Antibiotic Growth Promoter / AGP (antibiotik imbuhan pakan), artinya antibiotik diberikan
untuk mengeliminir bakteri merugikan saluran pencernaan agar mendapatkan bobot badan serta
Kelarutan dari jenis antibiotik juga berpengaruh terhadap distribusi obat tersebut di dalam tubuh,
seperti contoh AGP jenis Flavomisin yang larut air dan polar menyebabkan pemberian dosis
tinggi tidak diserap tubuh dan tidak memelukan waktu henti (withdrawal time) untuk residu.
Berbeda dengan jenis Oksitetrasiklin yang sangat larut lemak dan tidak polar menyebabkan
pemberian dosis rendah tetap diserap tubuh dan memerlukan waktu henti untuk residu dapat
hilang.
Alasan utama pelarangan AGP adalah karena sudah tingginya kejadian resistensi bakteri
terhadap banyak jenis antibiotik, bahkan antibiotik yang dipersiapkan untuk menangani kasus
bakteri multi-resisten. Sebagai contoh kasus infeksi seperti yang disebabkan oleh VRE
akan sangat sulit untuk diobati. AGP sendiri telah terbukti dapat menyebabkan resistensi silang
antara antibiotik dalam satu golongan. Sebagai contoh Virginiamisin yang hanya diberikan
dikarenakan keduanya masuk dalam golongan antibiotik yang sama, yakni Streptogramin.
Resistensi silang ini menyebabkan kekebalan bakteri jenis tertentu terhadap semua jenis
antibiotik Streptogramin, walaupun manusia yang terinfeksi bakteri tersebut belum pernah
Selain itu,penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan diketahui juga memiliki beberapa
efek negatif lain terhadap kesehatan hewan dan hasil produksinya, seperti residu pada jaringan,
waktu eliminasi yang lama, perkembangan resistensi mikroorganisme, alergi, dan bersifat
genotoksisitas.
Meskipun aplikasi antibiotik bukan pada manusia, penggunaan antibiotik untuk ternak ini
dampaknya dapat mempengaruhi kesehatan manusia (Markovic et al., 2009; Soeharsono, 2010).
Adanya beberapa efek negatif yang ditimbulkan dari penggunaan Antibiotic Growth Promoter
(AGP) menyebabkan penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan pada unggas telah
dilarang di beberapa negara (Fritts and Waldroup, 2003). Pada tahun 1986, Swedia adalah negara
pertama yang melarang penggunaan antimikroba untuk memacu pertumbuhan. Pada tahun 1995,
resistensi pada isolat yang berasal dari peternakan unggas. Pada tahun 1997, komisi Uni Eropa
juga melarang penggunaan avoparsin di semua anggota Uni Eropa. Telah diputuskan bahwa
penggunaan AGP dapat meningkatkan kejadian adanya mikroba dengan gen yang resisten. Hal
tersebut berpotensi menyebabkan efek negatif bagi manusia apabila berpindah kepada manusia.
Berbahayanya resistensi mikroba terhadap antibiotik, Komisi Uni Eropa memutuskan untuk
pemacu pertumbuhan.
Sifatnya yang sinergis, kombinasi probiotik dan prebiotik pada sinbiotik lebih efisien daripada
Penggunaan sinbiotik pada ayam broiler menghasilkan daging yang sehat sehingga
menghilangkan kekhawatiran masyarakat dalam mengonsumsi daging ayam broiler sebagai salah
Sejalan dengan kebijakan WHO untuk mengurangi penggunaan berlebih antibiotik pada
peternakan dan perikanan, pasal 22 ayat 4 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagaimana telah diubah dan
penggunaan pakan yang dicampur hormon tertentu dan/atau antibiotik imbuhan pakan.
Alasan utama pelarangan AGP adalah karena sudah tingginya kejadian resistensi bakteri
terhadap banyak jenis antibiotik, bahkan antibiotik yang dipersiapkan untuk menangani kasus
bakteri multi-resisten. Sebagai contoh kasus infeksi seperti yang disebabkan oleh VRE
akan sangat sulit untuk diobati. AGP sendiri telah terbukti dapat menyebabkan resistensi silang
antara antibiotik dalam satu golongan. Sebagai contoh Virginiamisin yang hanya diberikan
dikarenakan keduanya masuk dalam golongan antibiotik yang sama, yakni Streptogramin.
Resistensi silang ini menyebabkan kekebalan bakteri jenis tertentu terhadap semua jenis
antibiotik Streptogramin, walaupun manusia yang terinfeksi bakteri tersebut belum pernah
Antibiotik seperti Avoparcin yang merupakan AGP yang hanya dipakai untuk hewan, namun
manusia sehingga tidak diperbolehkan digunakan sebagai AGP. Sedangkan golongan antibiotik
yang tidak digunakan pada manusia seperti Flavofosfolipol (Flavomisin / Bambermisin) atau
Di Eropa sendiri tertanggal 1 januari 2006 telah melarang semua jenis antibiotik yang ditujukan
sebagai Growth Promoter, baik yang digunakan di manusia ataupun tidak. Artinya AGP seperti
Sebenarnya telah banyak penemuan dan produsen obat yang menawarkan pengganti AGP ini,
mulai dari enzim, minyak esensial, asam organik, probiotik, prebiotik, dll yang terbukti dapat
Banyak macam bakteri yang dapat dijadikan sebagai probiotik. Salah satu bakteri yang berperan
sebagai probiotik adalah bakteri asam laktat (BAL) (Trisna. Et al., 2012). Kral et al., (2012)
menyatakan bahwa definisi probiotik adalah mikroorganisme hidup pada jumlah tertentu jika
diberikan pada inang dapat memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan. Probiotik
merupakan makanan fungsional. Pangan ini mengandung komponen komponen yang dapat
meningkatkan kesehatan ternak dengan cara memanipulasi komposisi bakteri yang ada dalam
saluran pencernaan ternak sehingga banyak bakteri baik yang dapat hidup dan berkoloni pada
Probiotik menghasilkan enzim yang dapat meningkatkan penyerapan nutrien di dalam saluran
pencernaan ayam. Probiotik dapat mendetoksikasi zat racun sehingga berpotensi untuk
meningkatkan nilai kecernaan bahan organik dan bahan kering (Sugiarto et al., 2013)
Khaksefidi dan Rahimi (2005) bahwa penggunaan probiotik dalam ransum dapat meningkatkan
protein daging. Ada hubungan yang erat antara nilai nutrisi ransum yang cukup dengan sistem
pencernaan yang baik dalam menghasilkan protein daging (Prasetyo et al., 2013).
Diaz (2008) melaporkan bahwa penggunaan probiotik yang dicampurkan ke dalam pakan
ternyata dapat menurunkan bakteri pathogen dalam usus halus. Site place villi di mukosa usus
sudah digantikan dengan bakteri baik probioitik. Hal inilah yang membuat pencernaan di usus
halus bekerja dengan baik. Penelitian Yu, J. R (2008) pada ayam menghasilkan data bahwa