PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Tetrasiklin
dipotong sebelum waktu henti (withdrawl time), yaitu lima hari (Suryani
2009). Resistensi antimikroba pada manusia dapat mengakibatkan
pengobatan standar tidak lagi dapat menyembuhkan, penyakit infeksi
menjadi sulit atau bahkan tidak dapat lagi dikontrol, pengobatan menjadi
lebih lama (prolonged illness), meningkatnya resiko kematian (greater risk
of death), semakin lamanya masa rawat inap di rumah sakit (length of
hospital stay), dan resiko penyebaran penyakit menjadi sangat besar (spread
of infection) (WHO 2104). Respon terhadap pengobatan yang lambat
bahkan gagal akan menyebabkan pasien menjadi pembawa penyakit untuk
waktu yang lama (carrier). Hal ini akan memberi peluang yang lebih besar
bagi mikroba galur resisten untuk menyebar kepada orang lain. Kemudahan
transportasi di era globalisasi saat ini akan sangat memudahkan penyebaran
bakteri resisten antar daerah, negara, bahkan lintas benua. Semua hal
tersebut pada akhirnya meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi,
sehingga dibutuhkan penggunaan antibiotik dengan spektrum luas yang
lebih toksik dan mahal demi mendapatkan pengobatan yang efektif.
Konsumsi pangan asal hewan yang diberikan antibiotik tidak
dilarang, asalkan berada dibawah batas maksimal residu (BMR). BMR
antibiotik golongan tetrasiklin pada produk hewan ternak adalah 100 ppb
pada daging, 50 ppb pada telur, dan 50 ppb pada susu menurut SNI 01-
6366-2000.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN