Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Veteriner Jurnal Veteriner Juni 2019 Vol. 20 No.

2 : 187 - 195
pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2019.20.2.187
Terakreditasi Nasional, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, online pada http://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet
Kemenristek Dikti RI S.K. No. 36a/E/KPT/2016

Resistensi Antibiotik Terhadap Bakteri Escherichia coli


yang Diisolasi dari Peternakan Ayam Pedaging
di Kabupaten Subang, Jawa Barat
(ANTIBIOTIC RESISTANCE TO ESCHERICHIA. COLI ISOLATED
FROM BROILER FARMS IN SUBANG DISTRICT, WEST JAVA PROVINCE)

Aji Barbora Niasono1, Hadri Latif1,2, Trioso Purnawarman1,2

1
Program StudiKesehatanMasyarakatVeteriner,
Sekolah Pascasarjana, InstitutPertanianBogor
2
Departemen Ilmu Penyakit Hewan
dan Kesehatan Masyarakat Veteriner,
Fakultas Kedokteran Hewan, InstitutPertanianBogor
Kampus IPB Darmaga, JlnAgatis, Babakan, Dramaga, Bogor,
Jawa Barat, Indonesia 16680
Email: abarboran@gmail.com

ABSTRAK

Resistensi antibiotik pada bakteri patogen unggas adalah masalah umum di industri
perunggasan Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang
kondisi resistensi antibiotik pada Escherichia coli (E. coli) dari lingkungan peternakan ayam
pedaging/broiler. Metode penelitian menggunakan cross sectional study dengan pola pengambilan
sampel secara stratified random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
boot swab pada kandang peternakan ayam broiler di Kabupaten Subang. Isolat E. coli (n=74)
diperoleh dari 74 sampel boot swab. Sampel tersebut diisolasi dan diidentifikasi secara morfologis
dan biokimia menggunakan tes IMVIC untuk memperoleh isolat E. coli. Pengujian dilanjutkan
dengan uji kepekaan terhadap sembilan antibiotik, yaitu tetrasiklin, sulfametoksazol, trimetoprim,
ampisilin, asam nalidiksik, siprofloksasin, enrofloksasin, gentamisin dan kloramfenikol dengan
menggunakan metode agar dilusi. Interpretasi hasil uji kepekaan ini mengacu pada Clinical and
Laboratory Standards Institute CLSI VET01S (2015) dan CLSI M100 (2018). Bakteri E. coli berhasil
diisolasi dari 74 sampel boot swab, lebih dari 90% resisten terhadap setidaknya tiga atau lebih
jenis antibiotik, dengan prevalensi tertinggi pada empat jenis antibiotik yaitu 40,5%. Resistansi
yang paling umum adalah terhadap tetrasiklin 97,3%, sulfamonomethaxazol 87,8%, trimethoprim
74,3%, ampisilin 68,9%, asam nalidiksat 64,8%, ciprofloxacin 45,9%, enrofloxacin 40,5%, gentamisin
28,4%, dan chloramphenicol 10,8%. Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat resistensi
antibiotik yang tinggi di lingkungan ayam broiler mengkhawatirkan dan memiliki implikasi negatif
bagi kesehatan manusia dan hewan.

Kata-kata kunci: boot swab; Escherichia coli; peternakan ayam broiler; resistensi antimikroba

ABSTRACT

Antibiotic resistance in avian bacterial pathogens is a common problem in the Indonesia poultry
industry. The present study aimed to provide information on the present status of antibiotic resistance
in Escherichia coli (E. coli) from a broiler farm environment. The research method uses a cross
sectional study with a stratified random sampling pattern. E. coli was collected from litter using
boot swab method at the broiler house farms in Subang District. E. coli isolates (n = 74) were
obtained from 74 samples of boot swabs. The sample was isolated and identified morphologically
and biochemically using the IMVIC test to obtain E. coli isolates. The test was followed by a sensitivity
test for nine antibiotics, namely tetracycline, sulfamethoxazole, trimethoprim, ampicillin, nalidixic
acid, ciprofloxacin, enrofloxacin, gentamicin and chloramphenicol by using the agar dilution method.

187
Aji Barbora, et al Jurnal Veteriner

The interpretation of the results of this sensitivity test refers to the Clinical and Laboratory Standards
Institute CLSI VET01S (2015) and CLSI M100 (2018). Measurement of the level of knowledge is
done using a structured questionnaire that has been tested for validity and reliability. E. coli was
isolated from 74 samples of boot swab. 93.2% of E. coli samples were found to be MDR with the
highest prevalence in four types of antibiotics at 40.5%. The most common resistances observed
were against tetracycline 97.3%, sulfamethoxazole 87.8%, trimethoprim 74.3%, ampicillin 68.9%,
nalidixic acid 64.8%, ciprofloxacin 45.9%, enrofloxacin 40.5%, gentamicin 28.4% and chloramphenicol
10.8%. The findings of this study revealed the high level of antibiotic resistance in broiler
environment is worrisome and have negative implications for human and animal health.

Keywords: antimicrobial resistance, boot swab, broiler farm, Escherichia coli.

PENDAHULUAN beberapa galur bersifat patogen. Bakteri ini


menyebabkan kolibasilosis pada ayam dan
Antibiotik bekerja secara sitostatik atau menjadi penyebab kerugian ekonomi pada
sitotoksik untuk menghilangkan mikro- industri unggas.
organisme. Antibiotik mempunyai mekanisme Bakteri E. coli dapat digunakan sebagai
kerja menghambat proses sintesis protein sel bakteri indikator untuk mendeteksi cemaran
bakteri, asam deoksiribonukleat/DNA dan oleh patogen fekal (Furtula et al., 2010). Fekal
ribonukleat asam/RNA (Zaman et al., 2017). E. coli dari unggas dapat menginfeksi manusia
Antibiotik bersifat toksik secara selektif pada baik secara langsung maupun tidak langsung
bakteri, namun tidak toksik pada sel inang melalui makanan. Bakteri resisten ini dapat
(host). Antibiotik pada peternakan digunakan berkoloni pada saluran pencernaan manusia dan
den gan tujuan: sebagai pen gobatan, memberi kontribusi gen resitensi terhadap flora
metaphylactic, prophylactic dan pemacu normal manusia (Van den Bogaard et al., 2001).
pertumbuhan (Noor dan Poeloengan, 2004). Penggunaan antibiotik dapat menyebabkan
Pelarangan penggunaan antibiotik sebagai penyebaran E. coli resisten, yang kemudian
pemacu pertumbuhan dikompensasi dengan dapat diteruskan ke manusia melalui produk
meningkatnya penggunaan sebagai meta- pangan asal hewan atau melalui kontak
phylactic dan prophylactic (Woolhouse et al., langsung dengan hewan (Miles et al., 2006).
2015). Dosis yang diserap atau dimetabolisme Bakteri yang berasal dari peternakan dapat
oleh individu hewan atau orang, berkisar 10- tersebar luas ke lingkungan terutama melalui
80%, dengan sisanya diekskresikan sebagai pupuk kandang yang dapat menjadi sumber
senyawa aktif melalui urin dan kotoran ke resistensi bagi peternakan maupun manusia
lingkungan yang dapat mengandung mikro- (Wegener 2012). Lingkungan merupakan
org anisme resisten dan gen resistensi sumber utama dari resistensi, terdapat
antimikrob (FAO 2018). hubu ngan antara manusia, hewan dan
Resistensi adalah kemampuan bakteri lingkungan yang memungkinkan terjadi
untuk beradaptasi terhadap paparan antibiotik perpindahan bakteri termasuk mobile genetic
(Spellberg et al., 2013). Sifat ini merupakan eleme nts (MG Es) antar spesies bakteri
suatu mekanisme alamiah untuk bertahan (Woolhouse et al., 2015).
hidup. Penyebab utama kejadian resistensi Infeksi oleh bakteri yang telah resisten
adalah karena penggunaan antibiotik yang tidak mengakibatkan pengobatan menjadi tidak efektif
bijak pada manusia dan hewan. Dampak dari seh ingga infeksi terus berlanjut dan
resistensi antibiotik adalah upaya pengobatan meningkatkan risiko penyebaran infeksi ke
menjadi lebih sulit dan membutuhkan biaya orang lain (WHO 2016). Gen resisten dapat
kesehatan yang lebih tinggi (Noor dan diwariskan atau dapat diperoleh dari unsur
Poeloengan, 2004). Penggunaan antibiotik yang genetik seluler seperti plasmid yang dapat
tidak rasional dan tidak terkendali merupakan terjadi antar bakteri (Read dan Woods, 2014).
sebab utama penyebaran resistensi antibiotik Konsentrasi antibiotik dosis rendah (subtera-
secara global, sehinga terjadi bakteri yang peutik) dapat meningkatkan perkembangan
multiresisten terhadap sekelompok antibiotik. resistensi antibiotik dengan memicu perubahan
Escherichia coli (E. coli) adalah flora normal genetik (Ventola 2015). Penyebaran resistensi
saluran pencernaan manusia dan hewan dengan ke organisme lain melalui mobile genetics

188
Jurnal Veteriner Juni 2019 Vol. 20 No. 2 : 187 -195

elements/MGEs (plasmid dan transposon) swab peternakan ayam broiler. Media yang
semakin dipercepat dan diperkuat oleh limbah digunakan adalah media Buffer Pepton Water/
industri (terutama dari manufaktur farmasi), BPW, Mac Conkey Agar/MCA, Eosin Methylene
kegiatan pertanian, dan limbah manusia yang Blue Agar/EMBA, dan konfirmasi biokimia
mencemari lingkungan (FAO 2018). Tujuan (pewarnaan gram, oksidase, indol, sitrat, methyl
dari penelitian ini adalah untuk mengungkap red voges-proskauer) (Abdi-Hachesoo et al.,
adanya kondisi resistensi antibiotik terhadap 2017).
Escherichia coli (E. coli) dari lingkungan
peternakan ayam pedaging/broiler Pengujian Resistensi Antibiotik
Isolat E. coli dari sampel boot swab
METODE PENELITIAN kemudian dilanjutkan dengan pengujian
antimicrobial susceptibility testing (AST) yang
Pengambilan sampel boot swab dilakukan bertujuan untuk menguji kepekaan antibiotik.
pada kandang peternakan ayam broiler di Metode pengen ceran (dilution meth od)
Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pengujian digunakan untuk mengukur kepekaan masing-
isolasi dan identifikasi E. coli dilakukan di masing isolat. Min imum inh ibitory
Laboratorium Kesmavet Balai Veteriner concentration (MIC) antibiotik terhadap E. coli
Subang. Pengujian resistensi antibiotik akan diukur dan ditentukan sebagai konsentrasi
dilakukan di Balai Pengujian Mutu dan minimum an tibiotik yang menghambat
Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH), Gunung pertumbuhan isolat bakteri. Jenis antibiotik
Sindur, Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan yang digunakan pada AST didasarkan pada jenis
Maret-September 2018. antibiotik dalam EFSA (2012) yang digunakan
Metode penelitian menggunakan cross dalam pemantauan AMR untuk Salmonella spp.
sectional study dengan pola pengambilan sampel dan E. coli melalui makanan. Panduan ini
secara stratified random sampling. Sampel yang menyarankan untuk menggunakan kelas
digunakan adalah boot swab pada kandang antibiotik yang biasa digunakan dalam
peternakan ayam broiler di Kabupaten Subang. pengobatan terhadap infeksi bakteri di hewan
Unit sampling dari penelitian ini adalah maupun manusia. Jenis antibiotik yang
peternakan ayam broiler yang berada di digunakan serta interpretasi hasil sesuai dengan
Kabupaten Subang, dengan kriteria ayam Standar MIC untuk pengujian AST berdasarkan
berumur minimal 21 hari. Besaran sampel (n) CLSI VET01S (2015) dan CLSI M100 (2018)
ditentukan berdasarkan jenis manajemen yang (Tabel 1).
terbagi dalam pola manajemen kemitraan inti Isolat E. coli ditumbuhkan pada media
dan pola manajemen mandiri. Besaran sampel Mueller Hinton Agar (MHA) dan diinkubasi
dihitung berdasarkan Daniel dan Cross (2014), selama 24 jam pada suhu 37 °C. Antibiotik
dengan asumsi prevalensi (p) 50%, tingkat standar ditimbang dan dilakukan pengenceran
kepercayaan 95%, tingkat kesalahan 8%. berseri sehingga didapat larutan standar dengan
Besaran sampel yang diperoleh sebanyak 74 beberapa konsentrasi. Setiap larutan standar
sampel terdiri dari 71 sampel peternakan diambil sebanyak 1 mL dan ditambahkan media
kemitraan dan 3 sampel peternakan mandiri. MHA sebanyak 9 mL yang dituangkan ke dalam
cawan petri. Sebanyak 4-5 isolat dari media
MHA dilarutkan ke dalam 2 mL NaCl fisiologis
Metode Pengambilan Sampel Boot swab dan diukur tingkat kekeruhan dengan standar
Pengambilan sampel metode boot swab 0,5 Mc Farland. Suspensi tersebut kemudian
menggunakan dua pasang boot swab di setiap diencerkan dengan perbandingan 1:10 sehingga
peternakan ayam broiler yang menjadi target didapat konsentrasi 107 CFU/mL. Larutan
sampel. Sampel diambil dengan cara melangkah bakteri dengan konsentrasi 10 7 CFU/mL
minimal 100 langkah di dalam kandang ayam diteteskan sebanyak 50 µL ke dalam mikroplate,
yang memiliki kriteria umur ayam minimal 21 kemudian inokulasikan meng gunakan
hari (Mueller-Doblies et al., 2009). multiinokulator ke media MHA yang telah
mengandung antibiotik lalu diinkubasi pada
Metode Isolasi Escherichia coli suhu 37 °C selama 18-24 jam. Pengujian
Pengujian yang dilakukan untuk isolasi E. kepekaan ditandai dengan melihat
coli adalah dengan menggunakan sampel boot pertumbuhan koloni bakteri. Data yang

189
Aji Barbora, et al Jurnal Veteriner

Tabel 1. Standar MIC kontrol isolat

Kontrol isolat (µg/mL) MIC (µg/mL)


Jenis Golongan Staphylococcus. Escherichia. Pseudomonas.
Antibiotik Antibiotik aureus coli aeruginosa
ATCC 29213 ATCC 25922 ATCC 27853 S I R
Sulfametoksazol Folate pathway < 9,5 < 9,5 152-608 < 38 - < 76
Trimetoprim inhibitor < 0,5 < 0,5 8-32 <2 - <4
Chlorampenicol Phenicol 2-16 2-8 - <8 16 < 32
Tetrasiklin Tetrasiklin 0,12-1 0,5-2 8-32 <4 8 < 16
Gentamisin Aminoglikosida 0,12-1 0,25-1 0,5-2 <4 8 < 16
Ampisilin Penisilin 0,5-2 2-8 - <8 16 < 32
Asam nalidiksat Fluoroquinolon - 1-4 - < 16 - < 32
Siprofloksasin 0,12-0,5 0,004-0,016 0,12-1 <1 2 <4
Enrofloksasin 0,03-0,12 0,008-0,03 1-4 < 0,25 0,5-1 <2

Keterangan: S= Susceptible; I= Intermediate; R= Resistance

Tabel 2. Persentase penggunaan antibiotik pada peternakan broiler di Kabupaten Subang

Golongan antibiotik Jenis antibiotik Jumlah peternakan (%)


Penisilin 45 (60,8) Amoksisilin 45 (60,8)
Penisilin 1 (1,4)
Polimiksin 41 (55,4) Kolistin 41 (55,4)
Fluoroquinolon 29 (39,2) Enrofloksasin 17 (23)
Siprofloksasin 8 (10,8)
Norfloksasin 3 (4,1)
Ofloksasin 2 (2,7)
Makrolida 29 (39,2) Erythromisin 17 (23)
Tilosin 14 (18,9)
Tetrasiklin 26 (35,1) Doksisiklin 20 (27)
Oksitetrasiklin 6 (8,1)
Folate pathway inhibitor 12 Trimetoprim 12 (16,2)
(16,2) Sulfachlorpyridazine 3 (4,1)
Sulfadiazine 4 (5,4)
Linkosamid 6 (8,1) Lincomisin 6 (8,1)
Spectinomisin 6 (8,1) Spectinomisin 6 (8,1)
Aminoglikosida 1(1,4) Fosfomisin 1 (1,4)
Neomisin 1 (1,4)

190
Jurnal Veteriner Juni 2019 Vol. 20 No. 2 : 187 -195

100

87.8

97.3
90

75.7
74.3

71.6

68.9
80

64.9
Tingkat Kepekaan (%)
70

55.4
60

47.3
45.9

40.5
50

35.1
31.1
40

28.4
30 25.7

13.5
12.2

10.8
20

6.8

4.1
2.7
10
0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0
0
SM Z T MP CAM T CN GE N AMP NAL CI P ENR

Susceptible Intermediate Resistance

Gambar 1. Tingkat kepekaan bakteri E. coli terhadap antibiotik sulfametoksazol (SMZ),


trimetoprim (TMP), kloramfenikol (CAM), tetrasiklin (TCN), gentamisin (GEN),
ampisilin (AMP), asam nalidiksat (NAL), siprofloksasin (CIP), enrofloksasin (ENR)

45
40.5
40
35 32.4
Tingkat Resistensi (%)

30
25
18.9
20
15
10 6.8
5 1.4
0
2 3 4 5 6
Jumlah Gol. Antibiotik yang resisten

Gambar 2. Pola resisten isolat E. coli

191
Aji Barbora, et al Jurnal Veteriner

diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara Industri unggas menggunakan antibiotik
deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel untuk meningkatkan produksi daging melalui
dan gambar. memperbaiki konversi pakan, meningkatkan
pertumbuhan dan mencegah penyakit terutama
HASIL DAN PEMBAHASAN kontrol infeksi saluran cerna dan modifikasi
mikrob di usus (Mehdi et al., 2018). Peternak
Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli memprioritaskan produktivitas ternak,
Total sebanyak 74 sampel boot swab kesehatan ternak dengan menggunakan
dilakukan pengujian isolasi terhadap E. coli, dan antibiotik y ang tidak tepat, sehin gga
diperoleh 74 isolat E. coli. Hal ini dapat terjadi menyebabkan peningkatan kejadian resistensi
karena sampel yang diperoleh merupakan sampel antibiotik (Bellet 2018). Kombinasi penyebab
lingkungan, sehingga dapat diperoleh tingkat dalam meningkatkan peluang perkembangan
prevalensi yang tinggi. Bakteri E. c oli resistensi, seperti kurangnya profesional
merupakan bakteri yang bersifat komensal yang kesehatan, pendidikan, pemasaran farmasi,
normal ditemukan pada saluran pencernaan penjualan antibiotik tanpa resep, dosis yang
maupun di lingkungan. Bakteri ini merupakan tidak memadai, penggu naan antibiotik
indikator kejadian kontaminasi pada pangan spektrum luas, dan aksesibilitas antibiotik yang
(Muhammad et al., 2009). dijual bebas di banyak negara. (Mouhieddine et
Bakteri E. coli yang memiliki habitat alami al., 2015).
di dalam saluran pencernaan manusia dan
mamalia lain banyak ditemukan sebagai Uji Resistensi Antibiotik
bakteri resisten terhadap beberapa antibiotik, Sebanyak 74 isolat E. coli diuji dengan
oleh karenanya perlu menjadi perhatian khusus. metode agar dilusi untuk menentukan profil
Keberadaan E. coli di dalam saluran pencernaan resistensi yang dimiliki oleh sembilan jenis
hanya sekitar 1% dari flora kolon, namun antibiotik. Hasil pengujian resistensi antiobiotik
bakteri ini dapat mentransfer materi genetik pada isolat E. coli menunjukkan resistensi
resisten kepada bakteri lainnya, dan lingkungan antibiotik tertinggi pada jenis antibiotik
usus merupakan lingkungan yang optimal tetrasiklin sebesar 97.3%, dan terendah pada
untuk berlangsungnya mekanisme transfer gen kloramfenikol sebesar 10,8%. Secara lengkap
(Marshall et al., 2009). tingkat resistensi bakteri E. coli dapat dilihat
pada
Penggunaan Antibiotik di Peternakan Gambar 1. Hasil resistensi tidak ditemukan
Sediaan kombinasi amoksilin dan kolistin kesamaan dengan jenis antibiotik yang dipakai
merupakan sediaan yang paling banyak di peternakan, hal ini dapat terjadi karena
digunakan pada peternakan ayam pedaging/ diperlukan waktu untuk proses terjadinya suatu
broiler di Kabupaten Subang. Sebanyak 45 resistensi. Kejadian resistensi dapat juga terjadi
(60,8%) peternak menggunakan golongan akibat terjadinya perpindahan materi resisten
penisilin sebagai antibiotik untuk tujuan dari lingkungan luar kandang ke dalam
pencegahan maupun pengobatan. Antibiotik lingkungan kandang. Lingkungan sekitar
jenis kolistin digunakan sebanyak 41 (55,4%), kandang dapat menyimpan berbagai materi
untuk golongan fluoroquinolon sebanyak 29 atau resisten yang dapat berpindah antar bakteri.
39,2% (Tabel 2). Penggunaan penisilin yang Lingkungan merupakan sumber utama bakteri
tinggi tanpa resep karena persepsi peternak resisten akibat dari penggunaan antibiotik di
menyatakan antibiotik tersebut tidak memiliki hewan maupun manusia. Penyebaran gen
efek samping dan biayanya yang rendah resistensi juga dapat terjadi melalui kontak
(Memish et al., 2004). Amoksilin, kolistin, langsung atau tidak langsung, melalui
doksisiklin, oksitetrasiklin, tetrasiklin dan makanan, air, dan kotoran hewan ke lahan
tilosin merupakan antibiotik yang rutin pertanian (Marshall dan Levy, 2011).
digunakan pada beberapa peternakan unggas Antibiotik tetrasiklin, sulfonamide, dan
(Wongsuvan et al., 2018; Mehdi et al., 2018). trimetoprim sering digunakan dalam peternakan
Mekanisme selective pr essu re dalam pedaging/broiler. Obat-obatan ini sering tersedia
penggunaan antibiotik yang tidak bijak tanpa resep dan dianggap lebih murah
mengakibatkan kejadian resistensi antar bakteri (Rugumisa et al., 2016). Berdasarkan beberapa
patogen dan komensal (Titilawo et al., 2015). penelitian terdahulu terdapat kejadian resistensi

192
Jurnal Veteriner Juni 2019 Vol. 20 No. 2 : 187 -195

E. coli di peternakan ayam broiler. Furtula et antibiotik yang sangat penting untuk kesehatan
al. (2010) melaporkan tingkat resistensi pada manusia (WHO 2016). Data Komunitas Eropa
isolat E. coli terhadap tetrasiklin (100%), menunjukkan bahwa 50% isolat E. coli dari
amoksisilin (100%), dan sulfodemethoxine (70%). broiler telah resisten terhadap ciprofloksasin
Keberagaman penggunaan jenis antibiotik, (EFSA 2014).
perbedaan geografis, dan sistem produksi unggas Isolat E. coli yang diuji memperlihatkan
yang beragam memberikan perbedaan pola sebanyak 93,2% telah resisten terhadap lebih
resistensi yang terjadi (Bywater et al., 2004). dari dua jenis antibiotik. Kejadian multidrug
Penggunaan jenis antibiotik tetrasiklin resistance (MDR) didefinisikan sebagai kejadian
dengan frekuensi yang sering dan lama dalam resistensi setidaknya satu agen dalam tiga atau
beberapa dekade menyebabkan resistensi lebih kategori antibiotik (Magiorakos et al.,
tetrasiklin yang tinggi (Dai et al., 2008). 2012). Pola r esistensi isolat E. c oli
Mekanisme resistensi tetrasiklin mirip dengan memperlihatkan terjadi M DR den gan
mekanisme resisten si makrolida yakni persentase tertinggi pada resistensi terhadap
terjadinya perubahan ribosom dan proses empat jenis antibiotik yakni sebesar 40,5%
multidrug efflux (Sen dan Sarkar, 2018). (Gambar 2).
Jenis antibiotik sulfonamide sering
dig unakan dalam kombinasi den gan SIMPULAN
trimetoprim. Sulfonamid terdegradasi sangat
lambat di lingkungan. Kejadian resistensi Bakteri E. coli diisolasi dari seluruh sampel
terhadap trimetoprim-sulfametoksazol pada boot swab. Prevalensi resistensi tertinggi terjadi
peternakan perlu menjadi perhatian. Hal pada antibiotik jenis tetrasiklin yakni sebanyak
tersebut dikarenakan jenis obat golongan folate 97,3%. Ditemukan 93,2% dari sampel E. coli
pathway inhibitor ini adalah obat pilihan untuk adalah MDR dengan prevalensi tertingggi pada
mengobati infeksi saluran kemih pada manusia empat jenis antibiotik sebesar 40,5%.
(Furtula et al., 2010).
Antibiotik jenis enrofloksasin merupakan SARAN
salah satu sedian antibiotik g olon gan
fluoroquinolon (FQ) yang sering digunakan pada Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
peternakan ayam. Mekanisme utama kejadian untuk mengetahui pola resistensi
resistensi golongan fluoroquinolon adalah E. coli pada saluran pencernaan unggas
terdapat modifikasi pada DNA gyrase dan sehingga dapat diketahui hubungan kejadian
topoisomer IV (Hu et al., 2017). Fluoroquinolon resistensi di lingkungan dan di dalam tubuh
merupakan obat yang penting pada kasus unggas.
infeksi yang serius pada manusia (Colobatiu et
al., 2014). Beberapa laporan mengaitkan UCAPAN TERIMA KASIH
penggunaan enrofloksasin pada kedokteran
hewan dengan munculnya resistensi fluoro- Kami mengucapakan terima kasih kepada
quinolon pada isolat Campylobacter di manusia FAO Emergency Centre for Transboundary
(Aarestrup et al., 2008). Resistensi terhadap Animal Diseases (ECTAD) Indonesia yang telah
fluoroquinolon sering dimediasi oleh mutasi memberikan dukungan pada penelitian ini.
kromosom yakni mutasi topoisomerase, dan Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
dapat bertahan di lingkungan untuk jangka Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Subang,
waktu yang lama (Vanni et al., 2014). Kepala Balai Veteriner Subang dan Kepala Balai
Penelitian ini diperoleh tingkat kejadian Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan
resisten sebanyak lebih dari 70% terhadap Bog or berserta staf atas ban tuan dan
golongan fluoroquinolon (FQ), dan terdapat kerjasamanya.
tingkat intermediate sudah mencapai lebih dari
50% terhadap antibiotik enrofloksasin. Perlu DAFTAR PUSTAKA
perhatian khusus untuk memantau perkem-
bangan kejadian resisten E. coli terhadap Abdi-Hachesoo B, Asasi K, Sharifiyazdi H. 2017.
golongan FQ khususny a pen ggun aan Farm-level evaluation of Enrofloxacin
enrofloksasin di peternakan. World Health resistance in Escherichia coli isolated from
Organization menyatakan bahwa quinolon dan broiler chickens during a rearing period.
fluoroquinolon diklasifikasikan sebagai jenis Comp Clin Pathol 26: 471-476.

193
Aji Barbora, et al Jurnal Veteriner

Aarestrup FM, Wegener HC dan Collignon P. Environment. [Internet]. [diunduh 2018 Sept
2008. Resistance in bacteria of the food 8]. Tersedia pada: http://www.fao.org/3/
chain: epidemiology and control strategies. BU656en/bu656en.pdf
Expert Rev Anti-Infect Ther 6: 733-750. Furtula V, Farrell VG, Diarrassouba F, Rempel
Bellet C. 2018. Change it or perish? Drug H, Pritchard J, Diar ra MS. 2010.
resistance and the dynamics of livestock Veterinary pharmaceuticals and antibiotik
farm practices. J Rural Stud 63: 57-64. resistance of Escherichia coli isolates in
Bywater R, Deluyker H, Deroover E, De Jong A, poultry litter from commercial farms and
Marion H, McConville M, Rowan T, Shryock controlled feeding trials. Poultry Sci 89(1):
T, Shuster D, Thomas V, Valle M, Walters 180-188.
J. 2004. A European survey of antimicrobial Hu YS, Shin S, Park YH, Park KT. 2017.
susceptibility among zoonotic and Prevalen ce and mech anism of
commensal bacteria isolated from food- Fluoroquinolone resistance in Escherichia
producing animals. J Antimicrobiol Chem coli isolated from swine feces in Korea. J
54(4): 744-754. Food Prot 80(7): 1145-1151.
[CLSI] Clinical and Laboratory Standards Kaspersen H, Urdahl AM, Simm R, Slettemeås
Institute. 2015. Performance Standards for JS, Lag esen K, Norström M . 2018.
Antimicr obial Disk and Dilution Occurrence of quinolone resistant E. coli
Susceptibility Test for Bacteria Isolated originating from different animal species in
from Animals. Ed ke-3. CLSI suplemen Norway. Vet Microbiol 217: 25-31.
VET01S. Wayne (US). CLSI Institute. Magiorakos AP, Srinivasan A, Carey RB,
[CLSI] Clinical and Laboratory Standards Carmeli Y, Falagas ME, G iske CG,
Institute. 2018. Performance Standards for Harbarth S, Monnet DL. 2012. Multidrug-
Antimicrobial Susceptibility Testing. M100. resistant, extensively drug-resistant and
Ed ke-28. CLSI suplemen M100. Wayne pan drug-resistant bacteria: An
(US). CLSI Institute. international expert proposal for interim
Colobatiu L, Oniga O, Tabaran A, Mihaiu R, standard definitions for acquired resistance.
Mirel S, Daniel SD, Mihaiu M. 2014. An Clin Microbiol Infect 18(3): 268-281.
analysis of Escherichia coli isolations for Marshall BM, Ochieng DJ, Levy SB. 2009.
antimicrobial resistance genes. J Food Saf Commensals: Underappreciated reservoir of
34: 233-238. antibiotic resistance. Microbe 4(5): 231-
Daniel WW, Cross CL. 2014. Biostatistics: A 238.
Foundation for Analysis in the Health Marshall BM, Levy SB. 2011. Food animals and
Sciences. Ed ke-10. Singapore (SG): John antimicrobials: impacts on human health.
Wiley and Sons. Clin Microbiol Rev 24(4): 718-733.
Dai L, Lu ML, Wu CM, Li BB, Huang SY, Wang Mehdi Y, Létourneau-Montminy MP, Gaucher
SC, Qi YH. dan Shen JZ. 2008. Charac- ML, Chorfi Y, Suresh G, Rouissi T, Brar
terization of antimicrobial resistance among SK, Côté C, Ramirez AA, Godbout S. 2018.
Escherichia coli isolates from chicken in Use of antibiotiks in broiler production:
China between year 2001 and 2006. FEMS Global impacts and alternatives. Anim Nutr
Microbiology Letter 286: 178-183. 4(2): 170-178.
[EFSA] European Food Safety Authority. 2012. Memish Z, Balkhy H, Shibl A, Barrozo C, Gray
Technical specifications on the harmonised G. 2004. Streptococcus pneumoniae in Saudi
monitoring and reporting of antimicrobial Arabia: antibiotic resistance and serotypes
resistance in Salmonella, Campylobacter of recent clinical isolates. Int J Antimicrob
and indicator Esc herich ia coli and Agents 23(1): 32-38.
Enterococcus spp. bacteria transmitted Miles TD, McLaughlin W, Brown PD. 2006.
through food. EFSA J 10(6): 2742-2806. Antimicrobial resistance of Escherichia coli
[EFSA] European Food Safety Authority. 2014. isolates from broiler chickens and humans.
The European union summary report on BMC Veterinary Research 2(7): 1-9.
antimicrobial resistance in zoonotic and Mouhieddine T, Olleik Z, Itani M., Kawtharani
indicator bacteria from humans, animals S, Nassar H, Hassoun R, Tamim H. 2015.
and food in 2012. EFSA J 12: 3590. Assessing the Lebanese population for their
[FAO] Food and Agriculture Organization. 2018. knowledge, attitudes and practices of
Antimicr obial Resistanc e in the

194
Jurnal Veteriner Juni 2019 Vol. 20 No. 2 : 187 -195

antibiotic usage. J Infect Public Health 8(1): Van den Bogaard AE, London N, Driessen C,
20-31. Stobberingh EE. 2001. Antibiotik resistance
Mueller-Doblies D, Sayers AR, Carrique-Mas JJ, of faecal Escherichia coli in poultry, poultry
Davies RH. 2009. Comparison of sampling farmers, and poultry slaughterers. J
methods to detect Salmonella infection of Antimicrob Chemother 47(6): 763-771.
turkey flocks. J Appl Microbiol 107: 635- Vanni M, Meucci V, Tognetti R, Cagnardi P,
645. Montesissa C, Piccirillo A, Rossi AM, Di
Muhammad A, Hassan SMR, Saidul A, Momena Bello D, dan Intorre L. 2014. Fluoro-
S. 2009. Antibiotik resistance of Escherichia quinolone resistance and molecular
coli isolated from poultry and poultry characterization of gyrA and parC quinolone
environment of Bangladesh. Am J Environ resistan ce- deter minin g regions in
Sci 11(10): 19-23. Escherichia coli isolated from poultry. Poult
Noor SM, Poeloengan M. 2004. Pemakaian Sci 93: 856-863.
antibiotik pada ternak dan dampaknya pada Ventola CL. 2015. The antibiotik resistance
kesehatan manusia. Dalam: Lokakarya crisis: Part 1: causes and threats.
nasional keamanan pangan produk Pharmacy Therapeutics 40(4): 277-283.
peternakan. Bogor (ID): Balai Penelitian [WHO] World Health Organization. 2016.
Veteriner Antimicrobial resistance. [Internet].
Read AF, Woods RJ. 2014. Antibiotik resistance [diunduh 2017 Mei 23]. Tersedia pada: http:/
management. Evol Med Public Health 1: /www.who.int/mediacentre/factsheets/fs194/
147. en/
Rugumisa BT, Call DR, Mwanyika GO, Mrutu Wegener HC. 2012. Antibiotik Resistance-
RI, Luanda CM, Lyimo BM, Subbiah M dan Linking Human and Animal Health. Di
Buza JJ 2016, Prevalence of antibiotic- dalam: Choffnes ER, Relman DA, Olsen L,
resistant fecal Escherichia coli isolates from Hutton R, Mack A., editor. Institute of
penned broiler and scavenging local chickens Medicine. Improving Food Safety Through
in Arusha, Tanzania. JFP 79(8): 1424- a One Health Approach. Washington (US):
1429. National Academies Press. Hlm. 331-348.
Sen S, Sarkar K. 2018. Screening for ESBL Wongsuvan G, Wuthiekanun V, Hinjoy S, Day
producing bacterial isolates of agricultural NP, Limmathurotsakul D. 2018. Antibiotik
soil and profiling for multidrug resistance. use in poultry: a survey of eight farms in
AOAS 16(3): 272-280. Thailand. Bulletin of the World Health
Spellberg B, Bartlett JG, Gilbert DN. 2013. The Organization 96(2): 94-100.
future of antibiotics and resistance. N Engl Woolhouse M, Ward M, van Bunnik B, Farrar
J Med 368(4): 299-302. J. 2015 Antimicrobial resistance in
Titilawo Y, Sibanda T, Obi L. 2015. Multiple humans, livestoc k, and th e wider
antibiotic resistance indexing of Escherichia environment. Phil. Trans R Soc B 370: 1-
coli to identify high-risk sources of fecal 7.
contamination of water. Environ Sci Pollut Zaman S, Hussain M, Nye R, Mehta V, Mamun
Res 22: 10969-10980. KT, Hossain N. 2017 A Review on Antibiotic
Resistance: Alarm Bells are Ringing. Cureus
9(6): 1-9.

195

Anda mungkin juga menyukai