net/publication/342049811
CITATIONS READS
0 257
3 authors:
Ade Suryanda
Jakarta State University
83 PUBLICATIONS 246 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Siti Nur Afifah on 09 June 2020.
ABSTRAK
Mangrove adalah produsen primer yang dapat memberikan sejumlah besar detritus dari seresah
daun dan dahannya, yang merupakan salah satu faktor produktivitas perikanan di wilayah pesisir
pantai. Distribusi ikan pada kawasan hutan mangrove sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh suhu
lingkungan serta pasang surut air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
keanekaragaman ikan pada ekosistem mangrove Pulau Panjang dengan beberapa kawasan Ujung
Kulon. Penelitian ini mengambil referensi berdasarkan berbagai artikel dan sumber informasi yang
valid dari penelitian lainnya. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode yang
digunakan adalah studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jumlah ikan yang
ditangkap dan diteliti pada Pulau Panjang lebih banyak daripada sungai di kawasan Ujung Kulon.
Jumlah ikan yang diteliti di Pulau Panjang mencapai lebih dari seribu ekor, sedangkan sungai di
kawasan Ujung Kulon mencapai ratusan ekor. Indeks keanekaragaman tertinggi di Pulau Panjang
jatuh pada bulan Desember dengan nilai 1,251. Sedangkan, pada kawasan Ujung Kulon memiliki
indeks tertinggi yaitu pada Sungai Cigenter, dengan nilai 2,740. Keanekaragaman di Sungai
Cigenter lebih tinggi daripada Pulau Panjang dengan nilai yang mendekati 3 dan keduanya
memiliki keanekaragaman yang sedang.
Kata Kunci: Hutan Mangrove, Pulau Panjang, Sungai Cigenter, Ujung Kulon
ABSTRACT
Mangroves are primary producers that can provide a large amount of detritus from leaf litter and
branches, which is one of the factors of fisheries productivity in coastal areas. The distribution of
fish in mangrove forests varies greatly and is influenced by environmental temperatures and tides.
This study aims to determine the comparison of fish diversity in the Panjang Island mangrove
ecosystem with several Ujung Kulon areas. This study takes references based on various articles
and sources of valid information from other studies. The type of data used is secondary data. The
method used is the study of literature. The results of this study indicate that the number of fish
caught and studied on Panjang Island is greater than the river in the Ujung Kulon area. The
number of fish studied in Panjang Island reaches more than one thousand, while the river in the
Ujung Kulon area reaches hundreds. The highest diversity index on Panjang Island fell in
December with a value of 1,251. Meanwhile, in the Ujung Kulon region has the highest index,
namely the Cigenter River, with a value of 2.740. Diversity in the Cigenter River is higher than
Panjang Island with values close to 3 and both have moderate diversity.
Keywords: Mangrove Forest, Panjang Island, Cigenter River, Ujung Kulon.
I. PENDAHULUAN
Hutan mangrove adalah komunitas vegetasi pantai yang merupakan tempat terjadinya
pertukaran material dari wilayah pesisir laut, perairan tawar, dan ekosistem teresterial. Mangrove
adalah produsen primer yang dapat memberikan sejumlah besar detritus dari seresah daun dan
dahannya, yang merupakan salah satu faktor produktivitas perikanan di wilayah pesisir pantai.
Hutan mangrove mempunyai peran penting dalam aspek biologis, ekologis, maupun fisik.
Peran mangrove dalam aspek biologis yaitu sebagai penyedia makanan, daerah mencari
makan (feeding ground), daerah asuhan (nursery ground), dan tempat pemijahan (spawning
ground) baik untuk organisme yang mendiami ekosistem mangrove ataupun perairan sekitarnya.
Peran mangrove dalam aspek ekologis diantaranya sebagai tempat hidup berbagai spesies ikan,
udang, burung dan biota lainnya. Sedangkan, peran mangrove dalam aspek fisik adalah menjaga
kondisi pantai agar tetap stabil, melindungi bibir pantai, mencegah abrasi, dan intrusi air laut
(Descasari, 2016).
Total wilayah ekosistem mangrove yang terdapat di Indonesia yaitu sekitar 8,5 juta hektar,
tetapi yang memiliki keadaan baik hanya sekitar 3,6 juta hektar (National Geographic Indonesia,
2012; Descasari, 2016). Kerusakan ekosistem mangrove seringkali disebabkan oleh pembukaan
lahan budidaya perikanan, sawah-sawahan, tempat wisata, serta permukiman penduduk, sehingga
komunitas ikan dan biota laut disekitarnya menjadi terganggu.
Keberagaman ikan yang mendiami ekosistem tersebut, beberapa ada yang menetap atau
hanya sementara saja untuk melakukan pemijahan dan memelihara anakannya. Distribusi ikan
pada kawasan hutan mangrove sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh suhu lingkungan serta
pasang surut air laut (Redjeki, 2013; Patty, 2008). Selain itu, keberagaman spesies ikan yang
mendiami ekosistem mangrove pada setiap daerah juga berbeda-beda. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan keanekaragaman ikan pada ekosistem mangrove
Pulau Panjang dengan beberapa kawasan Ujung Kulon.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini mengambil referensi berdasarkan berbagai artikel dan sumber informasi yang
valid dari penelitian lainnya. Artikel yang digunakan merujuk pada keanekaragaman jenis ikan
yang ada di hutan mangrove. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode yang
digunakan untuk pengkajian ini studi literatur. Data yang diperoleh dikompulasi, dianalisis, dan
disimpulkan sehingga mendapatkan kesimpulan mengenai keanekaragaman spesies ikan pada
kawasan hutan mangrove.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini berupa data-data
kepustakaan yang substansinya melakukan pengolahan secara filosofis dan teoritis serta sudah
disortir, dianalisis, dan diolah agar lebih ringkas dan sistematis. Data yang sudah terkumpul dan
diseleksi berdasarkan reliabilitasnya, kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi.
Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei tahun 2020.
Jumlah Ikan
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Ambassis Ambassis Oryzias javanicus Chelon sp. Gerres sp. Jenis lain
gymnocephalus buruensis
Jumlah Ikan
Pada penelitian di sekitar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, terdapat total 317 ikan
dengan 41 jenis yang mewakili 26 famili dan 33 genus. Jenis ikan didominasi oleh Ambassis
dussumieri dengan jumlah 59 ekor. Lalu, terdapat Liza subviridis (51 ekor), Oryzias javanicus (25
ekor), Caranx sexfasciatus (20 ekor), dan Apogon hyalosoma (16 ekor).
Jumlah Ikan
70
60
50
40
30
20
10
0
Ambassis dussumieri Liza subviridis Oryzias javanicus Caranx sexfasciatus Apogon hyalosoma
Jumlah Ikan