Anda di halaman 1dari 5

PELATIHAN

PEMBENTUKAN PENGENDALI EKOSISTEM HUTAN (PEH)


TINGKAT AHLI ANGKATAN II

MATA PELATIHAN
MP 5. PENYIAPAN BAHAN PENGEMBANGAN
PENGENDALIAN EKOSISTEM HUTAN

Disusun Oleh :
Nama : Ulil Amri, S.Hut
NIP : 19840104 201101 1 005

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
PUSAT DIKLAT SDM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
BOGOR, NOVEMBER 2021
Program Pelatihan : Pelatihan Pembentukan PEH Tingkat Ahli Angkatan II
Materi Pokok : Penyiapan Bahan Pengembangan Pengendalian Ekosistem
Hutan

Komponen Deskripsi Uraian


Deskripsi Materi Pokok : Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan
memahami kegiatan-kegiatan penyiapan bahan pengembangan
pengendalian ekosistem hutan
Tujuan Hasil Pelatihan : Peserta mampu melaksanakan tugasnya sebagai tenaga
fungsional PEH tingkat ahli jenjang pertama sesuai dengan
butir-butir kegiatan yang telah ditetapkan.
Indikator Hasil Belajar : Peserta mampu melakukan kegiatan penyiapan bahan
pengembangan pengendalian ekosistem hutan
Ringkasan Materi : Pengendalian Ekosistem Hutan meliputi segala upaya yang
mencakup metode, prosedur, strategi dan tehnik dalam
pelaksanaan kegiatan:
a. Perencanaan hutan
b. Pemantapan kawasan
c. Pemanfaatan hasil hutan
d. Rehabilitasi hutan dan lahan
e. Pengelolaan DAS
f. Konservasi SDH

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi,


maka dalam pelaksanaan kegiatan tersebut juga perlu
mengalami pengembangan dalam artian proses, cara,
perbuatan mengembangkan untuk menjadikan lebih maju
(baik, sempurna, dsb).

Bagi seorang Pengendali Ekosistem Hutan pengembangan


tersebut meliputi tiga hal utama yaitu pengembangan
manajemen, pengembangan teknologi, dan pengembangan
kapasitas SDM. Ketiga hal tersebut kemudian menjadi satu
kesatuan sistem pengembangan untuk mewujudkan Pengendali
Ekosistem Hutan yang kompeten dan professional sesuai
dengan perkembangan zaman.

A. Pengembangan Manajemen
Pengembangan manajemen mencakup keseluruhan proses
manajemen mulai dari Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling (POAC), yang dalam pelaksanaannya diterapkan
dalam penyusunan/pengembangan kebijakan, program dan
kegiatan serta pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi.

Penyusunan/pengembangan kebijakan, program dan kegiatan


mencakup kebijakan internal yang bersifat mengikat para pihak
yang terkait dengan lembaga tersebut maupun Kebijakan
publik yang dibuat untuk mengatasi permasalahan tertentu,
untuk melakukan kegiatan tertentu atau untuk mencapai
tujuan tertentu yang berkenaan dengan kepentingan dan
manfaat orang banyak.

Kebijakan publik tersebut dapat berupa peraturan perundang-


undangan yang terkodifikasi secara formal dan legal maupun
pernyataan pejabat publik di depan publik, baik itu yang
bersifat umum dengan substansi materi bersifat kompleks dan
strategis maupun kebijakan yang bersifat teknis operasional
yang menjabarkan kebijakan umum tersebut.

Penyusunan/pengembangan kebijakan, program dan kegiatan


ditempuh melalui tahapan:
a. penetapan isu kebijakan publik
b. Pembentukan tim penyusun formulasi kebijakan publik
c. Penyusunan pra kebijakan
d. Proses (dialog) publik
e. Perumusan draf final
f. Pengesahan

Dalam siklus pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan


mulai dari Inputs (masukan) kemudian Proses dan Outputs
(keluaran) diperlukan Feed back (umpan balik) agar Outcomes
(hasil), Benefit (manfaat), Impact (dampak) sesuai dengan
tujuan awal dari disusunnya suatu kebijakan, program dan
kegiatan.

Disinilah peran dari pengembangan Sistem Monitoring dan


Evaluasi. Monitoring bertujuan untuk mengamati dan
mengendalikan pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan
umpan balik secara berkala atau terus-menerus agar
pelaksanaanya tetap sesuai dengan rencana. Informasi yang
diperoleh dari hasil monitoring berupa:
a. waktu, cara, sarana dan hasil pelaksanaan,
b. masalah yang dihadapi dan penyebabnya,
c. upaya pemecahan masalah

Dari hasil monitoring tersebut kemudian dilakukan penilaian


atau evaluasi untuk membandingkan hasil dan dampak yang
direncanakan dari setiap kegiatan dan atau dari seluruh
kegiatan, karena tanpa penilaian, kita tidak mempunyai
gambaran tentang hasil dan manfaat kegiatan yang diperlukan,
untuk merencanakan kegiatan selanjutnya.

B. Pengembangan Teknologi (Instrumen)


Instrumen/ teknologi dikembangkan sebagai sarana dan
prasarana pendukung baik itu berupa perangkat lunak dalam
bentuk sebuah sistem operasional maupun perangkat keras
dalam bentuk teknologi tepat guna.

Pengembangan suatu sistem operasional bertujuan untuk:


a. Memecahkan permasalahan
b. Memenuhi instruksi yang diberikan; atau
c. Meraih kesempatan baru

Harapannya, setelah pengembangan suatu sistem baru, akan


menghasilkan:
a. Peningkatan kinerja yang menjadi lebih efektif
b. Peningkatan kualitas informasi yang didapatkan
c. Peningkatan keuntungan atau penurunan biaya
d. Peningkatan terhadap efisiensi operasi
e. Peningkatan terhadap pelayanan

Karenanya, dalam perumusan sistem tersebut harus


mengandung nilai-nilai pembaharuan dan nilai-nilai
penyempurnaan atau perbaikan.

Pengembangan sistem tersebut harus diiringi dengan


pengembangan teknologi tepat guna yang aplikatif di lapangan.
Teknologi tepat guna tersebut yaitu teknologi yang tepat untuk
mengatasi masalah yang dihadapi dengan menggunakan
sumber daya yang sesuai atau tersedia di lapangan. Umumnya
berupa peralatan yang relatif sederhana, mudah dibuat dan
dioperasikan. Teknologi tepat guna haruslah menerapkan
metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan
berdampak polutif minimalis. Ciri dari teknologi tersebut
adalah:
a. Dapat dioperasikan dengan mudah oleh masyarakat
yang masih rendah taraf ketrampilannya
b. Prasarana dan sarana pendukung pengoperasian
tersedia dengan mudah
c. Dalam penerapannya, sangat memperhatikan
keseimbangan dan keserasian dengan lingkungan, serta
kemampuan ekonomi masyarakat

C. Pengembangan kapasitas SDM


Setelah adanya manajemen yang kokoh dan teknologi yang
tepat guna, diperlukan SDM yang mumpuni untuk
menjalankannya. Pengembangan SDM bertujuan untuk
mengembangkan potensi SDM yang ada agar dapat digunakan
secara maksimal meliputi:
a. Kemampuan dasar yaitu tingkat inteligensia,
kemampuan abstraksi, logika dan daya tangkap
b. Sikap kerja yaitu ketekunan, ketelitian, tempo kerja,
daya tahan terhadap stress; dan
c. Kepribadian yaitu pola menyeluruh semua kemampuan,
perbuatan serta kebiasaan seseorang baik jasmani,
rohani, mental dan spiritual (motivasi, toleransi, emosi,
ambisi) seseoran.

Upaya pengembangan tersebut dapat ditempuh melalui jalur


pendidikan formal (S1/S2/S3 dan D4/Sp1/Sp2) ataupun melalui
non pendidikan seperti kegiatan diklat, magang, studi banding
dan kunjungan kerja.
Pernah melakukan : 1. Tim penyusun Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat
kegiatan yang sesuai Nmor 74 Tahun 2020 tentang Tata Cara Bagi Hasil
materi pokok Pemanfaatan Hutan
2. Tim penyusun Rancangan Peraturan Gubernur Nusa
Tenggara Barat tentang Prosedur Pelaksanaan Monitoring
Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan
Yang Belum dipahami : Belum ada
terkait materi pokok

Anda mungkin juga menyukai