SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Peternakan (S1)
Jurusan Ilmu Peternakan Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Oleh
NUR ALAM
NIM 60700117068
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 60700117068
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya Skripsi yang saya tulis adalah
asli. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya Skripsi ini, terutama dalam Bab
Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan dan
dikenakan sanksi akademik yang berlaku. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat
Penyusun,
Nur Alam
60700117068
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kepada Allah swt. karena berkat taufik dan
berjudul “Performa Dan Kualitas Karkas Ayam Broiler Yang Diberikan Jus
Daun Pepaya Dengan Level Dan Frekuensi Yang Berbeda’’ yang diajukan
sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana Ilmu Peternakan (S.Pt) pada Fakultas
insyaAllah. Penulis menyadari bahwa karya ini tidak akan terselesaikan tampa
bantuan dari berbagai pihak yang memberi dukungan, do’a, semangat, pelajaran dan
Selama penyusunan skripsi, tentunya tidak lepas dari berbagai hambatan dan
tantangan, namun berkat petunjuk, bimbingan, arahan, do’a, serta dukungan moral
dari berbagai pihak maka hambatan dan tantangan tersebut dapat teratasi. Untuk itu
istimewa kepada ibunda tercinta Jumarni dan ayahanda tercinta Abdul Husni yang
tanpa pamrih, penuh kasih sayang membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil
ii
Terselesaikannya skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis dengan segala
kerendahan hati dan rasa hormat untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D. selaku rektor Universitas Islam
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Ibu
Fakultas Sains dan Teknologi, ibu Dr. Fatmawati Nur Khalik, S.Si., M.Si.
selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Fakultas Sains dan Teknologi, dan
Bapak Dr. Muhammad Anshar, S.Pt., M.Si. selaku Wakil Dekan III Bidang
3. Bapak Dr. Muhammad Nur Hidayat, S.Pt., M.P. sebagai Ketua Jurusan Ilmu
Makassar dan ibu Dr. Hj. Jumriah Syam, S.Pt., M.Si. selaku Sekretaris
4. Bapak Dr. Muhammad Nur Hidayat, S.Pt., M.P. selaku Dosen Pembimbing
Pertama dan bapak Muhammad Arsan Jamili, S.Pt., M.Si. selaku Dosen
iii
5. Ibu Hj. Irmawaty, S.Pt., M.P. dan Bapak Prof. Dr. H. M. Dahlan. M, M.Ag.
selaku penguji yang telah memberikan saran dan kritikan yang konstruktif demi
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Peternakan yang telah memberikan
7. Kak Andi Afriana, S.E. selaku Staf Jurusan Ilmu Peternakan yang telah
administrasi.
9. Saudara (i) Ilmu Peternakan Angkatan 2017 “K17ANG” terima kasih atas
bantuan, kebersamaan dan canda tawa yang selama ini terjalin yang tidak bisa
kesenangan dan canda tawa yang membahagiakan dan menjadi keluarga baru
bagi penulis.
11. Buat adinda dan kakanda senior Ilmu Peternakan, yang telah memberikan
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
iv
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis,
Nur Alam
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... x
ABSTRACT ............................................................................................................ xi
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................. 4
H. Karkas ................................................................................................................ 14
vi
J. Hipotesis ............................................................................................................. 16
E. Prosedur Penelitian.................................................................................................18
G. Analisis Data..........................................................................................................23
A. Hasil.................................................................................................................. 25
B. Pembahasan....................................................................................................... 26
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 31
B. Saran ................................................................................................................. 31
LAMPIRAN................................................................................................................35
RIWAYAT HIDUP.....................................................................................................38
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
Nim : 60700117068
Judul : Performa dan Kualitas Karkas Ayam Broiler yang Diberikan Jus
Daun Pepaya Dengan Level dan Frekuensi yang Berbeda
x
ABSTRACT
Number : 60700117068
This study aims to determine the performance and carcass quality of broiler
chickens given papaya leaf juice at different levels and frequencies. This research was
conducted for 42 days in 35 days of treatment from 8 May to 18 June 2022. The
location for the research was Tuppu Village, Kec. Lembang, Kab. Pinrang, South
Sulawesi. This study used a completely randomized design consisting of 3 treatments
and 3 replications. This study used doses of P1 (20 ml/liter papaya leaf juice 1
time/week), P2 (20 ml/liter papaya leaf juice 2 times/week), and P3 (20 ml/liter
papaya leaf juice 3 times/week). . Parameters measured were feed consumption, body
weight gain, feed conversion, and carcass percentage. The results showed that giving
papaya leaf juice in drinking water had a significant effect on feed consumption in
treatment P1 (886.83 g/head) and had no significant effect on body weight gain in
treatment P2 (412.93 g/head), feed conversion P1 (2.17 g). /head) and Percentage of
Carcass P3 (79.05 %).
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peternakan ayam broiler merupakan salah satu sektor usaha yang memiliki
Suprijatna (2005) Bahwa ayam broiler merupakan hasil teknologi yaitu persilangan
antara ayam Cornish dengan Plymouth Rock. Ayam broiler mempunyai kelebihan
yang dimiliki adalah kecepatan pertumbuhan yang relatif cepat dan singkat, bobot
badan yang tinggi, konversi pakan kecil, siap dipotong pada usia muda serta
menghasilkan kualitas daging berserat lunak, empuk, dan tekstur kulit halus
mempengaruhi konversi pakan tidak seimbang, pertambahan bobot badan rendah dan
kualitas karkas bobot daging menurut (NRC, 2001). Faktor lain yaitu kualitas pakan
yang baik dapat mempengaruhi performa dan kualitas karkas namun hanya bisa
didapatkan pada toko besar dengan harga yang mahal serta terbatas, sebagai
pengganti dengan adanya daun pepaya yang melimpah memiliki kandungan enzim
papain dan enzim proteolitik dapat digunakan sebagai bahan pakan bernutrisi tinggi
dan mudah didapatkan bagi peternak. Faktor lain yang mempengaruhi performa
menurun yaitu kecernaan ayam broiler terhadap daya cerna pakan berkualitas tinggi
1
sangatlah rendah sehingga hanya menghasilkan ampas, dengan adanya daun pepaya
lisozim yang berguna pada proses pencernaan dan mempermudah kerja usus
(Kamaruddin dan Salim, 2003). Bota (2007) juga mengatakan bahwa daun pepaya
yang memiliki kemampuan untuk membentuk protein baru yaitu plastein dan enzim
jus daun dalam ransum memberikan pengaruh terhadap konsumsi ransum, berat
pemberian bahan kimia dan obat-obatan belum memberikan hasil yang memadai dan
tidak dianjurkan sehingga dapat menurunkan performa dan kualitas karkas (NRC,
2001). Dengan obat-obatan serta bahan kimia yang diberikan secara rutin dapat
2001).
untuk menghidari efek samping dari penggunaan antibiotik berbahan kimia dengan
penggunaan ekstrak tanaman daun pepaya telah dilakukan oleh banyak peneliti yang
membuktikan bahwa ekstrak tanaman daun pepaya dapat bersifat antibakteri, anti
jamur, dan dapat juga digunakan sebagai imunostimulan yang tidak menimbulkan
2
Pengaruh positif dari pemberian daun papaya yang bersifat anti bakteri dan
anti jamur terhadap berbagai bakteri pathogen lebih sehat terutama ternak ayam
broiler. Hasil penelitian Baskaran et al. (2012), diketahui bahwa ekstrak etanol daun
pepaya dapat mencegah infeksi baik pada jamur, bakteri Gram positif dan negatif.
Selain itu, ekstrak daun pepaya telah terbukti mengandung bahan analgesik dan
Daun pepaya (Carica papaya L) memiliki enzim papain dan enzim proteolitik
yang dapat membentuk protein baru sebagai antibakteri. Sebagaimana Putri et al.
(2016) yang menyatakan enzim papain memiliki sifat sebagai antibakteri dan hasil
penelitian yang telah dilakukan dengan getah pepaya dapat menyebabkan kebocoran
pada membran sel bakteri. Kebocoran membran sel diakibatkan oleh aktivitas
memecah protein, enzim proteolitik dalam getah pepaya mampu memecah membran
sel bakteri.
Penggunaan ransum dengan jus daun pepaya sudah banyak dilakukan pada
et al. (2014) bahwa pemberian jus daun pepaya sampai 2.5% pada ayam broiler fase
mengatakan bahwa pemberian ekstrak daun pepaya hingga 2.5% dalam air
minum ayam broiler tidak menghasilkan pengaruh yang nyata terhadap tampilan
3
pemberian ekstrak daun pepaya segar dalam air minum ayam broiler tidak
karkas, namun nyata dapat meningkatkan persentase daging dan menurunkan lemak
sehingga memiliki dampak positif terhadap performa dan kualitas karkas. Sedangkan
penggunaan ekstrak dengan dosis yang sama tidak memiliki efek terhadap performa
dan kualitas karkas. Maka dilakukan penelitian ini dengan menggunakan jus daun
B. Rumusan Masalah
penggunaan daun pepaya dalam bentuk jus terhadap peformans dan kualitas karkas
ayam broiler.
C. Tujuan Penelitian
penggunaan daun pepaya dalam bentuk jus terhadap peformans dan kualitas karkas
ayam broiler.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang baik akan memberikan manfaat yang baik pula pada hasil
akademis, peneliti dan masyarakat tentang pengaruh daun pepaya dalam bentuk jus
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Integrasi
Segala sesuatu yang diciptakan Allah swt. tidak ada yang sia-sia semuanya
memiliki manfaat. Salah satunya ciptaan Allah swt ternak ayam merupakan penghasil
daging dan telur yang sangat cepat sebagai kebutuhan protein hewani bagi manusia.
Pemanfaatan ternak ayam broiler sejalan dengan firman Allah swt dalam Q.S. Al-
Imran, 3/191:
ِ س َٰ َم َٰ َو
ت ِ ٱَّللَ قِ َٰيَ ٗما َوقُعُودٗ ا َو َع َل َٰى ُجنُو ِب ِه ۡم َويَتَفَ َّك ُرونَ فِي خ َۡل
َّ ق ٱل َّ َٱلَّذِينَ يَ ۡذ ُك ُرون
١٩١ ار ِ ب ٱل َّن ُ ض َربَّنَا َما َخلَ ۡقتَ َٰهَذَا َٰبَ ِط ٗٗل
َ س ۡب َٰ َحنَكَ فَ ِقنَا َعذَا ِ َو ۡٱۡل َ ۡر
Terjemahnya:
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-
sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka (Kementerian Agama
RI, 2017).
dengan percuma. Allah swt tidak menciptakan sesuatu dialam semesta ini dengan sia-
sia dan tidak mempunyai hikmah yang mendalam dan tujuan tertentu yang akan
Allah swt. Menciptakan hewan ternak untuk kamu yang bisa dijadikan
komoditi dan perlu dijaga pemeliharaannya yaitu ayam salah satunya ayam broiler.
Broiler merupakan binatang ternak yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia
5
sebagai penghasilkan daging dan telur. Bukan hanya itu hewan ternak juga dengan
sumber bahan baku industry. Dalam Al-Qur’an disebutkan beberapa manfaat hewan
ternak bagi manusia (Shihab, 2002). Allah swt, berfirman dalam Q.S An-Nahl,16/5:
Terjemahnya:
Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu)
yang menghangatkan dan berbagai manfaat dan sebagiannya kamu makan
(Kementerian Agama, RI; 2012).
Penafsiran ayat ini dinyatakan dalam Tafsir Jalalain yang menyatakan bahwa
maksud ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah swt telah menciptakan berbagai
macam binatang ternak termasuk ayam untuk diambil berbagai manfaatnya, seperti
bulu pada ayam yang bisa kita gunakan untuk menjadi hiasan, kerajinan dan
sebagiannya dalam hal ini daging serta telur dari ayam untuk dikonsumsi oleh
Terjemahnya:
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah
menjadikan bagimu bumi itu jalan-jalan dan menurunkan dari langit air hujan.
Maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-
tumbuhan yang bermacam-macam (Kementerian Agama RI, 2012).
6
Penafsiran ayat ini dinyatakan dalam Tafsir Jalalain yang menyatakan bahwa,
hamparan untukmu, membuka jalan-jalan untuk kamu lalui dan menurunkan hujan
diatas bumi sehingga terciptalah sungai-sungai. Dengan air itu Allah swt
Ada yang berwarna putih dan hitam, ada pula yang rasanya manis dan pahit. Sama
halnya pada penelitian ini yakni dengan pemberian jus daun pepaya yang mempunyai
warna dan rasa yang berbeda, namun memiliki manfaat yang begitu banyak untuk
ternak.
B. Ayam Broiler
pertumbuhannya yang cepat dibanding ternak lain, dan sebagai penghasil daging
dengan serat lunak. Broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh
besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur
Hal ini karena usaha peternakan ayam merupakan sektor kegiatan yang
paling cepat dan paling efisien dimana performa dan kualiatas karkas dapat
daging ayam broiler rata-rata sebesar protein 18.6%, lemak 15.06%, air 65.95%
7
(Amrullah, 2003). Ayam broiler memiliki permodalan yang relatif kecil, perputran
modal relatif lebih cepat, dan penggunaan lahan yang tidak terlalu luas. Suhu
yang cocok untuk pertumbuhan ayam broiler berkisar 28°C apabila melebihi suhu
tersebut akan mempengaruhi tingkat ayam terkena penyakit (Amrullah, 2004). Ayam
pedaging atau broiler adalah ayam jantan atau betina muda yang dengan umur
panen 4-8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu mempunyai
pertumbuhan yang cepat itulah yang dimasukkan dalam kategori ayam pedaging
daging ayam karena mampu tumbuh cepat sehingga broiler dapat menghasilkan
daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Dengan waktu pemeliharaan yang
relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak
keperluan hidup pokok dan produksinya. Namun, tidak ada bahan ransum yang
sempurna, satu bahan mengandung semua nutrisi. Disinilah dasar penggunaan bahan
ransum dengan sistem kombinasi dengan memanfaatkan kelebihan setiap bahan dan
Disamping itu kebutuhan vitamin dan mineral juga harus diperhatikan. Broiler
selama masa pemeliharaannya mempunyai dua macam ransum yaitu fase starter dan
fase finisher. Ransum sebagai salah satu faktor yang pengaruhnya besar terhadap
8
pertumbuhan perlu mendapat perhatian yang serius. Ransum disebut seimbang
apabila mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh ayam dalam
pertumbuhan yang cepat dan produksi yang efisien, maka penyusunan ransum perlu
kebutuhan nutrien secara tepat, baik jenis, jumlah, serta imbangan nutrisi tersebut
bagi ternak. Ransum yang diberikan pada ayam broiler harus berkualitas, yakni
mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam. Ayam tidak bisa
sebagian dari porsi ransum yang diberikan. Sebagian dari porsi ransum ini disebut zat
pakan atau nutrisi. Nutrisi dilepaskan saat dicerna, kemudian diserap masuk ke cairan
dan jaringan tubuh. Secara garis besar, nutrisi dalam ransum ayam terdiri dari
Kebutuhan nutrisi ransum starter (Umur 7 hingga 21 Hari) dan finisher (Umur
22 hingga 42 Hari) ayam broiler pada umur yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 1.
9
6 Abu (%) 5.49 5.54
7 Ca (%) 1.52 1.49
8 P (%) 0.77 0.65
9 Nacl (%) 0.36 0.28
10 Ge (kkal/kg) 3924.0 3875.0
Sumber : Ichwan, 2003
D. Konsumsi Pakan
pakan yang dimakan dalam jangka waktu tertentu. Pakan yang dikonsumsi ternak
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat nutrisi lain (Ardana, 2009).
Konsumsi pakan yang tidak berbeda kemungkanan besar disebabkan oleh pakan yang
ISO energi yang berarti energi pakan pada perlakuan dibuat seimbang. Ayam
mencukupi maka ayam akan cenderung berhenti makan (Jamilah, 2013). Adapun
Pertumbuhan broiler yang cepat ada kalanya didukung oleh konsumsi pakan yang
10
lebih banyak pula. Masalah konsumsi pakan memang harus disadari bahwa broiler ini
senang makan. Bila pakan yang diberikan tidak terbatas atau ad libitum, broiler akan
makan sepuasnya hingga kenyang. Setiap bibit ayam sudah ditentukan konversi
pakan, sampai batas tertentu hingga kemampuan prima ayam akan muncul (Rasyaf,
2006).
broiler. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis adalah 8-10 ekor/m2, lebih
dari angka tersebut,suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur
pakan juga terpengaruh pada sanitasi adalah untuk usaha pemeliharaan dan
pengawasan kebersihan secara menyeluruh yang meliputi kandang, alat, dan bahkan
proses peningkatan ukuran tulang, otot, organ dalam dan bagian tubuh yang terjadi
sebelum lahir (prenatal) dan setelah lahir (postnatal) sampai mencapai dewasa. Bobot
badan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi, dengan
demikian perbedaan kandungan zat-zat makanan dan banyaknya volume pakan yang
karena kandungan zat-zat makanan yang seimbang tersebut mutlak diperlukan untuk
pertumbuhan yang optimal. Peningkatan pertambahan bobot badan ini sejalan dengan
11
meningkatnya konsumsi pakan yaitu semakin tinggi konsumsi pakan maka meningkat
pula bobot badannya (Wijayanti, 2011). Adapun pertambahan bobot badan per ekor
terhadap ayam tersebut dimulai sebelum perlakuan sampai dengan minggu keempat
berat tubuh setiap minggunya. Kemudian pada masa panen dilakukan penghitugan
F. Konversi Pakan
ransum berkualitas, selain itu angka konversi juga banyak dipengaruhi oleh teknik
pemberian pakan. Konversi pakan adalah seluruh makanan atau pakan ternak yang
habis di konsumsi dalam jangka waktu tertentu yang dapat memberi pengaruh
pertumbahan bobot badan dan pertumbuhan ternak yang dipelihara. Konversi ini
12
seluruh pakan tersebut hanya di konsumsi untuk kualitas dan kuantitas daging ayam
saja tetapi ada beberapa kegunaan pakan setelah di konsumsi oleh ternak. diantaranya
digunakan untuk, a) proses biologis tubuh, b) adanya bagian makanan yang tidak
sempat dicerna atau memang tidak mampu dicerna oleh ayam itu dan terbuang dalam
tinja, c) bagian akhir baru dipergunakan untuk produksi daging. Program pemberian
ransum dengan cara mengatur waktu tertentu merupakan metode yang dapat
meningkatkan efisiensi ransum hal ini ditunjukkan dengan semakin rendahnya angka
konversi ransum hal ini dimungkinkan karena aktivitas makan ayam akan berkurang
sehingga energi yang diperlukan untuk melakukan aktifitas tersebut dapat dihemat
2010).
ransum, karena semakin tinggi konversi ransum maka biaya ransum akan meningkat
karena jumlah ransum yang dikonsumsi untuk menghasilkan bobot badan dalam
jangka waktu tertentu semakin tinggi. Nilai konversi ransum yang tinggi
sewaktu dipanen sekarang ini sudah mencapai nilai dibawah 2. Nilai ini berarti
13
bahwa jika mortalitas normal sekelompok ayam broiler hanya memerlukan
G. Karkas
kepala, darah serta organ internal yaitu kaki dan bulu. Karkas broiler adalah daging
bersama tulang ayam setelah dipisahkan dari kepala sampai batas pangkal leher, dari
kaki sampai lutut serta isi rongga perut. Pertumbuhan komponen karkas diawali
dengan pertumbuhan tulang, lalu pertumbuhan otot yang akan menurun setelah
Pembentukan tubuh yang terjadi akibat tingkat pertumbuhan jaringan, kemudian akan
membentuk karkas yang terdiri dari 3 jaringan utama yang tumbuh secara teratur dan
otot atau urat yang akan membentuk daging, yang menyelubungi seluruh kerangka,
kemudian sesuai dengan pertumbuhan jaringan tersebut, lemak (Fat) tumbuh dan
4 Menurut Murtidjo (2003), karkas broiler adalah daging bersama tulang ayam
setelah dipisahkan dari kepala sampai batas pangkal leher, dari kaki sampai lutut serta
isi rongga perut. Pertumbuhan komponen karkas diawali dengan pertumbuhan tulang,
lalu pertumbuhan otot yang akan menurun setelah mencapai pubertas selanjutnya
diikuti pertumbuhan lemak yang meningkat. Faktor yang mempengaruhi bobot karkas
ayam broiler adalah genetik, jenis kelamin, fisiologi, umur, berat tubuh dan nutrisi
ransum.
14
Menurut Anggorodi (1985), menyatakan bahwa apabila kandungan energi
ransum ayam yang sedang bertumbuh turun dibawah tingkat kritis, pertumbuhan
berkurang dan lemak yang ditimbulkan dalam karkas menurun, namun kelebihan
energi dalam jumlah sedikit akan menimbulkan lemak tambahan dan sedikit
komponen karkas diawali dengan pertumbuhan tulang, lalu pertumbuhan otot yang
yang kandungan nutrisinya cukup tinggi sehingga cocok diberikan pada ternak ayam
sebagai nutrisi dan obat herbal. Menurut Widjastuti (2009), daun papaya mengandung
protein kasar sebanyak 20.88%, kalsium 0.99%, fosphor 0.47%, dan gross energy
2.912 kkal/ kg. Daun papaya juga mengandung enzim proteolitik, papain,
15
karposida, saponin, sukrosa dan dektrosa. Menurut Kiha et al. (2012), enzim
kimopapain, papain dan lipase dapat membantu pemecahan nutrient ransum sehingga
dalam air minum tidak berpengaruh nyata. Terhadap peningkatan (performa, berat
karkas, dan persentase karkas). Namun nyata dapat meningkatkan persentase daging
dan menurunkan lemak subkutan dan kulit, lemak bantalan dan lemak abdomen.
penambahan jus daun pepaya samapai 2.5% pada ayam broiler fase starter
broiler fase finisher. Sarjuni dan Miozin (2011) mengatakan bahwa penggunaan
jus daun pepaya dalam ransum tidak memberikan pengaruh yang nyata
I. Hipotesis
Adapun dugaan sementara penelitian jus daun pepaya tidak berpengaruh nyata
terhadap performa dan kualitas karkas ayam broiler. Penelitian jus daun pepaya
16
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan alat-alat seperti tempat pakan dan minum ayam
sebanyak 9 buah, timbangan analitik (digital), termometer, sekam, kertas roll, gasolek
dan tabung gas 3 kg, kabel, bola lampu pijar 15 watt, spray gun, blender, gelas 1 liter,
alat bersih sekop, sapu lidi, dan ember, buku data, alat hitung, kertas dan alat tulis.
Bahan yang digunakan yaitu ayam broiler umur 1 hari (DOC) sebanyak 18
ekor, vaksin ND strain Lasota, vita chik, vita stres, daun pepaya, air bersih,
C. Jenis Penelitian
D. Rancangan Penelitian
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 ulangan. Setiap percobaan
17
terdiri dari 3 ulangan yang berisi 2 ekor ayam broiler sehingga terdapat 9 unit
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Kandang
menggunakan destan. Sebelum day old chick (DOC) dimasukkan ke dalam unit
percobaan, terlebih dahulu DOC dimasukkan ke dalam kandang brooding selama tujuh
hari. Kandang brooding ini dirancang senyaman mungkin yang terdiri dari tirai yang
dibuat menggunakan terpal, gasolek serta lampu 15 Watt sebanyak 2 buah. Hal itu
dilakukan agar suhu pada kandang dapat terjaga sehingga DOC tetap merasa hangat
walaupun terpisah dari induknya. Litter atau alas kandang menggunakan sekam padi
Pada umur 1-7 hari DOC berada pada fase brooding dalam masa
pemeliharaan 42 hari, pada fase ini DOC masih membutuhkan indukan atau
penghangat buatan (gasolek dan lampu) untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.
Gasolek akan dinyalakan pada malam hari dan akan dinyalakan pada siang hari
apabila cuaca dingin (hujan), sedangkan pencahayaan pada fase brooding dilakukan
18
selama 16 jam pada sore hari sampai pagi pukul 17.00-09-00 WITA. Pada malam hari
Setelah masa brooding memasuki masa starter, tirai yang berada di bagian
atas mulai dilepas agar ayam broiler mulai beradaptasi dengan suhu lingkungan, pada
masa ini juga ketika siang hari tirai mulai dibuka agar ayam broiler mendapatkan
cahaya matahari serta sirkulasi udara didalam kandang dapat terganti. Pada masa
starter ayam broiler sebanyak 18 ekor dimasukkan ke dalam kandang yang memiliki
Masing-masing unit percobaan berisi 2 ekor ayam broiler, terdapat tempat pakan
air kran dengan irisan daun pepaya dipotong kecil-kecil kemudian rebus dengan
menggunakan gula pasir untuk menghilangkan rasa pahit pada daun pepaya.
kemudian hasil rebusan diblender dalam bentuk jus. Setelah itu dilakukan pemerasan
jus daun pepaya menggunakan kain untuk menghasilkan perasan air jus daun pepaya.
Pemberian pakan pada penelitian ini merupakan pakan komersial (BP 11- bravo).
Pakan diberikan secara ad libitum dan air minum diberikan 3 kali sehari. Pakan komersil
19
bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, dedak, jagung, tepung daging dan tulang,
tepung daun, pecahan gandum, dan kanola, vitamin, enzim, kalsium, fosfat, dan trace
mineral.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada umur 1-7 hari day old chick (DOC) berada pada fase brooding, Pada fase
brooding, DOC ini diberikan pakan komersial (BP-11), pemberian pakan dan air
Setelah masa brooding, ayam broiler diberikan air minum perlakuan pada
umur 8-35 hari (hingga panen). Pada fase starter ini, pemberian pakan diberikan
secara ad libitum untuk air minum 3 kali sehari pada pagi hari sampai sore pukul
07.00-14.00 WITA diberikan vitamin, pada sore hari sampai malam pukul 14.00-
19.00 WITA diberikan perlakuan pada air minum, pada malam hari sampai pagi
pukul 19.00-07.00 WITA diberikan air minum tanpa campuran. Pada fase starter
tidak menggunakan lagi gasolek sebagai penghangat, tetapi menggunakan lampu agar
20
ayam dapat beradaptasi. Pencahayaan pada fase starter dilakukan selama 14 jam
yaitu pada sore hari sampai pagi pukul 17.00-07.00 WITA, pada pagi hari sampai
sore hari pukul 07.00-17.00 WITA penerangan atau lampu dimatikan. Pemberian
vitamin melalui air minum dilaksanakan pada pagi hari, guna mengurangi tingkat
kandang sehingga terhindar dari bibit penyakit yang akan membahayakan ternak.
Selain itu dilakukan program vaksinasi secara berkala, vaksin yang digunakan yaitu
vaksin ND-Lasota yang diberikan sebanyak dua kali. Pada umur tiga hari diberikan
secara tetes mata, sedangkan 21 hari diberikan melalui pencampuran dengan air
minum.
1. Performa
a. Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan dihitung dalam waktu satu minggu juga. Karena konsumsi
pakan dalam satu minggu didapat dari jumlah ransum yang diberi dikurangi dengan
sisa pakan yang tidak dimakan selama satu minggu. Kemudian konsumsi rata-rata
21
b. Pertambahan Bobot Badan
selama penelitian berlangsung, cara penimbangan terhadap ayam tersebut dari mulai
sebelum perlakuan sampai dengan minggu kelima. Kemudian pada masa panen
c. Konversi Pakan
dalam satu minggu dengan rata-rata pertambahan bobot badan minggu itu pula,
X KR
FCR =
X PBB
22
X KR = rata-rata konsumsi ransum (gr/ekor)
2. Kualitas Karkas
badan akhir pada akhir penelitian dengan mengambil sampel sebanyak 1 ekor dari
tiap ulangan. Ayam tersebut kemudian dipotong pada vena jungularis dan darah
dikeluarkan pada posisi kaki diatas dan kepala dibawah. Setelah darah berhenti
mengalir dan ayam tidak bergerak lagi, maka dilakukan perendaman dengan air panas
selama 45 detik (metode semiscalding), sehingga bulu ayam dengan mudah dapat
Setelah bulu dicabut, bagian isi rongga perut dikeluarkan serta kepala dan kaki
dipotong, karkas yang diperoleh kemudian ditimbang untuk mengetahui berat karkas.
Menurut Bundy dan Diggins (1960). Persentase karkas dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Berat Karkas
Persentase Berat Karkas = x 100%
Berat Hidup
G. Analisis Data
Rancangan Acak Lengkap. Jika hasil analisis ragam perlakuan terdapat pengaruh
yang nyata, selanjutnya dilakukan uji lanjut yaitu dengan Uji Duncan’s Multiple
23
Range Test (DMRT). Hasil penelitian ini akan dianalisis menggunakan Rancangan
Dimana:
i = 1 dan 2
j = 1, 2 dan 3
k = 1, 2 dan 3
Keterangan:
Yijk = Hasil pengamatan dari performa dan kualitas karkas ayam broiler
π = Nilai rata-rata
MP(ij) = Interaksi antara level perlakuan ke-i dan prekuensi perlakuan ke-j
€ijk = Error
24
BAB IV
A. Hasil
Data hasil penelitian yang diperoleh untuk mengetahui performa dan kualitas
karkas pada ayam broiler yang diberikan jus daun pepaya (Carica papaya L) pada
level dan frekuensi yang berbeda yang dipelihara selama 42 hari diperoleh hasil
pertambahan bobot badan, konversi pakan dan juga tidak berpengaruh nyata (P>0.05)
25
B. Pembahasan
Hasil dari penelitian selama 42 hari dalam 35 hari perlakuan yang mencakup
beberapa perlakuan yaitu penambahan jus daun pepaya (Carica papaya L) pada air
minum ternak, terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan,
1. Konsumsi Pakan
pemberian jus daun pepaya (Carica papaya L) sebanyak 20 mL/liter air minum
seminggu) memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dengan perlakuan P3 yaitu rata-rata
perlakuan jus daun pepaya (Carica papaya L) dengan level 20 mL/liter air minum
Hasil uji Duncan dari pengaruh jus daun pepaya (Carica papaya L) 20 mL/liter air
P2 dan P3, namun perlakuan P2 dan P3 tidak berbeda nyata. Adapun faktor yang
mempengaruhi hal tersebut karena pengaruh dari rasa pahit daun pepaya, dosisnya
banyak. Menurut Mahmood et al (2005), pengaruh rasa pahit karena adanya aktivitas
26
anti bakteri dan antioksidan pada daun pepaya. Selain itu, Menurut Krisnha et al
(2008) yang menyatakan bahwa rasa pahit daun pepaya (Carica papaya L)
disebabkan oleh kandungan alkaloid yaitu alkaloid karpain, dan bersifat basa
tinggi konsumsi pakan dan semakin tinggi frekuensi maka semakin rendah konsumsi
pakan pada broiler, namun pada daun pepaya (Carica papaya L) dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi pada broiler karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi.
kasar sebanyak 20.88%, kalsium 0.99%, fosphor 0.47%, dan gross energy 2.912
menggunakan ekstrak daun pepaya yang diberikan pada per liter air minum dengan
air minum) dan T3 (Pemberian 25 mL/liter air minum) menunjukkan hasil penelitian
menggunakan metode pemberian jus daun pepaya dengan pemberian jumlah jus
yang sama pada tiap-tiap perlakuan (P1,P2, dan P3) sebanyak 20 mL/liter air minum
dan hasil penelitian ini memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi pakan.
27
Pada penelitian ini, intensitas pemberian diatur hanya beberapa kali seminggu,
Nilai pertambahan bobot badan dapat diperoleh nilai tertinggi dari beberapa
perlakuan pemberian jus daun pepaya (Carica papaya L) 20 mL/liter air minum pada
pertambahan bobot badan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarjuni dan Miozin
(2011) mengatakan bahwa penggunaan jus daun pepaya dalam ransum tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap performa ayam broiler. Bobot badan
akhir dihitung dari selisih bobot badan minggu akhir dan minggu awal menunjukkan
g/ekor/minggu.
3. Konversi Pakan
Konversi pakan adalah seluruh makanan atau pakan ternak yang habis
dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu yang dapat memberi pengaruh pertumbuhan
ternak yang dipelihara. Konversi ini bertujuan untuk melihat kegunaan pakan yang
kualitas dan kuantitas daging ayam saja tetapi ada beberapa kegunaan pakan setelah
28
Nilai konversi pakan pada tabel menunjukkan perlakuan P1 lebih tinggi
Nilai konversi pakan tersebut menunjukkan nilai perlakuan yang tidak jauh berbeda.
memiliki pengaruh nyata (P>0.05) terhadap konversi pakan, hal ini dapat dijelaskan
bahwa konversi ransum adalah rasio antara pertambahan bobot badan dan konsumsi
pakan. Sehingga pemberian jus daun pepaya (Carica papaya L) tidak berpengaruh
nyata terhadap konsumsi ransum dan pertumbuhan bobot badan, maka konversi
pakan juga tidak mengalami pengaruh yang nyata (P>0,05). Hal ini sesuai dengan
pendapat Sarjuni dan Miozin (2011) mengatakan bahwa penggunaan jus daun
Persentase berat karkas tertinggi dari perlakuan pemberian jus daun pepaya
(Carica papaya L) yaitu pada perlakuan P3 dengan rata-rata berat karkas 79.05
karkas. Hal ini sesuai dengan pendapat Rukmini (2006) menyatakan bahwa
29
pemberian ekstrak daun papaya segar 2% dalam air minum tidak berpengaruh nyata.
g/ekor/minggu.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pemberian jus daun pepaya (Carica
Juga tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konversi pakan pada pemberian jus
berat karkas saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Pertambahan bobot badan
erat kaitannya dengan konsumsi pakan dimana semakin tinggi nilai konsumsi pakan
maka pertambahan bobot badan juga akan tinggi. Nilai persentase berat karkas juga di
pengaruhi oleh pertambahan bobot badan dimana semakin tinggi pertambahan bobot
30
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan daun pepaya (Carica papaya L) dalam bentuk jus
terhadap performa dan kualitas karkas ayam broiler yang diberikan dengan level 20
pakan dengan data hasil penelitian P1 (886.83 g/ekor), P2 (877.70 g/ekor) dan P3
B. Saran
masih terdapat banyak keterbatasan dan kekeliruan yang ada dalam penelitian ini.
bermanfaat.
31
DAFTAR PUSTAKA
Ardana. 2009. Konsumsi Ayam Brioler. Cetakan pertama. Agromedia Media Pustaka.
Jakarta.
Amrullah, I.K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan ke-1. Lembaga Satu Gunung
Budi, Bogor.
Amrullah, I.K. 2004. Nutrien Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.
Bota, B. J. 2007. Pengaruh Penambahan Tepung Daun Pepaya (Carica papaya L,)
dalam Pakan Komersil terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot
Badan dan Konversi Pakan pada ayam broiler Jantan. Tesis Airlangga
University Library. Surabaya.
Bondad. 2001. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Pustaka
Nusatama.Yogyakarta.
32
Ichwan M. W. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Penerbit PT. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Kamaruddin, M. dan Salim. 2003. Pengaruh Pemberian Air Perasan Daun Pepaya
Pada Ayam : Respon Patofisilogik Hepar. Jurnal Sain Veterinet 20 (1) : 37 -
43
NRC. 2001. Nutrient Requirement of Dairy Cattle. 8th Edition. National academic of
Science, Washington D. C.
Jamilah, N. Suthama dan Mahfudz, L.D. 2013. Performa Produksi Dan Ketahanan
Tubuh Broiler Yang Diberi Pakan Step Down Dengan Penambahan Asam
Sitrat Sebagai Acidifier. JITV. 18 (4), 251-257.
Pramudyati Y.S, Effendy J. 2009. Petunjuk Teknis Beternak Ayam Ras Pedaging
(Broiler). Palembang: Gtz Merang Reed Pilot Project Bekerjasama dengan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan.
33
Rukmini, S.N.K. 2006. Penampilan dan Karakteristik Fisik Karkas Itik Bali Jantan
yang diberi Daun Pepaya (Carica papaya L.), Daun Katuk (Sauropus
androgenus) dan Kombinasinya melalui Air Minum. Tesis Program
Pascasarjana Universitas Udayana. Denpasar.
Rukmini, S.N.K. 2006. Penampilan Karakteristik Fisik Karkas Itik Bali Jantan yang
diberi Daun Pepaya (Carica papaya L.), Daun Katuk (Sauropus androgenus)
dan Kombinasinya melalui Air Minum. Tesis Program Pascasarjana
Universitas Udayana. Denpasar.
Widjastuti, T. 2009. Pemanfaatan tepung daun pepaya (Carica papaya L.) dalam
upaya peningkatan produksi dan kualitas telur ayam Sentul. J. Agroland 16
(3) : 268- 273.
Zulfanita. Roisu, E.M. Dyah P.U. 2011. Pembatasan Ransum Berpengaruh terhadap
Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler pada Periode Pertumbuhan. Skripsi
Peternakan. Jurusan Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas
Muhammadiyah Purworejo. Purworejo.
34
LAMPIRAN
ANOVA
Total 272.562 8
Total 40.942 8
Total .003 8
Total 13.624 8
KONSUMSI PAKAN
Duncana P3 3 877.1000
P2 3 877.7000
P1 3 886.8333
35
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
36
3. Pembuatan Jus Daun Pepaya
37
RIWAYAT HIDUP
Nur Alam, Nim: 60700117068, lahir di Sinjai,18 November 1998. Lahir dari
pasangan suami istri Ayahanda bernama Abdul Husni dan Ibunda Jumarni merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan awal di SDN 100 Biji Nangka, lalu
melanjutkan pendidikan di MTS Negeri 151 Sinjai Borong dan SMKN 2 Sinjai Utara
lalu tamat pada tahun 2017 dan melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi melalui jalur UMM. Dengan kerja
keras dan semanagat yang tinggi peneliti akan menyelesaikan kuliah Strata (S1) pada
tahun 2023.
38