Anda di halaman 1dari 6

Analisis Teknis dan Finansial Budidaya Rumput Laut....(Harryes RK.

, et al)

MARLIN
Marine and Fisheries Science Technology Journal
Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/marlin
e-mail:jurnal.marlin@gmail.com
Volume 4 Nomor 2 A g u s t u s 2023
p-ISSN: 2716-120X
e-ISSN: 2715-9639

ANALISIS TEKNIS DAN FINANSIAL BUDIDAYA RUMPUT LAUT


DI PERAIRAN ATAPUPU, KABUPATEN BELU NUSA TENGGARA TIMUR

TECHNICAL AND FINANCIAL ANALYSIS OF SEAWEED CULTIVATION


IN ATAPUPU WATERS, BELU REGENCY, NTT
Regil Kentaurus Harryes 1) , Wahyu Puji Astiyani 2) , Yosy
Gustasya 1) ,Safingi Alamsah 1*) , Wanri Sitanggang 1) Suci
A n d i e w a t i 1), M a s r u r a h I s m a i l 1)
1
Universitas Pertahanan Republik Indonesia
2
Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran
Teregistrasi I tanggal: 26 April 2023; Diterima setelah perbaikan tanggal:
30 Juli 2023;
Disetujui terbit tanggal: 02 Agustus 2023

ABSTRAK

Belu merupakan kabupaten yang memiliki potensi sumberdaya perikanan


yang melimpah seperti pesisir pantai yang berpotensi dalam
pengembangan budidaya rumput laut. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui aspek teknis dan finansial pada usaha budidaya
rumput laut di Kabupaten Belu provinsi Nusa tenggara Timur. Metode
analisis yang digunakan yaitu deskriptif dan kelayakan finansial
dimana menggunakan indikator payback period (PP), B/C ratio dan
Laba/Rugi . Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa usaha
budidaya rumput laut ditinjau dari aspek teknis sudah layak. Hasil
analisis menyebutkan bahwa budidaya rumput laut di kabupaten Belu
apabila dilihat dari tiga aspek finansial yaitu analisis Laba/Rugi,
payback period (PP), dan B/C Ratio laut termasuk usaha yang
menguntungkan dimana memiliki nilai PP pada angka 0,3 tahun, B/C
ratio >1 yaitu 3,3 dan memiliki nilai pendapatan rata-rata pada
setiap bualnya sebesar Rp 583.333 maka dapat disimpulkan bahwa
budidaya rumput laut merupakan kegiatan usaha yang menguntungkan.
Namun rata-rata pendapatan bulanan tersebut masih di bawah rata-
rata UMK kabupaten Belu. Sehingga perlu adanya perhatian khusus agar
kegiatan usaha budidaya rumput laut di kabupaten Belu dapat meningkat
dan berkontribusi besar terhadap ekonomi daerah.

Kata Kunci: Belu; Rumput Laut; Analisis finansial

ABSTRACT

Belu is a district that has abundant fishery resource potential,


such as the coast which has the potential to develop seaweed
cultivation. The purpose of this study was to determine the technical
and financial aspects of seaweed cultivation in Belu Regency, East
Nusa Tenggara Province. The analytical method used is descriptive
and financial feasibility which uses indicators of payback period
(PP), B/C ratio and profit and loss. Based on the results of the
research, it shows that the seaweed cultivation business in terms of
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/marlin.V4.I2.2023.65-70
___________________
Korespondensi penulis:
e-mail: safingi.alamsah@idu.ac.id
65

Copyright © 2023 , MARLIN Marine and Fisheries Science Technology Journal


MARLIN. Vol. 4 No.2 Agustus 2023: 65-70

technical aspects is feasible. The results of the analysis state


that seaweed cultivation in Belu district when viewed from three
financial aspects, namely profit and loss analysis, pp, and marine
B/C ratio is a profitable business which has a PP value of 0.3
years, B/C ratio> 1 namely 3.3 and has an average income value in
each bank of IDR 583,333, it can be concluded that seaweed cultivation
is a profitable business activity. However, the average monthly
income is still below the average UMK in Belu district. So that
special attention is needed so that seaweed cultivation business
activities in Belu district can increase and contribute greatly to
the regional economy.

Keywords: Belu; Seaweed; Financial analysis


PENDAHULUAN Namun geliat budidaya rumput laut di
kabupaten Belu belum terlihat
Belu merupakan kabupaten yang terletak signifikan. Hal ini berpengaruh terhadap
di Provinsi Nusa Tenggara Timur dimana minat masyarakat serta rsepons terhadap
merupakan derah yang berbatasan langsung budidaya rumput laut yang cenderung
dengan negara Timor Leste. Daerah ini stagnan. Berdasarkan hal tersebut pada
masuk dalam kategori 3T (Terdepan, penelitian ini peneliti mencoba untuk
Terpencil, dan Tertinggal) dimana banyak mengetahui apakah usaha budidaya rumput
perhatian dari pemerintah pusat untuk laut di kabupaten Belu merupakan jenis
mengembangkan berbagi sektor yang usaha yang menguntungkan. Adapun bila
mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengguntungkan apakah usaha tersebut
kesejahteraan masyarakat. Letaknya yang dapat memberikan penghasilan kepada
berbatasan langsung dengan lautan pekerjaanya sesuai dengan standar yang
membuat kabupaten Belu memiliki potensi ada di kabupaten Belu, yang mana
yang besar terhadap sumberdaya ikan atau kabupaten belu sendiri pada tahun 2023
hasil laut lainnya. Salah satu potensi memiliki standar Upah Minimum Kabupaten
pembangkit ekonomi perikanan yang ada di sebesar Rp. 2.123.994.
kabupaten Belu yaitu usaha usaha budidaya
rumput laut. Karakteristik lautnnya yang METODE PENELITIAN
masih lestari dan tidak tercemar sangat Waktu dan Tempat Penelitian
mendukung kegiatan budidaya rumput laut.
Penelitian terkait Analisis Teknis
Rumput laut menurut Tunggal dan dan Finansial Budidaya Rumput Laut
Hendrawati (2015) yaitu merupakan salah dilaksanakan pada bulan September 2022
satu komoditas hasil perikanan yang - Januari 2023 yang bertempat di perairan
memiliki potensi besar untuk pantai Atapupu dan masyarakat pelaku
dikembangkan di Indonesia. Indonesia perikanan setempat.
memiliki sekitar 45% spesies rumput laut
dunia dan merupakan produsen rumput laut Teknik Pengumpulan Data
jenis cottonii terbesar di dunia. Saat
ini sebagian besar rumput laut diekspor Data yang dibutuhkan diperoleh dengan
dalam keadaan kering dan baru sekitar cara melakukan observasi langsung di
20% yang dapat diolah industri dalam lapangan serta melakukan wawancara
negeri. Menurut Arthajaya (2011), terhadap narasumber yang berkaitan
Direktur Usaha dan Inventaris P2HP KKP, dengan topik penelitian. Dalam hal ini
Indonesia masih mengimpor produk olahan yang menjadi objek penelitian adalah
rumput laut. Sepanjang 2011, impor budidaya rumput laut di sekitar perairan
karagenan mencapai 1.380 ton atau sekitar Atapupu kabupaten Belu NTT. Sehingga
70% dari total kebutuhan dalam negeri. responden yang dipilih dalam penelitian
Hal tersebut seharunnya menjadi motivasi ini adalah Masyarakat yang melakukan
atau semangat bahwa demand atau permintaan budidaya dan usaha rumput laut
terhadap rumput laut sangat besar.

66 Marine and Fisheries

Copyright © 202 3 MARLIN Marine and Fisheries Science Technology Journal


Analisis Teknis dan Finansial Budidaya Rumput Laut....(Harryes RK., et al)

Analisis Data mengetahui besarnya nilai perbandingan


penerimaan dan biaya produksi yang
Data yang diperoleh pada saat observasi digunakan (Karningsih et al, 2014) Bila
dilapangan selanjutnya di deskripsikan nilainya 1, berati usaha tersebut belum
agar dapat dipahami dengan mudah. mendapatkan keuntungan sehingga perlu
Penjelasan hasil observasi dapat pembenahan. Semakin kecil nilai ratio
disajikan dalam bentuk diagram, tabel, ini, semakin besar kemungkinan nelayan
dan gambar. Data yang diperoleh dari mengalami kerugian (Umar, 2005).
hasil observasi kemudian dilakukan Sumardika (2013), juga menambahkan bahwa
tabulasi dengan tujuan agar mudah maksud B/C > 0 atau = 0 adalah setiap
dilakukan analisis. Adapun analisis yang rupiah yang diinvestasikan akan
digunakan dalam penelitian ini memperoleh keuntungan satu rupiah,
diantaranya sebagai berikut: apabila hasilnya NOL artinya tidak
mendapatkan keuntungan. Perhitungan B/
Analisis Laba/Rugi C ratio ini lebih ditekankan pada
kriteria-kriteria investasi yang
Menurut Dirja (2019) analisa rugi laba pengukurannya diarahkan pada usaha untuk
dapat diperhitungkan dengan cara memperbandingkan, mengukur, serta
mengurangi jumlah total pendapatan menghitung tingkat keuntungan usaha
dengan jumlah total biaya, dimana akan perikanan Rumus Benefit Cost Ratio (B/
didapat total keuntungan. Suatu usaha C Ratio) menurut Sumardika (2013)
dapat dikatakan layak apabila total sebagai berikut:
penjualan lebih besar dari total biaya
yang dikeluarkan. Jumlah pendapatan yang
masuk selama masa produksi didapat dari
harga penjualan hasil tangkapan bagan
sedangkan untuk biaya-biaya yang Dimana:
dikeluarkan antara lain biaya tetap dan B/C < 1 = Tidak layak
biaya tidak tetap (Sumardika, 2013). B/C = 1 = Impas
Perhitungan Laba/Rugi dapat dihitung B/C > 1 = Layak
dengan rumus berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
................................(1) Hasil

Keterangan : Belu merupakan daerah kabupaten yang


TR = Total Revenue (Total Pendapatan) ada diprovinsi Nusa Tenggara Timur
TC = Total Cost (Total Pengeluaran) dimana kabupaten ini berbatasan langsung
dengan Negara tetangga RDTL (Timor
Payback Periode Leste). Kabupaten Belu sendiri terbagi
atas 12 kecamatan dimana secara geografis
Menurut Nugraha et al, (2003) Pay- kabupaten belu teletak pada koordinat
back period adalah suatu periode yang bujur 124o40’33" BT- 125o15’23" BT dan
diperlukan untuk menutup kembali Lintang 08o57’30" LS - 09o23’30" LS.
pengeluaran investasi dengan Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten
menggunakan aliran kas dengan kata lain belu juga berbatasan langsung dengan
payback periode merupakan rasio yang wilayah perairan selat timor dan
hasilnya merupakan satuan waktu. memiliki panjang garis pantai mencapai
Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan 26,9 km apabila dihitung menggunakan
dengan maximum paybak periode yang di software Googel Earth. Berdasarkan data
terima. Sumardika (2013) menjelaskan tersebut maka dapat diperkirakan bahwa
rumus penghitungan payback period adalah kabupaten belu memiliki potensi yang besar
sebagai berikut: dalam mengembangkan ekonomi perikanan.

Faktor yang dapat mempengaruhi


tumbuhnya ekonomi perikanan adalah
Benefit cost ratio (b/c ratio) kegiatan perikanan berupa penangkapan
Benefit Cost Ratio Analisis rasio ikan, budidaya, pengelolaan, dan
penerimaan - biaya dimaksudkan untuk penanganan hasil laut. Salah satu
67

Copyright © 2023 , MARLIN Marine and Fisheries Science Technology Journal


MARLIN. Vol. 4 No.2 Agustus 2023: 65-70

potensi yang dapat dikembangkan di pelampung berupa botol bekas.


perairan kabupaten Belu yaitu seperti Berdasarkan hasil observasi di lapangan
budidaya rumput laut. Dengan kondisi dapat diketahui bahwa pembudidaya rumput
laut yang masih alami dan bersih sangat laut dapat melakukan budidaya dari bulan
mendukung berkembangnya budidaya rumput April hingga Desember pada setiap
laut. Rumput laut merupakan komoditas tahunnya, dengan durasi panes antara
hasil laut yang banyak diminati pasar 40-45 hari. Dalam satu tahun pembudidaya
dalam negeri maupun internasional. rumput laut di kabupaten Belu mampu
Banyak produk turunan yang bersumber membudidayakan sebanyak 4-5 kali panen
dari rumput laut sehingga permintaan dalam satu tahun dan bisa memproduksi 2
pasar akan rumput laut semakin meningkat ton per kali panennya atau 200 kg rumput
setiap tahunnya. Permintaan pasar yang laut kering dimana menurut Fatonny et
tinggi dapat menjadi peluang bagi al (2023) menyebutkan bahwa rendemen
masayrakat pesisir untuk mengembangkan rata-rata dari rumput laut basah ke
budidaya rumput laut sehingga dapat rumput laut kering adalah 10 : 1, yaitu
menciptakan lapangan kerja serta untuk mendapatkan 1 kilogram rumput laut
meningkatkan pendapatan masayarakat. kering membutuhkan 10 kilogram rumput
laut basah.
Budidaya rumput laut kabupaten
Belu, Perairan Atapupu Aspek Finansial

Menurut Andiewati et al. (2022) Biaya investasi merupakan biaya


budidaya rumput laut yang dilakukan oleh yang harus dikeluarkan oleh pengusahaa
masyarakat pesisir pantai Atapupu saat akan memulai sebuah usaha. Menurut
menggunakan metode long line. Metode Sumardika (2013), investasi merupakan
long line merupakan metode budidaya suatu keseluruhan yang pada akhirnya
rumput laut menggunakan tali panjang merupakan keputusan pada waktu
yang dibentangkan di perairan sekitar penyusunan anggaran. Dalam usaha
pantai. Metode ini banyak digunakan oleh budidaya rumput laut yang termasuk
masyarakat pesisir dikarenakan alat dan kedalam biaya investasi adalah biaya
bahan yang digunakan relatif lebih mudah untuk membuat instalasi budidaya rumput
serta memiliki daya tahan yang lebih laut berupa tali nilon dan alat lainnya.
lama. Adapun jenis rumput laut yang
dibudidayakan di perairan Atapupu yaitu Biaya Tetap merupakan biaya yang
Eucheuma cottoni. penggunaanya tidak habis dalam satu kali
masa produksi, sebagai contoh biaya tetap
Eucheuma cottoni menurut Atmadja et adalah sewa lahan, atau sewa kendaraan.
al (1996) merupakan rumput laut dari Namun dalam usaha budidaya rumput laut
jenis alga merah. Dimana rumput laut yang ada di kabupaten Belu masih
jenis ini biasanya memiliki thallus yang bersifat kerja sama dengan perusahaan
licin dan silinder, memiliki warna dimana masyarakat pembudidaya rumput
hijau, hijau kuning, merah dan abu-abu. laut disediakan peralatan dan bibit
Rumput laut ini tumbuh melekat pada untuk melakukan budidaya. Setelah itu
substrat dengan alat perekat berupa hasil panen yang diperoleh langsung
cakram. Umumnya Eucheuma cottonii tumbuh dijual kepada perusaan pemberi modal.
dengan baik di daerah pantai terumbu
(reef) (Wiratmaja et al, 2011). Biaya tidak tetap atau biaya
variable biasanya terdiri dari biaya
Metode budidaya rumput laut yang bahan operasional, biaya tenaga atau
digunakan oleh masyarakat pesisir bahan bakar yang digunakan dalam kegiata
kabupaten Belu adalah menggunakan long usaha. Dalam kegiatan usahan budidaya
line. Dimana tali nilon dibentangkan rumput laut di masyarakat kabupaten Belu
di perairan dengan panjang 50-100 meter. ini dikarenakan semua kebutuhan produksi
Pada kedua sisi tali teresebut ujungnya sudah disediakan oleh pihak perusahaan
diberikan pemberat atau jangkar dan maka masyarakat pembudidaya tidak
setiap 25 meter dipasang dengan

68 Marine and Fisheries

Copyright © 202 3 MARLIN Marine and Fisheries Science Technology Journal


Analisis Teknis dan Finansial Budidaya Rumput Laut....(Harryes RK., et al)

mengeluarkan bisaya tetap. Kemudian selama 0,3 tahun atau sama dengan 3
pendapatan merupakan hasil dari kegiatan bulan 2 minggu.
usha atau penjualan hasil produksi usaha
rumput laut. Benefit cost ratio (b/c ratio)

Analisis Laba Rugi B/C ratio yang diperoleh dari perhitungan


usaha budidaya rumput laut di perairan
Analisa laba rugi dapat diperhitungkan kabupaten Belu, Atapupu >1 yaitu 3,3
dengan cara mengurangi jumlah total dengan kata lain budidaya rumput laut
pendapatan dengan jumlah total biaya, menggunakan metode long line termasuk
dimana akan dapat total keuntungan. dalam usaha yang menguntungkan.
Suatu usaha dapat dikatakan layak Berdasarkan pengamatan di lapangan dan
apabila total penjualan lebih besar dari wawancara dengan nelayan dan pengepul
total biaya yang dikeluarkan. Jumlah setempat B/C ratio yang diperoleh tidak
pendapatan yang masuk selama masa selalu sama seperti perhitungan diatas.
produksi didapat dari harga penjualan Hal ini dikarenakan pada siklus-siklus
rumput laut hasil budidaya sedangkan lainnya total pendapatan yang diperoleh
untuk biaya-biaya yang dikeluarkan tidak selalu tinggi. Pendapatan yang
antara lain biaya tetap dan biaya tidak tinggi didapatkan karena jumlah produksi
tetap. yang tinggi di samping hasil penjualan
yang baik.
Pada usaha budidaya rumput laut
yang dilakukan oleh masyarakat pesisir bahasan
kabupaten pada setiap kali panen mampu
memperoleh 2 ton dengan harga pada Kabupaten Belu merupakan daerah
tengkulak atau perusahaan sebesar Rp. 3T yang berbatasan langsung dengan negara
1000,00 sehiangga dapat diketahui Timor leste sehingga menjadi perhatian
penghasilan pada setiap panen nya khusus dari dari pemerintah pusat.
sebesar Rp. 2.000.000,00 dan dikurangi Selain itu daerahnya yang berbatasan
biaya upah pekerja sebanyak 6 orang, dengan lautan yang masih lestari membuat
sehingga pendapatn bersih menjadi Rp. potensi perikanan dan hasil laut lainya
1.400.000,00 pada setiap siklusnya. dan melimpah. Namun potensi yang ada
apabila dirata-rata maka pendapatan seharusnya dapat dikelola dan
setiap bulan dari hasil budidaya rumput dimanfaatkan secara optimal guna
laut adalah Rp. 583.333,00. Kemudian mendukung kesejahteraan masyarakat di
dikarenakan tidak adanya biaya yang sekitarnya. Salah satu sumberdaya yang
dikeluarkan saat melakukan usaha dapat dijadikan media pembangkit
budidaya maka hasil penjualan tersebut sesejahtaraan masyarakat pesisir
adalah pendapatan bersih. kabupaten Belu salah satunya adalah
Rumput Laut. Permintaan pasar yang besar
Payback Period dan kondisi lingkungan yang mendukung
membuat masarakat pesisir kabupaten belu
Pengertian Payback Period menurut Dian memiliki kesempatan yang besar untuk
Wijayanto (2012:247) adalah periode yang meningkatkan kekuatan ekonomi dibidan
diperlukan untuk menutup kembali perikanan atau budidaya rumput laut.
pengeluaran investasi (initial cash
investment). Payback period adalah suatu Budidaya rumput laut di pesisir
periode yang diperlukan untuk dapat Kabupaten Belu belum dilakukan secara
menutup kembali pengeluaran investasi optimal sehingga dampak ekonomi yang
dengan menggunakan proceeds atau aliran dihasilkan belum terlihat signifikan.
kas netto (net cash flow). Dari hasil Masayarakat pesisir belum membudidayakan
perhitungan Payback Period (PP) usaha rumput laut secara intensif dimana
budidaya rumput laut memperoleh angka metode yang diggunakan menggunakan
0,3 tahun. Jadi, jangka waktu untuk metode longline. Yaitu tali nilon yang
dapat mengembalikan biaya investasi dibentangkan kemudian diberikan

69

Copyright © 2023 , MARLIN Marine and Fisheries Science Technology Journal


MARLIN. Vol. 4 No.2 Agustus 2023: 65-70

pelampung dan pemberat sebagi media PUSLITBANG Oseanologi. Jakarta:


untuk mengikat bibit rumput laut. LIPI
Berdasarkan hasil penelitian, Dirja, D., & Abdurahman, C. (2019). Studi
budidaya rumput laut di kabupaten Belu Analisis Usaha Penangkapan Ikan
apabila dilihat dari tiga aspek Dengan Bagan Tancap Di Perairan
finansial yaitu analisis laba rugi, pp, Bondet Kabupaten Cirebon, Jawa
dan B/C Ratio secara berurutan dimana Barat. Barakuda 45, 1(1), 27-32.
usaha budidaya rumput laut termasuk
usaha yang menguntungkan dimana memiliki Fatonny, N., Nurmalina, R., & Fariyanti,
nilai PP pada angka 0,3 tahun, B/C ratio A. (2023, March). Analisis Sistem
>1 yaitu 3,3 dan memiliki nilai Agribisnis Rumput Laut di Kabupaten
pendapatan rata-rata pada setiap bualnya Takalar Provinsi Sulawesi Selatan.
sebesar Rp 583.333 maka dapat In Forum Agribisnis (Vol. 13, No.
disimpulkan bahwa budidaya rumput laut 1, pp. 35-49).
merupakan kegiatan usaha yang
menguntungkan. Namun rata-rata Karningsih, F., Rosyid, A., & Wibowo,
pendapatan bulanan tersebut masih di B. A. (2014). Analisis Teknis dan
bawah rata-rata UMK kabupaten Belu. Finansial Usaha Perikanan Tangkap
Sehingga perlu adanya perhatian khusus Cantrang dan Payang di Pelabuhan
agar kegiatan usaha budidaya rumput laut Perikanan Pantai Asemdoyong
di kabupaten Belu dapat meningkat dan Kabupaten Pemalang. Journal of
berkontribusi besar terhada ekonomi Fisheries Resources Utilization
daerah. Management and Technology, 3(3),
158-167
KESIMPULAN
Nugraha, A., & Wibowo, B. A. (2014).
Berdasarkan hasil peneltian yang Analisis Finansial Usaha Perikanan
telah dilakukan mengenai studi kelayakan Tangkap Mini Purse Seine Di
usaha budidaya rumput laut pada Pelabuhan Perikanan Pantai (Ppp)
masyarakat pesisir kabupaten Belu, maka Tasik Agung Kabupaten Rembang.
dapat disimpulkan sebagai berikut. Journal of Fisheries Resources
Kelayakan usaha budidaya rumput laut Utilization Management and
ditinjau dari aspek teknis dan teknologi Technology, 3(4), 56-65.
sudah layak, Kelayakan usaha budidaya
rumput laut ditinjau dari aspek keuangan Sumardika P. 2013. Kewirausahaan
sudah layak, berdasarkan Penilaian Perikanan. Bina Sumberdaya Mipa.
Investasi dengan metode Payback Period Jakarta Selatan. 161 Hal.
(PP) dan B/C ratio sudah layak. Namun
hasil perhitungan pendapatan rata-rata Tunggal, W. W. I., & Hendrawati, T. Y.
bulanan masih dibawah UMK. (2015). Pengaruh konsentrasi KOH
pada ekstraksi rumput laut
DAFTAR PUSTAKA (Eucheuma cottonii) dalam pembuatan
karagenan. Jurnal Konversi, 4(1).
Andiewati, S., Oliveira, M. S., Bofe,
J., Sait, M. L., & Roman, M. (2022). Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis
Pengembangan Budidaya Rumput Laut Edisi. Gramedia Pustaka Utama.
Sebagai Komoditas Unggulan Di Jakarta. 462 Hal.
Perairan Atapupu Untuk Meningkatkan
Perekonomian Pada Wilayah Wiratmaja, I. G., Kusuma, I. G. B. W.,
Perbatasan Ri-Rdtl. Jurnal & Winaya, I. N. S. (2011). Pembuatan
Aquatik, 5(2), 24-29. etanol generasi kedua dengan
memanfaatkan limbah rumput laut
Atmadja WS. Kadi A. Sulistijo dan Eucheuma Cottonii sebagai bahan
Rachmaniar. 1996. Pengenalan Jenis- baku. Jurnal ilmiah teknik
jenis Rumput Laut Indonesia. mesin, 5(1), 75-84.

70 Marine and Fisheries

Copyright © 202 3 MARLIN Marine and Fisheries Science Technology Journal

Anda mungkin juga menyukai