Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

“PRODUK OLAHAN IKAN DARI UKM ELTISYAH”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

KHOLIFA HAKIM STK419019


NURANNISA STK419028
HASRIANTI STK119011
NURHALISA STK119018
SALMAWATI STK119023
SAHIR STK319019

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MARITIM


BALIK DIWA MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah mata
kuliah tataniaga hasil perikanan tentang “produk olahan ikan” dan kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan
tugas makalah ini.

Melalui penyusunan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa yang


mengambil mata kuliah Tataniaga hasil perikanan mempunyai bahan acuan dalam
perkuliahan dan pembelajaran mengenai program seleksi yang sangat bermanfaat
dalam bidang perikanan dan kelautan.

Dalam pengerjaan makalah ini kami selaku tim penyusun telah berusaha
sebaik mungkin,namun kami menyadari masih ada kekurangan dan
kelemahan,sehingga dengan segala kerendahan hati,kami sangat terbuka untuk
menerima saran dan kritik. Kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami selaku tim penyusun dan umumnya bagi semua
pihak yang telah membaca makalah ini.

Makassar 02 April 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang merupakan sumber protein
hewani. Selain sebagai komoditi ekspor,ikan juga banyak dikonsumsi oleh masyarakat
karena pengolahan ikan dengan berbagai cara dan berbagai macam rasa dapat
menyebabkan orang-orang dapat mengkonsumsi ikan lebih banyak. Tubuh ikan
mengandung protein dan air yang cukup tinggi serta mempunyai pH tubuh yang
mendekati netral sehingga bisa dijadikan medium yang baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk,karena kondisi yang demikian ikan termasuk komoditi yang
mudah rusak (Rahardi et al.,1995).
Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan
lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan yang telah mati dapat menyebabkan
pembusukan. Mutu pengolahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan mentahnya.
Proses pembusukan pada ikan disebabkan oleh aktivitas enzim,mikroorganisme dan
oksidasi dalam tubuh ikan itu sendiri dengan perubahan seperti bau busuk,daging menjadi
kaku,mata pudar,serta adanya lendir pada insang maupun tubuh bagian luar.
Oleh karena itu,agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin,maka perlu dijaga kondisinya. Proses pengolahan merupakan salah
satu cara untuk mempertahankan ikan dari proses pembusukan,sehingga mampu
disimpan lama sampai tiba waktunya untuk dijadikan sebagai bahan konsumsi.
Pengolahan perikanan itu sendiri adalah rangkaian kegiatan dan/atau perlakuan dari
bahan baku ikan sampai menjadi produk akhir untuk konsumsi manusia,tujuan utama
pengolahan yang menggunakan bahan pengawet juga yakni menghambat aktivitas atau
pertumbuhan mikroba,menghambat proses enzimatik,serta memberikan sifat fisikawi
yang khas dan memberikan nilai estetika yang tinggi.
Dalam pengolahan perikanan tidak hanya satu jenis ikan saja yang sering diolah
melainkan berbagai jenis ikan baik ikan air laut ataupun ikan air tawar, salah satu ikan
yang sering diolah yaitu ikan kakap putih. Ikan kakap putih (Lates calcarifer) merupakan
ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan nilai gizi yang tinggi sebagai ikan
konsumsi. Berdasarkan kandungan protein dan lemaknya termasuk ikan tipe A dengan
kategori protein tinggi (15-20%) dan kadar lemak rendah (5%) serta 80,3% air; 0%
karbohidrat; dan abu 1,1% (Afrianto dan Liviawaty 2009).
Penganeka ragaman dalam pengolahan ikan kakap putih diharapkan dapat
memberikan beberapa keuntungan seperti peningkatan mutu ikan,daya tahan ikan,dan zat
gizi ikan,salah satu bentuk penganekaragaman ini adalah dengan mengolah daging ikan
menjadi nugget dan bakso. Bakso merupakan makanan yang sudah dikenal baik
dikalangan masyarakat luas,selain karena rasanya enak dan gurih,juga karena makanan
ini sangat mudah ditemukan. Nugget adalah jenis produk makanan yang berbahan daging
dan memiliki umur simpan relatif lama karena perlakuan penyimpanan pada suhu beku.
Selain itu,kecenderungan masyarakat dewasa ini menyukai untuk mengkonsumsi
makanan siap saji (Tan,1994).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengolahan perikanan pada UKM UPI.
2. Untuk mengetahui aspek pemasaran dari produk hasil perikanan.
3. Untuk mengetahui margin dan efisiensi tataniaga dari UKM pengolahan ikan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tataniaga

Tata niaga merupakan salah satu cabang dari aspek pemasaran yang menekankan tentang
jalannya hasil produksi sampai ke tangan konsumen,tataniaga dapat dikatakan efisien jika
mampu mendistribusikan hasil-hasil produksi kepada konsumen dengan biaya seefisian
mungkin. Dari aspek ekonomi,tataniaga merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-sub sistem
(fungsi-fungsi tataniaga) yang merupakan aktivitas bisnis atau kegiatan produktif dalam
mengalirnya produk atau jasa pertanian dari petani produsen sampai konsumen akhir. Dari aspek
manajemen,tataniaga (pemasaran) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan,menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Tataniaga hasil perikanan adalah mencakup segala kegiatan dan usaha yang berhubugan
dengan perpindahan hak milik dan fisik barang-barang hasil perikanan dan kebutuhan usaha
perikanan dari tangan produsen ke tangan konsumen,termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan
tertentu yang menghasilkan perubahan bentuk dari barang yang ditujukan untuk lebih
mempermudah penyaluran nya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen
nya.

Menurut Kohls dan Downey (1972),Tataniaga mencakup segala pekerjaan dan badan-
badan yang terlibat dalam pemindahan hasil-hasil perikanan dari pembudidaya/nelayan termasuk
dari hasil-hasil yang berasal dari hasil perikanan sampai ke tangan konsumen akhir. Tataniaga
adalah suatu keragaan (performance) semua usaha mencakup kegiatan arus barang/jasa mulai
dari titik usahatani sampai ditangan konsumen akhir.

Sistem tataniaga adalah kumpulan lembaga-lembaga yang secara langsung dan tidak
langsung terlibat dalam kegiatan pemasaran barang dan jasa,yang saling mempengaruhi dengan
tujuan mengalokasikan sumber daya langkah secara efisien guna memenuhi kebutuhan manusia
sebanyak-banyak nya. Komponen-komponen sistem tataniaga tersebut adalah para
produsen,penyalur,dan lembaga-lembaga lain nya yang secara langsung ataupun tidak langsung
terlibat dalan proses pertukaran barang dan jasa (Radiosunu,1995).
Pengertian lain dari tataniaga adalah kegiatan yang bertalian dengan penciptaan atau
penambahan kegunaan daripada barang dan jasa dengan tujuan untuk menempatkan barang-
barang ke konsumen akhir (Azzaino,1982). Untuk mencapai tujuan tersebut:

1. Proses pengumpulan
Pengumpulan merupakan proses pertama dari arus barang. Barang-barang
yang dihasilkan dalam jumlah kecil dikumpulkan menjadi jumlah yang
besar,agar dapat disalurkan ke pasar-pasar eceran lebih efisien.
2. Proses pengimbangan
Pengimbangan merupakan proses tahap kedua dari arus barang,terjadi antara
proses pengumpulan dan proses penyebaran. Proses pengimbangan
merupakan tindakan penyesuaian antara permintaan dan penawaran
berdasarkan tempat,waktu,jumlah dan kualitas.
3. Proses penyebaran
Penyebaran merupakan proses tahap akhir dari arus barang,dimana barang-
barang yang disebarkan ke konsumen atau pihak yang menggunakan nya.

2.2 Fungsi Tataniaga

Letak fungsi dan peranan tataniaga yaitu pengangkutan,penyimpanan,pengolahan serta


pembiayaan (Mubyarto,1989). Lembaga tataniaga/pemasaran melakukan fungsi yang meliputi
kegiatan:

a) Fungsi Pertukaran
1. Pembelian/Buying adalah memilih barang-barang yang dibeli untuk dijual dengan
harga dan kualitas produk tertentu.
2. Penjualan/Selling adalah sumber pendapatan yang diperlukan untuk menutupi
ongkos-ongkos dengan harapan mendapatkan laba.
b) Fungsi Pengadaan/Penyediaan
1. Penyimpanan/Storage adalah fungsi penyimpanan barang-barang pada saat
barang selesai diproduksi sampai pada saat barang dikonsumsi.
2. Pengangkutan/Transportation adalah fungsi pemindahan barang dari tempat
barang dihasilkan ke tempat barang dikonsumsi.
c) Fungsi Pemberian Fasilitas
1. Standarisasi/Standardization adalah penentuan batas-batas dasar dalam
pembentukan spesifikasi barang-barang hasil manufaktur,disebut juga
normalisasi.
2. Permodalan/Pembiayaan/Financing adalah fungsi mendapatkan modal dari
sumber eksternal guna menyelenggarakan kegiatan pemasaran.
3. Penanggungan resiko/Risk Tasking adalah fungsi menghindari dan mengurangi
resiko yang berkaitan dengan pemasaran.
4. Informasi/Market Information adalah fungsi untuk mengumpulkan dan penafsiran
keterangan-keterangan tentang macam barang yang beredar
dipasaran,jumlah,macam barang yang dibutuhkan konsumen,harga dan
sebagainya.(Winardi,1989).

2.3 Tataniaga Komoditas Apa?


Indonesia memiliki potensi yang besar sebagai wilayah pengembangan hasil komoditi
perikanan salah satunya adalah bakso ikan. Sebagaimana telah diketahui bahwasanya Indonesia
adalah Negara yang banyak menghasilkan komoditi perikanan karena luas lautan dan tambak
ikan. Sehingga dapat menghasilkan ikan yang baik dan dalam jumlah yang besar.
Dengan adanya upaya untuk memanfaatkan hasil perikanan yang melimpah,dibuatlah
alternative pengolahan yaitu pembuatan bakso dengan menggunakan bahan baku hasil perikanan.
Selain itu dilihat dari kandungan protein ikan yang sangat besar sekitar 14-20%. Hal ini sangat
baik digunakan untuk perbaikan gizi masyarakat. Bakso ikan yang dihasilkan mempunyai
kualitas yang cukup baik dan digemari masyarakat.
Berikut ini beberapa jenis ikan yang dipakai untuk bahan utama olahan perikanan:
1. Ikan Kakap Putih
Pembuatan bakso menggunakan daging ikan merupakan salah satu bentuk
diversifikasi olahan ikan saat ini (Lakahena,2015). Daging ikan yang dipilih untuk
membuat bakso adalah ikan yang mempunyai daging berwarna putih,misalnya
komoditas ikan kakap putih. Pengolahan bakso menggunakan ikan kakap
merupakan salah satu cara alternatif untuk memanfaatkan potensi perikanan yang
cukup melimpah karena ikan kakap mengandung protein yang tinggi berkisar
16,61% (Natsir & Latifa,2018). Selain diolah menjadi bakso,daging ikan kakap
putih juga dapat diolah menjadi nugget dan juga siomay.
Ikan kakap putih atau dalam bahasa ilmiahnya Lates Calcalifer merupakan
komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang cukup laris di
pangsa pasar. Dalam perdagangan internasional dikenal dengan nama giant
seaperch,white seabass,seabass barramundi. Permintaan ikan kakap putih cukup
tinggi karena ikan ini memiliki daging yang tebal dan putih,sedikit tulang serta
enak dan gurih sehingga ikan ini cukup diminati oleh konsumen.
Selain memiliki pasar sasaran Negara tujuan yang lebih luas dibandingkan
beragam komoditas lainnya,Slamet Subjakto,Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya KKP menuturkan bahwa keunggulan kakap putih adalah pengolahan
nya tidak harus hidup,tetapi bisa berupa daging fillet dan olahan lainnya.
Menurutnya,penguasaan teknologi pengenmbangan kakap putih juga sudah
dikuasai dan pemeliharaan nya juga dinilai nisbi lebih mudah. Pertumbuhan
kakap putih relative cepat dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
budidaya,serta secara ekonomis cukup menjanjikan.
2. Ikan Katamba (Ikan lencam)
Ikan lencam merupakan salah satu jenis ikan karang yang termasuk dalam
kelompok ikan target konsumsi dan memiliki nilai ekonomis penting. Ikan
katamba atau ikan lencam merupakan salah satu potensi sumber daya perikanan
yang memiliki nilai ekonomis juga diwilayah provinsi Sulawesi Selatan
khususnya yang di wilayah perairan Spermonde. Ikan ini merupakan salah satu
jenis ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di wilayah ini dan banyak
dikonsumsi baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan.
Seperti ikan kakap putih,daging ikan katamba atau ikan lencam memiliki tekstur
dan rasa yang digemari oleh masyarakat sehingga dapat diolah sebagai
bakso,nugget dan juga siomay.
3. Ikan Laccukang (Ikan kakatua)
Ikan merupakan hasil tangkapan utama nelayan yang memiliki sumber protein
tinggi dan kandungan lemaknya rendah yang banyak dikonsumsi masyarakat.
Ikan laccukang atau ikan ikan kakatua merupakan kelompok besar spesies ikan
laut yang menghuni perairan dangkal tropis dan subtropis diseluruh dunia.
Mereka hidup di terumbu karang,pantai karang,dan padang lamun. Biasanya ikan
ini berwarna putih,hijau,atau biru dengan motif hijau yang cantik. Sementara
kepalanya agak bulat mirip burung kakatua. Sebagai sumber protein hewani,ikan
kakatua cenderung rendah lemak. Selain itu,dagingnya lembut dan cukup padat.
Sementara rasanya yang gurih membuat ikan ini cocok untuk berbagai jenis
produk olahan seperti bakso,nugget,dan juga siomay.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1  Hasil dan Pembahasan


                                 Kota Makassar merupakan ibu kota dari privinsi Sulawesi selatan dan terletak di
ujung selatan pulau Sulawesi dan merupakan kota internasional serta terbesar di kawasan
Indonesia timur. Topografi kota Makassar merupakan dataran rendah dengan ketinggian yang
bervariasi antara 1-25 meter diatas permukaan laut. Secara administratif,kota Makassar terdiri
dari 15 kecamatan,yaitu kecamatan Mariso,Kecamatan Mamajang,Kecamatan
Tamalate,Kecamatan Rappocini,Kecamatan Makassar,Kecamatan ujung pandang,Kecamatan
ujung pandang,Kecamatan Wajo,Kecamatan Bontoala,Kecamatan Ujung Tanah,Kecamatan
Krp.sangkarrang,Kecamatan Tallo,Kecamatan Panakkukang,Kecamatan Manggala,Kecamatan
Biringkanaya,dan Kecamatan Tamalanrea. 
UKM Eltisyah merupakan UKM yang terdapat di Kecamatan Manggala tepatnya
di JL.Borong Raya No.103. UKM Eltisyah ini terbentuk awal 1 juli 2007 yang dibentuk oleh pak
Askari, nama “ELTISYA” sendiri diambil dari singkatan nama anak pak Askari. Ukm Eltisyah
ini sudah memiliki sertifikat Halal,SNI, serta HACCP. Ukm ini biasa mengolah hasil
kelautan,perikanan,pertanian dan peternakan. Produk olahan ikan pertama yang dikeluarkan oleh
Ukm ini yaitu bakso ikan yang terbuat dari ikan kakap segar,Eltisya sendiri sangat
mengutamakan kesegaran pada ikan yang akan diolah dengan cara menjaga rantai dingin pada
ikan,Produk olahan ikan yang diproduksi oleh Ukm ini yaitu Bakso ikan,Bakso udang,Bakso
cumi,Nugget ikan dan siomay. Serta olahan bakso ikan dari Ukm ini sudah meraih sertifikat SNI
. UKM Eltisyah juga membuka untuk pesanan melalui media sosial terutama pada
whatsapp,tapi selain melalui aplikasi whatsapp Eltisyah juga mempunyai sosial media lain yaitu
facebook dan instagram,nama facebook dari Eltisyah yaitu “Azkari Aziz” dan nama instagram
“@ELTISYAH17”. Produk dari UKM Eltisyah ini juga sudah masuk market place seperti
Tokopedia dan Blibli.com,sebelum media sosial produk-produk dari UKM Eltisyah ini banyak
dikenal melalui pameran-pameran,UKM Eltisyah juga pernah melakukan pameran diluar negeri
yaitu Negara Malaysia.
Gambar saat mewawancarai dan gambar tempat UKM Eltisyah
A. Lembaga Pemasaran
Bersdasarkan hasil dari wawancara kelompok kami dilapangan,lembaga
pemasaran yang terlibat dengan UKM Eltisyah yaitu bernama “Food
Mandiri”,food mandiri tersebut berdiri sendiri.
B. Saluran Pemasaran
 UKM Eltisyah(Produsen) Food Mandiri Hotel Konsumen
Akhir.
 UKM Eltisyah(Produsen) Food mandiri Rumah makan
konsumen akhir.
 UKM Eltisyah(Produsen) Konsumen
 UKM Eltisyah Grabfood(Mitra) Konsumen akhir.
C. Margin
Produk dari UKM Eltisyah ini memiliki harga eceran dan grosir kecuali produk
siomay tidak memiliki harga eceran dan grosir.
 Harga eceran dan grosir
Jenis Produksi Harga eceran Harga Grosir
Bakso ikan Rp. 90.000/kg Rp.80.000/kg
Bakso udang Rp. 90.000/kg Rp. 80.000/kg
Bakso cumi Rp. 90.000/kg Rp. 80.000/kg
Nugget ikan Rp. 60.000/kg Rp.50.000/kg

 Harga siomay di UKM Eltisyah dan di Food Mandiri sama yaitu


Rp.1.500,Rp.2.000,Rp.3.000 per biji
 Harga Grabfood
Jenis produksi Harga
Bakso ikan Rp.105.882 /kg

Bakso udang Rp.176.470 /kg


Bakso cumi Rp.176.470 /kg

Nugget ikan Rp.117.647 /kg


Siomay Rp.2.947 /biji

Pada aplikasi Grabfood harga produksi naik 20% dan untuk pemesanan
lewat Grabfood transaksinya biasa dilakukan melalui transfer.
D. Permintaan
Untuk permintaan food mandiri lebih banyak menerima permintaan dari
konsumen dibandingkan UKM Eltisyah karena di food mandiri lebih banyak
memiliki langganan.
E. Efisiensi Tataniaga
Dari hasil penelitian yaitu pada UKM Eltisyah bahwasanya dikatakan bahwa
rantai tataniaga nya itu efisien,saluran pemasaran pada UKM Eltisyah ini tidak
terlalu banyak yang terlibat karena semakin sedikit lembaga pemasaran yang
terlibat dalam saluran tataniaga ,maka saluran tataniaga tersebut akan semakin
efisien.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tataniaga merupakan satu cabang dari aspek pemasaran yang berfokus pada
hasil produksi sampai ke tangan konsumen,tataniaga dapat dikatakan efisien
jika menyampaikan hasil-hasil produksi kepada konsumen dengan biaya
semurah-murah nya dan mampu membuat pembagian yang adil dari para
konsumen kepada semua pihak yang serta dalam kegiatan produksi dan
tataniaga.

B. Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami. Kam berharap semoga
pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi
pembaca. Dan kami pun berharap pula kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://nanangsyahputraaddres.blogspot.com/2017/06/makalah-tataniaga-hasil-perikanan.html?
m=1

Azzanio, 1983. Pengantar Tataniaga pertanian. Departemen ilmu-ilmu Sosial Ekonomi


Pertanian. Fakultas Pertanian institute pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai