Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perdagangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kegiatan
perekonomian suatu negara. Giatnya aktivitas perdagangan suatu negara menjadi
indikasi tingkat kemakmuran masyarakatnya serta menjadi tolok ukur tingkat
perekonomian negara itu sendiri. Sehingga bisa dibilang perdagangan merupakan urat
nadi perekonomian suatu negara. Melalui perdagangan pula suatu negara bisa
menjalin hubungan diplomatik dengan negara tetangga sehingga secara tidak
langsung perdagangan juga berhubungan erat dengan dunia politik.Sektor
perdagangan berbasis pertanian (agribisnis ) merupakan tulang punggung
perekonomian nasional dan sumber penghidupan sebagian besar rakyat Indonesia.
Kebutuhan tenaga kerja terapan merupakan salah satu factor penting bagi
pengembangan agribisnis untuk menghdapi tantangan masa depan berupa era
globalisasi dan perdagangan bebas. Ketersediaan tenaga kerja terapan yang sudah
mempunyai pemahaman terhadap nilai-nilai kearifan lokal diharapkan dapat
memperkuat kemandirian perekonomian dikancah nasional dan internasional
Agribisnis berbasis pangan lokal memerlukan bahan baku berupa hasil
pertanian yang sesuai untuk diproses menjadi produk pangan. Hasil pertanian yang
berasal dari produksi setempat akan mempermudah produsen agroindustri
memperolehnya. Disamping lebih dekat sumber bahan bakunya, harganya bisa lebih
murah dibanding membeli bahan baku dari daerah lain yang lokasinya lebih jauh.
bahwa produksi pertanian setempat mencukupi untuk bahan baku agribisnis yang ada
di wilayah tersebut. Perjalanan sebuah kegiatan ekonomi pada akhirnya bermuara
pada konsumsi produk yang dihasilkan.Dalam hal ini peran perdagangan yang
menjembatani proses produksi dan konsumsinya sangat penting. Bahkan pada
umumnya marjin keuntungan terbesar dari suatu proses agribisnis adalah pada
tahapan perdaganganDalam ekonomi modem saat ini, barang konsumsi dan modal
bisnis dapat dengan mudah diperdagangkan antar negara.

1
perdagangan muncul akibat perbedaan sumber daya yang dimiliki setiap
individu di dunia. Dengan asumsi bahwa seluruh faktor produksi domestik seperti
lahan, tenaga kerja, dan modal adalah konstan, maka suatu negara yang memiliki
sumberdaya melimpah akan memperoleh keuntungan dengan mengekspomya ke
negara lain, serta mengimpor sumberdaya yang langka dari negara lain . Dunia
agribisnis Indonesia telah lama dikembangkan dengan model keunggulan komparatif
tersebut. Dengan tingkat harga yang harga yang lebih murah dari yang bisa dihasilkan
oleh negara lain, komoditas agribisnis Indonesia dianggap telah mampu bersaing di
pasar intemasional.
Namun seiring dengan perkembangan ekonomi dunia yang semakin
menglobal, untuk mampu bertahan di perdagangan intemasional, kegiatan agribisnis
di suatu negara tidak lagi hanya bisa mengandalkan faktor produksi domestik semata.
Dengan demikian diperlukan
strategi yang lebihj itu untuk tetap eksis dan, jika mungkin, meningkatkan peran
agribisnis Indonesia dalam perdagangan intemasional.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasar pada latar belakang diatas yaitu :
1.2.1. Apa itu Perdagangan ?
1.2.2 Apa itu Agribisnis ?
1.2.3 Bagaimana Perdagangan dalam Agribisnis ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Adapun tujuan dan kegunaan penelitian dalam makalah ini yakni :
13.1 untuk memenuhi tugas mata kuliah agribisnis syariah
1.3.2 untuk menambah wawasan bagi para pembaca
1.3.3 untuk menambah referensi

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perdagangan


Perdagangan adalah transaksi komersial yang melibatkan penjualan dan
pembelian terhadap barang, jasa atau informasi. Dalam perdagangan, ada yang
namanya rahasia dagang, yaitu informasi yang penting bagi bisnis atau perusahaan
dan tidak diketahui oleh publik. Rahasia dagang adalah istilah yang seringkali
digunakan untuk melindungi informasi yang memiliki nilai komersial. Rahasia
dagang bisa termasuk, misalnya, suatu metode atau teknik yang akan memberi sebuah
bisnis atau perusahaan suatu keunggulan terhadap para pesaingnya.Ada beberapa
pengertian perdagangan menurut para ahli :
a. Marwati Djoened
Perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang mengaitkan antara para produsen
dan konsumen. Sebagai kegiatan distribusi, perdagangan menjamin peredaran,
penyebaran, dan pemyediaan barang melalui mekanisme pasar
b. Eeng Ahman & Epi Indriani
Perdagangan adalah kegiatan tukar - menukar atau transaksi jual beli antara
dua pihak atau lebih
c. Ranti Fauza Mayana
Perdagangan adalah sektor jasa yang emnunjang kegiatan ekonomi
antaranggota masyarakat dan antarbangsa
d. Bambang Utoyo
Perdagangan merupakan proses tukar menukar barang dan jasa dari suatu
wilayah dengan wilayah lainnya. kegiatan sosial ini muncul karena adanya perbedaan
kebutuhan dan sumber daya yang dimiliki
e. Bambang Prishardoyo, Agus Trimarwanto & Shodiqin
Pedagangan merupakan salah satu jenis kegiatan perusahaan karena
menggunakan faktor - faktor produksi (sumber daya) untuk menyediakan atau
meningkatkan pelayanan umum

3
2.2 Pengertian Agribisnis
Agribisnis merupakan sistem pertanian yang saling terkait mulai dari sistem
hulu sampai dengan sistem hilir yang memanfaatkan sumber daya yang ada dengan
tujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Industri hulu adalah sektor
yang memproduksi alat-alat dan mesin pertanian serta industri sarana produksi yang
digunakan dalam proses budidaya pertanian. Sementara industri hilir merupakan
industri yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan baku atau barang yang siap
dikonsumsi atau merupakan industry pascapanen dan pengolahan hasil pertanian.
Adapun kelima mata rantai atau subsistem tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Subsistem Penyediaan Sarana Produksi
Sub sistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan dan
penyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi,
teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani
memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.
b. Subsistem Usahatani atau proses produksi
Sub sistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani
dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan
ini adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani
dalam rangka meningkatkan produksi primer. Disini ditekankan pada usahatani yang
intensif dan sustainable (lestari), artinya meningkatkan produktivitas lahan
semaksimal mungkin dengan cara intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah
pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan
usahatani yang berbentuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya
produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar
dalam artian ekonomi terbuka
c. Subsistem Agroindustri/pengolahan hasil
Lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat
petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen

4
produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk
menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut. Dengan
demikian proses pengupasan, pembersihan, pengekstraksian, penggilingan,
pembekuan, pengeringan, dan peningkatan mutu.
d. Subsistem Pemasaran
Sub sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan
agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini
adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada
pasar domestik dan pasar luar negeri.
e. Subsistem Penunjang
Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang
meliputi : Perbankan/perkreditan, kelompok tani, koperasi Agribisnis dan BUMN .

2.3 Perdagangan dalam Agribisnis


Sektor perdagangan berbasis pertanian (agribisnis ) merupakan tulang
punggung perekonomian nasional dan sumber penghidupan sebagian besar rakyat
Indonesia. Kebutuhan tenaga kerja terapan merupakan salah satu factor penting bagi
pengembangan agribisnis untuk menghdapi tantangan masa depan berupa era
globalisasi dan perdagangan bebas. Ketersediaan tenaga kerja terapan yang sudah
mempunyai pemahaman terhadap nilai-nilai kearifan lokal diharapkan dapat
memperkuat kemandirian perekonomian dikancah nasional dan internasional
Dalam Al-quran, perdagangan dijelaskan dalam tiga bentuk, yaitu tijarah
(perdagangan), bay’ (menjual) dan Syira’ (membeli). Selain istilah tersebut masih
banyak lagi istilah-istilah lain yang berkaitan dengan perdagangan, seperti dayn,
amwal, rizq, syirkah, dharb, dan sejumlah perintah melakukan perdagangan global
(QS. Al-Jum’ah : 9
Pada hakikatnya dalam sebuah perdagangan di kenalnya pasar dan Landasan
dalam perniagaan adalah pasar. Aturan yang paling mendasar untuk menegakkan
yang benar dan yang salah dalam perniagaan adalah menurut fiqh yang bersumber al-

5
quran dan sunnah kepada contoh ilmu dan amal dimulai masa Rasulullah salallahu
alaihi wassalam dan tiga generasi awal yang terbaik. Pasar adalah tempat dimana
terjadi jual beli barang dan jasa. Pasar adalah tempat umum bagi khalayak. Pasar
tidak dimiliki, namun setiap orang yang datang berhak menggunakan lapaknya, dan
berjual beli sampai malam.
Kebebasan pasar adalah hal pokok dalam membahas perniagaan. Sayangnya
pernyataan `kebebasan pasar` telah dicemari oleh para ekonom-ribawi. Perbedaan
terpenting pasar bebas Islam dan pasar kapitalistik adalah hal seperti bunga, pasar
uang, surat hutang, kredit berbunga,bursa efek dianggap sebagai bagian kebebasan
pasar maka bagi kita umat Islam riba adalah pelanggaran dan ketidak adilan yang
dilarang oleh Allah dan rasulnya.
Dengan kata lain riba menghancurkan kebebasan. Dalam pasar bebas Islam
diperlukan alat tukar yang bebas dipilih oleh khalayak – perlu di ingat bahwa aspek
terpenting dalam Islam adalah saling ridha (antarodhin). Riba, paksaan, hak istimewa,
pajak, monopoli, semuanya meluluhlantakan hakikat kebebasan pasar .
Sebagaimana dalam Alquran surah An-nisa (29)

‫اض ِم ْن ُك ْم َو ََل ت َ ْقتُلُوا‬ٍ ‫ع ْن ت ََر‬ َ ً ‫ارة‬ ِ َ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ََل ت َأ ْ ُكلُوا أ َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم ِب ْالب‬
َ ‫اط ِل ِإ ََّل أ َ ْن ت َ ُكونَ تِ َج‬
‫َّللاَ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬َّ ‫س ُك ْم إِ َّن‬َ ُ‫أ َ ْنف‬
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
Batil artinya menurut jalan yang salah. Bentuk-bentuk harta yang batil itu
dalam perdagangan adalah, seperti:
a. Korupsi

6
b. Tidak sesuainya mutu barang dagangan dengan harga penjualan yang tinggi,
sehingga merugikan sipembeli
c. Mengurangi mutu barang dengan harga barang yang mutunya bagus.
d. Dll
QS Al-Muthaffifin ayat 1-3

ُ ‫) َو ِإذَا َكالُو ُه ْم أ َ ْو َوزَ نُو‬2( َ‫اس َي ْست َْوفُون‬


(3) ‫ه ْم‬ َ ‫َو ْي ٌل ِل ْل ُم‬
َ ‫) الَّذِينَ ِإذَا ا ْكت َالُوا‬1( َ‫ط ِففِين‬
ِ َّ‫علَى الن‬
َ‫ي ُْخس ُِرون‬

Artinya :

“(1)Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,(2) (yaitu) orang-orang yang


apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,(3) dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”

2.3.1 Etika Perdagangan Islam


Adapun Etika yang harus di miliki dalam sebuah perdagangan Adalah
1. Shidiq (Jujur)
Seorang pedagang wajib berlaku jujur dalam melakukan usaha jual beli. Jujur dalam
arti luas. Tidak berbohong, tidak menipu, tidak mcngada-ngada fakta, tidak
bekhianat, serta tidak pernah ingkar janji dan lain sebagainya. Karena berbagai
tindakan tidak jujur selain merupakan perbuatan yang jelas-jelas berdosa, –jika biasa
dilakukan dalam berdagang– juga akan mewarnal dan berpengaruh negatif kepada
kehidupan pribadi dan keluarga pedagang itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sikap
dan tindakan yang seperti itu akan mewarnai dan mempengaruhi kehidupan
bermasyarakat.
2. Amanah (Tanggungjawab)
Setiap pedagang harus bertanggung jawab atas usaha dan pekerjaan dan atau
jabatan sebagai pedagang yang telah dipilihnya tersebut. Tanggung jawab di sini
artinya, mau dan mampu menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat yang memang

7
secara otomatis terbeban di pundaknya. Berdagang, berniaga dan ataujual beli juga
merupakan suatu pekerjaan mulia, lantaran tugasnya antara lain memenuhi kebutuhan
seluruh anggota masyarakat akan barang dan atau jasa untuk kepentingan hidup dan
kehidupannya. Dengan demikian, kewajiban dan tanggungjawab para pedagang
antara lain: menyediakan barang dan atau jasa kebutuhan masyarakat dengan harga
yang wajar, jumlah yang cukup serta kegunaan dan manfaat yang memadai. Dan oleh
sebab itu, tindakan yang sangat dilarang oleh Islam –sehubungan dengan adanya
tugas, kewajiban dan tanggung jawab dan para pedagang tersebut– adalah menimbun
barang dagangan.
3. Tidak Menipu
Dalam suatu hadits dinyatakan, seburuk-buruk tempat adalah pasar. Hal ii
lantaran pasar atau termpat di mana orang jual beli itu dianggap sebagal sebuah
tempat yang di dalamnya penuh dengan penipuan, sumpah palsu, janji palsu,
keserakahan, perselisihan dan keburukan tingkah polah manusia lainnya Sementara
itu, apa yang kita alami selama ini, jual beli, perdagangan dan atau perniagaan di
zaman sekarang –terutama di pasar-pasar bcbas– tidak banyak lagi diketemukan
orang yang mau memperhatikan etiket perdagangan Islam. Bahkan nyaris, setiap
orang –penjual maupun pembeli– tidak mampu lagi membedakan barang yang halal
dan yang haram

4. Menepati Janji
Seorang pedagang juga dituntut untuk selalu menepati janjinya, baik
kepada para pembeli maupun di antara sesama pedagang, terlebih lagi tentu saja,
harus dapat menepati janjinya kepada Allah SWT.Janji yang harus ditepati oleh para
pedagang kepada para pembeli misalnya; tepat waktu pengiriman, menyerahkan
barang yang kwalitasnya, kwantitasnya, warna, ukuran dan atau spesifikasinya sesuai
dengan perjanjian semula, memberi layanan puma jual, garansi dan lain sebagainya.
Sedangkan janji yang harus ditepati kepada sesama para pedagang misalnya;
pembayaran dengan jumlah dan waktu yang tepat

8
Dalam sebuah perdagangan hal yang paling baik bukan masalah harga yang
diatur sesuai mekanisme pasar, namun status kehalalan barang yang dijual adalah
lebih utama. Dengan konsep perdagangan syariah, konsumen yang sebagian besar
masyarakat awam akan merasa terlindungi dari pembelian barang dengan tidak
sengaja yang mengandung unsur haram yang terkandung di dalamnya. Barang-barang
yang dijual dengan perdagangan syariah juga diperoleh dengan cara tidak melanggar
hukum diantaranya bukan barang selundupan, memiliki izin SNI dan sebagian lagi
memiliki label halal.
2.3.2 . Perdagangan yang Dilarang
Ada beberapa perdagangan yang dilarang dalam Agama diantaranya :
1. Perdagangan melalui Al-Hadir-Libad
Ada beberapa orang bekerja sebagai agen-agen penjualan hasil panen dan
semua hasil panen dijual melalui mereka. Mereka memperoleh keuntungan baik dari
penjual maupun dari pembeli dan seringkali mencabut keuntungan sebenarnya yang
harus diterima petani dan kepada para pembeli tidak diberi harga yang benar dan
wajar
2. Perdagangan dengan cara Munabazah
Dalam perdagangan secara munabazah, seseorang menjajakan pakaian yang
dia miliki untuk dijual kepada orang lain dan penjualan tersebut menjadi sah,
meskipun orang tersebut tidak memegang atau melihat barang tersebut. Berarti bahwa
penjual langsung melemparkan barang kepada pembeli dan penjualan itu sah.
Pembeli tidak ada kesempatan untuk memeriksa pakaian tersebut atau harganya. Ada
kemungkinan penipuan atau kecurangan atau penggmbaran yang keliru dalam bentuk
perdagangan seperti ini
3. Perdagangan dengan cara Mulamasah
Dalam perdangangan secara mulamasah, seseorang menjual sebuah pakaian
dengan boleh memegang tapi tanpa perlu membuka atau memeriksanya
4. Perdagangan dengan cara Al-Hasat

9
Dalam bentuk perdagangan seperti ini, penjual akan menyampaikan kepada
pembeli bahwa apabila pembeli melemparkan pecahan-pecahan batu kepada penjual,
maka penjualan akan dianggap sah.
5. Perdagangan dengan cara muzabanah
Dalam bentuk perdagangan ini, buah-buahan ketika masih di atas pohon
sudah ditaksir dan dijual sebagai alat penukar untuk memeperoleh kurma dan anggur
kering, atas sederhananya menjual buah-buahan segar untuk memperoleh buah-
buahan kering
6. Najsh
Sederhananya, najsh itu bermakna terjadinya sesuatu kenaikan harga karena
seseorang telah mendengar bahwa harga barang tersebut telah naik, lalu membelinya
tetapi tidak karena ingin membelinya melainkan karena ingin menjualnya kembali
dengan menetapkan harga yang lebih tinggi, atau berminat terhadap barang yang
dijual dengan tujuan untuk menipu orang lain

10
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
. Pada hakikatnya dalam sebuah perdagangan di kenalnya pasar dan Landasan
dalam perniagaan adalah pasar. Aturan yang paling mendasar untuk menegakkan
yang benar dan yang salah dalam perniagaan adalah menurut fiqh yang bersumber al-
quran dan sunnah . Sektor perdagangan berbasis pertanian (agribisnis ) merupakan
tulang punggung perekonomian nasional dan sumber penghidupan sebagian besar
rakyat Indonesia. Kebutuhan tenaga kerja terapan merupakan salah satu factor
penting bagi pengembangan agribisnis untuk menghdapi tantangan masa depan
berupa era globalisasi dan perdagangan bebas.
3.2 Saran
menyarankan kepada pembaca untuk memberi masukan yang membangun
kepada penulis atas kekurangan demi kesempurnaan makalah ini .

11
DAFTAR PUSTAKA

A.M Saefuddin, Dr. Ekonomi Dan Masyarakat Dalam Perspektif Islam, Jakarta:
Rajawali pers, 1987
http://agribisnis.umm.ac.id/id/umm-news-2489-bidang-ilmu-agribisnis-apa-itu
agribisnis-.html (diakses pada 30 Oktober 2018)
https://www.researchgate.net/publication/317643496 (diakses pada 30 Oktober 2018)
Mannan, Abdul. Dr 1995. Teori Dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT Dana
Bhakti Wakaf.

12

Anda mungkin juga menyukai