Anda di halaman 1dari 66

PENYUSUNAN DAN PENILAIAN

DUPAK JABATAN FUNGSIONAL


PENYULUH KEHUTANAN
Disajikan pada

DIKLAT PEMBENTUKAN PENYULUH KEHUTANAN


TINGKAT AHLI

OLEH :
TIM WIDYAISWARA

Kerjasama Dinas Kehutanan Prov. Sulawesi Selatan


dan
Balai Diklat LHK Makassar

NOVEMBER - DESEMBER 2109


DAFTAR ISI
Hal

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………. i


DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………… ii
BAB. I PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Deskripsi Singkat ………………………………………………………… 2
C. Manfaat …………………………………………………………………….. 2
D. Tujuan Pembelajaran…………………………………………………… 2
1. Hasil Belajar………………………………………………………… 2
2. Indikator Hasil Belajar ………………………………………………… 2
E. Materi Pokok & Sub Materi Pokok ……………………………………… 3
BAB II JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN & ANGKA 4
KREDITNYA
A. Dasar Hukum ……………………………………………………………… 4
B. Jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan & Angka 5
Kreditnya …………………………………………………………………..
C. Tugas Pokok Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan …………….. 6
D. Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan …… 14
E. Pembebasan Sementara dari Jabatan Fungsional Penyuluh 15
Kehutanan …………………………………………………………………
BAB III MEKANISME PENGAJUAN DUPAK ………………………………………
A. Proses Pengajuan ……………………………………………………….. 16
B. Tata Cara Pengusulan Angka Kredit …………………………………… 19
C. Waktu Pengusulan DUPAK ……………………………………………… 20
BAB IV MEKANISME PENILAIAN DUPAK
A. Pejabat Penetap Angka Kredit ………………………………………….. 21
B. Tim Penilai DUPAK ……………………………………………………… 22
C. Tim Verifikasi DUPAK …………………………………………………… 23
D. Tata Cara Penilaian ……………………………………………………… 25
E. Jadwal Waktu Penetapan Angka Kredit ……………………………… 26
BAB V MENYUSUN & MENGUSULKAN DUPAK …………………………………
A. Penyusnan DUPAK …………………………………………………… 28
B. SKP & Pengajuan DUPAK ……………………………………………… 28
BAB VI MEKANISME UJI KOMPETENSI
A. Pengertian ……………………………………………………………… 32
B. Maksud & Tujuan ………………………………………………………… 33
C. Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan ,,,,,,,, 33
D. Penyelenggara Uji Kompetensi ………………………………………… 34
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 37

i
DAFTAR GAMBAR

Halaman
17
Gambar 1. Proses pengajuan DUPAK …………………..

27
Gambar 2. Mekanisme Pengajuan, Penilaian dan Penetapan Angka
Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan………………

ii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P


36/Menlhk-Setjen/2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh
Kehutanan dan Angka Kreditnya. Penyuluh Kehutanan adalah Pegawai Negeri
Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan penyuluhan kehutanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan adalah jabatan yang mempunyai


ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang untuk melakukan kegiatan
penyuluhan kehutanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan dan


Angka Kreditnya dimaksudkan sebagai acuan bagi Penyuluh Kehutanan,
pengelola kepegawaian, tim penilai, pejabat penetap angka kredit dan para
pemangku kepentingan, dalam melaksanakan semua ketentuan yang
berhubungan dengan administrasi kepegawaian dan kegiatan teknis di bidang
penyuluhan kehutanan, sehingga pengembangan karier Penyuluh Kehutanan
dapat dilaksanakan dengan baik.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan


dan Angka Kreditnya bertujuan untuk mempermudah dan menyeragamkan
pemahaman dalam pelaksanaan peraturan jabatan fungsional Penyuluh
Kehutanan. Penyuluh Kehutanan mempunyai tugas pokok melakukan kegiatan
persiapan, pelaksanaan, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan penyuluhan kehutanan

Sebagai pejabat fungsional penyuluh kehutanan wajib menyusun DUPAK


sebagai wujud pertanggung jawaban atas semua kegiatan yang telah
dilaksanakan dan juga sebagai persyaratan untuk naik pangkat dan jabatan
fungsional ke jenjang berikutnya. Penyusunan DUPAK tersebut perlu mendapat
perhatian khusus, karena akan mempermudah Tim pemeriksa pada saat

1
memeriksanya serta mempermudah proses karier pangkat dan jabatan penyuluh
kehutanan. Dengan demikian maka dipandang perlu untuk mengetahui dan
menyusun DUPAK sesuai petunjuk teknis penyusunan DUPAK.

B. Deskripsi Singkat

Mata pelatihan ini menyajikan segala sesuatu yang terkait dengan jabatan
fungsional penyuluh kehutanan, cara pengumpulan angka kredit, cara
pengajuan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK), mekanisme
pengajuan DUPAK; mekanisme penilaian angka kredit, Penyusunan dan
pengusulan DUPAK, serta mekanisme uji kompetensi jabatan fungsional
penyuluh kehutanan

C. Manfaat .

Bahan ajar ini diharapkan dapat membantu peserta pelatihan dalam


memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang cara penyusunan dan
pengajuan DUPAK, sehingga pada akhirnya dapat:
1. menyusun DUPAK secara mandiri;
2. mengajukan DUPAK secara lengkap, benar dan memiliki estetika;
3. mengajukan DUPAK tepat pada waktunya/disiplin dalam menyusun DUPAK;
4. naik pangkat dan atau jabatan Penyuluh tepat waktu.
5. mengikuti uji kompetensi Penyuluh kehutanan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan
dan terampil menyusun Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) serta
memahami mekanisme uji kompetensi secara benar sesuai ketentuan yang
ditetapkan.
2. Indikator Hasil Belajar
Secara khusus tujuan pembelajaran ini adalah diharapkan peserta mampu :
a. menjelaskan jabatan fungsional Penyuluh Kehutanan dan angka kreditnya;
b. menjelaskan mekanisme pengajuan DUPAK;
c. menjelaskan mekanisme penilaian angka kredit;
d. menyusun dan mengusulkan DUPAK.

2
e. menjelaskan mekanisme uji kompetensi jabatan fungsional penyuluh
kehutanan.

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Jabatan fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya.
a. Dasar hukum.
b. Pengertian-pengertian.
c. Jenjang jabatan dan pangkat Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli.
d. Kedudukan dan tugas pokok jabatan fungsional Penyuluh Kehutanan.
e. Pengangkatan, pembebasan sementara, pemberhentian dalam dan dari
jabatan Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli.
2. Mekanisme Pengajuan DUPAK.
a. Pencapaian angka kredit.
b. Kegiatan yang dapat dinilai.
c. Pengajuan usul penetapan angka kredit.
3. Mekanisme Penilaian dan Penetapan Angka Kredit.
a. Pejabat penetap angka kredit.
b. Tim Penilai angka kredit.
c. Mekanisme penilaian angka kredit.
d. Mekanisme penetapan angka kredit.
4. Penyusunan dan pengusulan DUPAK.
5. Mekanisme uji kompetensi jabatan fungsional penyuluh kehutanan
a. Pengertian-pengertian
b. Maksud dan tujuan
c. Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan
d. Penyelenggara Uji Kompetensi
e. Peserta dan syarat mengikuti Uji Kompetensi
f. Materi, Metode dan Penilaian Uji Kompetensi
g. Mekanisme Uji Kompetensi

3
II. JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN DAN
ANGKA KREDITNYA

A. Dasar Hukum
Untuk menyusun DUPAK beberapa peraturan yang perlu untuk diketahui sebagai
berikut :
a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 27 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Kehutanan dan Angka Kreditnya.
b. Peraturan Bersama Menteri Kehutanan Republik Indonesia dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor : Pb.1/Menhut-Ix/2014 Nomor : 5
Tahun 2014 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Kehutanan Dan Angka Kreditnya
c. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.36/Menlhk-Setjen/2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya.
d. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.37/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2016 tentang Standar dan Uji
Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan.
e. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.62/ Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2017 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.37/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2016 tentang Standar dan Uji
Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan.
f. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.77/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Metode dan Materi
Penyuluhan Kehutanan.
g. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.89/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2018 tentang Pedoman Kelompok Tani
Hutan.

4
h. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.13/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2019 tentang Pendampingan Kegiatan
Pembangunan di Bidang Kehutanan.
i. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.14/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2019 tentang Penyusunan Programa
Penyuluhan Kehutanan.
j. Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya
Manusia Nomor: P.4/P2SDM/SET/KUM.1/10/2018 Tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Kelas Kelompok Tani Hutan.

B. Jenjang Jabatan, Pangkat Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya


Berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P
36/Menlhk-Setjen/2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh
Kehutanan dan Angka Kreditnya, maka dijelaskan jabatan fungsional penyuluh
kehutanan dan angka kredit yang dibutuhkan untuk kenaikan pangkat /jabatan
pada table berikut ini :

Adapun jabatan fungsional penyuluh kehutanan sebagai berikut :

Angka kredit yang


Angka dibutuhkan untuk
No Jenjang Jabatan Fungsional Pangkat/Gol.Ruang
Kredit kenaiakan pangkat
/jabatan
I TERAMPIL
1. Penyuluh Kehutanan Pelaksana Pemula Pengatur Muda II/a 25 -
Pengatur Muda TK, I, 40 15
2. II/b
Penyuluh Kehutanan Pelaksana
Pengatur, II/c 60 20
Pengatur TK.I, II/d 80 20
Penata Muda , III/a 100 20
3. Penyuluh Kehutanan Pelaksana Lanjutan Penata Muda Tk.I , 150 50
III/b
4. Penyuluh Kehutanan Pelaksana Penyelia Penata, III/c 200 100
Penata Tk. I, III/d 300 200
II AHLI
Penata Muda , III/a 100 -
1 Penyuluh Kehutanan Pertama Penata Muda Tk I , 150 50
III/b
Penata , III/c 200 50
2 Penyuluh Kehutanan Muda
Penata Tk.I, III/d 300 100
Pembina , IV/a 400 100
Pembina Tk.I, IV/b 550 150
3 Penyuluh Kehutanan Madya
Pembina Utama 700 150
Muda, IV/c
Penyuluh Kehutanan Utama Pembina Utama 850 150
4
(wajil mengumpulkan angka kredit 25 dari Madya, IV/d

5
tugas pokok setiap tahun? Pembina Utama, IV/e 1.050 200

C. Tugas Pokok Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan


Secara garis besar , tugas pokok Penyuluh Kehutanan adalah melakukan
kegiatan persiapan, pelaksanaan, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan penyuluhan kehutanan. Dalam melaksanakan tugas pokok bagi
penyuluh kehutanan tingkat ahli dibagi ke unsur dan sub unsur untuk masing-
masing kegiatan sebagai berikut .

a. Unsur utama yang terdiri dari sub unsur:


1) Pendidikan yang terdiri atas sub unsur:
a) Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar
b) Pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis di bidang penyuluhan
kehutanan serta memperoleh surat tanda tamat Pendidikan dan
pelatihan (STTPP) atau sertifikat;
c) Pendidikan dan pelatihan prajabatan.
2) Tugas pokok Penyuluh Kehutanan;
a) Persiapan penyuluhan kehutanan, meliputi:
1) Penyusunan Progama penyuluhan kehutanan
2) Penyusunan rencana kerja tahunan perorangan/individu dan
3) Penyusunan kebutuhan materi/metode/informasi penyuluhan
kehutanan.
b) Pelaksanaan penyuluhan kehutanan, meliputi:
(1) Penyusunan materi penyuluhan
(2) Penerapan metode penyuluhan berdasarkan sasaran
(3) Pengorganisasian sasaran penyuluhan dan
(4) Pembangunan jejaring kerja/kemitraan obyek penyuluhan
kehutanan
c) Pengembangan penyuluhan kehutanan, meliputi:
(1) Pengembangan kebijakan penyuluhan kehutanan,
(2) Pengembangan aspek teknik/metodologi/materi/sarana/alat bantu
penyuluhan kehutanan
d) Pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyuluhan
kehutanan meliputi:

6
(1) Pemantauan pelaksanaan penyuluhan kehutanan
(2) Pengevaluasian pelaksanaan penyuluhan kehutanan dan
(3) Penyusunan laporan
3) Pengembangan profesi
a) Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang penyuluhan kehutanan
b) Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan-bahan lain di bidang
penyuluhan kehutanan.
c) Pembuatan buku pedoman ketentuan pelaksanaan/ketentuan teknis di
bidang peyuluhan kehutanan.
b. Unsur penunjang
1) Pengajar/pelatih di bidang penyuluhan kehutanan
2) Peran serta dalam seminar, lokakarya di bidang penyuluhan kehutanan
3) Keanggoataan dalam organisasi profesi penyuluh kehutanan
4) Keanggotaan dalam Tim penilai Angka Kredit
5) Perolehan penghargaan/tanda jasa
6) Perolehan gelar kesarjanaan lainnya
a. Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama, yaitu:
1) Menyusun instrumen identifikasi data potensi wilayah
tingkat kecamatan;
2) Mengumpulkan data potensi wilayah tingkat
provinsi;
3) Mengolah data potensi wilayah tingkat provinsi;
4) Menganalisa data potensi wilayah tingkat kecamatan;
5) Menyusun programa penyuluhan tingkat kabupaten sebagai
anggota;
6) Menyusun programa penyuluhan tingkat provinsi sebagai
anggota;
7) Menyusun programa penyuluhan lingkup unit kerja
sebagai anggota;
8) Menyusun rencana kerja tahunan perorangan/ individu;
9) Menyusun materi penyuluhan dalambentuk brosur;
10) Menyusun materi penyuluhan dalambentuk
VCD/DVD/CD;
11) Melakukan kegiatan anjangsana kepada perorangan;

7
12) Melakukan kegiatan konsultasi pemecahan masalah kepada
perorangan;
13) Melakukan kegiatan anjangkarya kepada perorangan;
14) Melakukan kegiatan magang kepada kelompok sasaran;
15) Melakukan kegiatan demonstrasi cara/hasil percontohan
kepada kelompok sasaran;
16) Sebagai fasilitastor dalam kegiatan diskusi kelompok
dengan kelompok sasaran;
17) Melakukan kegiatan diskusi kelompok dengan
kelompok sasaran sebagai fasilitator dan peserta;
18) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk pameran;
19) Melakukan kegiatan penyuluhan melalui kegiatan Seni Budaya
tradisional dan modern sebagai pemain;
20) Memfasilitasi pembentukan kelompok;
21) Melakukan pendampingan kegiatan kelompok;
22) Melakukan pendampingan kegiatan korporasi;
23) Memberikan konsultasi kepada lembaga pemerintah;
24) Memberikan konsultasi kepada lembaga swasta;
25) Memberikan konsultasi kepada lembaga swadaya masyarakat;
26) Menyiapkan konsep pengembangan kebijakan
penyuluhan kehutanan;
27) Mendiskusikan konsep pengembangan kebijakan penyuluhan
sebagai peserta;
28) Mendiskusikan konsep pengembangan perencanaan
penyuluhan sebagai peserta;
29) Mendiskusikan konsep pengembangan prosedur kerja
penyuluhan sebagai peserta;
30) Menyiapkan konsep pengembangan prosedur kerja penyuluhan
kehutanan;
31) Mendiskusikan konsep pengembangan metode baru
penyuluhan sebagai peserta;
32) Menyiapkan konsep pengembangan system monitoring dan
evaluasi penyuluhan kehutanan sebagai peserta;

8
33) Menyusun metode/teknik pemantauan/ pengendalian;
34) Melaksanakan evaluasi penyuluh kehutanan;
35) Menyusun laporan bulanan;
36) Menyusun laporan semester; dan
37) Menyusun laporan tahunan.

b. Penyuluh Kehutanan Ahli Muda, yaitu:


1) Menyusun instrument identifikasi data potensi wilayah
tingkat kabupaten;
2) Mengumpulkan data potensi wilayah tingkat nasional;
3) Mengolah data potensi wilayah tingkat nasional;
4) Menganalisa data potensi wilayah tingkat kabupaten;
5) Menyusun programa penyuluhan tingkat kabupaten sebagai
ketua;
6) Menyusun programa penyuluhan tingkat provinsi sebagai
anggota;
7) Menyusun programa penyuluhan tingkat nasional sebagai
anggota;
8) Menyusun programa penyuluhan lingkup unit kerja
sebagai ketua;
9) Menyusun rencana kerja tahunan perorangan/ individu;
10) Menyusun materi penyuluhan dalam leaflet;
11) Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk power point;
12) Menyusun materi penyuluhan dalambentuk website;
13) Melakukan kegiatan penyuluhan ke sekolah lapang;
14) Melakukan kegiatan temu karya kepada kelompok sasaran;
15) Melakukan kegiatan temu usaha kepada kelompok sasaran;
16) Melakukan kegiatan study banding/widya karya kepada kelompok
sasaran;
17) Melakukan temu wicara/sarasehan dengan kelompok sasaran
sebagai moderator;
18) Melakukan kegiatan kursus tani kepada kelompok sasaran;
19) Melakukan kegiatan diskusi kelompok dengan
kelompok sasaran sebagai penyaji;

9
20) Melakukan konsultasi pemecahan masalah;
21) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk pameran;
22) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk perlombaan;
23) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk Jambore;
24) Melakukan kegiatan penyuluhan melalui kegiatan Seni Budaya
tradisional dan modern sebagai pemain;
25) Memfasilitasi pengembangan kelompok;
26) Memfasilitasi pembentukan korporasi;
27) Memberikan koordinasi kepada lembaga pemerintah;
28) Memberikan koordinasi kepada lembaga swasta;
29) Memberikan koordinasi kepada lembaga swadaya masyarakat;
30) Memberikan konsultasi kepada lembaga nasional;
31) Menyiapkan konsep pengembangan kebijakan
penyuluhan kehutanan sebagai peserta;
32) Menyiapkan konsep pengembangan perencanaan penyuluhan
kehutanan;
33) Menyiapkan konsep pengembangan prosedur kerja penyuluhan
kehutanan;
34) Menyiapkan konsep pengembangan metode baru kebijakan;
35) Menyiapkan konsep pengembangan sistem monitoring
dan evaluasi;
36) Menyiapkan bahan/data/informasi/kajian kebijakan
pengembangan penyuluhan kehutanan yang bersifat
penyempurnaan;
37) Mendiskusikan konsep pengembangan aspek
teknik/metodologi/materi/sarana/alat bantu penyuluhan
kehutanan;
38) Mendiskusikan metode/teknis pemantauan/
pengendalian;
39) Memilih dan menetapkan metode evaluasi
pelaksanaan penyuluhan kehutanan;

10
40) Mengolah data evaluasi pelaksanaan penyuluhan kehutanan;
41) Menyusun laporan bulanan;
42) Menyusun laporan semester; dan
43) Menyusun laporan tahunan.

c. Penyuluh Kehutanan Ahli Madya, yaitu:


1) Menyusun instrumen identifikasi data potensi wilayah
tingkat provinsi;
2) Menganalisa data potensi wilayah tingkat provinsi;
3) Menyusun programa penyuluhan tingkat provinsi sebagai ketua;
4) Menyusun programa penyuluhan tingkat nasional sebagai
anggota;
5) Menyusun programa penyuluhan lingkup unit kerja sebagai ketua;
6) Menyusun rencana kerja tahunan perorangan/ individu;
7) Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk poster;
8) Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk media elektronik
berupa naskah radio;
9) Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk media elektronik
berupa naskah televisi;
10) Menyusun materi dalam bentuk seni budaya
tradisional dan modern dalam bentuk skenario;
11) Melakukan kaji terap teknologi kepada perorangan;
12) Melakukan kegiatan temu usaha kepada kelompok sasaran;
13) Melakukan kegiatan temu teknologi kepada kelompok
sasaran;
14) Melakukan temu wicara/sarasehan dengan kelompok sasaran
sebagai penyaji;
15) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk ceramah;
16) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk elektronik;
17) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk streaming/tele conference;

11
18) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk perlombaan;
19) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk gelar teknologi;
20) Melakukan kegiatan penyuluhan melalui kegiatan Seni Budaya
tradisional dan modern sebagai sutradara;
21) Memfasilitasi pengembangan korporasi/perusahaan;
22) Membangun kemitraan dengan lembaga pemerintah;
23) Membangun kemitraan dengan lembaga swasta;
24) Membangun kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat;
25) Melakukan koordinasi dengan lembaga nasional/ internasional;
26) Mendiskusikan konsep pengembangan kebijakan
penyuluhan sebagai narasumber;
27) Mendiskusikan konsep pengembangan perencanaan penyuluhan
sebagai narasumber;
28) Mendiskusikan konsep pengembangan prosedur kerja
penyuluhan sebagai narasumber;
29) Mendiskusikan konsep pengembangan metode baru penyuluhan
sebagai narasumber;
30) Mendiskusikan konsep pengembangan sistem
monitoring dan evaluasi sebagai narasumber;
31) Mengolah bahan/data/informasi/kajian kebijakan pengembangan
penyuluhan kehutanan yang bersifat penyempurnaan;
32) Menyusun rancangan pengembangan aspek teknik/
metodologi/materi/sarana/alat bantu penyuluhan kehutanan;
33) Menyusun metode/teknis pemantauan/ pengendalian
penyuluhan kehutanan;
34) Menyusun instrumen evaluasi pelaksanaan penyuluhan
kehutanan;
35) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan penyuluhan
kehutanan;
36) Menganalisa data evaluasi pelaksanaan penyuluhan kehutanan;
37) Menyusun laporan bulanan;
38) Menyusun laporan semester; dan

12
39) Menyusun laporan tahunan.

d. Penyuluh Kehutanan Ahli Utama


1) Menyusun instrumen identifikasi data potensi wilayah
tingkat nasional;
2) Menganalisa data potensi wilayah tingkat nasional;
3) Menyusun programa penyuluhan tingkat nasional sebagai ketua;
4) Menyusun rencana kerja tahunan perorangan/ individu;
5) Menyusun naskah materi penyuluhan dalam bentuk booklet;
6) Menyusun naskah materi penyuluhan dalam bentuk naskah seni
budaya tradisional dan modern;
7) Melakukan kegiatan temu usaha kepada kelompok sasaran;
8) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk ceramah;
9) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk elektronik;
10) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal
dalam bentuk streaming/tele conference;
11) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal
dalam bentuk kampanye;
12) Melaksanakan penyuluhan kehutanan pada pertemuan secara
massal dalam bentuk perlombaan;
13) Melaksanakan penyuluhan kehutanan pada pertemuan secara
massal dalam bentuk gelar teknologi;
14) Melakukan kegiatan penyuluhan kehutanan melalui kegiatan
Seni Budaya tradisional dan modern sebagai sutradara;
15) Memfasilitasi pengembangan korporasi/perusahaan;
16) Membangun kemitraan dengan lembaga pemerintah;
17) Membangun kemitraan dengan lembaga nasional;
18) Menyempurnakan konsep pengembangan kebijakan penyuluhan
kehutanan;
19) Menyempurnakan konsep pengembangan perencanaan
penyuluhan kehutanan;

13
20) Menyempurnakan konsep pengembangan prosedur kerja
penyuluhan kehutanan;
21) Menyempurnakan konsep pengembangan metode baru
penyuluhan kehutanan;
22) Menyempurnakan konsep pengembangan sistem monitoring
dan evaluasi;
23) Menyusun rencana/desain kajian kebijakan pengembangan
penyuluhan kehutanan yang bersifat penyempurnaan;
24) Menganalisis data/informasi dan merumuskan hasil kajian
kebijakan pengembangan penyuluhan kehutanan yang bersifat
penyempurnaan;
25) Menyempurnakan konsep pengembangan aspek
teknik/metodologi/materi/sarana/alat bantu penyuluhan
kehutanan;
26) Menyempurnakan metode/teknis pemantauan/ pengendalian
penyuluhan kehutanan;
27) Menganalisa data evaluasi pelaksanaan penyuluhan
kehutanan;
28) Merumuskan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan
kehutanan;
29) Menyusun laporan bulanan;
30) Menyusun laporan semester; dan
31) Menyusun laporan tahunan.

Kegiatan dari unsur pendidikan, unsur pengembangan profesi dan unsur


penunjang dapat juga berkontribusi dalam pengumpulan angka kredik bagi
penyuluhan kehutanan. Rincian kegiatan Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli
dan Angka kreditnya dapat dilihat pada lampiran 1.
D. Pengangkatan dalam Jabatan Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli
1. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat diangkat dalam jabatan
fungsional Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli adalah :
a. Berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV (D.IV) di bidang
kehutanan atau kualifikasi lain yang ditentukan oleh Menteri
Kehutanan;

14
b. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
c. nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir.
d. Tersedia formasi untuk jabatan Penyuluh Kehutanan
e. Memiliki pengalaman di bidang penyuluhan kehutanan paling kurang 2
(dua) tahun;
f. Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun;
g. Telah mengikuti dan lulus Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang
penyuluhan kehutanan.
f. memenuhi jumlah angka kredit minimal yang ditentukan untuk jenjang
pangkat/jabatannya.

E. Pembebasan Sementara, Pengangkatan Kembali dan Pemberhentian dari


Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

1. Penyuluh Kehutanan Pertama, pangkat penata muda, golongan ruang III/a


sampai dengan Penyuluh Kehutanan Utama, pangkat Pembina Utama
Madya, golongan ruang IV/d, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan dan/atau
pangkat terakhir tidak dapat memenuhi angka kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi.
2. Penyuluh Kehutanan Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan
ruang IV/e dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak
menduduki pangkatnya terakhir tidak dapat memenuhi paling kurang 25 (dua
puluh lima) angka kredit dari tugas pokok dan pengembangan profesi.

15
BAB III. MEKANISME PENGAJUAN DUPAK

A. Proses Pengajuan Dupak

Penyuluh kehutanan merupakan jabatan fungsional, sehingga dalam proses


kenaikan pangkat dan jabatannya harus menyusun Daftar Usulan Penetapan
Angka Kredit (DUPAK). Penyusunan DUPAK tersebut dilakukan setelah
penyuluh melakukan kegiatan sesuai dengan tugas pokoknya. Kemudian
diajukan untuk dinilai yang selanjutnya dibuat hasil penilaian melalui Penetapan
Angka Kredit (PAK) oleh pejabat yang berwenang. PAK tersebut merupakan
administrasi kepegawaian yang bermanfaat untuk :

1. Pengangkatan pertama
2. Kenaikan jabatan
3. Kenaikan pangkat
4. Pembebasan sementara
5. Pengaktifan kembali
6. Pemberhentian dari/dalam jabatan fungsional

Sebagai tenaga fungsional, kinerja dan kepastian karir Penyuluh Kehutanan


diukur dan diperoleh dari pencapaian angka kredit. Seorang Penyuluh Kehutanan
dapat naik jabatan dan atau naik pangkat apabila dapat mengumpulkan angka
kredit dalam jumlah yang telah ditentukan.

Untuk mendapatkan angka kredit dalam jumlah yang telah ditentukan


tersebut, seorang Penyuluh Kehutanan harus melaksanakan butir-butir kegiatan
yang menjadi tugas pokok dan fungsinya. Butir-butir kegiatan yang telah
dilakukan kemudian disusun dalam suatu blanko yang disebut DUPAK. DUPAK
yang telah disusun oleh pejabat fungsional Penyuluh Kehutanan, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku kemudian diajukan kepada Tim Penilaian DUPAK.

Setelah Tim Penilai bekerja, maka mereka mengusulkan kepada Pejabat


Penetap Angka Kredit untuk ditetapkan angka kreditnya. Dalam proses
perolehan angka kredit, tahapan penyusunan dan pengajuan DUPAK serta
penetapan angka kredit merupakan tahapan yang sangat kritis, oleh sebab itu
perlu mendapat perhatian dari pejabat fungsional Penyuluh Kehutanan. Untuk
memudahkan Anda memahami proses untuk mendapatkan angka kredit coba
perhatikan gambar berikut.

16
Naik
Penyuluh Tim Penilai + Pejabat /Tidak
menyusun Tim Verifikasi menetapkan Pangkat/
DUPAK DUPAK PAK Jabatan

Gambar . 1 Proses pengajuan Dupak


Terkait dengan angka kredit, ada beberapa hal yang perlu Anda pahami, yaitu:
a. Pada awal tahun, setiap penyuluh kehutanan wajib menyusun Sasaran Kerja
Pegawai (SKP) yang akan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun berjalan. SKP
disusun berdasarkan tugas pokok Penyuluh Kehutanan yang bersangkutan
sesuai jenjang jabatannya. SKP yang telah disusun harus disetujui dan
ditetapkan oleh Pimpinan Unit Kerja dan untuk kepentingan dinas, SKP yang
telah disetujui dapat dilakukan penyesuaian. SKP ini dapat menjadi panduan
dalam pencapaian angka kredit dalam 1 (satu) tahun berjalan.
b. Jumlah Angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap PNS
untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan /pangkat Penyuluh
Kehutanan untuk Penyuluh Kehutanan dengan Pendidikan Sarjana Starta Satu
(S1) atau Diploma IV dan Penyuluh Kehutanan dengan Pendidikan pasca
Sarjana Strata dua (S2) adalah paling kurang 80 % (delapan puluh persen)
angka kredit berasal dari unsur utama, tidak termasuk unsur pendidikan dan
paling banyak 20 % (dua puluh persen) berasal dari unsur penunjang.
c. Penyuluh Kehutanan Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan III/b
yang akan naik jenjang jabatan dan pangkat menjadi Penyuluh Kehutanan Muda
pangkat Penata, golongan ruang III/c, angka kredit yang disyaratkan paling
kurang 2 (dua) dari unsur pengembangan profesi.
d. Penyuluh Kehutanan Muda, pangkat Penata, golongan III/c yang akan naik
pangkat menjadi Penata tingkat I, golongan ruang III/d angka kredit yang
disyaratkan, paling kurang 4 (empat) dari unsur pengembangan profesi.
e. Penyuluh Kehutanan Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d yang
akan naik jenjang jabatan dan pangkat menjadi Penyuluh Kehutanan Madya,
pangkat Pembina, golongan ruang IV/a, angka kredit yang disyaratkan paling
kurang 6 (enam) dari unsur pengembangan profesi.

17
f. Penyuluh Kehutanan Madya, pangkat Pembina, golongan IV/a yang akan naik
pangkat menjadi Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b, angka kredit yang
disyaratkan paling kurang 8 (delapan) dari unsur pengembangan profesi.
g. Penyuluh Kehutanan Madya, pangkat PembinaTingkat I, golongan IV/b yang
akan naik pangkat menjadi Pembna Utama Muda, golongan ruang IV/c, angka
kredit yang disyaratkan paling kurang 12 (dua belas) dari unsur pengembangan
profesi.
h. Penyuluh Kehutanan Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan IV/c
yang akan naik jabatan dan pangkat menjadi Pembna Utama Madya, golongan
ruang IV/d, angka kredit yang disyaratkan paling kurang 16 (enam belas) dari
unsur pengembangan profesi.
i. Penyuluh Kehutanan Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan IV/d
yang akan naik pangkat menjadi Pembna Utama Madya, golongan ruang IV/e,
angka kredit yang disyaratkan paling kurang 20 (dua puluh) dari unsur
pengembangan profesi.
j. Penyuluh Kehutanan yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang
ditentukan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi,
kelebihan angka kredit tercantum diperhitungkan untuk kenaikan jabatan
dan/atau pangkat berikutnya.
k. Kenaikan jabatan penyuluh kehutanan dapat dipertimbangkan setelah
memenuhi persyaratan:
1) Paling singkat 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir
2) Jumlah angka kredit kumulatif minimal harus dipenuhi;
3) Setiap unsur penilaian dalam prestasi kerja kurang dengan nilai baik dalam
1 (satu) tahun terakhir.
l. Kenaikan pangkat penyuluh Kehutanan dapat dipertimbangkan setelah
memenuhi persyaratan:
1) Paling singkat 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir
2) Jumlah angka kredit kumulatif minimal harus terpenuhi
3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2
(dua) tahun terakhir.
m. Penyuluh Kehutanan yang telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan pangkat pada tahun pertama dalam
masa jabatan dan/atau pangkat yang didudukinya pada tahun kedua diwajibkan

18
memenuhi angka kredit sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari
jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan dan / atau
pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan penyuluhan kehutanan.
n. Penyuluh Kehutanan Utama, pangkat Pembina utama, golongan ruang IV/e,
setiap tahun sejak menduduki pangkatnya wajib memenuhi paling kurang 25
(dua puluh lima) angka kredit dari tugas pokok dan pengembangan profesi.
o. Penyuluh Kehutanan yang secara bersama-sama membuat karya tulis/karya
ilmiah di bidang penyuluhan kehutanan, diberikan angka kredit dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Apabila terdiri dari 2 (dua orang penulis maka pembagian angka kreditnya
adalah 60 % (enam puluh persen) bagi penulis utama dan 40 % (empat puluh
persen) bagi penulis pembantu.
2) Apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka pembagian angka kreditnya
adalah 50 % (lima puluh persen) bagi penulis utama dan masingg-masing 25
% (dua puluh lima persen) bagi penulis pembantu.
3) Apabila terdiri dari 4 (empat)orang penulis maka pembagian angka kreditnya
adalah 40 % (empat puluh persen) bagi penulis utama dan masing-masing 20
% (dua puluh persen) bagi penulis pembantu
4) Jumlah penulis pembantu paling banyak 3 (tiga) orang
B. Tata Cara pengusulan Angka Kredit

1. Pengusulan angka kredit dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.

2. Angka kredit diusulkan dalam bentuk blanko DUPAK, dengan lampiran:

a. Surat pengantar dari pimpinan unit kerja tempat penyuluh Kehutanan


bertugas;

b. Fotokopi ijazah, STTPP dan atau Surat Tanda Penghargaan yang pernah
diterima;

c. Fotokopi Keputusan Jabatan dan Pangkat Penyuluh Kehutanan Terakhir.

d. Fotokopi PAK/Hapak terakhir;

e. Surat Perintah Tugas di Tanda tangani asli minimal oleh eselon IV, apabila
kegiatan yang dilakukan secara kelompok atau Tim penilai dapat

19
menggunakan fotokopi surat perintah Tugas yang legalisir oleh minimal
eselon IV.

f. Surat Pernyataan melakukan kegiatan antara lain:

1) Mengikuti pendidikan dan pelatihan.


2) Kegiatan persiapan penyuluh kehitanan.
3) Pelaksanaan penyuluh kehutanan.
4) Evaluasi dan Pelaporan;
5) Pengembangan penyuluhan kehutanan;
6) Pengembangan profesi;
7) Penunjang kegiatan penyuluhan kehutanan.

g. Bukti fisik butir kegiatan dan dokumen pendukung.

C. Waktu pengusulan DUPAK

1. Pengajuan DUPAK untuk kenaikan jabatan/pangkat bagi penyuluh


kehutanan dapat dilakukan dalam priode Januari s/d Juni atau periode Juli
s/d Desember.
2. Pengajuan DUPAK sebagaimana dimaksud harus sudah diterima oleh
pejabat pengusul paling lambat :

a. bulan Januari untuk periode bulan Juli s/d Desember tahun sebelumnya.

b. bulan Juli untuk periode Januari s/d Juni tahun berjalan pada tahun yang
sama.

3. Pengajuan DUPAK untuk pengangkatan pertama dan pengangkatan kembali


dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
4. Apabila penyampaian DUPAK beserta lampirannya melewati batas waktu
yang telah ditetapkan akan dinilai pada periode penilaian angka kredit
berikutnya.
5. Dalam hal pengusulan DUPAK tidak dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun, maka kepada Pejabat Fungsional Penyuluh Kehutanan diberikan
Surat teguran oleg Pimpinan Unit kerja.
6.

20
IV. MEKANISME PENILAIAN DUPAK

A. Pejabat Penetap Angka Kredit


Berkas usulan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor: P.36/Menlhk-Setjen/2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya Pasal 14 huruf b dan
Pasal 16 huruf b diajukan oleh Pejabat Fungsional Penyuluh Kehutanan kepada :

a. Pimpinan Unit Kerja selanjutnya disampaikan kepada Kepala Badan yang


membidangi penyuluhan untuk penetapan angka kredit bagi Penyuluh
Kehutanan Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai
dengan Penyuluh Kehutanan Utama, pangkat Pembina Utama, golongan
ruang IV/e lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

b. Pimpinan unit penyelenggara penyuluhan kehutanan di daerah, yang


selanjutnya disampaikan kepada Kepala badan yang membidangi
Penyuluhan Kehutanan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
untuk penetapan angka kredit bagi Penyuluh Kehutanan Madya, pangkat
Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai dengan Penyuluh Kehutanan
Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e;

c. Pimpinan unit Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang


selanjutnya disampaikan kepada Sekretaris Badan yang membidangi
penyuluhan kehutanan untuk penetapan angka kredit bagi Penyuluh
Kehutanan Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a
sampai dengan Penyuluh Kehutanan Penyelia, Pangkat Penata Tingkat I
golongan ruang III/d dan Penyuluh Kehutanan Pertama, pangkat Penata
Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Penyuluh Kehutanan Madya,
pangkat Pembina, golongan ruang III/d dan Penyuluh Kehutanan Pertama,
pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Penyuluh
Kehutanan Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

d. Pejabat yang membidangi kepegawaian setingkat eselon III pada unit


penyelenggara penyuluhan kehutanan di daerah, yang selanjutnya
disampaikan kepada Sekretaris Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk

21
penetapan angka kredit Penyuluh Kehutanan Pelaksana Pemula, pangkat
Pengatur Muda, golongan ruang II/a sampai dengan Penyuluh Kehutanan
Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d dan Penyuluh
Kehutanan pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai
dengan Penyuluh Kehutanan Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a.

B. Tim Penilai DUPAK


1. Penilaian DUPAK Penyuluh Kehutanan dilakukan oleh TIM Penilai.

2. Tim penilai terdiri dari :

a. Tim penilai Pusat yang dibentuk oleh Kepala Badan Penyuluhan yang
membidangi Kehutanan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan membantu dalam Penerapan Angka Kredit.
b. Tim penilai unit kerja yang bentuk oleh Sekretaris Badan yang membidangi
penyuluhan kehutanan pada kememnterian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan membantu dalam penetapan angka kredit.
c. Tim penilaia provinsi yang dibentuk oleh Sekretaris daerah Provinsi dan
membantu dalam penetapan angka kredit.
d. Tim penilaia Kabupaten/kota yang dibentuk oleh Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota dam membantu dalam Penetapan Angka Kredit.

3. Tugas Tim Penilaia Angka Kredit penyuluh kehutanan meliputi:

a. Mencarmati kelengkapan dokumen/bukti yang dipersyaratkan dari setiap


DUPAK yang diajukan;
b. melakukan penilaian angka kredit atas setiap prestasi kerja penyuluh
kehutanan yang tercantum dalam DUPAK;
c. menyampaikan hasil penilaian dan pemberian angka kredit kepada pejabat
Penetap Angka Kredit;
d. melaksanakan bimbingan, sosalisasi, supervise, pemantauan dan evaluasi,
serta tugas-tugas lain yang berhubungan dengan penetapan angka kredit
penyuluh penyuluh kehutanan.

4. Dalam melaksanakan tugasnya Tim penilai dibantu oleh Tim Verifikasi dan
Sekretariat Tim Penilai.

22
C. Tim verifikasi
1. Tim verifikasi ditetapkan oleh pimpinan unit kerja.

a. Ketua yang berasal dari pejabat struktural minimal eselon IV yang


membidangi kepegawaian.
b. Anggota yang terdiri dari pengelola kepegawaian dan penyuluh kehutanan.

2. Tim verifikasi bertugas:

a. memverifikasi kebenaran pelaksanaan kegiatan;

b. memeriksa kelengkapan dan kesesuaian bukti pendukung.

c. memeriksa keabsahan bukti pendukung.

d. memeriksa sususnan berkas DUPAK.

3. Hasil verifikasi dituangkan dalambentuk matrik sebagaimana


tercantum dalam Lampiran VI.

23
LAMPIRAN VI

VERIFIKASI DAFTAR USULAN PENILAIAN ANGKA KREDIT


JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN.
Periode …….
Nama :
NIP :
Jabatan :
Unit Kerja :

Usulan Kelengkapan
Tanggal
No Unsur Sub Unsur Kode Angka SPT Bukti SMPK Ket
Kegiatan Kegiatan
Kredit Hasil
A UNSUR I. Pendidikan
UTAMA
II. Persiapan

III. Pelaksanaan
Penyuluhan
Kehutanan

IV. Pemanatauan,
evaluasi dan
Pelaporan
Pelaksanaan
Penyuluhan
Kehutanan

B UNSUR I. Penunjang
PENUN Penyuluhan
JANG Kehutanan

II. Kegiatan satu


tingkat
diatas/dibawah
jenjang jabatan

Jumlah Total

Ketua Tim
Verifikasi,

……………………………..

24
D. Tata Cara Penilaian

Penilaian angka kredit dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :

1. DUPAK yang dapat dinilai paling lama 2 (dua) tahun terakhir;


2. berkas DUPAK beserta lampiran bukti/dokumen yang diterima
pejabat Penetap Angka Kredit, disampaikan ke Sekretariat Tim
Penilai untuk dicatat dan diperiksa kelengkapannya, kemudian
diserahkan kepada Ketua Tim Penilai;
3. Ketua Tim Penilai menugaskan 2 (dua) orang anggota Tim Penilai
untuk melakukan penilaian terhadap setiap berkas usulan
DUPAK;
4. setelah semua DUPAK dinilai, Sekretariat Tim Penilai
memfasilitasi rapat pembahasan hasil penilaian;
5. hasil penilaian dari tim penilaia 2 dan 2 dibahas dalam rapat
pembahasan hasil penilaian, apabila terdapat perbedaan
penialaian antara penialai 1 dan 2 maka akan diputuskan dalam
rapat pembahasana hasil penilaian.
6. rapat dianggap sah apabila dihadiri oleh paling kurang 75% (tujuh
puluh lima persen) dari seluruh anggota Tim Penilai;
7. rapat dipimpin oleh Ketua Tim Penilai, dan apabila berhalangan
dipimpin oleh Wakil Ketua Tim Penilai;
8. hasil penilaian yang telah disetujui oleh anggota Tim Penilai
dalam rapat tim, selanjutnya diproses sebagai berikut :

a. bagi Penyuluh Kehutanan yang belum mencapai angka kredit


untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, maka
Ketua Tim memberitahukan hasil penilaian kepada Pejabat
Pengusul dengan menggunakan HAPAK;

b. bagi Penyuluh Kehutanan yang telah mencapai angka kredit


untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, maka
hasil penilaian dituangkan dalam PAK;
9. formulir PAK tersebut disampaikan oleh Ketua Tim kepada
Pejabat Penetapan Angka Kredit untuk ditandatangani.

25
E. Jadwal Waktu Penetapan Angka Kredit Pasal

PAK Penyuluh Kehutanan untuk kenaikan pangkat dilakukan


paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu :

1. paling lambat pada pertengahan bulan Januari untuk periode


April tahun yang sama; dan
2. paling lambat pada petengahan bulan Juli untuk periode
Oktober tahun yang sama.
F. Tata Cara Penetapan Angka Kredit

Hasil penilaian yang telah dilakukan oleh Tim Penilai sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 28 huruf h, dituangkan dalam format PAK dan
disampaikan kepada pejabat Penetap Angka Kredit.

1. Dalam hal Pejabat Penetap Angka Kredit menyetujui hasil


penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai, maka Pejabat Penetap
Angka Kredit menetapkan dan menandatangani hasil penilaian
dimaksud.

2. Dalam hal hasil penilaian angka kredit belum memenuhi syarat


untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, maka akan
dituangkan dalam bentuk Hasil Penilaian Angka Kredit (HAPAK)
yang ditandatangani oleh Pejabat Penetap Angka Kredit.

3. PAK yang telah ditetapkan dan ditandatangani sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada pejabat Pengusul
dan diteruskan kepada

a. Penyuluh Kehutanan yang bersangkutan;

b. Pimpinan Unit Kerja Penyuluh Kehutanan yang bersangkutan.

4. Format PAK sebagaimana tercantum pada Lampiran VII.

26
Gambar. 2 mekanisme pengajuan, penilaian dan penetapan angka kredit
adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan bukti hasil kegiatan


PEJABAT 2. Melengkapi berkas yang ditentukan
FUNGSIONAL 3. Mengisi data pribadi dan angka kredit
sementara pada blanko DUPAK

memverifikasi kebenaran pelaksanaan kegiatan,


TIM VERIFIKASI memeriksa kelengkapan dan kesesuaian bukti
pendukun, memeriksa susunan berkas DUPAK

PEJABAT 1. Memeriksa Kelengkapan DUPAK


PENGUSUL 2. Mengusulkan pada Ketua Tim Penilai

1. Memeriksa Kelengkapan Berkas DUPAK


2. Meneruskan Berkas DUPAK ke Tim Penilai
SEKRETARIAT untuk dilakukan Penilaian
TIM PENILAI 3. Melaksanakan Rapat Tim Penilai Angka
Kredit
4. Menyiapkan Laporan dan Berita Acara Tim
Penilai

1. Melakukan Penilaian Angka Kredit


TIM PENILAI 2. Membantu Pejabat yang berwenang dalam
menetapkan angka kredit

PEJABAT Menetapkan Angka Kredit yang telah


PENETAP dituangkan dalam blanko PAK
ANGKA KREDIT

Gambar 2. Mekanisme Pengajuan, Penilaian dan Penetapan


Angka Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

27
BAB IV. MENYUSUN DAN MENGUSULKAN DUPAK

A. Penyusunan DUPAK

Penyusunan DUPAK bagi penyuluh kehutanan harus berdasarkan


Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor: P 36/ Menhutlhk-
Setjen/2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Pungsional Penyuluh Kehutanan
dan Angka Kreditnya. DUPAK sebaiknya tersusun rapi dan lengkap sesuai
dengan juknis. Semua bukti pendukung sebaiknya dituangkan dalam DUPAK
tersebut.

Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, Penyuluh


Kehutanan diwajibkan mencatat dan menginventarisasi semua kegiatan yang
dilakukan. Hasil catatan dan inventarisasi kegiatan tersebut, dituangkan dalam
bentuk Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) yang harus diusulkan
kepada pejabat yang berwenang paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun,

Dalam menyusun DUPAK harus menyusun sesuai dengan jenis kegiatan,


bukan berdasarkan urutan waktu pelaksanaan kegiatan. Semua bukti-bukti fisik
yg akan dinilai, masing-masing harus sudah dilengkapi, dan menjadi satu
kesatuan dengan persyaratan/kelengkapan administrasi yg asli. Hal ini akan
mempermudah Penyuluh dalam menyusun DUPAK. Dan bagi Tim verifikasi dan
Tim Penilai juga dipermudah dalam melaksanakan tugasnya.

Angka kredit yang diusulkan dalam DUPAK oleh Penyuluh Kehutanan, belum
tentu semuanya dinilai oleh Tim Penilai Angka Kredit. Banyak faktor yang
mempengaruhi nilai DUPAK antara lain:
1. Kelengkapan dan kebenaran berkas DUPAK,
2. Waktu penyampaian DUPAK,
3. Kerapihan dan Estetika.
B. SKP dan Pengajuan DUPAK

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Penyuluh Kehutanan dalam
penyusunan dan pengajuan DUPAK yaitu:
1. Mulailah dari pembuatan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang akan
dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun berjalan. SKP disusun berdasarkan tugas

28
pokok Penyuluh Kehutanan yang bersangkutan sesuai jenjang jabatannya.
Mengapa hal ini harus dilakukan? karena
a. SKP merupakan gambaran rencana kerja/kegiatan yang akan dilakukan
dalam satu tahun ke depan dan cerminan dari karakter jabatan fungsional
yang mandiri.
b. SKP akan mensinergikan kegiatan individu pejabat fungsional dengan
kegiatan unit kerja dan dapat juga memberikan jaminan alokasi
pembiayaan kegiatan pejabat fungsional Penyuluh Kehutanan.
c. SKP memuat jenis kegiatan, rencana, besaran angka kredit yang ingin
dicapai dan biaya.
d. SKP menjadi alat ukur kinerja pejabat fungsional. Apabila seorang
Penyuluh Kehutanan ingin naik pangkat/jabatan dalam waktu 4 (empat)
tahun, maka setidaknya setiap semester butir kegiatan yang diusulkan oleh
yang bersangkutan harus memiliki AK 1/8 dari standar AK yang diperlukan
untuk naik satu jenjang jabatan/pangkat
2. Pengelolaan Kegiatan
a. Penyuluh Kehutanan sebaiknya memiliki arsip kegiatan pribadi, setidaknya
berupa folder kegiatan.
b. Yang perlu disimpan dalam folder kegiatan antara lain: rencana kerja
berupa SKP, rekapitulasi realisasi kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan
dan bukti fisik kegiatan.
c. Setiap kegiatan yang selesai dilaksanakan dilengkapi dengan bukti-bukti
fisiknya seperti antara lain surat penugasan atau surat keterangan.
Selanjutnya bukti-bukti fisik tersebut dirangkum dalam blanko-blanko surat
pernyataan sesuai dengan unsur-unsur kegiatan. Bukti-bukti fisik kegiatan
kemudian disimpan dalam folder kegiatan. Bukti fisik dari setiap kegiatan
yang dilakukan oleh Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli dapat dilihat pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.36/Menlhk-Setjen/2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya.
d. Bukti-bukti fisik setiap butir kegiatan sesuai sub unsur dan unsur-unsur
kegiatan selanjutnya dituangkan ke dalam blanko DUPAK. Untuk
memudahkan melengkapi butir-butir kegiatan dengan bukti fisik yang
dipersyaratkan dapat dilihat pada Lampiran II Permen LHK No.

29
P.36/Menlhk-Setjen/2015 terkait detail teknis pelaksanaan unsur dan sub
unsur kegiatan penyuluhan kehutanan bagi penyuluh kehutanan tingkat
ahli.
e. Monitor rencana kegiatan dan bandingkan dengan rekapitulasi realisasi.
3. Perhatikan masalah waktu penyusunan DUPAK
a. Tentukan batas waktu, sebelum waktu pengajuan DUPAK berakhir.
Contoh: satu bulan sebelum batas waktu pengajuan DUPAK.

b. Pengajuan DUPAK per-periode lebih baik, karena:


1) Akurasi lebih terjamin,
2) Memudahkan monitoring,
3) Alat ukur kinerja yang efektif.
4. Perhatikan kelengkapan, urutan dan kerapihan
a. Perhatikan kelengkapan dan kebenaran DUPAK.
b. Gunakan folder kegiatan sebagai bahan penyusunan DUPAK.
c. Urutkan Surat Pernyataan melakukan kegiatan dan bukti fisik kegiatan
sesuai urutan unsur kegiatan.
d. Rekapitulasi DUPAK dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan sangat membantu
dan mempercepat proses penilaian.
e. Kelengkapan DUPAK
1) Cover DUPAK,
2) Surat Pengantar Usulan DUPAK,
3) Blanko DUPAK, yang dilampiri dengan:
a) Copy keputusan pengangkatan dan kepangkatan Jabatan Fungsional
Penyuluh Kehutanan terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang;
b) Copy PAK atau HAPAK terakhir yang dimiliki oleh Penyuluh
Kehutanan;
c) Copy ijazah/Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL)
yang pernah diterima (apabila ada) yang disahkan/dilegalisir oleh
pejabat yang berwenang;
d) Surat Perintah Tugas ditandatangani asli minimal oleh eselon IV,
apabila kegiatan yang dilakukan secara kelompok atau Tim dapat

30
menggunakan fotokopi Surat Perintah Tugas yang dilegalisir oleh
minimal eselon IV
e) surat pernyataan melakukan kegiatan antara lain :
(1) mengikuti pendidikan dan pelatihan;
(2) kegiatan persiapan penyuluhan kehutanan;
(3) pelaksanaan penyuluhan kehutanan;
(4) evaluasi dan pelaporan;
(5) pengembangan penyuluhan kehutanan;
(6) pengembangan profesi; dan/atau
(7) penunjang kegiatan penyuluhan kehutanan.
4) bukti fisik butir kegiatan dan dokumen pendukung
Format DUPAK dan format Surat Pernyataan melakukan kegiatan dapat
dilihat pada lampiran 3 dan 4.

5. Monitor dan Evaluasi DUPAK


a. Cermati selisih angka kredit yang diusulkan dan yang mendapat nilai.
b. Perhatikan catatan Tim Penilai.
c. Gunakan untuk perbaikan pada pengusulan DUPAK selanjutnya.

31
BAB V. MEKANISME UJI KOMPETENSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup & Kehutanan nomor


P.62/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2017 tentang Standar Uji Kompetensi Jabatan
Fungsional Penyuluh Kehutanan.

A. Pengertian-pengertian

1. Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek


pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan standar yang
ditetapkan.

2. Standar kompetensi adalah rumusan kerja yang mencakup aspek


pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan
dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kompetensi manajerial adalah soft competency yang mencakup aspek


pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan

4. Kompetensi teknis adalah kemampuan kerja serta sikap kerja yang


berdasarkan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai
peraturan perundang-undangan.

5. Kompetensi Inti adalah kompetensi teknis yang terdiri dari kumpulan unit
kompetensi yang harus/wajib dimiliki dalam melaksanakan pekerjaan pada
tingkat/jenjang tertentu pada suatu area/bidang pekerjaan tertentu serta
kelompok unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan untuk mengerjakan
tugas-tugas inti pada suatu level/jenjang jabatan.

6. Kompetensi pilihan adalah kompetensi teknis yang terdiri dari kumpulan unit
kompetensi yang memerlukan kekhususan/spesialisasi dalam pelaksanaan
pekerjaannya dan bersifat pilihan.

7. Pemaketan kompetensi jabatan adalah pengelompokan unit-unit kompetensi


inti dan pilihan yang harus dikuasai sesuai dengan jenjang jabatan yang akan
diduduki.

8. Uji kompetensi adalah proses penilaian baik teknis maupun non teknis melalui
pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan seseorang kompeten
atau belum kompeten pada suatu unit kompetensi tertentu.

32
9. Materi uji adalah instrumen untuk menggali kompetensi antara lain berupa
panduan penilaian portofolio, panduan wawancara, panduan demonstrasi,
panduan simulasi, panduan uji lisan, dan naskah uji tulis.

10. Tempat Uji Kompetensi adalah tempat yang memenuhi persyaratan sebagai
tempat untuk melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan materi dan metode
uji kompetensi yang akan dilaksanakan.

11. Sertifikat kompetensi adalah surat keterangan telah memenuhi standar


kompetensi tertentu oleh Ketua Lembaga Uji Kompetensi SDM Aparatur
Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau Ketua Lembaga yang dibentuk
pemerintah untuk menangani uji kompetensi SDM di daerah.

12. Lembaga Uji Kompetensi SDM Aparatur Lingkungan Hidup dan Kehutanan
adalah unit yang dibentuk di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan yang bertugas untuk menangani uji kompetensi bagi pejabat
fungsional dan aparatur bidang lingkungan hidup dan kehutanan di Pusat.

B. Maksud dan Tujuan

Uji kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan dimaksudkan untuk


menjamin kesesuaian kompetensi dengan jabatannya dalam rangka mendukung
profesionalisme Penyuluh Kehutanan. Uji Kompetensi Jabatan Fungsional
Penyuluh Kehutanan ditujukan untuk meningkatkan kinerja Penyuluh Kehutanan.

C. Standar kompetensi jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan, digunakan


sebagai
1. pedoman penyusunan materi uji untuk pengangkatan melalui penyesuian
(inpassing) dan kenaikan jenjang jabatan Penyuluh Kehutanan;
2. pembinaan dan pedoman dalam peningkatan kinerja; dan
3. penyusunan kurikulum diklat berbasis kompetensi.

Jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan Tingkat Keahlian


sebagaimana dimaksud huruf a meliputi :

1. jabatan fungsional penyuluh kehutanan ahli pertama;

2. jabatan fungsional penyuluh kehutanan ahli muda;

3. jabatan fungsional penyuluh kehutanan ahli madya; dan

4. jabatan fungsional penyuluh kehutanan ahli utama.

33
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan meliputi:

a. kompetensi manajerial meliputi:


1) integritas;
2) kemampuan menghadapi perubahan;
3) kepemimpinan;
4) tanggap terhadap pengaruh budaya setempat;
5) komunikasi; dan
6) mampu bekerjasama.

b. kompetensi teknis.
1) Kompetensi inti wajib dimiliki oleh Penyuluh Kehutanan.
2) Kompetensi pilihan dipilih 1 (satu) jenis kompetensi sesuai dengan
minat dan keahliannya.

D. Penyelenggara Uji Kompetensi

Penyelenggaraan uji kompetensi Penyuluh Kehutanan dilaksanakan pada:

1. lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; atau

2. lingkup organisasi perangkat daerah provinsi atau kabupaten/kota..

Penyelenggara Uji Kompetensi Penyuluh Kehutanan mempunyai tugas:

1. menyusun materi uji;

2. melakukan uji; dan

3. mengolah dan menetapkan hasil uji.

Penyelenggara uji kompetensi penyuluh kehutanan dilakukan oleh asesor dan


dapat dibantu oleh tenaga ahli dibidang penyuluhan kehutanan. Asesor harus
memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku. Penyelenggaraan uji
kompetensi dilakukan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada
setiap jenjang jabatan.

1. Peserta dan syarat mengikuti uji kompetensi

Peserta uji kompetensi jabatan fungsional penyuluh kehutanan terdiri atas:


1. pegawai negeri sipil dari jabatan lain yang akan diangkat pertama kali dalam
jabatan fungsional penyuluh kehutanan; dan
2. pejabat fungsional penyuluh kehutanan yang akan naik jenjang jabatan
fungsional setingkat lebih tinggi.

34
Peserta uji kompetensi harus melaksanakan kegiatan yang dipersyaratkan
pada standar kompetensi teknis sesuai dengan jenjang jabatan yang akan
diduduki paling sedikit 2 (dua) tahun dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir. Peserta uji harus memiliki angka kredit paling sedikit 75% (tujuh puluh
lima persen) dari angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jenjang
jabatan diatasnya dan melakukan kegiatan yang dipersyaratkan pada standar
kompetensi teknis sesuai dengan pemaketan kompetensi. Selain persyaratan di
atas peserta uji kompetensi harus memenuhi persyaratan lain untuk dapat
diangkat dalam jabatan fungsional penyuluh kehutanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Materi, Metode dan Penilaian Uji Kompetensi

Materi uji kompetensi jabatan fungsional Penyuluh Kehutanan mengacu pada :


a. standar kompetensi manajerial; dan
b. standar kompetensi teknis.
Uji kompetensi jabatan fungsional Penyuluh dapat dilakukan dengan metode:
a. Verifikasi portofolio;
b. Tes tertulis/tes lisan;
c. Wawancara; dan/atau
d. Simulasi/demonstrasi
Penyelenggara Uji Kompetensi mengolah dan menetapkan hasil uji sebagai
dasar pertimbangan penerbitan Sertifikat Kompetensi.

3. Mekanisme Uji Kompetensi


a. Calon peserta uji kompetensi yang berasal dari unit kerja lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang telah memenuhi
persyaratan, diusulkan oleh pimpinan unit kerja calon peserta kepada
Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan yang mengurusi jabatan
fungsional penyuluh kehutanan.
b. Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan yang menangani
fungsional penyuluh kehutanan melakukan verifikasi terhadap usulan calon
peserta uji kompetensi. Hasil verifikasi diajukan kepada Kepala Biro
Kepegawaian dan Organisasi sebagai dasar penetapan calon peserta uji
kompetensi.
c. Penetapan calon peserta uji kompetensi disampaikan kepada Lembaga Uji
Jabatan Fungsional Sumber Daya Manusia Aparatur Lingkungan Hidup
dan Kehutanan dengan tembusan Kepala Badan Penyuluhan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan.

35
d. Calon peserta uji kompetensi yang berasal dari organisasi perangkat
daerah yang telah memenuhi persyaratan diusulkan oleh pimpinan unit
kerja calon peserta kepada instansi kepegawaian ditingkat daerah provinsi
atau daerah kabupaten/kota atau lembaga yang dibentuk pemerintah untuk
menangani uji kompetensi di daerah.
e. Berdasarkan usulan, instansi kepegawaian tingkat daerah provinsi atau
daerah kabupaten/kota atau lembaga yang dibentuk pemerintah untuk
menangani uji kompetensi di daerah melakukan verifikasi dan menetapkan
calon peserta uji kompetensi dengan tembusan kepada Kepala Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
f. Peserta yang dinyatakan lulus uji kompetensi jabatan fungsional Penyuluh
Kehutanan diberikan Sertifikat Kompetensi
g. Sertifikat Kompetensi ditetapkan oleh Ketua Lembaga Uji Kompetensi SDM
Aparatur Lingkungan Hidup dan Kehutanan, atau Instansi Kepegawaian
ditingkat Provinsi/Kabupaten/ Kota, atau lembaga yang dibentuk
pemerintah untuk menangani uji kompetensi di daerah.
h. Sertifikat kompetensi disampaikan kepada yang bersangkutan, dan salinan
disampaikan kepada Biro Kepegawaian dan Organisasi atau
Organisasi/Instansi Kepegawaian Daerah sebagai kelengkapan
persyaratan yang akan naik jenjang dalam Jabatan Fungsional Penyuluh
Kehutanan setingkat lebih tinggi.
i. Peserta yang dinyatakan belum lulus uji kompetensi diberikan kesempatan
untuk mengulang uji kompetensi sesuai dengan unit kompetensi yang
dinyatakan tidak lulus maksimal 1 kali pada periode uji kompetensi
berikutnya.
j. Peserta yang telah mengikuti uji kompetensi jabatan fungsional Penyuluh
Kehutanan sebanyak 2 (dua) kali pada jenjang jabatan yang sama dan
dinyatakan belum lulus maka hanya dapat mengikuti kembali uji jabatan
fungsional Penyuluh Kehutanan sebanyak 1 (satu) kali dengan
rekomendasi Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan yang
mengurusi jabatan fungsional Penyuluh Kehutanan atau pimpinan unit
kerja pada pemerintah daerah.
k. penyuluh kehutanan yang akan mengikuti uji kompetensi kenaikan jenjang
jabatan setingkat lebih tinggi dan telah memperoleh sertifikat kompetensi
yang dinyatakan masih berlaku oleh lembaga sertifikasi profesi atau
lembaga uji kompetensi yang sah, dibebaskan dalam uji kompetensi sesuai
dengan unit kompetensi yang telah disertifikasi;
l. Pembiayaan penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional Penyuluh
Kehutanan dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dan/atau sumber
pendanaan lainnya yang sah.

36
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor


27 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan dan
Angka Kreditnya.

Peraturan Bersama Menteri Kehutanan Republik Indonesia dan Kepala Badan


Kepegawaian Negara Nomor : Pb.1/Menhut-Ix/2014 Nomor : 5
Tahun 2014 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Kehutanan Dan Angka Kreditnya

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:


P.36/Menlhk-Setjen/2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:


P.62/ Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
P.37/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2016 tentang Standar dan Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan.

37
kegiatan

38
LAMPIRAN 1
Rincian Jabatan fungsional Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli dan angka kreditnya

0
1
2
3
4
5
6
7
8
LAMPIRAN 2.
Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk Pengangkatan dan Kenaikan Jabatan/Pangkat Penyuluh Kehutanan Ahli dengan Pendidikan
Sarjana (S1)/Diploma IV di Bidang kehutanan

9
LANJUTAN LAMPIRAN 2. Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk Pengangkatan dan Kenaikan Jabatan/Pangkat Penyuluh Kehutanan Ahli
dengan Pendidikan Pasca Sarjana (S2

10
LAMPIRAN 3. CONTOH DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN AHLI PERTAMA

Nomor :

INSTANSI : ……………………………………… MASA PENILAIAN :

Bulan ……… s/d Bulan……… Tahun……

NO KETERANGAN PERORANGAN

1. Nama :
2. NIP :
3. Nomor Seri Kartu Pegawai :
4. Tempat dan Tanggal Lahir :
5. Jenis Kelamin :
6. Pendidikan yang diperhitungkan angka kreditnya :
7. Jabatan Penyuluh Kehutanan / TMT :
8. Masa kerja golongan lama :
9. Masa kerja golongan baru :
10. Unit Kerja :

UNSUR YANG DINILAI


ANGKA KREDIT MENURUT
NO
UNSUR, SUB UNSUR DAN BUTIR KEGIATAN INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH

11
1 2 3 4 5 6 7 8
I. UNSUR UTAMA
1. PENDIDIKAN
A. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar
1) Doktor
2) Pasca Sarjana
3) Sarjana/Diploma IV
B. Pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis di bidang
penyuluhan kehutanan dan memperoleh Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau Sertifikat

1) lamanya lebih dari 960 jam


2) lamanya antara 641-960 jam
3) lamanya antara 481-640 jam
4) lamanya antara 161-480 jam
5) lamanya antara 81-160 jam
6) lamanya antara 31-80 jam
7) lamanya kurang dari 30 jam
C. Pendidikan dan pelatihan Prajabatan
Pendidikan dan pelatihan Prajabatan tingkat III
2. PERSIAPAN PENYULUHAN KEHUTANAN
A. Penyusunan Programa
1) Menyusun instrumen identifikasi data potensi wilayah
Kecamatan
2) Mengumpulkan data potensi wilayah provinsi
3) Mengolah data potensi wilayah provinsi
4) Menganalisa data potensi wilayah kecamatan

12
5) Menyusun programa penyuluhan
UNSUR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO
UNSUR, SUB UNSUR DAN BUTIR KEGIATAN INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
a. Kabupaten sebagai anggota
b. Provinsi sebagai anggota
c. Unit Kerja sebagai anggota
B. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Perorangan/Individu
Menyusun rencana kerja Tahunan Perorangan/individu
3. PELAKSANAAN PENYULUHAN KEHUTANAN
A. Penyusunan materi penyuluhan kehutanan
1) Menyusun materi dalam bentuk media cetak Brosur
2) Menyusun materi dalam bentuk media elektronik
VCD/DVD/CD
B. Penerapan metode penyuluhan kehutanan berdasarkan
Sasaran
1) Perorangan
a. Anjangsana
b. Konsultasi pemecahan masalah
c. Anjangkarya
2) Kelompok
a. Magang
b. Demonstrasi cara/hasil

13
c. Sarasehan sebagai peserta
d. Diskusi kelompok
(1) Fasilitator
(2) Peserta
3) Massal
Pameran
C. Pengorganisasian sasaran penyuluhan kehutanan
1) Kelembagaan kelompok
a. Memfasilitasi pembentukan kelompok
b. Melakukan pendampingan kegiatan kelompok
2) Kelembagaan korporasi
Melakukan pendampingan kegiatan korporasi
D. Pembangunan jejaring kerja/kemitraan obyek penyuluhan
Kehutanan
1) Membangun jejaring dengan lembaga pemerintah
Konsultasi
2) Membangun jejaring dengan lembaga swasta
Konsultasi
3) Membangun jejaring dengan lembaga swadaya
Masyarakat
Konsultasi
4. PENGEMBANGAN PENYULUHAN KEHUTANAN
Pengembangan kebijakan penyuluhan kehutanan :
1) Mengembangkan Kebijakan Penyuluhan Kehutanan

14
Menyiapkan konsep pengembangan kebijakan
penyuluhan kehutanan sebagai peserta
2) Mengembangkan Perencanaan Penyuluhan Kehutanan
a. Menyiapkan konsep pengembangan perencanaan
penyuluhan kehutanan
b. Mendiskusikan konsep pengembangan perencanaan
penyuluhan kehutanan sebagai peserta
3) Mengembangkan Prosedur Kerja Penyuluhan Kehutanan
a. Menyiapkan konsep pengembangan prosedur kerja
penyuluhan kehutanan
b. Mendiskusikan konsep pengembangan prosedur kerja
penyuluhan kehutanan sebagai peserta
4) Mengembangkan Metode baru Penyuluhan Kehutanan
Mendiskusikan konsep pengembangan metode baru
penyuluhan kehutanan sebagai peserta
5) Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi
a. Menyiapkan konsep pengembangan sistem monitoring
dan evaluasi penyuluhan kehutanan
UNSUR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO
UNSUR, SUB UNSUR DAN BUTIR KEGIATAN INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
b. Mendiskusikan konsep pengembangan monitoring
dan evaluasi penyuluhan kehutanan sebagai peserta

15
5. PEMANTAUAN EVALUASI DAN PELAPORAN PELAKSANAAN
PENYULUHAN KEHUTANAN

A. Pemantauan pelaksanaan penyuluhan kehutanan


Menyusun metode/teknik pemantauan/pengendalian
B. Pengevaluasian pelaksanaan penyuluhan kehutanan
Melaksanakan evaluasi
C. Penyusunan Pelaporan
1) Bulanan
2) Semester
3) Tahunan
6. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Pembuatan karya tulis/ karya ilmiah di bidang penyuluhan
Kehutanan
1) Membuat karya tulis/ karya ilmiah hasil penelitian /
pengkajian/ survei/ evaluasi di bidang penyuluhan
kehutanan yang dipublikasikan :
a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan
secara nasional

b. dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI


2) Membuat karya tulis/ karya ilmiah hasil penelitian /
pengkajian/ survei/ evaluasi di bidang penyuluhan
kehutanan yang tidak dipublikasikan :

a. dalam bentuk buku


b. dalam bentuk makalah

16
3) Membuat karya tulis / karya ilmiah berupa tinjauan atau
ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang penyuluhan
kehutanan yang dipublikasikan
a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan
secara nasional

b. dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI


4) Membuat karya tulis / karya ilmiah berupa tinjauan atau
ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang kehutanan
yang tidak dipublikasikan

a. dalam bentuk buku


b. dalam bentuk makalah
5) Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan dan
atau ulasan ilmiah di bidang penyuluhan kehutanan dalam
pertemuan ilmiah
6) Membuat artikel di bidang Penyuluh kehutanan yang
Dipublikasikan
B. Penerjemahan / penyaduran buku dan bahan-bahan lain di
bidang penyuluhan kehutanan
1) Menerjemahkan / menyadur buku atau karya ilmiah di
bidang kehutanan yang dipublikasikan
a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan
secara nasional

b. dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI


2) Menerjemahkan / menyadur buku atau karya ilmiah di
bidang kehutanan yang tidak dipublikasikan

a. dalam bentuk buku

17
b. dalam bentuk makalah
C. Penyusunan ketentuan pelaksanaan/ketentuan teknis di
bidang penyuluhan kehutanan
Menyusun ketentuan pelaksanaan/ketentuan teknis di
bidang penyuluhan kehutanan

JUMLAH UNSUR UTAMA 1 S.D 6

UNSUR YANG DINILAI


ANGKA KREDIT MENURUT
NO
UNSUR, SUB UNSUR DAN BUTIR KEGIATAN INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
II. UNSUR PENUNJANG
PENUNJANG KEGIATAN PENYULUH KEHUTANAN
A. Pengajar/pelatih di bidang penyuluhan kehutanan
Mengajar/melatih pada diklatbidang penyuluhan
Kehutanan
B. Peran serta dalam simposium, seminar/lokakarya di bidang
penyuluhan kehutanan

Mengikuti seminar/lokakarya atau simposium sebagai:


1. Pemrasaran
2. moderator/pembahas/nara sumber
3. Peserta

18
C. Keanggotaan dalam organisasi profesi di bidang penyuluhan
Kehutanan

Menjadi anggota organisasi profesi di :


1. Tingkat Nasional, sebagai :
a. Ketua
b. Anggota
2. Tingkat propinsi, sebagai
a. Ketua
b. Anggota
D. Keanggotaan dalam Tim Penilai Angka Kredit
Menjadi anggota dalam Tim Penilai Angka Kredit Jabatan
Fungsional Penyuluh Kehutanan
E. Perolehan Penghargaan/ Tanda Jasa
Memperoleh penghargaan /tanda jasa Satya Lancana Karya

1. 30 (tiga puluh ) tahun


2. 20 (dua puluh) tahun
3. 10 (sepuluh) tahun
F. Perolehan Ijazah lainnya
Memperoleh Ijazah lainnya yang tidak sesuai bidang tugas
1. Sarjana/D IV
2. Pasca Sarjana
3. Doktor
JUMLAH UNSUR PENUNJANG

19
Butir Kegiatan jenjang jabatan di atas/di bawah

1 2 3 4 5 6 7 8

JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG

III LAMPIRAN PENDUKUNG DUPAK :

1. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan …..


2. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan …..
3. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan Pengembangan Profesi
4. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan Penunjang
5. dan seterusnya
…………….,………………

NIP.

IV Catatan Pejabat Pengusul :

20
1. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan …..
2. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan …..
3. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan Pengembangan Profesi
4. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan Penunjang
5. dan seterusnya
( jabatan )

(nama pejabat pengusul)


NIP.

V Catatan Anggota Tim Penilai :

1. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan …..


2. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan …..
3. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan Pengembangan Profesi
4. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan Penunjang
5. dan seterusnya

………….,……………………

( Nama Penilai I )
NIP.

21
………….,……………………

(Nama Penilai II )
NIP.

VI Catatan Ketua Tim Penilai :

22
23
24

Anda mungkin juga menyukai