Anda di halaman 1dari 15

Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI

ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

1
INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

Latifa Putri Fajr1,1, Endi Juniardi1,1, Dina Nurzuliana1,1, Aryo Kurnia Ramadhan1,1,
Fadel Hafiz Akbar2,2, Aulia Andi Mustika3,1
1
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia
2
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Indonesia
* Corresponding author: auliaandi@apps.ipb.ac.id

ABSTRAK

Tingkat konsumsi daging ayam per kapita tahun 2020 sebesar 12,79 kg
meningkat dibandingkan tahun 2019 sebesar 5,683 kg. Tingginya kebutuhan daging ayam
ini mendorong peternak menggunakan Antibiotic Growth Promotor (AGP) sebagai
imbuhan pakan untuk meningkatkan produktivitas ayam. Penggunaan AGP telah dilarang
oleh pemerintah karena menimbulkan bahaya residu. Jamu JEKO yang diproduksi Agrio
Company merupakan imbuhan pakan berbahan dasar jahe, meniran, kencur, dan
sambiloto yang memiliki zat aktif dan berkhasiat sebagai imunomodulator, serta mampu
meningkatkan produksi dan kesehatan ternak. Tujuan kegiatan ini adalah memproduksi
dan memasarkan Jamu JEKO sebagai alternatif AGP yang aman dengan harga yang
terjangkau. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga September 2021. Prinsip
kerja pembuatan Jamu JEKO melalui proses ekstraksi, filtrasi, dan kristalisasi. Semua
bahan dihaluskan dan diambil sarinya melalui proses penyaringan dan dilanjutkan hingga
proses kristalisasi. Jamu JEKO dikemas menggunakan standing pouch yang dilengkapi
dengan ziplock dalam ukuran 500 dan 1 kg seharga Rp40.000,00 dan Rp60.000,00.
Pemberian Jamu JEKO dapat melalui pakan atau air minum dengan cara dicampurkan
dengan perbandingan 1:100untuk satu ekor ayam. Strategi pemasaran dilakukan secara
online melalui berbagai media sosial. Penjualan Jamu JEKO selama tiga bulan telah
mencapai 245 produk dengan omzet sebesar Rp12.100.000,00 dan laba Rp3.228.400,00.
Berdasarkan testimoni yang didapatkan dari para pengguna, pengaplikasian Jamu JEKO
pada pakan ayam broiler membuat ayam terlihat lebih sehat dan nafsu makannya semakin
meningkat. Oleh karena itu, Agrio Company akan berusaha untuk meningkatkan kuantitas
dan kualitas produk dalam upaya meningkatkan performa bisnis.

Kata kunci : AGP, Herbal, Meniran, Performa, Sambiloto

ABSTRACT

The level of chicken meat consumption per capita in 2020 was 12.79 kg, an
increase compared to 2019 of 5.683 kg. The high demand for chicken meat encourages
farmers to use an antibiotic growth promoter (AGP) as a feed additive to increase
chicken productivity. The use of AGP has been banned by the government because it
poses a residual hazard. Jamu JEKO produced by Agrio Company is a feed suplement
made from ginger, meniran, aromatic ginger, and bitter which has active substances and
is efficacious as an immunomodulator, as well as being able to increase livestock
production and health. The purpose of this activity is to produce and promote Jamu
JEKO as a safe alternative to AGP at an affordable price. This activity was carried out
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

2
from June to September 2021. The working principle of making Jamu JEKO was through
the process of extraction, filtration, and crystallization. All materials were mashed and
extracted through a filtering process and continued until the crystallization process.
Jamu JEKO was packaged using standing pouches equipped with a ziplock in 500 g and
1 kg sizes for Rp40.000,00 and Rp60.000,00. Purchase of JEKO Jamu can be through
feed or drinking water by mixing it with a ratio of 1:100 for each chicken. Marketing
strategies were carried out online through various social media. Jamu JEKO sales have
reached 245 products with a turnover of Rp12.100.000,00 and a profit of Rp3.228.400,00
for three months. Based on the testimonials obtained from users, the application of Jamu
JEKO on broiler chicken feed makes the chickens look healthier and their appetite
increases. Therefore, Agrio Company will strive to increase the quantity and quality of
products in an effort to improve business performance.

Keywords: AGP, Herbs, Meniran, Performance, Bitter

PENDAHULUAN
Kebutuhan pangan asal hewan sangat penting dan mendasar bagi manusia.
Ketersediaannya harus selalu terpenuhi dan terjamin kualitasnya sebagai syarat
utama dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Perbaikan gizi masyarakat, kesehatan, dan tingkat pendidikan menjadi faktor
pembangunan kualitas SDM. Kementerian Kesehatan menghimbau masyarakat
untuk lebih selektif dalam memilih makanan. World Health Organization (WHO)
melaporkan bahwa sebagian besar penyakit berasal dari makanan yang
dikonsumsi (Kemenkes 2021). Hal ini membawa dampak tersendiri bagi
kompetisi produsen pangan asal hewan dalam mencukupi kebutuhan konsumsi
daging dalam negeri maupun untuk komoditas ekspor, dalam hal ini terpenuhinya
kebutuhan protein hewani disokong cukup besar oleh daging ayam (Arifin dan
Pramono 2014).
Usaha peternakan ayam broiler merupakan salah satu subsektor unggulan
dalam bidang peternakan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh data Badan Pusat
Statistik (2020), rata-rata penguasaan rumah tangga usaha peternakan ayam
broiler mencapai 16.000 RTU. Berdasarkan data statistik Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan (2020), populasi ayam broiler pada tahun 2020
mencapai 2.970.493.660 ekor. Tingkat konsumsi ayam broiler di Indonesia sangat
tinggi hingga mencapai 1.450.715 ton dengan perhitungan per kapita tahun 2020
sebesar 12,79 kg yang mengalami peningkatan dibanding konsumsi tahun 2019
sebesar 5,683 kg. Tingkat konsumsi daging ayam di Indonesia jauh lebih tinggi
jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi daging sapi hanya 2,66 kg per kapita.
Ayam broiler mempunyai tingkat produktivitas daging yang cukup tinggi dengan
pertumbuhan yang cepat, konversi pakan yang baik, dan siap dipotong pada usia
relatif muda. Ayam broiler dapat mencapai berat hidup 1,5-2 kg dalam kurun
waktu 6-8 minggu dan daging yang dihasilkan dapat memenuhi selera konsumen
(Arifin dan Pramono 2014).
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

3
Tingginya kebutuhan akan daging ayam ini membuat para peternak
berusaha untuk memenuhi permintaan dengan meningkatkan produktivitas ayam.
Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas ayam adalah
dengan pemberian pakan ayam broiler yang ditambah antibiotic growth promotor
(AGP). AGP merupakan feed supplement (imbuhan pakan) yang digunakan dalam
pakan ternak sebagai bahan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan
pertumbuhan ternak (Pramu et al., 2019). Menurut Arifin dan Pramono (2014),
AGP diberikan secara terus menerus dalam dosis yang kecil dengan maksud
mencegah berkembangnya mikroorganisme patogen.
Undang-undang No. 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan telah mengatur penggunaan AGP dan secara resmi melarang AGP dalam
pakan per Januari 2018 sesuai Permentan No 22/2017 tentang Pendaftaran dan
Peredaran Pakan. Peraturan tersebut dikeluarkan karena memiliki efek negatif lain
terhadap kesehatan hewan dan produk hasil hewan, berupa residu pada daging,
waktu eliminasi yang lama, meningkatkan resistensi antimikroba, alergi, dan
bersifat genotoksik. Secara tidak langsung penggunaan antibiotik pada unggas ini
dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia.
Pemanfaatan tanaman herbal sebagai Natural Growth Promotor telah
diidentifikasi sebagai alternatif yang efektif untuk menggantikan peran antibiotik.
Hal ini dikarenakan tanaman herbal mempunyai banyak manfaat, seperti
merangsang pertumbuhan, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan respon
imun, meningkatkan kesehatan ternak, daging ternak jadi tidak terlalu amis, dan
meningkatkan konsumsi pakan (BPTP Maluku 2019). Pada kegiatan ini, tanaman
herbal alami seperti jahe (Zingiber officinale Rosc var officinale), meniran
(Phyllanthus niruri), kencur (Kaempferia galanga L), dan sambiloto
(Andrographis paniculata) diolah sebagai imbuhan pakan dalam bentuk jamu.
Jamu dapat memberikan pengaruh positif terhadap kekebalan tubuh dan sebagai
pelengkap dari pakan yang diberikan peternak (Hasbi dan Sudirman 2012).
Haroen dan Budiansyah (2018) melaporkan bahwa senyawa aktif dalam
rimpang jahe berupa minyak atsiri oleoresin maupun gingerol berperan
merangsang sekresi enzim pencernaan terutama lipase, disakarida dan maltosa
yang mampu mengoptimalkan fungsi organ sehingga proses pencernaan semakin
cepat dan optimal (Sihmawati 2020). Meniran dilaporkan memiliki efek
antibakteri terhadap Escherichia coli (Irawan et al., 2019). Menurut Febryantono
et al., (2020) zat aktif flavonoid pada meniran berkhasiat sebagai
imunomodulator. Selain itu, meniran mengandung senyawa phyllanthin dan
hypophyllanthin yang memiliki aktivitas anti-inflamasi sehingga dapat
menguatkan imunitas. Minyak atsiri dalam kencur dilaporkan dapat meningkatkan
palatabilitas pakan. Komponen terbesar dalam kencur adalah ethyl-trans-p-
methoxycinnamate dan trans-ethyl cinnamate yang bersifat sebagai farmakologi
dan analgesik (Herlina 2021). Menurut Soleh dan Megantara (2019), senyawa
kimia dalam minyak atsiri yang terkandung di dalam kencur memiliki aktivitas
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

4
sebagai anti jamur, anti bakteri, anti inflamasi atau peradangan, dan antidiare.
Kandungan senyawa utama yang ada di dalam sambiloto adalah andrographolide.
Senyawa andrographolide memiliki peran dalam menurunkan kadar mediator
inflamasi sitokin. Pemberian tepung daun sambiloto pada ayam broiler
berpengaruh dalam menurunkan mortalitas ayam broiler (Hertamawati et al.,
2019).
Selain potensi senyawa aktifnya, bahan baku Jamu JEKO juga memiliki
produktivitas yang baik. Data yang dilansir dari BPS 2020, jumlah produksi jahe
dan kencur berturut-turut sebanyak 183.517.778 kg dan 44.823.793 kg. Provinsi
Bengkulu yang merupakan tempat Agrio Company berproduksi juga menjadi
sentra produksi jahe terbanyak ke-5 dan sentra produksi kencur terbanyak ke-1 di
Indonesia (BPS 2020). Kenaikan luas panen terbesar non rimpang adalah tanaman
sambiloto dengan luas panen sebesar 250,84 hektar. Meniran di Indonesia
jumlahnya sangat berlimpah dan tumbuh sebagai gulma padi (Listyana et al.,
2019). Agrio Company juga telah menjalin kerjasama dengan supplier bahan baku
untuk mendapatkan harga yang relatif stabil.
Berdasarkan latar belakang tersebut Agrio Company menciptakan imbuhan
pakan yang berbahan dasar jahe, meniran, kencur, dan sambiloto yang dibuat ke
dalam bentuk Jamu JEKO sebagai alternatif pengganti AGP pada ayam broiler
yang aman, efektif, efisien, serta harga yang terjangkau terutama bagi peternak
mandiri. Produk ini dibuat dalam bentuk jamu yang akan ditambahkan pada air
minum ayam broiler. Selain itu, untuk kedepannya Jamu JEKO diharapkan dapat
menjadi alternatif pengganti AGP yang dapat membantu pemerintah dalam
meningkatkan produktivitas ayam broiler. Usaha produk Jamu JEKO akan terus
berlanjut seiring dengan tingkat kebutuhan konsumen terhadap produk ini,
sehingga target jangka panjang usaha adalah meningkatkan target konsumennya,
mulai dari peternak mandiri, peternak kemitraan, hingga suatu saat dapat
menjangkau level perusahaan/industri perunggasan. Tujuan kegiatan ini adalah
memproduksi dan memasarkan Jamu JEKO sebagai alternatif pengganti AGP
yang aman, efektif, dan ekonomis kepada peternak dalam suatu unit usaha yang
berkelanjutan.

METODE
Kegiatan dilaksanakan dari tanggal 1 Juni sampai dengan 20 September
2021 secara blended, yaitu secara daring dan luring dengan mematuhi protokol
kesehatan yang ketat. Kegiatan pelaksanaan meliputi pembuatan konsep produksi,
penyusunan strategi pemasaran, pembuatan produk dari penyediaan bahan baku
yang telah melalui survei pasar, pengemasan produk, promosi, penjualan, dan
analisis usaha. Proses produksi dilakukan secara luring di Agrio Company,
Kabupaten Bengkulu Selatan, dengan menerapkan 5M diantaranya memakai
masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

5
mengurangi mobilitas. Kegiatan berupa pembuatan visualisasi digital produk,
desain pengemasan produk, diskusi tim, diskusi bersama dosen pendamping,
promosi dan marketing dilakukan secara daring dengan memanfaatkan platform
media sosial.
Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi mekanisme produksi,
manajemen usaha, dan analisis finansial. :Pembuatan produk Jamu JEKO dibuat
dengan menggunakan bahan utama jahe, meniran, kencur, dan sambiloto yang
dipasok dari para petani tanaman obat di daerah Bengkulu Selatan. Gula merah
yang terbuat dari gula kelapa sebagai tambahan nutrisi didapatkan di pasar
tradisional. Beberapa alat yang digunakan dalam proses produksi, yaitu: panci,
kantong plastik, blender, saringan, kapas, sarung tangan, masker, timbangan
digital, dan gelas ukur. Produk Jamu JEKO dibuat melalui beberapa tahapan
diawali dengan penyiapan bahan, penimbangan, penggilingan, filtrasi
(penyaringan), pemasakan, kristalisasi, pengemasan, dan pemasaran.
Proses produksi Jamu JEKO dilakukan dalam 3 tahapan yaitu tahap
persiapan, pengolahan, dan finishing. Tahap persiapan meliputi sortasi, trimming
dan slicing. Sortasi atau pemilihan bahan dilakukan untuk memperoleh bahan
sesuai mutu yang ditetapkan. Bahan baku rimpang jahe dipilih dari jenis jahe
gajah, karena menghasilkan sari jahe yang lebih banyak dibandingkan jenis jahe
lain dengan kandungan minyak atsiri sebesar 0,82%-1,68 % (Aryanta 2019). Gula
merah yang digunakan adalah yang terbuat dari gula kelapa. Trimming dilakukan
untuk memisahkan bagian-bagian yang tidak diperlukan atau dianggap
membahayakan. Trimming dilakukan terhadap jahe dan kencur yang terkelupas
kulitnya, serta terhadap meniran dan sambiloto dipisahkan dari batangnya agar
bersih dari kotoran. Adapun slicing dilakukan terhadap rimpang jahe yang sudah
dicuci dengan irisan tipis untuk memperluas permukaan dan memudahkan dalam
proses penggilingan.
Tahap pengolahan meliputi ekstraksi, filtrasi, pemasakan dan kristalisasi.
Proses ekstraksi dilakukan untuk mendapatkan sari dari bahan baku yang
digunakan. Cara yang digunakan adalah dengan menghaluskan sambiloto, kencur,
meniran, serta jahe yang telah diiris tipis dan ditambah sejumlah air dengan
blender. Hancurkan bahan-bahan kemudian diperas dan disaring (filtrasi) agar sari
yang diperoleh bersih dari kotoran dan residu yang tersisa. Cara ekstraksi seperti
ini disebut ekstraksi mekanik. Proses pemasakan dilakukan dalam wajan hingga
mencapai suhu 100oC. Bahan-bahan seperti sari jahe, sari kencur, larutan meniran
dan sambiloto dimasak sambil diaduk-aduk hingga sebagian airnya menguap dan
surut, dan setelah cukup pekat lalu dimasukkan gula aren. Kristalisasi merupakan
proses terpenting untuk memperoleh produk berupa serbuk. Pembentukan kristal
disebabkan oleh adanya suatu larutan dalam kondisi lewat jenuh (super saturated)
karena zat pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, kondisi ini bisa
tercapai apabila pelarutnya berkurang (Yulianto et al., 2018). Untuk mencapai
kondisi tersebut, larutan harus direbus terus sambil diaduk-aduk sehingga terjadi
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

6
penguapan yang menyebabkan tercapainya kondisi lewat jenuh dan terbentuklah
kristal.
Tahap finishing meliputi pendinginan dan pengemasan produk. Produk
yang sudah mengalami proses kristalisasi didinginkan sebelum dilakukan
pengemasan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Metode Pelaksanaan Produksi Jamu JEKO

Mekanisme pemasaran Jamu JEKO dilakukan dengan mengekspansi


pasar, meningkatkan produksi dan mengembangkan produk sesuai target pasar.
Pemasaran dilakukan dengan menggunakan sistem online marketing melalui
website, media sosial dan aplikasi belanja online seperti Tokopedia dan Shopee
dengan sistem transaksi secara Pre Order (PO) dan Cash On Delivery (COD)
terkhusus di daerah sekitar tempat produksi. Selain itu, juga dijalin kerjasama
bisnis dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Bengkulu, Pusat
Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, dan dokter hewan dalam memperkenalkan
produk Jamu JEKO kepada para peternak ayam broiler.
Manajemen usaha Agrio Company sebagai produsen Jamu JEKO diatur
dan dilaksanakan berdasarkan prinsip budaya kerja dengan membawa nilai
Natural Feed for Good. Budaya ini diharapkan dapat menjadi panduan
operasional agar terwujud perusahaan yang ramah lingkungan. Budaya
perusahaan yang digagas Agrio Company yaitu : achievement oriented, customer
focus, teamwork, integrity, visionary, dan environmentally friendly.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Jamu JEKO merupakan produk jamu yang terbuat dari bahan alami/herbal
yang berfungsi untuk meningkatkan performa ayam broiler dan imunomodulator
sehingga produk ini sangat aman digunakan serta tidak meninggalkan residu pada
produk hasil ternak seperti residu yang ditinggalkan akibat pemberian AGP pada
ayam broiler. Jamu JEKO berbentuk serbuk yang mudah diaplikasikan ke air
minum ayam broiler. Produk ini juga dikemas menggunakan kemasan standing
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

7
pouch dilengkapi ziplock dengan variasi ukuran 500 g dan 1 kg. Kemasan primer
pada produk Jamu JEKO dilengkapi dengan label produk yang berisikan
informasi komposisi bahan produk, cara penggunaan produk, kegunaan produk
(indikasi), ketentuan penyimpanan produk agar terhindar dari sinar matahari
secara langsung, tanggal kadaluarsa, serta berat bersih produk seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 2. Visualisasi Produk Gambar 3. Label Brand Jamu JEKO

Cara penggunaan Jamu JEKO yaitu dengan melarutkan 10 g serbuk Jamu


JEKO ke dalam 1 liter air minum untuk 10 ekor ayam broiler. Pemberian imbuhan
pakan ini dapat dilakukan ke dalam air minum yang diberikan setiap pagi hari
dengan perbandingan Jamu JEKO dan air minum sebesar 1:100. Pemberian dosis
tersebut mampu berperan dalam meningkatkan performa pertumbuhan ayam
broiler dan profil hematologi tanpa menghasilkan efek samping (Andriyanto et al.,
2016). Berdasarkan testimoni dari beberapa pelanggang, bahwa dengan pemberian
Jamu JEKO pada ayam broiler mampu meningkatkan penambahan bobot badan
disetiap harinya yaitu sekitar 50 g. Hal ini mendekati literatur yang disebutkan
oleh Andriyanto (2016) bahwa pemberian imbuhan pakan berbahan dasar herbal
dengan perbandingan konsentrasi 1:100 mampu meningkatkan penambahan bobot
badan sekitar 55,32 g perharinya. Sehingga waktu panen akan semakin cepat,
karena normalnya ayam broiler akan panen dalam jangka waktu 6-8 minggu
dengan bobot badan 1,2 - 1,9 kg. Sedangkan dengan pemberian jamu jeko, ayam
berumur 5 minggu mampu mencapai bobot badan sekitar 1,9 kg.
Produk Jamu JEKO dikemas ke dalam kemasan standing pouch dengan 2
jenis ukuran yaitu ukuran 1 kg dan 500 g. Jamu JEKO dijual dipasaran dengan
harga Rp60.000,00 untuk ukuran kemasan 1 kg dan Rp40.000,00 untuk ukuran
kemasan 500 g. Penentuan harga produk ditentukan oleh konsep margin pricing
pada kisaran 25-28%. Dengan harga tersebut peternak dapat menggunakan
imbuhan pakan dengan harga yang relatif terjangkau. Agrio Company sudah
melakukan produksi Jamu JEKO dimulai pada Juli hingga September dengan
menghasilkan output sebanyak 115 pcs ukuran kemasan 1 kg dan 130 pcs ukuran
kemasan 500 g. Penjualan produk dimulai sejak minggu ke-1 hingga minggu ke-
11 sudah mencapai 245 pcs seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Dengan
hasil penjualan tersebut, Agrio Company telah mendapatkan omzet sebesar
Rp12.100.000,00 dengan laba Rp3.228.400,00.
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

Gambar 4. Penjualan Jamu JEKO sejak minggu ke-1 hingga minggu ke-11

Tren penjualan Jamu JEKO cukup meningkat jika dilihat dari minggu ke-1
hingga minggu ke-11 selama masa penjualan. Grafik penjualan juga mengalami
fluktuasi pada setiap minggunya karena keterbatasan produksi akibat adanya
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama masa pandemi
yang berdampak pada intensitas produksi dan proses pemasaran. Berdasarkan
hasil perhitungan finansial, Jamu JEKO merupakan usaha dengan profit yang
menjanjikan. Analisis finansial dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan dan total
produksi sebanyak 245 pcs disajikan sebagai berikut :

Harga Pokok Produksi (HPP)


Harga Pokok Produksi = Biaya penyusutan per unit + Biaya variabel
per unit + Biaya operasional per unit + Biaya
lain lain per unit.
HPP kemasan 1 kg (115 pcs) = Rp1.235,00 + Rp32.456,00 + Rp1.000,00 +
Rp10.115,00
= Rp44.806,00
Harga jual = Rp60.000,00
HPP kemasan 500 g (130 pcs) = Rp1.235,00 + Rp16.257,00 + Rp1.000,00 +
Rp10.115,00
= Rp28.607,00
Harga jual = Rp40.000,00

Total Penerimaan (Total Revenue)


TR = Jumlah Produk x Harga Jual
= (115 x Rp60.000,00) + (130 x Rp40.000,00)
= Rp12.100.000,00
Keuntungan (π)
π = Total Penerimaan – Total Biaya Produksi
= Rp12.100.000,00 – Rp8.871.600,00
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

9
= Rp3.228.400,00

Revenue Cost Ratio (R/C)


Total Penerimaan
R/C = Total Biaya Produksi
Rp12.100.000,00
= Rp8.871.600,00
= 1,363

Hasil perhitungan Revenue Cost Ratio mengindikasikan bahwa setiap satu juta
rupiah yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan sebesar satu juta tiga
ratus enam puluh tiga ribu rupiah. Jika R/C lebih dari satu maka bisnis layak
dikembangkan dan berjalan secara efisien.

Break Even Point (BEP)


BEP kemasan 1 kg
Total Biaya Tetap
BEP = Harga Jual per unit − Harga Variabel per unit
Rp1.235.000,00
= Rp60.000,00 − Rp32.456,00
= 44,837 setara 45 unit
BEP kemasan 500 gr
Total Biaya Tetap
BEP = Harga Jual per unit − Harga Variabel per unit
Rp1.235.000,00
= Rp40.000,00 − Rp16.257,00
= 52,015 setara 52 unit

Waktu Pengembalian Modal (Payback Period)


Nilai Investasi
PP = Total Keuntungan
Rp8.871.600,00
= Rp3.228.400,00
= 2,74

Hasil perhitungan waktu pengembalian modal mengindikasikan bahwa modal


akan kembali pada waktu 2 bulan dan 22 hari (0,74 x 30 hari).
Proyeksi aliran kas usaha Jamu JEKO yang ditunjukkan pada Gambar 5
dan perhitungan tren laba yang dilakukan dalam jangka waktu 3 tahun mendatang
juga menunjukkan bahwa usaha ini profitable, menjanjikan, dan akan berkembang
kedepannya.
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

10

Gambar 5. Aliran Kas Jamu JEKO 3 Tahun Mendatang

Tren laba dari tahun pertama hingga tahun ketiga dapat dilakukan dengan
perhitungan sebagai berikut :

Laba tahun ketiga – Laba tahun pertama


Tren laba = Laba tahun pertama

𝑅𝑝37.749.404,00− 𝑅𝑝12.298.236,00
= × 100%
𝑅𝑝12.298.236,00

= 206,94%

Perhitungan di atas mengindikasikan bahwa perkembangan laba usaha Jamu


JEKO tiga tahun kedepan sangat menjanjikan, yaitu sebesar 206,94%.

Mekanisme pemasaran dan penjualan produk yang dilakukan dengan cara


melakukan pengenalan produk melalui berbagai media sosial dan marketplace
seperti Instagram, Whatsapp Business, Shopee, Tokopedia, dan mengikuti
berbagai komunitas peternak ayam broiler di Facebook yang mana dalam satu
komunitas saja terdapat lebih dari 10.000 pengguna yang dapat memudahkan
Jamu JEKO untuk lebih dikenal. Selain itu, upaya menyebarluaskan manfaat dari
produk ini juga dilakukan melalui blog yang menjelaskan produk ini lebih jauh,
seperti manfaat dan berbagai informasi mengenai kesehatan ayam broiler. Hasil
penjualan yang telah dilakukan melalui media pemasaran menunjukkan bahwa
Whatsapp Business merupakan saluran pemasaran dengan jumlah penjualan
produk terbesar. Hal ini dikarenakan melalui media ini, Agrio Company dapat
menghubungi para peternak mandiri secara langsung untuk mempromosikan
produk Jamu JEKO melalui Whatsapp Business Jamu JEKO Official seperti pada
Gambar 7.
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

11

Gambar 7. Penjualan Berdasarkan Media Pemasaran

Produk Jamu JEKO juga telah menjangkau beberapa provinsi di Indonesia


meliputi Bengkulu, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Barat sebagaimana yang ditunjukan pada
Gambar 8. Hal ini menunjukkan bahwa jangkauan pasar Jamu JEKO sudah cukup
luas dengan adanya kegiatan promosi secara online.

Gambar 8. Persebaran Produk Jamu JEKO

Jika ditinjau dari Gambar 8, Bengkulu menjadi provinsi dengan pembeli


Jamu JEKO terbanyak dibandingkan provinsi lainnya. Hal ini disebabkan oleh
pusat produksi Jamu JEKO berada di Kabupaten Bengkulu Selatan yang
memudahkan Agrio Company untuk menjangkau dan mempromosikan kepada
peternak mandiri yang ada di daerah sekitar tempat produksi. Berdasarkan
testimoni yang didapatkan dari para pengguna, pengaplikasian Jamu JEKO pada
pakan ayam broiler menyebabkan ayam broiler terlihat lebih sehat dan nafsu
makannya semakin bertambah. Hal ini dibuktikan dengan adanya pembelian ulang
dari 44 konsumen yang merasa puas dengan khasiat jamu JEKO. Hal ini juga
mendasari Agrio Company untuk mencanangkan program pengembangan produk
lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kedepannya.
Program kewirausahaan ini berupa produksi dan penjualan telah berjalan sejak
Juni 2021.
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

12
Usaha Jamu Jeko memiliki potensi keberlanjutan yang sangat baik, berdasarkan
beberapa peluang dan keunggulan sebagai berikut:

1. Tingkat konsumsi daging ayam broiler di Indonesia sangat tinggi sehingga


permintaan terhadap produk Jamu JEKO juga berpotensi tinggi.
2. Harga jual Jamu JEKO dengan kemasan standing pouch dilengkapi
ziplock lebih terjangkau dibandingkan harga antibiotic growth promotor
lain dengan kemasan plastik biasa, sehingga kulaitas produk akan selalu
terjaga.
3. Pemberian Jamu JEKO dapat mempercepat waktu panen, sehingga dapat
menekan biaya produksi para peternak.
4. Jamu JEKO telah mendapatkan banyak respon positif dari berbagai
konsumen, seperti PT. Eka Farma dan Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kota Mataram.
5. Program kewirausahaan Agrio Company menjadi salah satu kandidat
pengembangan wirausaha yang diwadahi oleh Direktorat Pengembangan
Bisnis IPB.

Agrio Company akan terus berkarya dalam produksi imbuhan pakan yang
bersumber dari alam. Terutama dengan adanya pelarangan penggunaan AGP,
Jamu JEKO menjadi peluang dalam pengembangan produk alternatif pengganti
AGP yang berbasis herbal atau alami. Produksi akan difokuskan untuk
mengembangkan inovasi baru oleh tim riset dan teknologi. Aspek yang akan
diperhatikan meliputi tren yang sedang populer terutama dalam mengkonsumsi
bahan organik, minat masyarakat, dan bahan baku sehingga ketiga aspek tersebut
jika diintegrasikan akan membentuk output yang dapat mendukung usaha ini.
Rencana Jangka Pendek (<1 tahun) melakukan uji stabilitas produk,
menyiapkan dokumen untuk Registrasi Obat Hewan, memasarkan produk
keseluruh Indonesia. Rencana Jangka Menengah (1-5 tahun) berupa penguasaan
teknologi produksi. Rencana Jangka panjang (>5 tahun) mengembangkan produk
Jamu Jeko skala industri, membuka peluang investasi dan kerja sama dengan
perusahaan obat hewan, memperluas jejaring rekan usaha pada beberapa
perusahaan yang berkaitan dengan peternak kemitraan seperti PT. Eka Farma, PT.
Medion, dan PT. Charoen Pokphand.

KESIMPULAN
Jamu JEKO merupakan imbuhan pakan dengan bahan dasar herbal/alami
sebagai alternatif pengganti Antibiotic Growth Promotor (AGP) pada ayam
broiler. Jamu JEKO diproduksi dengan menerapkan tiga prinsip dasar yakni
ekstraksi, filtrasi, dan kristalisasi yang dikemas ke dalam standing pouch ziplock
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

13
berukuran 500 g dan 1 kg. Jamu JEKO memiliki keunggulan berupa inovasi
produk alternatif AGP yang berbahan herbal/alami, meningkatkan performa pada
ayam broiler, tidak meninggalkan residu pada daging, harga terjangkau, kemasan
yang aman dan menarik. Penjualan Jamu JEKO telah menjangkau 8 provinsi di
Indonesia dengan jumlah produk terjual sebanyak 245 pcs selama tiga bulan
melalui berbagai saluran media untuk pemasaran. Target pemasaran Jamu JEKO
meliputi peternak mandiri dan peternak kemitraan ayam broiler. Berdasarkan
testimoni yang didapatkan, pengaplikasian Jamu JEKO pada ayam broiler mampu
membuat ayam terlihat lebih sehat dan nafsu makan semakin meningkat.
Penjualan Jamu JEKO selama tiga bulan telah mendapatkan omzet sebesar
Rp12.100.000,00; laba Rp3.228.400,00; R/C 1,363; dan waktu pengembalian
modal 2 bulan 22 hari. Oleh karena itu, Jamu JEKO merupakan usaha yang
menjanjikan dan layak untuk dikembangkan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah mendanai kegiatan
PKM-Kewirausahaan ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Direktorat
Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB, PKM Center IPB, Fakultas
Kedokteran Hewan IPB, dan tim reviewer IPB yang telah memfasilitasi, serta
memberikan kritik yang konstruktif pada kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistika. 2018. Statistik Tanaman Biofarmaka Indonesia
2017.https://www.bps.go.id/publication/2018/10/05/fb684e53549e5fa3fc1
74c8d/statistik-tanaman-biofarmaka-indonesia-2017.html. Diunduh pada
03 Februari 2021.3
[Dirjen PKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2020.
Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2020. Kementerian Pertanian
Jakarta.
Andriyanto. Paramita, IM. Aripin, DN. Nugraheni, P. Putri, ZU. Agustanti, L.
Budianti, RS. Arif, R. Pristihadi, DN. Administration of jamu jahkenkun to
improve productivity and hematology profiles of broiler chickens.
International Journal of Poultry Science. 15(4) : 126-133.
Arifin, M. dan Pramono, VJ. 2014. Pengaruh pemberian sinbiotik sebagai
alternatif pengganti Antibiotic Growth Promotor terhadap pertumbuhan
dan ukuran vili usus ayam broiler. Jurnal Sains Veteriner. 32 (2): 205-217.
Aryanta, IWR. 2019. Manfaat jahe untuk kesehatan. E-Journal Widya Kesehatan.
1(2): 39-45.
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

14
BPTP Maluku. 2019. Tanaman Tradisional sebagai Jamu Ternak dan Manfaatnya.
https://maluku.litbang.pertanian.go.id/?p=2585. Diunduh pada 03 Februari
2021.
Febryantono, H. Siswanto. Santosa, PE. Hartono, M. 2020. Pengaruh pemberian
dosis ekstrak meniran (Phyllanthus niruri L) terhadap titer antibodi
newcastle desease dan avian infulenza pada broiler jantan. Jurnal Riset
dan Inovasi Peternakan. 4(1) : 52-58.
Haroen, U. dan Budiansyah, A. 2018. Penggunaan ekstrak fermentasi jahe
(Zingiber officinale) dalam air minum terhadap kualitas karkas ayam
broiler. Jurnal Ilmiah Ilmu Peternakan. 21(2) : 86-97
Hasbi. dan Sudirman, H. 2012. Pemanfaatan jamu ayam sebagai feed supplement
terhadap peningkatan produksi ayam buras di Desa Garessi, Kecamatan
Tanete Rilau, Kabupaten Baru. Jurnal Agrisistem. 8(2) :70-76
Herlina, B. Suningsih, N. dan Setiyani. 2021. Performa itik peking (Anas
plathyrinchos) yang diberi penambahan tepung kencur (Kaemferia
galanga l) dalam ransum. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 9(1) : 19-27.
Hertamawati, RT. Hasanah, N. dan Sabrina, AP. 2019. Efektivitas tepung daun
sambiloto (Andrographis paniculata nees) sebagai antibakteri terhadap
performans broiler yang terinfeksi Escherichia coli. Jurnal Ilmiah
Peternakan Terpadu.7(2) : 247-250.
Irawan, AR. Sabdoningrum, EK. Hidanah, S. Chusniati, S. Madyawati, SP. dan
Tehupuring, BC. 2019. Pemberian ekstrak meniran terhadap gambaran
histopatologi infundibulum ayam petelur yang diinfeksi Escherichia coli.
Journal of basic medicine veterinary. 8(1) : 53-60.
Kementerian Kesehatan. 2021. Kementerian Kesehatan mengingatkan Masyarakat
Selektif Konsumsi Makanan.
http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/kemenkes-ingatkan-
masyarakat-selektif-konsumsi-makanan. Diunduh pada 02 Februari 2021.
Listyana, NH. Widyastuti, R. dan Widyantoro. 2019. Pengaruh wadah, suhu,dan
waktu simpan terhadap perkecambahan benih meniran (Phyllanthus niruri
L). Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia. 12(2) : 75-82.
Pramu, YR. Kusuma, T. Susilo, N. Abdulloh. dan Agung, MM. 2019. Utilization
of virgin coconut oil (Vco) as an alternative replacement of Antibiotic
Growth Promotor (Agp) in poultry feed. Jurnal Penelitian Peternakan
Terpadu. 1 (1): 52-57.
Soleh. dan Megantara, S. 2019. Karakteristik morfologi tanaman kencur
(Kaempferia galanga L.) dan aktivitas farmakologi. J. Farmaka Vol.
12(7): 256‒262.
Suhirman S. Winarti C. 2010. Prospek dan Fungsi Tanaman Obat sebagai
Imunomodulator. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Sulawesi
Selatan.
Fajr, INOVASI JAMU JEKO SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
ANTIBIOTIC GROWTH PROMOTOR PADA AYAM BROILER

15
Wardah. Sihmawati, RR. 2020. Peningkatan Performans Produksi dan Kualitas
Daging Pada Ayam Broiler Periode Finisher yang Diberi Fitobiotik.
Stigma. 13(2) : 1 - 15.
Yulianto, M.E. Handayani, D. Puspitarini, A.S. Nugraheni, F.S. dan Yanti, N.R.
Pembuatan serbuk jahe instan dengan metode kristalisasi guna
meningkatkan perekonomian warga RW. 05 Kelurahan Tembalang
Semarang. Proceeding SNK-PPM. Desember 2018, Semarang, Indonesia.
44-46.

Anda mungkin juga menyukai