0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang antibiotik tetrasiklin yang mencakup tinjauan umum, proses pembuatan, dan manfaatnya. Antibiotik tetrasiklin dihasilkan dari fermentasi bakteri tanah, digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, dan bermanfaat untuk mengobati kondisi seperti jerawat hingga penyakit menular seksual.
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang antibiotik tetrasiklin yang mencakup tinjauan umum, proses pembuatan, dan manfaatnya. Antibiotik tetrasiklin dihasilkan dari fermentasi bakteri tanah, digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, dan bermanfaat untuk mengobati kondisi seperti jerawat hingga penyakit menular seksual.
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang antibiotik tetrasiklin yang mencakup tinjauan umum, proses pembuatan, dan manfaatnya. Antibiotik tetrasiklin dihasilkan dari fermentasi bakteri tanah, digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, dan bermanfaat untuk mengobati kondisi seperti jerawat hingga penyakit menular seksual.
. 2 Ni Nyoman Wahyu Pangi Astuti NIM 11194761910371 . 3 Nurhikmah NIM 11194761910375 . 4 Rizki Adhie Ramadhani NIM 11194761910382 . 5 Siti Salbiah NIM 11194761910388 . 6 Yemima Hepriana NIM 11194761910392 . PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA 2022 DAFTAR PUSTAKA BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik dapat bersifat bakterisid (membunuh bakteri) atau bakteriostatik (menghambat berkembangbiaknya bakteri). Antibiotik yang tidak dapat digunakan secara bijak dapat menyebabkan terjadinya resistensi. Resistensi bakteri terhadap antibakteri telah menjadi masalah Kesehatan global, dengan berbagai dampak merugikan yang dapat menurunkan mutu pelayanan Kesehatan. Antibiotik dikelompokkan berdasarkan mekanisme kerja, struktur kimia dan spektrum aktivitas antibakterinya. Spektrum antibiotik dibedakan atas aktivitasnya terhadap bakteri Gram-positif, Gram-negatif, aerob dan anaerob. Antibiotik disebut berspektrum luas bila aktivitasnya mencakup dua bakteri atau lebih (Permenkes RI, 2021). Tetrasiklin termasuk antibiotik yang terutama bersifat bakteriostatik (Agustanty & Andre, 2022). Tetrasiklin adalah antibiotik yang mempunyai spektrum luas dan dapat menghambat berbagai bakteri gram positif, gram negatif, baik yang bersifat aerob maupun anaerob, serta mikroorganisme lain seperti Ricketsia, Mikoplasma, Klamidia, dan beberapa spesies mikobakteria (Permenkes, 2011). Ada empat mekanisme resistansi pada tetrasiklin yaitu pompa efflux, perubahan target reseptor, perlindungan ribosom dan inaktivasi enzimatis. Keragaman distribusi resistan terhadap tetrasiklin tergantung pada kondisi lingkungan seperti limbah, tanah dan air. Transfer gen secara horizontal merupakan mekanisme utama yang dapat menyebabkan tingginya penyebaran gen resistan pada bakteri lain di lingkungan. Struktur inti dari tetrasiklin terdiri dari empat cincin enam anggota yang tergabung dan memungkinkan tetrasiklin untuk berinteraksi dengan subunit 30S dari ribosom bakteri sehingga mencegah pengikatan oleh molekul tRNA yang dimuat oleh asam amino. Dengan cara ini, sintesis protein terhambat. Adanya resistansi antibiotik yang tinggi dapat menjadi perhatian khusus karena transfer resistansi juga dapat terjadi akibat faktor lingkungan, faktor ekologi seperti dari hewan ternak lain, rodensia, hewan kesayangan atau dari pekerja kandang (Anggita dkk, 2022).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tinjauan umum antibiotik tetrasiklin? 2. Bagaimana proses pembuatan antibiotik tetrasiklin? 3. Bagaimana manfaat dari antibiotik tetrasiklin?
1.3 Tujuan Penelitian
2. Mengetahui tinjauan umum antibiotik tetrasiklin 3. Mengetahui proses pembuatan antibiotik tetrasiklin 4. Mengetahui manfaat dari antibiotik tetrasiklin BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjuan Umum Antibiotik Tetrasiklin
Obat merupakan bahan kimia yang bila diberikan pada organisme hidup menghasilkan efek biologis. Istilah biologis berasal kata “antibiosis”, yang secara harfiah berarti “melawan hidup”. Antibiotik, di masa lalu, dianggap sebagai senyawa organik yang dihasilkan oleh satu mikroorganisme yang beracun bagi mikroorganisme lain dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain secara selektif. Definisi antibiotik mencakup antimikroba yang dihasilkan melalui cara sintetik sebagian (semi sintetik) atau seluruhnya (sintetis) (Adeniyi, 2019). Tetrasiklin adalah golongan antibiotik yang efektif secara biologis dan tersedia secara komersial untuk pengobatan dan pencegahan pertumbuhan bakteri gram positif/negative dan klamidia interseluler, mikoplasma, dan riketsia. Tetrasiklin memiliki potensi bakterisidal (menghancurkan bakteri)atau bakteriostatik (menghambat reproduksi dan pertumbuhan bakteri), banyak digunakan sebagai antibiotik untuk penggunaan manusia dan hewan. (Askari Rizvi, 2018). Tetrasiklin termasuk antibiotik spektrum luas pertama, ditoleransi dengan baik, dan mudah diberikan, yang efektif melawan wabah, kolera, tifus, penyakit legionnaire, dan antraks. Beberapa juga dapat digunakan untuk mengobati malaria, penyakit lyme, tuberculosis, demam bitnik Rocky Mountain, dan kusta (Ramachanderan & Schaefer, 2021). Obat tetrasiklin didistribusikan dalam jaringan berdasarkan lipofilisitasnya. Bioavaibilitas dan farmakologi tetrasiklin sangat bergantung pada keberadaan beberapa fitur structural yang sangat diperlukan, seperti asam vinilogosa dan sistem ketoenol pada cincin A dan cincin BC. Tetrasiklin memungkinkan pembentukan spesies ionic dan zwitterionic, yang secara substansial mempengaruhi konformasi dan dengan demikian berkontribusi pada aktivitas biologis tetrasiklin. Dalam aliran darah, tetrasiklin mengikat cukup protein plasma dalam kisaran sekitar 20% sampai 60% (Adeniyi, 2019). 2.2 Proses Pembuatan Antibiotik Tetrasiklin Tetrasiklin teridentifikasi sebagai zat terapeutik yang diproduksi oleh mikroorganisme tanah. Pada proses produksi antibiotik dengan langkah-langkah sebagai berikut (Pan et al., 2019; Ramachanderan & Schaefer, 2021; Stachurová et al., 2020): a. Bahan Baku Bahan baku utama yang diperlukan pada produksi antibiotik adalah kaldu fermentasi. Kaldu fermentasi merupakan larutan encer yang mengandung semua bahan yang dibutuhkan mikroorganisme untuk tumbuh. b. Persiapan Mikroorganisme yang menciptakan agen anti-infeksi yang ideal harus dipisahkan. Kultur starter dari sampel sebelumnya diisolasi terlebih dahulu. Sampel mikroorganisme dipindahkan ke media agar bertujuan untuk menumbuhkan biakan awal. Setelah itu, ditambahkan ke goyang labu bersama dengan nutrisi lain yang diperlukan untuk pertumbuhan. Hasilnya adalah suspensi, dan itu dapat dipindahkan ke tangki benih untuk pertumbuhan lebih lanjut. Pada pemilihan strain tertentu diperlukan untuk hasil antibiotik yang signifikan secara komersial. Residu agroindustry umumnya dianggap sebagai substrat terbaik untuk proses SSF. c. Fermentasi Fermentasi sebagai proses dimana perubahan kimia dalam substrat organik terjadi sebagai akibat dari aksi enzim mikroba. Pada tahap awal tetrasiklin pertama kali berasal dari produk fermentasi bakteri tanah berwarna emas bernama Streptomyces aureofacians (Askari Rizvi, 2018). Tetrasiklin diproduksi dengan fermentasi terendam (SmF) dan digunakan dalam proses satu arah dalam larutan. Namun proses Solid State Fermentation (SSF) semakin banyak digunakan untuk produksi berbagai jenis antibiotik. d. Isolasi dan Permurnian Antibiotik paling banyak akan diproduksi setelah tiga sampai lima hari, di mana proses isolasi dapat dimulai. Kaldu yang difermentasi dimurnikan dengan berbagai cara, masing-masing disesuaikan dengan antibiotik tertentu yang diproduksi.
2.3 Bakteri Yang Berperan
Tetrasiklin ditemukan sekitar tahun 1940 yang merupakan antibiotic yang mengganggu proses sintesis protein. Antibiotik ini juga merupakan antibiotik pilihan yang mampu menghambat bakteri baik Gram positif maupun Gram negatif. Senyawa ini diperoleh dari Streptomyces aureofaqciens dan Strptomyces rimosus (Sanu et al, 2015)
2.4 Manfaat Antibiotik Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah antibiotik untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Tetrasiklin digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri pada kulir, usus, saluran pernapasan, saluran kemih, alat kelamin, kelenjar getah bening, dan sistem tubuh lainnya. Tetrasiklin juga sering digunakan untuk mengobati jerawat parah atau penyakit menular seksual seperti sifilis, gonora, atau klamidia. Tetrasiklin juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi yang didapatkan dari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau makanan yang terkontaminasi. Dalam beberapa kasus, tetrasiklin digunakan ketika penisilin atau antibiotik lainnya tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi serius seperti Anthrax, Listeria, Clostridium, Actinomyces, dan lain-lain (sumber:Drugs.com) BAB III KESIMPULAN
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa antibiotik
tetrasiklin merupakan pemanfaatan biokteknologi bidang kesehatan yang dimana dihasilkan oleh mikoorganisme tanah serta ditemukan sekitar tahun 1940 yang merupakan antibiotik yang mengganggu proses sintesis protein. Antibiotik ini mampu menghambat bakteri baik Gram positif maupun Gram negatif. Senyawa ini diperoleh dari Streptomyces aureofaqciens dan Strptomyces rimosus (Sanu et al, 2015). Digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri pada kulir, usus, saluran pernapasan, saluran kemih, alat kelamin, kelenjar getah bening, dan sistem tubuh lainnya. Tetrasiklin juga sering digunakan untuk mengobati jerawat parah atau penyakit menular seksual seperti sifilis, gonora, atau klamidia. Tetrasiklin juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi yang didapatkan dari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau makanan yang terkontaminasi. Dalam beberapa kasus, tetrasiklin digunakan ketika penisilin atau antibiotik lainnya tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi serius seperti Anthrax, Listeria, Clostridium, Actinomyces, dan lain-lain DAFTAR PUSTAKA Adeniyi, S. (2019). Antibiotics and Drug Pharmacology. Acta Scientific Pharmaceutical Sciences, 3(11), 43–49. https://doi.org/10.31080/asps.2019.03.0424 Agustanty A dan Andre B. 2022. Pola Resistensi Bakteri Vibrio Cholerae Terhadap Antibiotik Ciprofloxacin dan Tetracyline. Journal Health and Science. Vol.6 (1): 73-78. Anggita D., Siti N dan Edward PW. 2022. Mekanisme Kerja Antibiotik. UMI Medical Journal. Vol.7(1): 46-58. Askari Rizvi, S. F. (2018). Tetracycline: Classification, Structure Activity Relationship and Mechanism of Action as a Theranostic Agent for Infectious Lesions-A Mini Review. Biomedical Journal of Scientific & Technical Research, 7(2), 5787–5796. https://doi.org/10.26717/BJSTR.2018.07.001475 Pan, X., Lv, N., Li, C., Ning, J., Wang, T., Wang, R., Zhou, M., & Zhu, G. (2019). Impact of Nano Zero Valent Rron on Tetracycline Degradation and Microbial Community Succession During Anaerobic Digestion. Chemical Engineering Journal, 359, 662–671. https://doi.org/10.1016/j.cej.2018.11.135 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penggunaan Antibiotik. Ramachanderan, R., & Schaefer, B. (2021). Tetracycline antibiotics. In ChemTexts (Vol. 7, Issue 3). Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/s40828-021-00138-x Stachurová, T., Malachová, K., Semerád, J., Sterniša, M., Rybková, Z., & Možina, S. S. (2020). Tetracycline Induces the Formation of Biofilm of Bacteria from Different Phases of Wastewater Treatment. Processes, 8(8). https://doi.org/10.3390/PR8080989.