dapat
memberikan informasi yang lebih rinci tentang suatu teknologi atau praktek. Metode
ini ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap
mencoba atau sampai tahap menerapkan.
c. Metode dengan pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam tahap
mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh
dan sasaran yang lebih akrab. Hal yang perlu diperhatikan oleh para penyuluh bahwa
metode pendekatan perorangan dilakukan apabila sasaran sudah hampir sampai ke
tahap mencoba dan bersedia mencoba yang tentunya memerlukan bimbingan untuk
memantapkan keputusannya.
d. Pengenalan atau penguasaan situasi dan kondisi wilayah kerja memegang peranan
penting dalam pemilihan metode penyuluhan. Penyuluh yang lebih berpengalaman
akan lebih tepat dalam menentukan metode yang akan digunakan.

D. Penetapan Metode Penyuluhan

Dasar-Dasar pertimbangan Pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan


metode penyuluhan pertanian pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu
tahapan dan kemampuan adopsi, sasaran, sumber daya, keadaan daerah dan kebijakan
pemerintah.

1. Tahapan dan Kemampuan Adopsi. Tahapan Adopsi Inovasi Adopsi inovasi pada diri
pelaku utama dan atau pelaku usaha berlangsung melalui serangkaian pengalaman
mental psikologis secara bertahap sebagai berikut :

1) Tahap penumbuhan perhatian, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha sekedar
mengetahui adanya gagasan/ide atau praktek baru untuk pertama kalinya.
2) Tahap penumbuhan minat, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha ingin
mengetahui lebih banyak perihal baru tadi, dan berusaha mencari informasi lebih
lanjut.

3) Tahap menilai, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha mampu membuat
perbandingan.

4) Tahap mencoba, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha mencoba gagasan baru
atau praktek baru.

5) Tahap menetapkan, dimana pelaku utama dan/atau pelaku usaha menyakini gagasan
atau praktek baru itu dan menetapkan sepenuhnya secara berkelanjutan di dalam
usahataninya.

Kemampuan Adopsi Inovasi Berdasarkan kemampuan adopsi inovasi, pelaku


utama dapat dikelompokkan menjadi inovator, penerap dini, penerap awal, penerap
akhir, dan penolak. Tahapan dan kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha adopsi
inovasi menentukan metode penyuluhan pertanian yang akan digunakan.

2. Sasaran (Pelaku Utama dan Pelaku Usaha) Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
menetapkan metode penyuluhan dari aspek sasaran antara lain :

1) Tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran.

2) Sosial budaya mencakup antara lain adat kebiasaan, normanorma yang berlaku dan
status kepemimpinan yang ada.

3) Jumlah sasaran yang hendak dicapai pada suatu waktu tertentu.

3. Sumber Daya Penyuluhan Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan


metode penyuluhan dari aspek sumber daya penyuluhan antara lain :

1) Kemampuan penyuluh
2) Materi penyuluhan
3) Sarana dan biaya penyuluhan
4. Keadaan Daerah Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan metode
penyuluhan dari aspek kondisi daerah, antara lain :

1) Musim
2) Keadaan usahatani
3) Keadaan lapangan
5. Kebijakan Pemerintah Kebijakan Pemerintah atau pemerintah daerah menentukan dalam
pemilihan metode penyuluhan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Kementrian Pertanian. nomor 52/Permentan/OT.140/12/2009.

Anda mungkin juga menyukai