Anda di halaman 1dari 5

PRO GPS

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian
(Kementan) Nasrullah menyampaikan, untuk memenuhi kebutuhan ayam ras pedaging dan
petelur secara berkelanjutan, Indonesia masih melakukan pemasukan Grand Parent Stock (GPS)
ayam ras dalam bentuk DOC (Day Old Chick) setiap tahunnya. Namun, ia memastikan
kebutuhan impor GPS ayam ras ini sudah mengacu pada basis kalkulasi teknis rencana produksi
nasional (National Stock Replacement (NSR) sebagai amanah Permentan No. 32 tahun 2017
pada pasal (2) ayat (2) dan pasal (3) ayat (2) tentang Penyediaan, Perederan dan Pengawasan
Ayam Ras dan Telur Konsumsi.

penentuan jumlah pemasukan GPS ayam ras pedaging pada setiap pembibit tahun 2021 juga
sudah berdasarkan keputusan Dirjen PKH tentang standar operasional prosedur (SOP) penilaian
dan penetapan jumlah pemasukan GPS ayam ras.
 
Berdasarkan SOP dihitung kriteria penilaian yang meliputi 8 aspek dengan bobot yang berbeda.
Yaitu, pemilikan dan/atau penguasaan RPHU dan rantai dingin, kewajiban pemotongan di
RPHU, performa farm GPS/PS ayam ras, ekspor benih, bibit dan produk ayam.
 
Kemudian pengolahan produk berbahan baku ayam, kemitraan, kepatuhan terhadap kebijakan
pemerintah dan serta yang terakhir, adanya proposal rencana pemasukan GPS ayam ras.
 
Nasrullah menegaskan, sebelum ditetapkan angka jumlah alokasi masing-masing perusahaan,
untuk menentukan jumlah alokasi Grand Parent Stock (GPS) ayam ras pedaging juga telah
disampaikan melalui sosialisasi kepada para pelaku usaha pembibit ayam ras dan kepada asosiasi
perunggasan (GPPU).

Di sisi lain, Nasrullah menyatakan stok perunggasan nasional masih aman. Hal ini hasil dari
beberapa upaya stabilisasi perunggasan nasional yang dilakukan Ditjen PKH Kementan.
 
Misalnya, dengan mengatur dan mengendalikan laju produksi DOC FS melalui cutting HE fertil
yang telah terbukti efektif berdampak terhadap perbaikan harga livebird di tingkat peternak.
 
"Dampaknya dari cutting HE fertil, ketersediaan DOC FS mengalami penurunan dan harga
mengalami kenaikan akibat permintaan DOC yang tinggi untuk kebutuhan lebaran Idul Fitri,"
ucap Nasrullah.
 
Selain itu, dilakukan juga perlindungan kepada peternak UMKM (rakyat), dengan mengharuskan
perusahaan pembibit untuk memprioritaskan distribusi DOC FS untuk eksternal farm sesuai
harga acuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag).
 
Ia menjelaskan, pemerintah juga terus melakukan pengawasan terhadap dinamika perunggasan
nasional. Seperti mengawasi atau supervisi pelaksanaan cutting HE dan afkir dini PS untuk
memastikan pelaksanaannya sesuai dengan SOP.
 
Pengawasan pelaksanaan cutting HE dan afkir PS dilakukan secara cross monitoring  (antar
kompetitor perusahaan pembibit). Kemudian pengawasan juga dilakukan oleh Tim Ditjen PKH,
UPT lingkup Ditjen PKH yang tersebar di seluruh daerah serta melibatkan Dinas
Provinsi/Kabupaten terkait.

Bahwa di Indonesia hanya sedikit pelaku usaha yang memiliki ijin impor GPS. Berdasarkan
bukti dokumen pelaku usaha yang memiliki izin impor GPS pada tahun 2015 dan tahun 2016,
sebagai berikut
Bahwa berdsasarkan tabel diatas diketahui pada tahun 2015 perusahaan yang memiliki ijin impor
hanya 14 pelaku usaha. Sementara pada tahun 2016 turun menjadi 13 pelaku usaha yang
memiliki ijin impor GPS. Bahwa berdasarkan pengakuan saksi dari pemerintah yang diwakili
oleh Dirjen PKH, kesepakatan afkir PS hanya dilakukan oleh pelaku usaha yang memiliki ijin
impor GPS. Berikut keterangannya dalam BAP
Bahwa berdasarkan keterangan Saksi diatas diketahui fakta bahwa afkir PS produktif dilakukan
oleh breeder yang memiliki ijin impor GPS dan beberapa breeder yang tidak memiliki ijin impor
turut berpartisipasi

Bahwa berdasarkan data dalam table diatas jumlah GPS tahun 2015 diperoleh share (prosentase)
sebagai berikut

Bahwa berdasarkan table diatas terlihat PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk memiliki porsentase
35% sementara PT Charoen Pokphand, Tbk hanya memiliki 10%, tim investigator meyakini
rendahnya porsentase impor GPS oleh PT Charoen Pokphand, Tbk dikarenakan perseoran telah
memiliki GGPS pada tahun 2012. Bahwa berdasarkan prosentase dalam chart diatas 6 pelaku
usaha menguasai lebih dari 70%, yaitu: PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk, PT Japfa
Comfeed Indonesia, Tb, PT Malindo, Tbk, PT CJ-PIA, PT Taat Indah Bersinar dan PT
Wonokoyo Jaya. Bahwa berdasarkan bukti tersebut jika tindakan afkir PS produktif merupakan
kebijakan pemerintah, maka prosentasenya harus didasarkan pada pertimbangan kewajaran dan
keadilan masing-masing breeder. Pelaksanaan afkir PS produktif harus jelas tujuan dan
manfaatnya jika hal tersebut merupakan kebijakan pemerintah maka penerapan prinsip Good
Governance mutlak harus diterapkan. Dalam prinsip Good Governance terdapat asas
keseimbangan dan asas kesamaan dalam mengambil keputusan, asas keadilan dan kewajaran dan
asas penyelenggaraan kepentingan umum.1 Berdasarkan asas-asas tersebut pelaksanaan afkir PS
produktif melalui kebijakan harus menggunakan dasar jumlah kepemiilikan GPS masing-masing
breeder dalam partisipasi pelaksanaan program afkir PS produktif

Anda mungkin juga menyukai