Oleh :
NOVEMBER, 2019
A. Latar Belakang
Penyuluh kehutanan memiliki tugas untuk mengubah perilaku sasaran suluhnya.
Prilaku sasaran suluh berkaitan dengan pengetahuan, kemauan dan kemampuannya
untuk melaksanakan atau menerapkan suatu program pembanguan atau inovasi yang
ditawarkan kepada mereka dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidupnya
sekaligus terlibat dalam pelestarian hutan.
Perlu menjadi pertimbangan bagi penyuluh kehutanan bahwa sasaran suluh
memiliki bebagai perbedaan antara lain perbedaan karakteristik individu, perbedaan
karakteristik lingkungan fisik dan sosial, kebutuhan, motivasi, maupun tujuan, sehingga
dalam sebuah kegiatan penyuluhan diperlukan metoda/cara yang sesuai, efisien dan
efektif agar terjadi perubahan perilaku yang menjadi tujuan penyuluhan dapat tercapai.
Kang dan Song dalam Totok Mardikanto (1996) menyebutkan bahwa tidak ada satu
cara/metoda yang paling efektif untuk diterapkan dalam kegiatan penyuluhan. Oleh
karena itu, kegiatan penyuluhan sebaiknya menggunakan kombinasi berbagai metoda
yang saling melengkapi. Seorang penyuluh harus memahami dan menguasai
penggunaan berbagai metoda penyuluhan. Penyuluh harus mampu memilih dan
menggunakan metoda yang sesuai, sebagai suatu cara yang terpilih untuk tercapainya
tujuan penyuluhan yang dilaksanakan.
Pesan-pesan pembangunan berupa iptek atau inovasi teknologi tepat guna
dalam pengelolaan hutan, informasi, ajakan/himbauan yang disampaikan penyuluh
kehutanan kepada masyarakat, dikenal sebagai materi penyuluhan kehutanan.
Penyampaian materi penyuluhan kehutanan dapat dilakukan secara langsung dengan
bertatap muka (interpersonal)/verbal antara penyuluh kehutanan dan masyarakat
dengan bantuan peralatan tertentu, ataupun dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu
dengan hanya mengandalkan atau menggunakan perantara atau media. Keberadaan
dari media sebagai alat bantu penyuluhan akan memberikan pengaruh pada iklim,
kondisi, dan lingkungan yang ditata dan diciptakan oleh penyuluh dimana kegiatan
penyuluhan berlangsung.
Penggunaan media sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi penyuluhan
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar masyarakat, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap masyarakat.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan mata diklat ini meliputi pengertian metode, materi
dan media penyuluhan; fungsi metode, materi dan media penyuluhan; jenis dan bentuk
metode, materi dan media penyuluhan; identifikasi kelompok sasaran; memilih dan
menentukan metode, materi dan media penyuluhan; menyusun materi penyuluhan
dalam bentuk poster, booklet/brosur, VCD/DVD/CD/flash disk; Merancang dan
menerapkan metode penyuluhan kehutanan dalam bentuk anjangsana, konsultasi
pemecahan masalah, anjangkarya, magang, demonstrasi cara/hasil percontohan,
fasilitasi diskusi kelompok, pertemuan secara massal, pameran, dan seni budaya
D. Standar Kompetensi
Setelah mengikuti pelajaran ini, peserta diharapkan dapat memahami
Rancangan dan pelaksanaan Metoda, Materi dan Media Penyuluhan Kehutanan.
E. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti proses pemebalajaran, peserta diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian metode, materi dan media penyuluhan
2. Menjelaskan fungsi metode, materi dan media penyuluhan
3. Menjelaskan jenis dan bentuk metode, materi dan media penyuluhan
4. Mengidentifikasi kelompok sasaran
5. Memilih dan menentukan metode, materi dan media penyuluhan.
6. Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk: Poster, Booklet, VCD/DVD/CD/flash
disk
7. Merancang dan menerapkan metode penyuluhan kehutanan dalam bentuk:
anjangsana, konsultasi pemecahan masalah, anjangkarya, magang, demonstrasi
- Sosialisasi
- Pameran
- Siaran Radio/TV
Pendekaatan - Penyebaran poster /spanduk
Massal - Penyebaran brosur, folder,
leaflet dan majalah
- Kampanye
- Lomba
METODE - Demonstrasi/peragaan
Pendekatan - Kursus tani
PENYULUHAN Kelompok - Diskusi
- Pertemuan kelompok
- Widyawisata/karyawisaya
Daya guna dan hasil guna pelaksanaan metoda, materi dan media penyuluhan
kehutanan akan tergantung dari faktor sasaran, faktor penyuluh, faktor lingkungan di
mana penyuluhan kehutan tersebut akan dilaksanakan.
1. Faktor sasaran
Faktor sasaran yang perlu dipertimbangkan dalam memilih Metoda penyuluhan
kehutanan akan menyangkut: tingkat perilaku dan sosiokultur. Perilaku sasaran erat
hubunganannya dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan terhadap
suatu teknologi. Hal ini sangat berkaitan dengan tingkat adopsi sasaran. Oleh
karena itu langkah awal seorang penyuluh untuk memilih Metoda penyuluhan adalah
mengidentifikasi tingkat adopsi sasaran. Dari tingkat adopsi ini akan diketahui tingkat
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta tingkat pengalaman yang mereka miliki.
Dari tingkat adopsi ini akan diperoleh gambaran pendekatan apa yang dapat
dilakukan. Dan dari pendekatan ini akan dapat dipilih Metoda yang tepat. Misalnya
a. Ceramah
b. Pameran
Massal c. Siaran pedesaan melalui
radio/ TV
1. Sadar d. Penyebaran poster
e. Penyebaran brosur, leaflet,
dan majalah
f. Kampanye
2. Minat
a. Lomba
Kelompok b. Demonstrasi/ peragaan
c. Temu karya
d. Pertemuan diskusi
3. Menilai e. Temu wicara
f. Widyawisata/ karyawisata
g. Temu Teknis
4. Mencoba
Individual a. Kunjungan rumah
b. Kunjungan tempat usaha
c. Magang
5. Menerapkan d. Responden
e. Telepon
2. Faktor penyuluh
Setelah kita mempertimbangkan faktor sasaran, langkah berikutnya kita harus melihat
kemampuan penyuluh sebagai orang yang bertanggung jawab dalam memfasilitasi
kegiatan penyuluhan di suatu daerah. Penyuluh harus mampu memberikan
kemudahan atau memfasilitasi proses belajar petani dan anggota keluarganya dalam
kontek pendidikan orang dewasa. Yang pada akhirnya penyuluh harus mampu
memodernisasi proses belajar petani dan anggotanya menuju kepada kemandirian.
Untuk dapat melakukan ini semua penyuluh kehutanan harus memiliki kemampuan
menggunakan metoda penyuluhan kehutanan yang berdaya guna dan berhasil guna.
Selain itu penyuluh kehutanan harus memiliki kemampuan penguasaan teknologi
yang akan disuluhkan dalam arti pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang
dimiliki perlu dipertimbangkan dalam memilih metoda penyuluhan kehutanan yang
tepat.
Terdapat beragam bentuk media yang dapat digunakan untuk menuangkan atau
menyusun materi yang akan disebarluaskan kepada sasaran suluh. Masing-masing
mempunyai kelebihan dan kelemahan, bergantung pada tujuan dan sasaran yang
hendak dicapai. Seorang penyuluh kehutanan hendaknya harus mengetahui dan
memahami serta mampu membuat berbagai macam bentuk media tersebut.
Penyuluh kehutanan ahli pertama, sebagaimana tercantum dalam permenpanrb no:
27 tahun 2017, mempunyai tupoksi untuk menyusun materi dalam bentuk:
1. Leaflet dan Folder
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-
kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana
(foto dan ilustrasi). Kalau disajikan secara berlipat, dinamakan folder. Leaflet dan folder
digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya
deskripsi rumput gajah, lamtorogung, cara memelihara ikan dikolam pekarangan,
membuat kandang ayam, manfaat penghijauan dan lain-lain.
Leaflet dan folder, biasanya dibagikan secara langsung oleh penyuluh kepada
sasaran, dan dapat digunakan sebagai bahan pedampingan kelompok tani. Leaflet dan
folder dapat diberikan atau disebarkan pada waktu kursus tani, demonstrasi,
karyawisata, pameran dan sebagainya. Ukuran kertas untuk Leaflet sebaiknya tidak
lebih dari ukuran folio 20 x 30 cm. ukuran untuk folder tergantung dari banyaknya lipatan
tersebut 2, 3, 4 atau 6 kali. Muka lipatan biasanya berukuran 11 x 20 cm.Leaflet dapat
dibuat sendiri perbanyakan sederhana (misalnya dengan mesin stensil atau photocopy)
3. Brosur/Booklet
Brosur atau booklet adalah barang cetakan yang isinya lebih lengkap daripada
leaflet atau folder, ada daftar isi, pokok bahasan dan juga sub pokok bahasan.
Komposisi isi lebih didominasi oleh tulisan yang dilengkapi gambar, foto, tabel dan
ilustrasi lainnya ditambah dengan daftar pustaka. Sesuai dengan namanya, maka
brosur atau booklet berbentuk buku kecil dengan tebal halaman 10-25 lembar dan paling
banyak 50 halaman. Tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi yang lebih
lengkap kepada sasaran, agar mereka mengetahui dan menjadi lebih jelas, sehingga
tumbuh perhatian dan minatnya untuk mencoba/melakukan atau menerapkan isi materi.
Brosur atau booklet dapat digunakan sebagai bahan bacaan perorangan,
sebagai bahan diskusi pada pertemuan kelompok tani hutan. Bagi penyuluh, sebagai
bahan dalam pendampingan petani. Bagi petani, sebagai bahan untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan
Keunggulan dari media brosur atau bokklet adalah berisi informasi yang lengkap,
dapat dibaca utuh atau sebagian, mudah dibawa, tahan lama dan dapat dibaca
berulang-ulang, mudah dalam penyimpanannya, dapat digunakan untuk bahan
pendampingan, bahan diskusi atau bahan pustaka, serta dapat digunakan untuk belajar
mandiri. Namun demikian terdapat pula kelemahan dari media ini, yaitu: memerlukan
waktu dan perhatian yang serius untuk membaca dan memahaminya, ukuran tulisan
seringkali kecil, sehingga menyulitkan petani untuk membacanya.
Dalam merancang brosur atau booklet terlebih dahulu tentukan judul yang akan
dibuat. Penentuan judul ini didasarkan pada informasi mengenai apa yang dibutuhkan
oleh sasaran atau informasi yang perlu disampaikan kepada sasaran. Selanjutnya,
pelajari bahan-bahan/pustaka yang diperlukan untuk menyusun booklet, serta siapkan
gambar atau foto yang akan dijadikan ilustrasi booklet. Kemudian buat atau susun
outline isi informasi yang akan ditulis. Setelah itu, tuliskan konsep materi penyuluhan
dengan mengikuti outline yang telah disusun (dalam satu kalimat tidak boleh lebih dari
13 kata), serta lakukan pengaturan penempatan gambar/foto ilustrasi diantara tulisan
yang telah disusun, dengan menuliskan keterangan gambar di bawah gambar/foto yang
dipasang. Di akhir kegiatan, rancanglah sampul depan. Tulis judul pada cover. Apabila
4. VCD/DVD/CD/flash disk
Materi penyuluhan dapat pula dikemas dalam bentuk film. film merupakan media
komunikasi audio visual yang berfungsi untuk menyampaikan pesan tertentu kepada
orang lain atau sekelompok orang. Perlu diketahui bahwa pesan film sebagai alat
komunikasi massa memang bisa dikemas dalam bentuk apa saja sesuai dengan misi
pembuatan film tersebut. Film sendiri mampu mengirim pesan dengan banyak tujuan,
ada yang untuk sekedar hiburan, pesan moral, pendidikan, informasi dan lain
sebagainya. Setiap film pada dasarnya bersifat menghibur dan juga menarik sehingga
mampu membuat para penontonnya berpikir
Film untuk kepentingan penyuluhan kehutanan merupakan urutan dari suatu
cerita kegiatan, misalnya film tentang bercocok tanam hutan, manfaat agroforestry,
rehabilitasi hutan dan lahan, dan lain-lain. Durasi penayangan atau panjangnya program
sangat bervariasi tergantung dari tujuan penyuluhan yang hendak dicapai.
Dewasa ini dengan berkembangnya teknologi digitasi atau IT, pembuatan film
dapat dikemas dalam bentuk VCD, DVD, CD atau flasdisk. Alat-alat yang digunakan
untuk pembuatan film secara sederhana pun sekarang mudah didapatkan misalnya
dengan menggunakan kamera HP ataupun kamera digital yang hasilnya kemudian
dapat di edit menggunakan komputer kemudian ditransfer ke dalam VCD, DVD, CD
atau flashdisk.
3. Magang
Untuk lebih meningkatkan partisipasi petani dalam penyelenggaraan kegiatan
penyuluhan, maka dikembangkan suatu metode belajar mengajar antara sesama
petani/nelayan secara magang.
Tujuan
Meningkatkan ketrampilan dan kecakapan serta kecintaan petani terhadap
pekerjaannya
Menumbuhkan kreativitas, sikap kritis, rasa percaya diri, dan jiwa kewiraswataan
Menumbuhkan minat dan keyakinan pemagang terhadap usaha tani sebagai sumber
pencaharian
Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan sosial dan interaktif positif antara
sesama petani
Meningkatkan ketrampilan kecakapan dan rasa percaya diri petani pengajar dalam
mengajar petani lain
Manfaat
1. Lebih berhasil guna karena
Lapangan pekerjaan sama
Hubungan lebih akrab
Komunikasi lebih lancer
Pengaruh hasil belajar lebih meresap
Kesempatan belajar mengajar lebih banyak
2. Lebih berdaya guna dibandingkan dengan metode lain karena;
Memberi manfaat timbal balik bagi pengajar dan yang belajar
Meminta sedikit tenaga dan waktu penyuluh
4. Demonstrasi
Demonstrasi merupakan suatu penyuluhan di lapangan untuk memperlihatkan
secara nyata tentang “cara” dan/atau “hasil” suatu penerapan teknologi yang telah
terbukti menguntungkan bagi petani/masyarakat. “Seeing is believing” dengan melihat
kita menjadi percaya atau kita percaya karena kita melihat. Pepatah tersebut bermakna
bahwa dalam kegiatan penyuluhan perlu ditunjukkan secara langsung bukti-bukti nyata
keberhasilan penerapan teknologi dilapangan, agar sasaran penyuluhan lebih percaya
dengan materi yang disuluhkan dan termotivasi untuk menerapkannya.
Ada 2 (dua) macam demontrasi, yaitu:
1) Demonstrasi cara, adalah upaya menunjukkan kepada sasaran penyuluhan tentang
cara kerja yang benar dalam melakukan suatu kegiatan tertentu. Misalnya
mendemonstrasikan cara membuat teras, cara memupuk, cara memasang pal batas
kawasan, dll.
Tujuan
Meyakinkan orang bahwa suatu cara kerja tertentu adalah bermanfaat dan mudah
(praktis) bagi sararan penyuluhan.
Teknik pelaksanaan
tempat demonstrasi hendaknya dipilih pada daerah yang mudah dikunjungi petani.
Tempat, alat, dan bahan untuk demonstrasi dipersiapkan secara matang.
Beritakan mengenai tempat, waktu, dan maksud demonstrasi seluas mungkin,
melalui kontak-kontak tani, papan pengumuman, dll.
Tempat diatur sebaik mungkin sehingga semua hadirin dapat melihat, bertanya, dan
brdiskusi.
7. Pameran
Pameran adalah usaha untuk memperlihatkan atau mepertujukkan model,
contoh, barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup, dan sebagainya secara
sistematis, pada suatu tempat tertentu. Dalam pameran mencakup tiga usaha
komunikasi yaitu, menarik perhatian, menggugah hati, dan membangkitkan keinginan,
serta bila mungkin diharapkan tahap meyakinkan dapat dicapai.
Tujuan
1) Membiasakan orang-orang dengan norma-norma yang lebih baik.
2) Mempengaruhi orang-orang untuk menerima cara-cara baru.
3) Menarik perhatian banyak orang.
4) Meningkatkan pengertian dan minat.
5) Menyadarkan orang-orang akan bahaya kerusakan sumberdaya pertanian/kehutanan
serta cara-cara pencegahannya.
6) Memperlihatkan cara-cara teknologi baru, sekaligus ditunjukkannya hasil-hasil yang
telah dicapai.
7) Menumbuhkan pengertian dan apresiasi terhadap pembangunan
pertanian/kehutanan.
Teknik Pelaksanaan Pameran
1. Tahap-tahap penyelenggaraan pameran :
Tentukan tujuan diselenggarakannya pameran
Berdasarkan tujuan tersebut, buatlah materi yang akan dipamerkan
Undanglah instansi, lembaga, organisasi profesi dan swasta untuk menjadi peserta
pameran, berdasarkan rencana yang telah dibuat. Dalam undangan cantumkan
maksud, tujuan, waktu, dan tempat penyelenggaraan pameran. Untuk mengetahui
jumlah peserta pameran, berikan juga formulir kesediaan mengikuti pameran.
Pameran dapat diselenggarakan diruang terbuka dan diruang tertutup. Siapkanlah
ruangan yang cukup memadai berdasarkan jumlah peserta yang menyatakan
bersedia ikut pameran.
Siapkan juru penerang yang benar-benar bisa mengetahui materi yang dipaemrkan.
Juru penerang dapat disiapkan oleh penyelenggara atau disiapkan sendiri oleh
masing-masing peserta pameran.
8. Seni Budaya
Seni dan budaya merupakan bagian yang melekat erat dan menjadi ciri dari
sebuah komunitas atau masyarakat. Nilai dan norma yang terkandung dalam seni dan
budaya memiliki peran terhadap mental dan perilaku komunitas atau masyarakat. Seni
dan budaya tradisional di beberapa daerah terutama di pedesaan masih dipertahankan
dan salah satunya fungsinya adalah dijadikan sarana hiburan misalnya pertunjukan
wayang, sendar tari, dll. Seni dan budaya dari luarpun pada saat ini telah menerpa
kehidupan masyarakat desa, bahkan disadari atau tanpa disadari telah terinternasilsasi
dan berasimilasi atau akulturasi menjadi budaya baru dari sebuah komunitas. Oleh
karenanya seni dan budaya dapat dijadikan pendekatan atau metode penyuluhan
kehutanan.
Macam-Macam Kegiatan Seni Budaya yang dapat dijadikan sebagai metode
penyuluhan kehutanan:
• Teater
• Pagelaran music band
• Sendra tari
• Drama kolosal
• Seni religius
• Pertunjukan pencak silat
• Stand up comedy
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh penyuluh kehutanan dalam
merencanakan kegiatan pentas seni budaya adalah:
a) Menetapkan tujuan pentas seni budaya,
b) Menentukan tema pentas seni budaya dan naskah induk kegiatan seni budaya
REFERENSI