Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam industri peternakan, penggunaan growth promoters atau zat
pengatur pertumbuhan telah menjadi praktik umum untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produktivitas hewan ternak. Growth promoters dapat digunakan
secara langsung melalui pakan atau air minum, atau melalui suntikan.

Meskipun penggunaan growth promoters dapat memberikan manfaat dalam hal


meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas hewan ternak, ada juga risiko terkait
penggunaannya. Beberapa jenis growth promoters dapat menyebabkan resistensi
antimikroba pada hewan dan manusia, serta meningkatkan risiko terhadap
kontaminasi lingkungan.

Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan
growth promoters dalam peternakan, termasuk manfaat dan risiko yang terkait
dengannya. Selain itu, alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas hewan ternak perlu dieksplorasi dan
dipromosikan.
1.1 Rumusan Masalah
1. Apa itu growth promoter?
2. Apa risiko yang terkait dengan penggunaan growth promoters dalam
peternakan?
3. Bagaimana penggunaan growth promoters dapat mempengaruhi resistensi
antimikroba pada hewan dan manusia?
4. Apa alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produktivitas hewan ternak selain penggunaan growth
promoters?

1.2 Tujuan
Tujuan artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang penggunaan growth promoters dalam peternakan, termasuk manfaat dan
risiko yang terkait dengannya. Selain itu, artikel ini juga bertujuan untuk
mengidentifikasi alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas hewan ternak, serta
mempromosikan penggunaannya. Dengan mengetahui manfaat, risiko, dan
alternatif yang ada, diharapkan pembaca dapat membuat keputusan yang lebih
baik dalam memilih metode yang sesuai untuk meningkatkan pertumbuhan dan
produktivitas hewan ternak dalam lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

1.3 Manfaat Penelitian


Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan
growth promoters dalam peternakan:

1. Meningkatkan pertumbuhan hewan ternak: Growth promoters dapat


meningkatkan pertumbuhan hewan ternak, yang berarti hewan dapat mencapai
ukuran panen yang lebih besar dalam waktu yang lebih singkat.

2. Meningkatkan produktivitas hewan ternak: Growth promoters juga dapat


meningkatkan produktivitas hewan ternak, seperti produksi susu pada sapi dan
telur pada ayam.

3. Meningkatkan efisiensi pakan: Dengan meningkatkan efisiensi pakan, hewan


ternak dapat memanfaatkan nutrisi pakan yang diberikan dengan lebih baik,
sehingga mengurangi biaya pakan dan meningkatkan profitabilitas
peternakan.

4. Meningkatkan keuntungan peternakan: Dengan meningkatkan pertumbuhan


dan produktivitas hewan ternak, penggunaan growth promoters dapat
meningkatkan keuntungan peternakan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Apa itu growth promoters?

Antibiotic Growth Promoter (AGP) merupakan antibiotik dengan dosis


kecil yang digunakan sebagai suplemen dalam pakan ternak. AGP bekerja
dengan menekan stres, memproduksi amonia, mengurangi infeksi, mengurangi
racun, dan mengoptimalkan penyerapan nutrisi dari pakan ke dinding usus. Jenis
AGP yang sering digunakan oleh petani di Indonesia seperti seng bacitracin,
spiramycin, virginiamycin, bambermycin, tylosin phosphate, avilamycin, dan
enramycin
bahan tambahan, antibiotik diberikan dalam dosis kecil secara terus
menerus dengan maksud mencegah berkembangnya mikroorganisme patogen.
Penggunaan antibiotik semacam ini dapat menyebabkan mutasi kromosom
patogen. Selain itu, penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan
diketahui juga memiliki beberapa efek negatif lain terhadap kesehatan hewan dan
hasil produksinya, seperti residu pada jaringan, waktu eliminasi yang lama,
perkembangan resistensi mikroorganisme, alergi, dan bersifat genotoksisitas.
Meskipun aplikasi antibiotik bukan pada manusia, penggunaan antibiotik untuk
ternak ini dampaknya Pengaruh Pemberian Sinbiotik sebagai Alternatif
Pengganti Antibiotic Growth Promoter dapat mempengaruhi kesehatan manusia
(Markovic et al., 2009; Soeharsono, 2010).

Growth promoters atau zat pengatur pertumbuhan adalah bahan kimia yang
ditambahkan ke pakan atau air minum hewan ternak atau diberikan melalui
suntikan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas hewan ternak.
Penggunaan growth promoters dalam peternakan telah menjadi praktik umum
dalam industri peternakan karena dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produktivitas hewan ternak dalam waktu yang lebih singkat. Beberapa contoh
growth promoters yang sering digunakan adalah antibiotik, probiotik, prebiotik,
enzim pencernaan, vitamin, dan mineral. Growth promoters dapat meningkatkan
efisiensi pakan, meningkatkan imunitas hewan ternak, dan mencegah penyakit
pada hewan ternak. Namun, penggunaan growth promoters juga dapat
menyebabkan resistensi antimikroba pada hewan dan manusia serta
meningkatkan risiko terhadap kontaminasi lingkungan.
Adanya beberapa efek negatif yang ditimbulkan dari penggunaan
Antibiotic Growth Promoter (AGP) menyebabkan penggunaan antibiotik sebagai
pemacu pertumbuhan pada unggas telah dilarang di beberapa negara (Fritts and
Waldroup, 2003)

2.2 Apa risiko yang terkait dengan penggunaan growth promoters dalam peternakan
Residu antibiotik pada jaringan otot ayam atau telur, membuat manusia
mengalami resistensi (kebal) pada beberapa jenis antibiotik. Selama ini ada
pemahaman yang salah, beredar luas di masyarakat. Awam beranggapan, ayam
disuntik hormon pertumbuhan sehingga berpengaruh pada pertumbuhan manusia
yang mengkonsumsi dagingnya.
"Itu anggapan yang salah. Kemudian muncul pemahaman, anak wanita lebih
cepat mengalami datang bulan. Atau anak sekarang cenderung banyak yang
obesitas. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah, pakan ayam dicampur
antibiotik," jelas Kabid Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar,
dr Christine Indrawati di kantornya Jalan Semeru, Selasa (6/2/2018).
Kami mempelajari struktur morfologi saluran pencernaan pada ayam broiler
yang menggunakan pakan tambahan AGP. Sepuluh sampel ayam broiler
dieuthanasia dengan protokol standar, kemudian bagian usus: duodenum,
jejunum, dan ileum dikumpulkan dan difiksasi dalam formalin buffer fosfat
10%. Jaringan yang terfiksasi kemudian diproses dengan metode parafin. Slide
jaringan diwarnai menggunakan pewarnaan Hematoxilin-Eosin (HE)
Selain itu, resistensi antimikroba bakteri pada unggas dapat terjadi akibat
penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol seperti AGP, juga karena bakteri
resisten antibiotik prekolonisasi yang sudah ada pada unggas. isolat E. coli yang
dikumpulkan dari ayam petelur Prancis memiliki resistensi yang lebih tinggi
terhadap antibiotik betalaktam pada ayam muda. Peningkatan angka resistensi
terhadap amoksisilin klavulanat, sefalotin, sefotaksim, dan gentamisin juga
ditemukan pada unggas peternakan, termasuk unggas (Studi oleh Chauvin et al)
Mekanisme resistensi antibiotik dapat terjadi dengan berbagai cara antara lain
inaktivasi antibiotik, penurunan permeabilitas membran, modifikasi target
antibiotik, dan transport antibiotik. Inaktivasi antibiotik dapat terjadi dengan
memproduksi enzim yang mengakibatkan penurunan fungsi antibiotik, misalnya
beta laktamase yang menghancurkan ÿ-laktam penisilin, menyebabkan
kegagalan perlekatan antibiotik pada peptidoglikan dinding bakteri. Perubahan
permeabilitas membran sel bakteri dapat terjadi karena adanya mutasi genetik
yang menyebabkan antibiotik gagal masuk ke dalam sel bakteri.
2.3 Bagaimana penggunaan growth promoters dapat mempengaruhi resistensi
antimikroba pada hewan dan manusia
Alasan utama pelarangan AGP adalah karena sudah tingginya kejadian
resistensi bakteri terhadap banyak jenis antibiotik, bahkan antibiotik yang
dipersiapkan untuk menangani kasus bakteri multi-resisten. Sebagai contoh
kasus infeksi seperti yang disebabkan oleh VRE (Vancomycin-resistant
Enterococci) atau CRE (Carbapenem-resistant Enterobacteriaceae) tentu akan
sangat sulit untuk diobati. AGP sendiri telah terbukti dapat menyebabkan
resistensi silang antara antibiotik dalam satu golongan. Sebagai contoh
Virginiamisin yang hanya diberikan kepada hewan sebagai AGP dapat
menyebabkan resistensi silang dengan Quinupristin/Dalfopristin yang
merupakan antibiotik second-line pada manusia. Hal ini dikarenakan keduanya
masuk dalam golongan antibiotik yang sama, yakni Streptogramin. Resistensi
silang ini menyebabkan kekebalan bakteri jenis tertentu terhadap semua jenis
antibiotik Streptogramin, walaupun manusia yang terinfeksi bakteri tersebut
belum pernah meminum antibiotik golongan Streptogramin sebelumnya.
Perubahan yang terjadi dalam industry perunggasan seperti resistensi
mikroorganisme terhadap antibiotik, pelarangan penggunaan antibiotik
khususnya di Uni Eropa, Amerika, dan beberapa negara lain, pemahaman publik
tentang penggunaan antibotik pada pakan hewan, dan meningkatnya perhatian
terhadap daging ungags organik, serta banyaknya konsumen yang berani
membayar lebih untuk mendapatkan daging organic yang tidak menggunakan
antibiotik mendorong adanya berbagai penelitian untuk mencari alternatif
pengganti AGP dalam industri perunggasan (Bray, 2008; Markovic et al, 2009)
Penggunaan growth promoters yang mengandung antibiotik dalam
peternakan dapat meningkatkan risiko terjadinya resistensi antimikroba pada
bakteri yang dapat mempengaruhi kesehatan hewan dan manusia. Ketika
antibiotik diberikan kepada hewan ternak sebagai growth promoters, beberapa
bakteri di dalam tubuh hewan ternak dapat menjadi resisten terhadap antibiotik
tersebut, bahkan jika dosis antibiotik yang digunakan tidak terlalu besar. Bakteri
yang resisten terhadap antibiotik dapat berkembang biak dan menyebar ke
lingkungan sekitarnya melalui kotoran hewan ternak. Bakteri yang resisten
tersebut dapat menyebabkan infeksi pada hewan dan manusia yang sulit diobati
dengan antibiotik yang umum digunakan, sehingga meningkatkan risiko
kesehatan pada manusia dan hewan ternak.

Selain itu, manusia juga dapat terpapar bakteri yang resisten terhadap
antibiotik melalui konsumsi daging, susu, dan produk hewan lainnya. Hal ini
dapat menyebabkan infeksi pada manusia yang sulit diobati dan mengakibatkan
komplikasi kesehatan yang serius. Oleh karena itu, penggunaan growth
promoters yang mengandung antibiotik dalam peternakan harus dipantau dengan
ketat dan alternatif lain yang lebih aman perlu dipertimbangkan untuk
mengurangi risiko resistensi antimikroba pada hewan dan manusia.
Bahaya penggunaan AGP akan berdampak panjang pada kelangsungan
kehidupan manusia dikarenakan akan turut menciptakan bakteri yang resisten
terhadap antibiotik pada ternak. Melalui adaptasi fisiologis, dan bahkan dengan
penggunaan AGP yang terus menerus dapat menyebabkan mutasi dan transfer
gen resisten. Bakteri yang resisten terhadap antibiotik dapat menginfeksi
manusia yang tentunya akan mengancam kesehatan masyarakat.

2.4 Apa alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produktivitas hewan ternak selain penggunaan growth
promoters
Terdapat beberapa alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas hewan ternak tanpa harus
menggunakan growth promoters, di antaranya adalah:
1. Pengelolaan pakan yang baik: Memberikan pakan yang seimbang dan
berkualitas tinggi kepada hewan ternak dapat membantu meningkatkan
pertumbuhan dan produktivitas hewan.
2. Peningkatan sanitasi: Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan
sekitarnya, serta mencegah penyebaran penyakit di antara hewan ternak dapat
membantu meningkatkan kesehatan dan produktivitas hewan.
3. Penggunaan probiotik: Probiotik adalah bakteri baik yang dapat membantu
menjaga keseimbangan mikroba di dalam saluran pencernaan hewan ternak,
meningkatkan kesehatan dan produktivitas hewan.
4. Seleksi genetik: Pemilihan hewan ternak yang memiliki genetika yang unggul
dan berkualitas dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan
produktivitas hewan secara alami.
5. Penggunaan vaksin: Penggunaan vaksin dapat membantu mencegah penyakit
pada hewan ternak dan meningkatkan kesehatan dan produktivitasnya.
6. Penggunaan herbal dan bahan alami: Penggunaan bahan-bahan alami seperti
bawang putih, jahe, atau rempah-rempah lainnya dapat membantu
meningkatkan kesehatan dan produktivitas hewan.
Dengan menggunakan alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan, kita dapat
meminimalkan risiko yang terkait dengan penggunaan growth promoters dalam
peternakan dan tetap menjaga kesehatan dan produktivitas hewan ternak.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:

Penggunaan growth promoters pada hewan ternak masih menjadi topik yang

kontroversial dan harus dilakukan dengan bijak. Beberapa negara telah melarang

penggunaannya karena khawatir akan efek samping pada kesehatan manusia dan

lingkungan. Meskipun ada penelitian yang menunjukkan bahwa growth promoters

dapat meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan hewan ternak, namun harus diingat

bahwa penggunaannya harus dalam batas yang ditentukan dan mematuhi regulasi

dan standar keamanan pangan yang berlaku. Gunakan dengan cara alternatif seperti:

Pengelolaan pakan yang baik, Peningkatan sanitasi, Penggunaan probiotik,Seleksi

genetic, Penggunaan vaksin, dan Penggunaan herbal dan bahan alami

Saran

Beberapa negara bahkan telah melarang penggunaannya karena khawatir

akan efek samping pada kesehatan manusia dan lingkungan. Meskipun ada

penelitian yang menunjukkan bahwa growth promoters dapat meningkatkan

pertumbuhan dan kesehatan hewan ternak, namun harus diingat bahwa penggunaan

growth promoters harus dilakukan dengan bijak dan dalam batas yang ditentukan.

Jika Anda adalah peternak atau produsen makanan, disarankan untuk

berkonsultasi dengan ahli kesehatan hewan dan spesialis gizi untuk mengetahui

penggunaan growth promoters yang aman dan tepat untuk meningkatkan

produktivitas dan kesehatan hewan ternak Anda. Penting juga untuk mematuhi

regulasi dan standar keamanan pangan yang berlaku di wilayah Anda.


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://news.unair.ac.id/2020/06/02/polemik-pelarangan-antibiotic-growth-
promotor-bagi-industri-perunggasan-di-indonesia/?lang=id
https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/815/Ini-Bahaya-Pakan-Ternak-AGP-
Bagi-Kesehatan-Tubuh-Manusia.html
https://intp-fapet.ipb.ac.id/?p=1783
File PDFThe effect
File pdf 6555

Anda mungkin juga menyukai