OLEH :
TIM WIDYAISWARA
i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
17
Gambar 1. Proses pengajuan DUPAK …………………..
27
Gambar 2. Mekanisme Pengajuan, Penilaian dan Penetapan Angka
Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan………………
ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
memeriksanya serta mempermudah proses karier pangkat dan jabatan penyuluh
kehutanan. Dengan demikian maka dipandang perlu untuk mengetahui dan
menyusun DUPAK sesuai petunjuk teknis penyusunan DUPAK.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini menyajikan segala sesuatu yang terkait dengan jabatan
fungsional penyuluh kehutanan, cara pengumpulan angka kredit, cara
pengajuan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK), mekanisme
pengajuan DUPAK; mekanisme penilaian angka kredit, Penyusunan dan
pengusulan DUPAK, serta mekanisme uji kompetensi jabatan fungsional
penyuluh kehutanan
C. Manfaat .
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan
dan terampil menyusun Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) serta
memahami mekanisme uji kompetensi secara benar sesuai ketentuan yang
ditetapkan.
2. Indikator Hasil Belajar
Secara khusus tujuan pembelajaran ini adalah diharapkan peserta mampu :
a. menjelaskan jabatan fungsional Penyuluh Kehutanan dan angka kreditnya;
b. menjelaskan mekanisme pengajuan DUPAK;
c. menjelaskan mekanisme penilaian angka kredit;
d. menyusun dan mengusulkan DUPAK.
2
e. menjelaskan mekanisme uji kompetensi jabatan fungsional penyuluh
kehutanan.
3
II. JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN DAN
ANGKA KREDITNYA
A. Dasar Hukum
Untuk menyusun DUPAK beberapa peraturan yang perlu untuk diketahui sebagai
berikut :
a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 27 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Kehutanan dan Angka Kreditnya.
b. Peraturan Bersama Menteri Kehutanan Republik Indonesia dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor : Pb.1/Menhut-Ix/2014 Nomor : 5
Tahun 2014 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Kehutanan Dan Angka Kreditnya
c. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.36/Menlhk-Setjen/2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya.
d. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.37/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2016 tentang Standar dan Uji
Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan.
e. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.62/ Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2017 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.37/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2016 tentang Standar dan Uji
Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan.
f. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.77/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Metode dan Materi
Penyuluhan Kehutanan.
g. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.89/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2018 tentang Pedoman Kelompok Tani
Hutan.
4
h. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.13/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2019 tentang Pendampingan Kegiatan
Pembangunan di Bidang Kehutanan.
i. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.14/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2019 tentang Penyusunan Programa
Penyuluhan Kehutanan.
j. Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya
Manusia Nomor: P.4/P2SDM/SET/KUM.1/10/2018 Tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Kelas Kelompok Tani Hutan.
5
tugas pokok setiap tahun? Pembina Utama, IV/e 1.050 200
6
(1) Pemantauan pelaksanaan penyuluhan kehutanan
(2) Pengevaluasian pelaksanaan penyuluhan kehutanan dan
(3) Penyusunan laporan
3) Pengembangan profesi
a) Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang penyuluhan kehutanan
b) Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan-bahan lain di bidang
penyuluhan kehutanan.
c) Pembuatan buku pedoman ketentuan pelaksanaan/ketentuan teknis di
bidang peyuluhan kehutanan.
b. Unsur penunjang
1) Pengajar/pelatih di bidang penyuluhan kehutanan
2) Peran serta dalam seminar, lokakarya di bidang penyuluhan kehutanan
3) Keanggoataan dalam organisasi profesi penyuluh kehutanan
4) Keanggotaan dalam Tim penilai Angka Kredit
5) Perolehan penghargaan/tanda jasa
6) Perolehan gelar kesarjanaan lainnya
a. Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama, yaitu:
1) Menyusun instrumen identifikasi data potensi wilayah
tingkat kecamatan;
2) Mengumpulkan data potensi wilayah tingkat
provinsi;
3) Mengolah data potensi wilayah tingkat provinsi;
4) Menganalisa data potensi wilayah tingkat kecamatan;
5) Menyusun programa penyuluhan tingkat kabupaten sebagai
anggota;
6) Menyusun programa penyuluhan tingkat provinsi sebagai
anggota;
7) Menyusun programa penyuluhan lingkup unit kerja
sebagai anggota;
8) Menyusun rencana kerja tahunan perorangan/ individu;
9) Menyusun materi penyuluhan dalambentuk brosur;
10) Menyusun materi penyuluhan dalambentuk
VCD/DVD/CD;
11) Melakukan kegiatan anjangsana kepada perorangan;
7
12) Melakukan kegiatan konsultasi pemecahan masalah kepada
perorangan;
13) Melakukan kegiatan anjangkarya kepada perorangan;
14) Melakukan kegiatan magang kepada kelompok sasaran;
15) Melakukan kegiatan demonstrasi cara/hasil percontohan
kepada kelompok sasaran;
16) Sebagai fasilitastor dalam kegiatan diskusi kelompok
dengan kelompok sasaran;
17) Melakukan kegiatan diskusi kelompok dengan
kelompok sasaran sebagai fasilitator dan peserta;
18) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk pameran;
19) Melakukan kegiatan penyuluhan melalui kegiatan Seni Budaya
tradisional dan modern sebagai pemain;
20) Memfasilitasi pembentukan kelompok;
21) Melakukan pendampingan kegiatan kelompok;
22) Melakukan pendampingan kegiatan korporasi;
23) Memberikan konsultasi kepada lembaga pemerintah;
24) Memberikan konsultasi kepada lembaga swasta;
25) Memberikan konsultasi kepada lembaga swadaya masyarakat;
26) Menyiapkan konsep pengembangan kebijakan
penyuluhan kehutanan;
27) Mendiskusikan konsep pengembangan kebijakan penyuluhan
sebagai peserta;
28) Mendiskusikan konsep pengembangan perencanaan
penyuluhan sebagai peserta;
29) Mendiskusikan konsep pengembangan prosedur kerja
penyuluhan sebagai peserta;
30) Menyiapkan konsep pengembangan prosedur kerja penyuluhan
kehutanan;
31) Mendiskusikan konsep pengembangan metode baru
penyuluhan sebagai peserta;
32) Menyiapkan konsep pengembangan system monitoring dan
evaluasi penyuluhan kehutanan sebagai peserta;
8
33) Menyusun metode/teknik pemantauan/ pengendalian;
34) Melaksanakan evaluasi penyuluh kehutanan;
35) Menyusun laporan bulanan;
36) Menyusun laporan semester; dan
37) Menyusun laporan tahunan.
9
20) Melakukan konsultasi pemecahan masalah;
21) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk pameran;
22) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk perlombaan;
23) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk Jambore;
24) Melakukan kegiatan penyuluhan melalui kegiatan Seni Budaya
tradisional dan modern sebagai pemain;
25) Memfasilitasi pengembangan kelompok;
26) Memfasilitasi pembentukan korporasi;
27) Memberikan koordinasi kepada lembaga pemerintah;
28) Memberikan koordinasi kepada lembaga swasta;
29) Memberikan koordinasi kepada lembaga swadaya masyarakat;
30) Memberikan konsultasi kepada lembaga nasional;
31) Menyiapkan konsep pengembangan kebijakan
penyuluhan kehutanan sebagai peserta;
32) Menyiapkan konsep pengembangan perencanaan penyuluhan
kehutanan;
33) Menyiapkan konsep pengembangan prosedur kerja penyuluhan
kehutanan;
34) Menyiapkan konsep pengembangan metode baru kebijakan;
35) Menyiapkan konsep pengembangan sistem monitoring
dan evaluasi;
36) Menyiapkan bahan/data/informasi/kajian kebijakan
pengembangan penyuluhan kehutanan yang bersifat
penyempurnaan;
37) Mendiskusikan konsep pengembangan aspek
teknik/metodologi/materi/sarana/alat bantu penyuluhan
kehutanan;
38) Mendiskusikan metode/teknis pemantauan/
pengendalian;
39) Memilih dan menetapkan metode evaluasi
pelaksanaan penyuluhan kehutanan;
10
40) Mengolah data evaluasi pelaksanaan penyuluhan kehutanan;
41) Menyusun laporan bulanan;
42) Menyusun laporan semester; dan
43) Menyusun laporan tahunan.
11
18) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk perlombaan;
19) Melaksanakan penyuluhan pada pertemuan secara massal dalam
bentuk gelar teknologi;
20) Melakukan kegiatan penyuluhan melalui kegiatan Seni Budaya
tradisional dan modern sebagai sutradara;
21) Memfasilitasi pengembangan korporasi/perusahaan;
22) Membangun kemitraan dengan lembaga pemerintah;
23) Membangun kemitraan dengan lembaga swasta;
24) Membangun kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat;
25) Melakukan koordinasi dengan lembaga nasional/ internasional;
26) Mendiskusikan konsep pengembangan kebijakan
penyuluhan sebagai narasumber;
27) Mendiskusikan konsep pengembangan perencanaan penyuluhan
sebagai narasumber;
28) Mendiskusikan konsep pengembangan prosedur kerja
penyuluhan sebagai narasumber;
29) Mendiskusikan konsep pengembangan metode baru penyuluhan
sebagai narasumber;
30) Mendiskusikan konsep pengembangan sistem
monitoring dan evaluasi sebagai narasumber;
31) Mengolah bahan/data/informasi/kajian kebijakan pengembangan
penyuluhan kehutanan yang bersifat penyempurnaan;
32) Menyusun rancangan pengembangan aspek teknik/
metodologi/materi/sarana/alat bantu penyuluhan kehutanan;
33) Menyusun metode/teknis pemantauan/ pengendalian
penyuluhan kehutanan;
34) Menyusun instrumen evaluasi pelaksanaan penyuluhan
kehutanan;
35) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan penyuluhan
kehutanan;
36) Menganalisa data evaluasi pelaksanaan penyuluhan kehutanan;
37) Menyusun laporan bulanan;
38) Menyusun laporan semester; dan
12
39) Menyusun laporan tahunan.
13
20) Menyempurnakan konsep pengembangan prosedur kerja
penyuluhan kehutanan;
21) Menyempurnakan konsep pengembangan metode baru
penyuluhan kehutanan;
22) Menyempurnakan konsep pengembangan sistem monitoring
dan evaluasi;
23) Menyusun rencana/desain kajian kebijakan pengembangan
penyuluhan kehutanan yang bersifat penyempurnaan;
24) Menganalisis data/informasi dan merumuskan hasil kajian
kebijakan pengembangan penyuluhan kehutanan yang bersifat
penyempurnaan;
25) Menyempurnakan konsep pengembangan aspek
teknik/metodologi/materi/sarana/alat bantu penyuluhan
kehutanan;
26) Menyempurnakan metode/teknis pemantauan/ pengendalian
penyuluhan kehutanan;
27) Menganalisa data evaluasi pelaksanaan penyuluhan
kehutanan;
28) Merumuskan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan
kehutanan;
29) Menyusun laporan bulanan;
30) Menyusun laporan semester; dan
31) Menyusun laporan tahunan.
14
b. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
c. nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir.
d. Tersedia formasi untuk jabatan Penyuluh Kehutanan
e. Memiliki pengalaman di bidang penyuluhan kehutanan paling kurang 2
(dua) tahun;
f. Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun;
g. Telah mengikuti dan lulus Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang
penyuluhan kehutanan.
f. memenuhi jumlah angka kredit minimal yang ditentukan untuk jenjang
pangkat/jabatannya.
15
BAB III. MEKANISME PENGAJUAN DUPAK
1. Pengangkatan pertama
2. Kenaikan jabatan
3. Kenaikan pangkat
4. Pembebasan sementara
5. Pengaktifan kembali
6. Pemberhentian dari/dalam jabatan fungsional
16
Naik
Penyuluh Tim Penilai + Pejabat /Tidak
menyusun Tim Verifikasi menetapkan Pangkat/
DUPAK DUPAK PAK Jabatan
17
f. Penyuluh Kehutanan Madya, pangkat Pembina, golongan IV/a yang akan naik
pangkat menjadi Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b, angka kredit yang
disyaratkan paling kurang 8 (delapan) dari unsur pengembangan profesi.
g. Penyuluh Kehutanan Madya, pangkat PembinaTingkat I, golongan IV/b yang
akan naik pangkat menjadi Pembna Utama Muda, golongan ruang IV/c, angka
kredit yang disyaratkan paling kurang 12 (dua belas) dari unsur pengembangan
profesi.
h. Penyuluh Kehutanan Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan IV/c
yang akan naik jabatan dan pangkat menjadi Pembna Utama Madya, golongan
ruang IV/d, angka kredit yang disyaratkan paling kurang 16 (enam belas) dari
unsur pengembangan profesi.
i. Penyuluh Kehutanan Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan IV/d
yang akan naik pangkat menjadi Pembna Utama Madya, golongan ruang IV/e,
angka kredit yang disyaratkan paling kurang 20 (dua puluh) dari unsur
pengembangan profesi.
j. Penyuluh Kehutanan yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang
ditentukan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi,
kelebihan angka kredit tercantum diperhitungkan untuk kenaikan jabatan
dan/atau pangkat berikutnya.
k. Kenaikan jabatan penyuluh kehutanan dapat dipertimbangkan setelah
memenuhi persyaratan:
1) Paling singkat 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir
2) Jumlah angka kredit kumulatif minimal harus dipenuhi;
3) Setiap unsur penilaian dalam prestasi kerja kurang dengan nilai baik dalam
1 (satu) tahun terakhir.
l. Kenaikan pangkat penyuluh Kehutanan dapat dipertimbangkan setelah
memenuhi persyaratan:
1) Paling singkat 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir
2) Jumlah angka kredit kumulatif minimal harus terpenuhi
3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2
(dua) tahun terakhir.
m. Penyuluh Kehutanan yang telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan pangkat pada tahun pertama dalam
masa jabatan dan/atau pangkat yang didudukinya pada tahun kedua diwajibkan
18
memenuhi angka kredit sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari
jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan dan / atau
pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan penyuluhan kehutanan.
n. Penyuluh Kehutanan Utama, pangkat Pembina utama, golongan ruang IV/e,
setiap tahun sejak menduduki pangkatnya wajib memenuhi paling kurang 25
(dua puluh lima) angka kredit dari tugas pokok dan pengembangan profesi.
o. Penyuluh Kehutanan yang secara bersama-sama membuat karya tulis/karya
ilmiah di bidang penyuluhan kehutanan, diberikan angka kredit dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Apabila terdiri dari 2 (dua orang penulis maka pembagian angka kreditnya
adalah 60 % (enam puluh persen) bagi penulis utama dan 40 % (empat puluh
persen) bagi penulis pembantu.
2) Apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka pembagian angka kreditnya
adalah 50 % (lima puluh persen) bagi penulis utama dan masingg-masing 25
% (dua puluh lima persen) bagi penulis pembantu.
3) Apabila terdiri dari 4 (empat)orang penulis maka pembagian angka kreditnya
adalah 40 % (empat puluh persen) bagi penulis utama dan masing-masing 20
% (dua puluh persen) bagi penulis pembantu
4) Jumlah penulis pembantu paling banyak 3 (tiga) orang
B. Tata Cara pengusulan Angka Kredit
1. Pengusulan angka kredit dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.
b. Fotokopi ijazah, STTPP dan atau Surat Tanda Penghargaan yang pernah
diterima;
e. Surat Perintah Tugas di Tanda tangani asli minimal oleh eselon IV, apabila
kegiatan yang dilakukan secara kelompok atau Tim penilai dapat
19
menggunakan fotokopi surat perintah Tugas yang legalisir oleh minimal
eselon IV.
a. bulan Januari untuk periode bulan Juli s/d Desember tahun sebelumnya.
b. bulan Juli untuk periode Januari s/d Juni tahun berjalan pada tahun yang
sama.
20
IV. MEKANISME PENILAIAN DUPAK
21
penetapan angka kredit Penyuluh Kehutanan Pelaksana Pemula, pangkat
Pengatur Muda, golongan ruang II/a sampai dengan Penyuluh Kehutanan
Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d dan Penyuluh
Kehutanan pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai
dengan Penyuluh Kehutanan Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a.
a. Tim penilai Pusat yang dibentuk oleh Kepala Badan Penyuluhan yang
membidangi Kehutanan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan membantu dalam Penerapan Angka Kredit.
b. Tim penilai unit kerja yang bentuk oleh Sekretaris Badan yang membidangi
penyuluhan kehutanan pada kememnterian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan membantu dalam penetapan angka kredit.
c. Tim penilaia provinsi yang dibentuk oleh Sekretaris daerah Provinsi dan
membantu dalam penetapan angka kredit.
d. Tim penilaia Kabupaten/kota yang dibentuk oleh Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota dam membantu dalam Penetapan Angka Kredit.
4. Dalam melaksanakan tugasnya Tim penilai dibantu oleh Tim Verifikasi dan
Sekretariat Tim Penilai.
22
C. Tim verifikasi
1. Tim verifikasi ditetapkan oleh pimpinan unit kerja.
23
LAMPIRAN VI
Usulan Kelengkapan
Tanggal
No Unsur Sub Unsur Kode Angka SPT Bukti SMPK Ket
Kegiatan Kegiatan
Kredit Hasil
A UNSUR I. Pendidikan
UTAMA
II. Persiapan
III. Pelaksanaan
Penyuluhan
Kehutanan
IV. Pemanatauan,
evaluasi dan
Pelaporan
Pelaksanaan
Penyuluhan
Kehutanan
B UNSUR I. Penunjang
PENUN Penyuluhan
JANG Kehutanan
Jumlah Total
Ketua Tim
Verifikasi,
……………………………..
24
D. Tata Cara Penilaian
25
E. Jadwal Waktu Penetapan Angka Kredit Pasal
26
Gambar. 2 mekanisme pengajuan, penilaian dan penetapan angka kredit
adalah sebagai berikut :
27
BAB IV. MENYUSUN DAN MENGUSULKAN DUPAK
A. Penyusunan DUPAK
Angka kredit yang diusulkan dalam DUPAK oleh Penyuluh Kehutanan, belum
tentu semuanya dinilai oleh Tim Penilai Angka Kredit. Banyak faktor yang
mempengaruhi nilai DUPAK antara lain:
1. Kelengkapan dan kebenaran berkas DUPAK,
2. Waktu penyampaian DUPAK,
3. Kerapihan dan Estetika.
B. SKP dan Pengajuan DUPAK
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Penyuluh Kehutanan dalam
penyusunan dan pengajuan DUPAK yaitu:
1. Mulailah dari pembuatan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang akan
dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun berjalan. SKP disusun berdasarkan tugas
28
pokok Penyuluh Kehutanan yang bersangkutan sesuai jenjang jabatannya.
Mengapa hal ini harus dilakukan? karena
a. SKP merupakan gambaran rencana kerja/kegiatan yang akan dilakukan
dalam satu tahun ke depan dan cerminan dari karakter jabatan fungsional
yang mandiri.
b. SKP akan mensinergikan kegiatan individu pejabat fungsional dengan
kegiatan unit kerja dan dapat juga memberikan jaminan alokasi
pembiayaan kegiatan pejabat fungsional Penyuluh Kehutanan.
c. SKP memuat jenis kegiatan, rencana, besaran angka kredit yang ingin
dicapai dan biaya.
d. SKP menjadi alat ukur kinerja pejabat fungsional. Apabila seorang
Penyuluh Kehutanan ingin naik pangkat/jabatan dalam waktu 4 (empat)
tahun, maka setidaknya setiap semester butir kegiatan yang diusulkan oleh
yang bersangkutan harus memiliki AK 1/8 dari standar AK yang diperlukan
untuk naik satu jenjang jabatan/pangkat
2. Pengelolaan Kegiatan
a. Penyuluh Kehutanan sebaiknya memiliki arsip kegiatan pribadi, setidaknya
berupa folder kegiatan.
b. Yang perlu disimpan dalam folder kegiatan antara lain: rencana kerja
berupa SKP, rekapitulasi realisasi kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan
dan bukti fisik kegiatan.
c. Setiap kegiatan yang selesai dilaksanakan dilengkapi dengan bukti-bukti
fisiknya seperti antara lain surat penugasan atau surat keterangan.
Selanjutnya bukti-bukti fisik tersebut dirangkum dalam blanko-blanko surat
pernyataan sesuai dengan unsur-unsur kegiatan. Bukti-bukti fisik kegiatan
kemudian disimpan dalam folder kegiatan. Bukti fisik dari setiap kegiatan
yang dilakukan oleh Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli dapat dilihat pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.36/Menlhk-Setjen/2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya.
d. Bukti-bukti fisik setiap butir kegiatan sesuai sub unsur dan unsur-unsur
kegiatan selanjutnya dituangkan ke dalam blanko DUPAK. Untuk
memudahkan melengkapi butir-butir kegiatan dengan bukti fisik yang
dipersyaratkan dapat dilihat pada Lampiran II Permen LHK No.
29
P.36/Menlhk-Setjen/2015 terkait detail teknis pelaksanaan unsur dan sub
unsur kegiatan penyuluhan kehutanan bagi penyuluh kehutanan tingkat
ahli.
e. Monitor rencana kegiatan dan bandingkan dengan rekapitulasi realisasi.
3. Perhatikan masalah waktu penyusunan DUPAK
a. Tentukan batas waktu, sebelum waktu pengajuan DUPAK berakhir.
Contoh: satu bulan sebelum batas waktu pengajuan DUPAK.
30
menggunakan fotokopi Surat Perintah Tugas yang dilegalisir oleh
minimal eselon IV
e) surat pernyataan melakukan kegiatan antara lain :
(1) mengikuti pendidikan dan pelatihan;
(2) kegiatan persiapan penyuluhan kehutanan;
(3) pelaksanaan penyuluhan kehutanan;
(4) evaluasi dan pelaporan;
(5) pengembangan penyuluhan kehutanan;
(6) pengembangan profesi; dan/atau
(7) penunjang kegiatan penyuluhan kehutanan.
4) bukti fisik butir kegiatan dan dokumen pendukung
Format DUPAK dan format Surat Pernyataan melakukan kegiatan dapat
dilihat pada lampiran 3 dan 4.
31
BAB V. MEKANISME UJI KOMPETENSI
A. Pengertian-pengertian
5. Kompetensi Inti adalah kompetensi teknis yang terdiri dari kumpulan unit
kompetensi yang harus/wajib dimiliki dalam melaksanakan pekerjaan pada
tingkat/jenjang tertentu pada suatu area/bidang pekerjaan tertentu serta
kelompok unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan untuk mengerjakan
tugas-tugas inti pada suatu level/jenjang jabatan.
6. Kompetensi pilihan adalah kompetensi teknis yang terdiri dari kumpulan unit
kompetensi yang memerlukan kekhususan/spesialisasi dalam pelaksanaan
pekerjaannya dan bersifat pilihan.
8. Uji kompetensi adalah proses penilaian baik teknis maupun non teknis melalui
pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan seseorang kompeten
atau belum kompeten pada suatu unit kompetensi tertentu.
32
9. Materi uji adalah instrumen untuk menggali kompetensi antara lain berupa
panduan penilaian portofolio, panduan wawancara, panduan demonstrasi,
panduan simulasi, panduan uji lisan, dan naskah uji tulis.
10. Tempat Uji Kompetensi adalah tempat yang memenuhi persyaratan sebagai
tempat untuk melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan materi dan metode
uji kompetensi yang akan dilaksanakan.
12. Lembaga Uji Kompetensi SDM Aparatur Lingkungan Hidup dan Kehutanan
adalah unit yang dibentuk di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan yang bertugas untuk menangani uji kompetensi bagi pejabat
fungsional dan aparatur bidang lingkungan hidup dan kehutanan di Pusat.
33
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan meliputi:
b. kompetensi teknis.
1) Kompetensi inti wajib dimiliki oleh Penyuluh Kehutanan.
2) Kompetensi pilihan dipilih 1 (satu) jenis kompetensi sesuai dengan
minat dan keahliannya.
34
Peserta uji kompetensi harus melaksanakan kegiatan yang dipersyaratkan
pada standar kompetensi teknis sesuai dengan jenjang jabatan yang akan
diduduki paling sedikit 2 (dua) tahun dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir. Peserta uji harus memiliki angka kredit paling sedikit 75% (tujuh puluh
lima persen) dari angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jenjang
jabatan diatasnya dan melakukan kegiatan yang dipersyaratkan pada standar
kompetensi teknis sesuai dengan pemaketan kompetensi. Selain persyaratan di
atas peserta uji kompetensi harus memenuhi persyaratan lain untuk dapat
diangkat dalam jabatan fungsional penyuluh kehutanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
35
d. Calon peserta uji kompetensi yang berasal dari organisasi perangkat
daerah yang telah memenuhi persyaratan diusulkan oleh pimpinan unit
kerja calon peserta kepada instansi kepegawaian ditingkat daerah provinsi
atau daerah kabupaten/kota atau lembaga yang dibentuk pemerintah untuk
menangani uji kompetensi di daerah.
e. Berdasarkan usulan, instansi kepegawaian tingkat daerah provinsi atau
daerah kabupaten/kota atau lembaga yang dibentuk pemerintah untuk
menangani uji kompetensi di daerah melakukan verifikasi dan menetapkan
calon peserta uji kompetensi dengan tembusan kepada Kepala Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
f. Peserta yang dinyatakan lulus uji kompetensi jabatan fungsional Penyuluh
Kehutanan diberikan Sertifikat Kompetensi
g. Sertifikat Kompetensi ditetapkan oleh Ketua Lembaga Uji Kompetensi SDM
Aparatur Lingkungan Hidup dan Kehutanan, atau Instansi Kepegawaian
ditingkat Provinsi/Kabupaten/ Kota, atau lembaga yang dibentuk
pemerintah untuk menangani uji kompetensi di daerah.
h. Sertifikat kompetensi disampaikan kepada yang bersangkutan, dan salinan
disampaikan kepada Biro Kepegawaian dan Organisasi atau
Organisasi/Instansi Kepegawaian Daerah sebagai kelengkapan
persyaratan yang akan naik jenjang dalam Jabatan Fungsional Penyuluh
Kehutanan setingkat lebih tinggi.
i. Peserta yang dinyatakan belum lulus uji kompetensi diberikan kesempatan
untuk mengulang uji kompetensi sesuai dengan unit kompetensi yang
dinyatakan tidak lulus maksimal 1 kali pada periode uji kompetensi
berikutnya.
j. Peserta yang telah mengikuti uji kompetensi jabatan fungsional Penyuluh
Kehutanan sebanyak 2 (dua) kali pada jenjang jabatan yang sama dan
dinyatakan belum lulus maka hanya dapat mengikuti kembali uji jabatan
fungsional Penyuluh Kehutanan sebanyak 1 (satu) kali dengan
rekomendasi Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan yang
mengurusi jabatan fungsional Penyuluh Kehutanan atau pimpinan unit
kerja pada pemerintah daerah.
k. penyuluh kehutanan yang akan mengikuti uji kompetensi kenaikan jenjang
jabatan setingkat lebih tinggi dan telah memperoleh sertifikat kompetensi
yang dinyatakan masih berlaku oleh lembaga sertifikasi profesi atau
lembaga uji kompetensi yang sah, dibebaskan dalam uji kompetensi sesuai
dengan unit kompetensi yang telah disertifikasi;
l. Pembiayaan penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional Penyuluh
Kehutanan dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dan/atau sumber
pendanaan lainnya yang sah.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
kegiatan
38
LAMPIRAN 1
Rincian Jabatan fungsional Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli dan angka kreditnya
0
1
2
3
4
5
6
7
8
LAMPIRAN 2.
Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk Pengangkatan dan Kenaikan Jabatan/Pangkat Penyuluh Kehutanan Ahli dengan Pendidikan
Sarjana (S1)/Diploma IV di Bidang kehutanan
9
LANJUTAN LAMPIRAN 2. Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk Pengangkatan dan Kenaikan Jabatan/Pangkat Penyuluh Kehutanan Ahli
dengan Pendidikan Pasca Sarjana (S2
10
LAMPIRAN 3. CONTOH DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN AHLI PERTAMA
Nomor :
NO KETERANGAN PERORANGAN
1. Nama :
2. NIP :
3. Nomor Seri Kartu Pegawai :
4. Tempat dan Tanggal Lahir :
5. Jenis Kelamin :
6. Pendidikan yang diperhitungkan angka kreditnya :
7. Jabatan Penyuluh Kehutanan / TMT :
8. Masa kerja golongan lama :
9. Masa kerja golongan baru :
10. Unit Kerja :
11
1 2 3 4 5 6 7 8
I. UNSUR UTAMA
1. PENDIDIKAN
A. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar
1) Doktor
2) Pasca Sarjana
3) Sarjana/Diploma IV
B. Pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis di bidang
penyuluhan kehutanan dan memperoleh Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau Sertifikat
12
5) Menyusun programa penyuluhan
UNSUR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO
UNSUR, SUB UNSUR DAN BUTIR KEGIATAN INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
a. Kabupaten sebagai anggota
b. Provinsi sebagai anggota
c. Unit Kerja sebagai anggota
B. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Perorangan/Individu
Menyusun rencana kerja Tahunan Perorangan/individu
3. PELAKSANAAN PENYULUHAN KEHUTANAN
A. Penyusunan materi penyuluhan kehutanan
1) Menyusun materi dalam bentuk media cetak Brosur
2) Menyusun materi dalam bentuk media elektronik
VCD/DVD/CD
B. Penerapan metode penyuluhan kehutanan berdasarkan
Sasaran
1) Perorangan
a. Anjangsana
b. Konsultasi pemecahan masalah
c. Anjangkarya
2) Kelompok
a. Magang
b. Demonstrasi cara/hasil
13
c. Sarasehan sebagai peserta
d. Diskusi kelompok
(1) Fasilitator
(2) Peserta
3) Massal
Pameran
C. Pengorganisasian sasaran penyuluhan kehutanan
1) Kelembagaan kelompok
a. Memfasilitasi pembentukan kelompok
b. Melakukan pendampingan kegiatan kelompok
2) Kelembagaan korporasi
Melakukan pendampingan kegiatan korporasi
D. Pembangunan jejaring kerja/kemitraan obyek penyuluhan
Kehutanan
1) Membangun jejaring dengan lembaga pemerintah
Konsultasi
2) Membangun jejaring dengan lembaga swasta
Konsultasi
3) Membangun jejaring dengan lembaga swadaya
Masyarakat
Konsultasi
4. PENGEMBANGAN PENYULUHAN KEHUTANAN
Pengembangan kebijakan penyuluhan kehutanan :
1) Mengembangkan Kebijakan Penyuluhan Kehutanan
14
Menyiapkan konsep pengembangan kebijakan
penyuluhan kehutanan sebagai peserta
2) Mengembangkan Perencanaan Penyuluhan Kehutanan
a. Menyiapkan konsep pengembangan perencanaan
penyuluhan kehutanan
b. Mendiskusikan konsep pengembangan perencanaan
penyuluhan kehutanan sebagai peserta
3) Mengembangkan Prosedur Kerja Penyuluhan Kehutanan
a. Menyiapkan konsep pengembangan prosedur kerja
penyuluhan kehutanan
b. Mendiskusikan konsep pengembangan prosedur kerja
penyuluhan kehutanan sebagai peserta
4) Mengembangkan Metode baru Penyuluhan Kehutanan
Mendiskusikan konsep pengembangan metode baru
penyuluhan kehutanan sebagai peserta
5) Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi
a. Menyiapkan konsep pengembangan sistem monitoring
dan evaluasi penyuluhan kehutanan
UNSUR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO
UNSUR, SUB UNSUR DAN BUTIR KEGIATAN INSTANSI PENGUSUL TIM PENILAI
LAMA BARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
b. Mendiskusikan konsep pengembangan monitoring
dan evaluasi penyuluhan kehutanan sebagai peserta
15
5. PEMANTAUAN EVALUASI DAN PELAPORAN PELAKSANAAN
PENYULUHAN KEHUTANAN
16
3) Membuat karya tulis / karya ilmiah berupa tinjauan atau
ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang penyuluhan
kehutanan yang dipublikasikan
a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan
secara nasional
17
b. dalam bentuk makalah
C. Penyusunan ketentuan pelaksanaan/ketentuan teknis di
bidang penyuluhan kehutanan
Menyusun ketentuan pelaksanaan/ketentuan teknis di
bidang penyuluhan kehutanan
18
C. Keanggotaan dalam organisasi profesi di bidang penyuluhan
Kehutanan
19
Butir Kegiatan jenjang jabatan di atas/di bawah
1 2 3 4 5 6 7 8
NIP.
20
1. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan …..
2. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan …..
3. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan Pengembangan Profesi
4. Surat pernyataan telah melakukan kegiatan Penunjang
5. dan seterusnya
( jabatan )
………….,……………………
( Nama Penilai I )
NIP.
21
………….,……………………
(Nama Penilai II )
NIP.
22
23
24