Menurut Assauri (2008:105), proses produksi dapat diasumsikan sebagai cara, metode atau teknik
untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-
sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada. Dalam industri modern saat ini (yang berada
dalam persaingan global yang kompetitif), aktivitas bukan hanya kegiatan mentransformasikan input
menjadi output, tetapi dipandang sebagai penciptaan nilai tambah, dimana setiap aktivitas dalam
proses produksi harus memberikan nilai tambah. Pemahaman terhadap nilai tambah ini penting agar
setiap aktivitas produksi dapat menghindari pemborosan. Menurut Gaspersz (1997:167), pemahaman
terhadap konsep nilai tambah dan pemborosan adalah sangat penting dalam proses produksi, agar
efisiensi yang merupakan tujuan utama dari setiap aktivitas berproduksi dapat tercapai dan dipahami
secara rasional oleh pihak manajemen perusahaan. Dengan demikian, produksi dapat dikatakan
sebagai suatu aktivitas dalam perusahaan industri berupa penciptaan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dari input menjadi output secara efektif dan efisien.
Dalam pengertian sederhana pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan
pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu.
Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk
memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. Pada umumnya
suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi
pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi. Istilah pasar pada
awalnya diperuntukkan bagi suatu tempat di mana barang-banrang diperdagangkan. Pasar Senen di
Jakarta atau Pasar Mercu Buana di Medan merupakan contoh modern tentang pasar di zaman ini, dan
kebanyakan kota memiliki pasar-pasar semacam ini. Dalam pengertian modern, pasar merujuk pada
situasi mana pun di mana pembeli dan penjual dapat menegosiasikan pertukaran komoditi. Dalam
pandangan Islam pasar merupakan wahana ekonomi yang ideal, secara teoritik maupun praktikal
pasar memiliki beberapa kelemahan, misalnya: mengabaikan distribusi pendapatan dan keadilan,
adanya kegagalan pasar, ketidaksempurnaan persaingan, dan lain-lain.4 Oleh karenanya, kita harus
menempatkan pasar secara proposional dalam perekonomian dan kemudian memperbaiki dan
melengkapi kekurangan-kekurangannya. Drs. Muhammad dalam bukunya Ekonomi Mikro dalam
Perspektif Islam (2003) dikatakan Islam dalam bidang struktur pasar lebih menekankan pada aspek
kebebasan dan jiwa kerja sama. Kebebasan ekonomi adalah pilar pertama dalam struktur pasar Islami.
Kebebasan ini berdasarkan pada ajaran Islam, yang meliputi pertanggungjawaban dan kebebasan5.
Ajaran Islam berusaha untuk menciptakan suatu keadaan pasar yang dibingkai oleh nilai-nilai syariah,
meskipun tetap dalam suasana yang bersaing. Dengan kata lain konsep Islam tentang pasar yang ideal
adalah perfect competition market plus, yaitu plus nilai-nilai syariah Islam.
Pasar Output
Dalam kapitalisme pasar dianggap sebagai mekanisme yang dapat menyelesaikan semua
persoalan ekonomi. Dalam konsep dasarnya pasar tidak boleh diganggu atau diintervesi oleh
siapapun, termasuk oleh pemerintah. Kapitalisme menganggap pasar secara otomatis akan menjawab
dan mengatur semua persoalan ekonomi dengan harmonis. Sosialisme berpandangan sebaliknya, yaitu
peranan pasar harus ditiadakan. Sosialisme menganggap bahwa pasar akan menjadi alat bagi para
pemilik modal untuk mengeksploitasi para buruh. sebagai alokasi dan distribusi sumber daya ekonomi
dengan menempatkan pasar pada posisi yang proporsional. menganggap pasar sebagai tempat
perniagaan yang halal (sah/legal) dan baik, sehingga secara umum merupakan mekanisme perniagaan
yang paling ideal. Berikut di bawah ini beberapa macam pasar yang masuk dalam kategori pasar
output beserta contohya:
1. Pasar Barang
Pasar barang adalah pasar yang menjual produk dalam bentuk barang. Pasar barang dapat
dibagi lagi menjadi dua macam, yakni :
a. Pasar Barang Nyata/Riil Pasar barang nyata adalah pasar yang menjual produk dalam
bentuk barang yang bentuk dan fisiknya jelas. Contohnya adalah pasar Angso Duo,
pasar malam, pasar kaget, dan lain-lain.
b. Pasar Barang Abstrak Pasar barang abstrak adalah pasar yang menjual produk yang
tidak terlihat atau tidak riil secara fisik. Contoh jenis pasar ini adalah pasar komoditas
/ komoditi yang menjual barang semu seperti pasar karet, pasar tembakau, pasar
timah, pasar kopi dan lain sebagainya.
Jasa adalah pasar yang menjual produknya dalam bentuk penawaran jasa atas suatu
kemampuan. Jasa tidak dapat dipegang dan dilihat secara fisik karena waktu pada saat
dihasilkan bersamaan dengan waktu mengkonsumsinya. Contoh pasar jasa seperti pasar
tenaga kerja, Rumah Sakit yang menjual jasa untuk Kesehatan masyarakat, Ojek yang
menawarkan jasa transportasi sepeda motor, dan lain sebagainya.
4. Pasar Input
Pasar Input Seperti kita ketahui bahwa untuk dapat melakukan kegiatan produksi, diperlukan
factor-faktor produksi, karena faktor produksi tidak dimiliki oleh rumah tangga perusahaan,
berarti untuk penyediaan faktor produksi harus melalui jual-beli faktor produksi. Dari
kebutuhan tersebut terbentuklah pasar faktor produksi. Pasar faktor produksi dalam Ilmu
Ekonomi diartikan keseluruhan penawaran dan permintaan faktor-faktor produksi yang
terdapat dalam suatu daerah/wilayah tertentu. ada beberapa hal yang membedakan dengan
pasar barang. Perbedaan tersebut di antaranya :
Menurut Iskandar Putong, yang dikutip oleh Muhammad dalam bukunya Ekonomi Mikro
dalam Perspektif Islam (2003) produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi (input)
dan hasil produksi (output). Hal ini berarti bahwa produksi hanya bisa dilakukan dengan
menggunakan faktor produksi dimaksud. Bila faktor produksi tidak ada maka tidak ada proses
produksi. Produksi yang dihasilkan dengan menggunakan faktor alam disebut dengan
produksi alami. Begitu juga dengan faktor yang lain.
Setiap proses produksi selalu membutuhkan faktor produksi (input) untuk menghasilkan
output tertentu. Faktor produksi (input) juga mempunyai harga sebagaimana output, sehingga
penggunaan input merupakan komponen dalam proses pencapaian keuntungan maksimum
(profit maximization). Pada persaingan sempurna baik pasar faktor maupun pasar output, nilai
𝑃 dan 𝑟 adalah konstan.
VMP merupakan hubungan antara harga input dan jumlah input yang dipergunakan oleh suatu
produsen.
Garis isocost tidak selalu merupakan kendala pada teori produksi, berbeda pada teori
konsumsi dimana budget line selalu merupakan kendala.
Permintaan pasar faktor produksi tidak sama dengan penjumlahan horisontal permintaan
individual faktor produksi.
2. Persaingan Sempurna pada Pasar Faktor dan Monopoli Pada Pasar Produk
3. Monopsoni pada Pasar Faktor
1. Dalam pasar monopoli hanya terdapat satu produsen/penjual saja, sedangkan dalam pasar
monopsoni hanya ada satu pembeli saja.
2. Analisis pada monopsonis serupa pada monopolis. Karena adanya efisiensi dalam
penggunaan faktor produksi dan letak geografi serta sarana dan pra sarana komunikasi yang
kurang memadai dapat menimbulkan monopsoni pada pasar faktor
3. Perusahaan pada pasar faktor persaingan sempurna berperan sebagai price taker, sedangkan
monopsonis pada factor berperan sebagai price maker.
Faktor produksi alam adalah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta yang dapat digunakan
dalam proses produksi. Faktor produksi ini merupakan pemberian Tuhan yang sudah ada sejak beribu-
ribu tahun lalu. Oleh karena itu, faktor produksi alam sering pula disebut sebagai faktor produksi asli.
Faktor yang termaksuk di dalamnya adalah tanah, air, sinar matahari, udara, dan barang tambang.
Dalam produksi suatu barang tanah merupakan sumber daya alam yang memiliki peranan yang sangat
penting karena merupakan tempat dan asal dari sumber daya alam lainnya. Hampir semua kegiatan
produksi yang dilakukan perusahaan menggunakan tanah, setidaknya tanah digunakan sebagai tempat
berdirinya perusahaan tersebut. Dalam pembahasan faktor produksi sumber daya alam lebih
ditekankan kepada istilah faktor produksi tanah. Harga dan jumlah permintaan terhadap tanah
berbeda-beda tergantung perbedaan lokasi/letak, kesuburan, dan banyaknya bentang tanah yang akan
digunakan.Seiring perkembangan industri yang semakin cepat, kebutuhan terhadap faktor produksi
tanah juga semakin meningkat. Sementara di sisi lain persediaan tanah yang terbatas dan cenderung
tetap, sementara permintaan yang selalu bertambah. Hal ini berdampak terhadap semakin tingginya
harga ataupun sewa tanah. Berdasarkan permasalahan-permasalahan itu, terdapat karakteristik tanah
yang tidak ada pada faktor produksi lainnya, antara lain:
1. Ketersediaan tanah yang tetap dan cenderung terbatas
2. Letaknya tidak bisa dipindahkan
3. Tidak ada biaya produksi untuk tanah
Pasar tanah didefenisikan sebagai pasar yang mempertemukan permintaan dan penawaran faktor
produksi tanah untuk melaksanakan transaksi jual-beli tanah. Harga tanah pada pasar ini akan
terbentuk apabila terjadi keseimbanagan antara penawaran dan permintaan terhadap tanah tersebut.
Jumlah tanah terbatas sehingga penawarannya tetap, sedangkan permintaan akan tanah cenderung
meningkat dari waktu ke waktu, terutama untuk kriteria tanah yang subur. Karena itu kurva
penawaran tanah bersifat inelastik sempurna (berbentuk garis lurus). Bila ditunjukkan dengan grafik
akan tampak seperti pada gambar berikut ini.
Berdasarkan gambar di atas kurva S merupakan kurva penawaran faktor produksi tanah yang bersifat
inelastis sempurna, sedangkan kurva D1, D2, dan D3 adalah kurva permintaan terhadap tanah. Dari
kurva terlihat bahwa bergesernya kurva D1 ke D2 dan ke D3 maka harga tanah akan mengalami
kenaikanApabila permintaan faktor produksi tanah terus meningkat, maka harga pasar tanah juga akan
terus meningkat.
Balas jasa atau pendapatan yang diterima oleh pemilik tanah disebut juga sebagai sewa tanah.
Pengertian sewa dalam hal ini berbeda dengan pengertian sewa secara umum. Berikut ini beberapa
teori yang menjelaskan mengenai sewa tanah (Dinar & M. Hasan, 2018).
1. Teori sewa tanah Kaum Physiokrat
Menurut kaum Physiokrat tanah memiliki kesuburan asli yang menimbulkan adanya sewa
tanah. Kesuburan tanah yang asli menghasilkan hasil bersih (product net) yang dibagi kepada
pemilik tanah sebagai sewa tanah.
2. Teori sewa tanah David Ricardo
Menurut Ricardo sewa tanah timbul karena keterbatasan tanah yang subur. Tanah yang subur
akan memberi keuntungan yang lebih karena tidak perlu terlalu diolah sehingga biaya
pengolahan tanah bisa dikurangiSewa tanah yang diberikan kepada pemilik tanah merupakan
sebagian dari perbedaan keuntungan tersebut. Jadi sewa tanah ini merupakan yang diferensiil;
karena dihasilkan dari perbedaanletak dan kesuburan tanah yang dipakai untuk produksi
3. Teori sewa tanah Von Thunen.
Menurut Thunen teori sewa tanah David Ricardo memiliki kekurangan sehingga
disempurnakan oleh Thunen yaitu dengan memasukkan pengaruh jarak tanah dari pasar.
Menurut teori Thunen tanah subur yang jaraknya dekat dengan pasar akan beda harganya
dengan yang jauh dari pasar, karena semakin jauh jaraknya dari pasar maka biaya
transportasinya juga akan semakin mahal.
Pasar Faktor Produksi Modal
Faktor produksi modal merujuk pada semua jenis peralatan, mesin, dan fasilitas fisik yang
digunakan dalam produksi barang atau jasa. Faktor ini juga dikenal sebagai modal atau aset modal.
Beberapa contoh dari faktor produksi modal termasuk bangunan pabrik, peralatan produksi dan
kendaraan pengangkut.
Faktor produksi modal sangat penting dalam produksi karena memungkinkan perusahaan
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya. Dengan menggunakan peralatan yang lebih baik
dan lebih canggih, perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak barang atau jasa dalam waktu yang
lebih singkat. Ini dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dan membantu mengurangi biaya
produksi dalam jangka panjang. Selain itu, faktor produksi modal juga dapat mempengaruhi kualitas
produk dan layanan yang dihasilkan oleh perusahaan. Peralatan dan fasilitas yang lebih baik dapat
membantu perusahaan menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik dan lebih konsisten. Hal
ini dapat membantu perusahaan membangun citra merek yang kuat dan meningkatkan kepuasan
pelanggan. Namun, investasi dalam faktor produksi modal juga membutuhkan biaya yang signifikan.
Perusahaan harus mempertimbangkan biaya peralatan, biaya perawatan, dan biaya penggantian ketika
membuat keputusan untuk menginvestasikan modal dalam produksi. Oleh karena itu, perusahaan
harus melakukan perhitungan yang cermat untuk menentukan apakah investasi dalam faktor produksi
modal akan menghasilkan keuntungan yang memadai dalam jangka Panjang.
Dapat digunakan langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. Faktor produksi alam
langsung adalah sumber daya alam yang dapat digunakan langsung dalam produksi tanpa
memerlukan proses pengolahan atau modifikasi tambahan. Contohnya adalah sumber
daya alam seperti tanah, air, hutan, laut, dan mineral. Tanah dapat digunakan langsung
sebagai tempat untuk menanam tanaman atau membangun bangunan tanpa memerlukan
proses pengolahan terlebih dahulu. Air dapat digunakan langsung untuk irigasi tanaman
atau sebagai bahan baku dalam produksi minuman. Hutan dan laut dapat dimanfaatkan
langsung untuk bahan bakar, bahan baku, dan sumber pangan. Mineral seperti batu bara
atau emas dapat ditambang dan digunakan langsung dalam produksi. Faktor produksi
alam langsung merupakan sumber daya yang penting bagi kegiatan produksi, terutama
dalam sektor pertanian, perikanan, dan pertambangan. Namun, perlu diingat bahwa
penggunaan sumber daya alam harus dilakukan dengan. bijak agar dapat dipertahankan
dan tidak merusak lingkungan serta keberlanjutan sumber daya tersebut.
2. Faktor Alam Tidak Langsung
Sumber daya alam yang tidak dapat digunakan secara langsung dalam produksi,
tetapi harus melalui pengolahan atau transformasi terlebih dahulu. Contoh faktor produksi
alam tidak langsung termasuk tanah, air, mineral, kayu, dan energi. Tanah misalnya,
adalah faktor produksi alam tidak langsung karena tanah harus ditanami dan dipelihara
sebelum dapat menghasilkan hasil panen yang dapat digunakan dalam produksi makanan
atau barang. Air juga merupakan faktor produksi alam tidak langsung karena perlu
diproses atau diolah sebelum dapat digunakan untuk produksi. Mineral seperti bijih besi
atau tembaga juga tidak dapat digunakan secara langsung dan memerlukan pengolahan
tambahan untuk diubah menjadi bahan baku yang dapat digunakan dalam produksi.Kayu
dan energi juga termasuk faktor produksi alam tidak langsung karena kayu harus diproses
terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produk kayu atau
energi harus diproses atau diubah menjadi bentuk yang dapat digunakan seperti bahan
bakar atau listrik. Dengan demikian, faktor produksi alam tidak langsung merupakan
faktor produksi yang membutuhkan pemrosesan tambahan sebelum dapat digunakan
dalam produksi.
Sumber daya manusia atau faktor produksi tenaga kerja adalah salah satu dari empat faktor
produksi utama dalam ekonomi, yang juga meliputi tanah, modal, dan kewirausahaan. Faktor
produksi tenaga kerja mencakup keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan fisik yang dimiliki
oleh tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan tertentu.
Tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi keberhasilan
organisasi atau perusahaan. Kualitas tenaga kerja akan mempengaruhi produktivitas, kinerja, dan
keuntungan perusahaan. Dalam dunia kerja, sumber daya manusia mencakup seluruh karyawan,
termasuk pegawai tetap, kontrak, paruh waktu, dan magang. Mengelola sumber daya manusia
dalam perusahaan meliputi rekrutmen, seleksi, pelatihan, dan pengembangan karyawan, serta
manajemen kinerja, upah dan tunjangan, dan manajemen konflik. Dengan memperhatikan sumber
daya manusia, perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan efektivitas dalam mencapai tujuan
bisnisnya.
Dalam ekonomi, tenaga kerja juga menjadi faktor yang menentukan upah dan kondisi kerja.
Ketersediaan tenaga kerja yang berlebihan dapat menurunkan tingkat upah, sedangkan
kekurangan tenaga kerja dapat meningkatkan upah dan kondisi kerja. Oleh karena itu,
perencanaan tenaga kerja yang baik sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan keberhasilan
organisasi atau perusahaan.
Jenis modal terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Modal Internal
Modal ini berasal dari kekayaan perusahaan Misalnya modal penjualan atau
penerimaan kas. Modal internal merujuk pada sumber daya yang dimiliki oleh suatu
perusahaan atau organisasi yang berasal dari kegiatan operasionalnya sendiri, seperti
keahlian karyawan, teknologi, dan merek dagang. Modal internal juga bisa mencakup aset
yang tidak terlihat, seperti kekayaan intelektual dan reputasi perusahaan. Modal internal
merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu perusahaan karena memberikan
keunggulan kompetitif yang berbeda dari pesaing. Keahlian karyawan, misalnya, dapat
membantu perusahaan untuk menciptakan produk atau layanan yang lebih baik daripada
pesaingnya. Teknologi dan kekayaan intelektual juga dapat membantu perusahaan untuk
memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan mengurangi biaya produksi atau
meningkatkan efisiensi operasional. Dalam pengelolaan modal internal, perusahaan harus
berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia, teknologi, dan merek dagang,
serta melindungi kekayaan intelektualnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadopsi
strategi bisnis yang inovatif, menciptakan budaya inovasi di dalam perusahaan, dan
mengimplementasikan sistem manajemen pengetahuan yang efektif Dengan
memanfaatkan modal internal dengan baik, perusahaan dapat memperoleh keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan, memperkuat mereknya, dan meningkatkan kinerjanya
secara keseluruhan.
2. Modal Eksternal
Modal ini berasal dari pihak lain di luar perusahaan Modal eksternal adalah modal
yang diperoleh perusahaan dari sumber-sumber di luar perusahaan seperti pemberi
pinjaman, investor, atau penerbit saham. Modal eksternal dapat diperoleh dalam bentuk
pinjaman atau modal saham. Dalam bentuk pinjaman, modal eksternal biasanya diperoleh
dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Perusahaan harus membayar bunga atas
pinjaman tersebut serta mengembalikan modal yang dipinjam sesuai dengan jangka waktu
yang disepakati. Pinjaman ini dapat diperoleh untuk membiayai kegiatan operasional atau
investasi jangka panjang seperti pembelian aset tetap atau pengembangan produk baru.
Dalam bentuk modal saham, perusahaan menerbitkan saham dan menjualnya kepada
investor. Investor kemudian memiliki kepemilikan saham dan hak suara dalam
perusahaan. Dalam pertukaran untuk saham, perusahaan menerima modal yang dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan operasional atau investasi jangka panjang.
Keuntungan dari modal eksternal adalah perusahaan dapat mengumpulkan dana yang
lebih besar dari sumber yang berbeda, sehingga memungkinkan perusahaan untuk
membiayai proyek-proyek besar atau memperluas operasi. Namun, perusahaan harus
membayar bunga atau dividen atas modal eksternal, yang dapat mempengaruhi laba
bersih perusahaan. Selain itu, terlalu banyak bergantung pada modal eksternal dapat
meningkatkan risiko keuangan perusahaan jika perusahaan tidak dapat membayar
kembali hutang atau memenuhi kewajiban dividen.
2. Modal sosial
Modal sosial adalah istilah yang mengacu pada jaringan hubungan sosial yang
dimiliki oleh individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan. Modal sosial
mencakup nilai, norma, dan keterampilan sosial yang memungkinkan seseorang atau
kelompok untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mencapai tujuan bersama. Modal sosial
dapat terdiri dari berbagai elemen, termasuk kepercayaan, kejujuran, kepedulian,
keterlibatan dalam organisasi sosial, dan partisipasi dalam kegiatan komunitas. Hal ini
membantu untuk membentuk relasi sosial yang kuat dan memfasilitasi kolaborasi dan
kerja sama antar individu atau kelompok. Keberadaan modal sosial yang kuat dapat
memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat, seperti meningkatkan kesejahteraan
sosial, memperkuat identitas dan jati diri kolektif, dan memungkinkan komunitas untuk
bekerja sama dalam menghadapi tantangan dan masalah yang ada. Namun, modal sosial
juga dapat rusak atau terganggu oleh faktor-faktor seperti perbedaan sosial dan ekonomi,
kurangnya akses pada sumber daya dan peluang, serta perpecahan dan konflik antara
kelompok atau individu. Oleh karena itu, penting bagi individu dan masyarakat untuk
membangun dan menjaga modal sosial yang kuat dan berkelanjutan melalui upaya-upaya
seperti meningkatkan partisipasi dalam organisasi sosial dan komunitas, mempromosikan
inklusivitas dan keadilan sosial, dan memperkuat jaringan dan hubungan sosial di antara
anggota masyarakat.
Modal aktif atau modal konkret adalah aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau
individu dan dapat diukur secara finansial. Aset-aset ini terdiri dari barang fisik seperti
tanah, bangunan, mesin, kendaraan, dan persediaan. Modal aktif dapat diubah menjadi
uang tunai melalui penjualan atau pemanfaatan secara efektif dalam operasi bisnis. Modal
aktif merupakan bagian penting dari neraca perusahaan, dan dapat digunakan sebagai
jaminan atau collateral dalam mendapatkan pembiayaan dari bank atau investor. Modal
aktif juga dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan nilai ekuitas perusahaan, dan
membantu meningkatkan kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam jangka panjang.
Namun, perlu diperhatikan bahwa nilai modal aktif dapat berfluktuasi tergantung pada
kondisi pasar dan nilai pasar barang-barang tersebut, sehingga perusahaan harus
melakukan pemeliharaan dan penilaian teratur untuk memastikan bahwa nilai modal aktif
mereka tetap relevan dan akurat.
Modal pasif atau modal abstrak adalah sumber daya yang dimiliki oleh suatu
perusahaan atau individu, yang tidak dapat diukur secara finansial. Modal pasif terdiri
dari hak cipta, merek dagang, paten, pengetahuan dan keahlian, serta reputasi baik
perusahaan. Modal pasif ini sangat berharga karena mereka memberikan keunggulan
kompetitif dan dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Modal pasif seringkali sulit diukur dan sulit dialihkan, sehingga sulit untuk dijadikan
jaminan dalam mendapatkan pembiayaan dari bank atau investor. Namun, modal pasif
juga dapat membantu membedakan perusahaan dari pesaingnya dan menciptakan nilai
tambah yang besar bagi perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan dan mengelola
modal pasif mereka dengan baik, karena modal pasif dapat hilang atau melemah jika tidak
dikelola dengan benar. Misalnya, jika reputasi perusahaan rusak karena skandal atau
kesalahan manajemen, modal pasif ini dapat hilang dan sulit untuk dipulihkan. Oleh
karena itu, perusahaan harus melindungi modal pasif mereka dengan mengambil tindakan
yang tepat untuk meminimalkan risiko dan memperkuat reputasi mereka.
1. Modal tetap
Modal tetap menuju pada aset fisik yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan
digunakan dalam operasi bisnisnya selama periode waktu yang lama, biasanya lebih dari
satu tahun. Aset tetap ini termasuk tanah, gedung, mesin, peralatan, kendaraan, dan
benda-benda tetap lainnya yang dibeli atau dibangun oleh perusahaan dengan tujuan
untuk digunakan dalam produksi atau operasi bisnisnya. Modal tetap memiliki nilai yang
tinggi dan membutuhkan investasi awal yang besar untuk memperolehnya. Namun, aset
ini memberikan manfaat jangka panjang untuk perusahaan dan memungkinkannya untuk
memproduksi barang atau jasa dengan efisien dan efektif. Selain itu, modal tetap juga
dapat meningkatkan nilai perusahaan karena memiliki nilai aset yang tinggi. Untuk
memastikan modal tetap terus beroperasi dan berfungsi dengan baik, perusahaan harus
melakukan pemeliharaan dan perawatan rutin. Selain itu, perusahaan juga perlu
melakukan evaluasi terhadap modal tetapnya untuk memastikan bahwa aset ini masih
relevan dan memberikan manfaat yang cukup untuk bisnis. Hal ini dapat dilakukan
dengan menghitung nilai residu dan umur ekonomis modal tetap.
2. Modal lancar
Modal lancar atau current assets adalah aset-aset yang dapat dengan cepat dikonversi
menjadi kas atau digunakan dalam operasi bisnis dalam waktu satu tahun atau siklus
operasi normal perusahaan. Modal lancar penting bagi perusahaan karena mereka
memungkinkan perusahaan untuk membayar kewajiban dan memenuhi kewajiban
keuangan pada waktu yang tepat.Contoh modal lancar termasuk kas, piutang usaha,
persediaan, investasi jangka pendek, dan aset lancar lainnya. Kas adalah sumber daya
yang paling likuid dan dapat langsung digunakan untuk membayar tagihan atau
memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan. Piutang usaha adalah tagihan yang belum
dibayar oleh pelanggan atau pihak lain, sedangkan persediaan adalah barang-barang yang
dijual atau diproduksi oleh perusahaan. Investasi jangka pendek adalah investasi yang
memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun dan dapat dengan cepat dikonversi menjadi
kas jika diperlukan. Aset lancar lainnya mencakup aset-aset seperti deposito, surat
berharga, dan uang muka yang dapat digunakan untuk membayar tagihan atau biaya
operasional. Secara keseluruhan, modal lancar sangat penting bagi perusahaan karena
mereka memungkinkan perusahaan untuk menjaga likuiditas dan membayar kewajiban
pada waktu yang tepat. Selain itu, modal lancar juga dapat membantu perusahaan untuk
mengekspansi bisnis mereka dan meningkatkan keuntungan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ericson Damanik (2015) Menurut Widodo (2006: 78),
Produk Domestik Regional Bruto - PDRB (Produk Domestik Bruto - PDRB) didefinisikan sebagai
nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di wilayah tersebut. . area tertentu. atau
merupakan nilai total produk dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di wilayah
tersebut. PDRB harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung setiap
tahun dengan harga berlaku, sedangkan PDRB harga tetap menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung berdasarkan harga pada waktu tertentu. harga Secara umum, produk domestik
bruto dapat diartikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat di
suatu daerah atau daerah selama kurun waktu (tahun) tertentu. PDRB juga mengukur tingkat
pertumbuhan suatu wilayah.
A. Tenaga Kerja
Karyawan adalah semua orang yang menurut hukum (yurisprudensi) mampu melakukan
pekerjaan, dimana pekerjaan itu bekerja untuk orang lain atau masyarakat yang menerima gaji
(Soepomo, 1980: 159). Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 25 Tahun 1997, pekerjaan
didefinisikan sebagai laki-laki atau perempuan yang sedang dan/atau berniat bekerja, baik di
dalam maupun di luar pekerjaan, untuk menghasilkan barang atau jasa bagi kebutuhan
masyarakat.
Investasi Menurut Henry Faizal (2009), investasi adalah penanaman uang sekarang, yaitu. uang
harus dikeluarkan, tetapi karena aktivitas investasi, uang dialihkan untuk diinvestasikan pada
keuntungan di masa depan. Dengan demikian investasi dapat dirumuskan sebagai pengorbanan
peluang konsumsi saat ini untuk keuntungan masa depan. Pengelolaan investasi makro bertujuan
untuk kesejahteraan masyarakat (publik) pada umumnya. Dalam hal ini yang dikelola adalah
investasi publik, baik swasta dalam maupun luar negeri serta investasi publik atau negara,
termasuk BUMN, BUMD atau proyek investasi untuk kebutuhan sarana dan prasarana.
masyarakat luas, sehingga cakupan pengelolaan investasi juga luas, termasuk aspek-aspek yang
terkait dengan pencapaian tujuan investasi sektor publik.
B. Infrastruktur
Infrastruktur dapat diartikan sebagai ruang publik dan infrastruktur. Fasilitas yang dikenal dengan
fasilitas umum, seperti rumah sakit, jalan, jembatan, selokan, jaringan telepon, dan lain-lain.
Selain itu, infrastruktur merupakan salah satu bentuk modal publik dalam perekonomian yang
terdiri dari investasi pemerintah. Infrastruktur ini meliputi jalan, jembatan dan sistem drainase
(Mankiw, 2003, diterjemahkan oleh Haris Munandar, 2003). Familoni (2004:16) dalam Tunjung
Hapsari (2011:13) menyebut infrastruktur sebagai pelayanan dasar yang penting dalam proses
pembangunan. Definisi lain adalah bahwa infrastruktur mengacu pada modal fisik dan termasuk
kerangka kerja organisasi, informasi dan teknologi yang diperlukan untuk organisasi orang dan
pembangunan ekonomi mereka.
C. Tingkat Upah
Upah adalah penerimaan berupa imbalan dari pemberi kerja yang diberikan kepada pekerja atas
pekerjaan yang telah atau akan dilakukan. Permintaan tenaga kerja merupakan fungsi dari tingkat
upah. Semakin tinggi tingkat upah, semakin kecil permintaan pengusaha akan tenaga kerja.
Kenaikan tingkat upah akan diikuti oleh turunnya jumlah tenaga kerja yang diminta, yang berarti
akan menyebabkan bertambahnya jumlah pengangguran. Demikian pula sebaliknya, dengan
turunnya tingkat upah, maka akan diikuti oleh meningkatnya permintaan tenaga kerja, sehingga
dapat dikatakan bahwa permintaan tenaga kerja mempunyai hubungan terbalik dengan tingkat
upah. Tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan. Kenaikan
tingkat upah akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi, yang selanjutnya akan meningkatkan
harga per unit produk yang dihasilkan (Sri Haryani, 2002: 99)
Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap sebagai harga dari tenaga yang
dikorbankan pekerja untuk kepentingan produksi. Sehubungan dengan hal itu maka upah yang
diterima pekerja dapat dibedakan dua macam yaitu:
1. Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang yang diterima
secara rutin oleh para pekerja.
2. Upah Riil , adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh para pekerja jika
ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan banyaknya barang dan jasa
yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut.
Fungsi Upah
Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan ditetapkan. Sistem pengupahan
di Indonesia pada umumnya didasarkan pada tiga fungsi upah, yaitu: (Sarwoto 1983)
Jam Kerja
Jam kerja adalah waktu yang diberikan suatu perusahaan untuk tenaga kerja yang dipekerjakan agar
berproduksi. Jam kerja yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan agar dapat
berproduksi dengan maksimal namun tidak mengabaikan kemampuan dari tenaga kerja. Di
perusahaan ini jam kerja yang diberlakukan adalah selama 8 jam per hari. Namun untuk memenuhi
target produksi per hari perusahan ini juga menerapkan jam lembur untuk tenaga kerja yang berkenan
melakukan lembur. Tentu tenaga kerja yang melakukan lembur ini akan mendapattambahan upah
yang sesuai dengan tambahan waktu lembur yang dilakukan.
Usia
Usia dari tenaga kerja adalah usia produktif bagi setiap individu. Usia produktif dimana setiap
individu sudah mampu memberikan jasa bagi individu lain. Usia bagi tenaga kerja di perusahaan ini
berada diantara 20 hingga 40 tahun. Usia ini dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja. Karena
apabila usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih belum memiliki kematangan skill yang cukup
selain itu juga masih dalam proses pendidikan. Sedangkan pada usia diatas 40 tahun mulai terjadi
penurunan kemampuan fisik bagi individu. Sedangkan kemampuan fisik ini menjadi modal utama
bagi tenaga kerja di bagian produksi.
4. Hubungan Langsung dan Tidak Langsung Investasi dengan PDRB melalui Tenaga Kerja
Menurut Samuelson (1996, terjemahan Haris Munandar, 1996), investasi merupakan hal
yang penting dalam pembangunan ekonomi karena dibutuhkan sebagai faktor penunjang
di dalam peningkatan proses produksi. Investasi merupakan salah satu faktor penting
dalam menentukan tingkat pendapatan nasional. Menurut teori Keynes, kenaikan
investasi menyebabkan naiknya pendapatan, dan karena pendapatan meningkat, muncul
permintaan yang lebih banyak atas barang konsumsi, yang kemudian menyebabkan
kenaikan pada pendapatan dan pekerjaan. Tingkat investasi berkorelasi positif dengan
peningkatan PDRB. Secara sederhana, tingkat investasi yang tinggi akan meningkatkan
kapasitas produksi, yang pada akhirnya berujung pada pembukaan lapangan kerja baru,
sehingga tingkat pengangguran bisa direduksi, pendapatan masyarakat meningkat, dan
akhirnya akan terjadi pertumbuhan ekonomi (peningkatan PDRB).
5. Hubungan Langsung dan Tidak Langsung Infrastruktur dengan PDRB melalui Tenaga
Kerja
Secara umum, infrastruktur mengacu pada penyediaan jasa dan fasilitas fisik yang
mendukung aktivitas produktif. Infrastruktur terbagi menjadi dua jenis yaitu infrastruktur
ekonomi dan infrastruktur sosial. Infrastruktur ekonomi memberikan layanan fasilitas
yang secara langsung memfasilitasi berbagai kegiatan ekonomi. Investasi dalam
infrastruktur ekonomi memainkan peran dalam meningkatkan produktivitas aset yang
ada, menghasilkan lebih banyak lapangan kerja bagi tenaga kerja dan memberikan
peningkatan akses ke pasar termasuk pasar tenaga kerja. Sementara, investasi dalam
infrastruktur sosial berperan menciptakan lingkungan kerja yang sehat serta memfasilitasi
pembentukan modal manusia. Infrastruktur sosial meliputi penyediaan akses ke sekolah,
puskesmas, ketersediaan air bersih, sanitasi, trotoar dan jalan (ESCAP dan AITD,
2003).Pembangunan infrastruktur (jalan, alat komunikasi, listrik, institusi, air, dan
sanitasi) dianggap sebagai faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi. Fasilitas
infrastruktur yang baik akan mengurangi biaya operasi dan meningkatkan produktivitas
investasi yang pada akhirnya akan meningkatkan PDRB yang dihasilkan.
Secara teori, tidak ada pengaruh langsung antara upah terhadap PDRB. Tetapi jika
dikaitkan dengan tenaga kerja, upah akan mempengaruhi permintaan dan penawaran
tenaga kerja. Dari sisi permintaan, semakin tinggi upah, semakin kecil permintaan akan
tenaga kerja karena upah merupakan biaya bagi suatu perusahaan. Sebaliknya, dari sisi
penawaran, semakin tinggi upah, semakin banyak orang yang ingin bekerja. Semakin
banyak tenaga kerja yang bekerja, semakin banyak output (PDRB) yang dihasilkan
(Alhiriani, 2013: 24-25). Berdasarkan beberapa teori dan pendapat para ahli di atas dapat
dikatakan bahwa tingkat upah berkorelasi negatif dengan PDRB karena peningkatan yang
terjadi pada upah akan mengurangi tenaga kerja yang bekerja sehingga juga akan
mengurangi output (PDRB) yang dihasilkan.
Peningkatan PDRB merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam menilai
kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil
pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau daerah. Peningkatan
PDRB akan menggerakkan sektor-sektor lainnya sehingga dari sisi produksi akan
memerlukan tenaga kerja produksi. Suatu pandangan umum menyatakan bahwa
peningkatan PDRB berkorelasi positif dengan tenaga kerja. Todaro (2000, terjemahan
Haris Munandar, 2000) mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan
angkatan kerja (yang terjadi setelah pertumbuhan penduduk) secara tradisional dianggap
sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi (PDRB). Jumlah
tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga kerja produktif,
sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran pasar
domestiknya.