Anda di halaman 1dari 3

KONTRA LINGKUNGAN

Performa produksi dan kualitas telur salah satunya dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang tinggi

dapat memberikan pengaruh yang buruk terhadap ayam, sehingga berakibat pada produksi dan

kualitas telur. (Setiawati, T, dkk. 2016).

Suhu lingkungan tinggi memberikan pengaruh negatif terhadap produksi telur ayam. Jika ayam

ditempatkan pada suhu lingkungan yang lebih tinggi dari thermoneutral, maka secara langsung

terjadi perubahan aktivitas hormonal pada ayam (hormon endokrin). (Gunawan dan D. T. H.

Sihombing. 2004).

Peningkatan suhu meningkatkan heat stress pada ayam. Ayam yang mengalami heat stress

menyebabkan produksi telur menurun. Tidak hanya produksi telur menurun, tetapi ayam yang

mengalami heat stress, berat dan ukuran telur yang diproduksi juga akan menurun. Suhu yang

meningkat juga menyebabkan penurunan berat ovarium dan jumlah folikel.

Peningkatan suhu, juga berpengaruh kepada FSH follicle stimulating hormone, LH

luteinizinghormone dan streoid ovarium. FSH dan LH akan mengalami perubahan seiring

dengan paparan panas yang disebabkan oleh peningkatan suhu.

Cahaya berfungsi dalam proses penglihatan, merangsang siklus internal dan menstimulasi

pelepasan hormon (Sangi, 2017). Ayam petelur fase produksi sebaiknya diberi pencahayaan

yang baik dengan intensitas cahaya 10-20 lux (Kustiawan dkk. 2019).

Cahaya merupakan salah satu faktor lingkungan yang esensial bagi kehidupan aves. Signal

cahaya yang diterima oleh hipotalamus dapat mengontrol sekresi gonadotropin releasing
hormone (GnRH) yang berperan dalam menstimulasi pitutari melepaskan follicle stimulating

hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). (Kasiyati. 2018).

Aktivitas seksual pada unggas termasuk produktivitas telur dipengaruhi oleh jumlah jam adanya

sinar dalam sehari. Produksi telur dirangsang dengan peningkatan sinar dengan pengaruh khas

terhentinya produksi dengan menurunnya panjang sinar (day length). Bila tidak ada tambahan

sinar lampu (buatan) maka produksi telur menurun. Untuk mencegah penurunan produksi telur,

jalannya adalah tambahan sinar (lampu) untuk mempertahankan panjang sinar paling tidak 14

jam per hari. Satu sumber sinar 40 watt untuk setiap 100 kaki kwadrat (±300cm2). Sebaiknya

dianggap cukup tambahan sinar diberikan pada pagi hari sehingga ayam tidak tidur pada saat

matahari menurun. Ini akan mencegah ayam akan berserakan pada saat setelah (lampu) sumber

sinar dimatikan.

Kandang sistem tertutup atau closed house merupakan sistem kandang yang harus sanggup

mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang berbahaya seperti CO, CO2 dan

NH3 yang ada dalam kandang, tetapi disisi lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen

bagi ayam. Berdasarkan ini, kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu

meminimalkan pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan produktivitas yang

dimiliki ayam Secara konstruksi, kandang sistem tertutup dibedakan atas dua sistem yakni

pertama sistem tunnel dengan beberapa kelebihan yang dimilikinya seperti mengandalkan aliran

angin untuk mengeluarkan gas sisa, panas, uap air dan menyediakan oksigen untuk kebutuhan

ayam.

Sistem tunnel ini lebih cocok untuk area dengan temperatur maksimal tidak lebih dari 30 oC.

Sistem kedua adalah evaporative cooling system (ECS). Sistem ini memberikan manfaat pada
peternak seperti mengandalkan aliran angin dan proses evaporasi dengan bantuan angin. Sistem

kandang tertutup ini hanya cocok untuk daerah panas dengan suhu udara di atas 35 oC.

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran
suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan
kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga
mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan
mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan
lanjutan. Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan ke
sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan
ketentuan bahwa sensor LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 μA hal ini berarti LM35
mempunyai kemampuan menghasilkan panas dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan
pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5oC pada suhu 25oC.

Sensor kelembaban adalah suatu alat ukur yang digunkan untuk membantu dalam proses
pengukuran atau pendefinisian kelembaban uap air yang terkandung dalam udara. Sensor HS
1101 adalah sensor kelembaban berbasis kapasitif yang merubah besaran kelembaban menjadi
tegangan, sensor ini dapat mengukur kelembaban dari 0 - 100 %. Tegangan output yang
dikeluarkan oleh sensor ini 1,41—3.55 volt dimana dia membutuhkan tegangan 5 volt—10 volt
sebagai sumber

Suhu dan kelembaban udara merupakan dua faktor iklim yang mempengaruhi produksi sapi perah,
karena dapat menyebabkan perubahan keseimbangan panas dalam tubuh ternak, keseimbangan air,
keseimbangan energi dan keseimbangan tingkah laku ternak (Esmay, 1982). McDowell (1974)
menyatakan bahwa untuk kehidupan dan produksinya, ternak memerlukan suhu lingkungan yang
optimum. Zona termonetral suhu nyaman untuk sapi Eropa berkisar 13 – 18o C (McDowell, 1972); 4 –
25o C (Yousef, 1985), 5 – 25o C (Jones & Stallings, 1999). Hubungan besaran suhu dan kelembaban
udara atau biasa disebut “Temperature Humidity Index (THI)” yang dapat mempengaruhi tingkat stres
sapi perah dapat dilihat pada Tabel 1

Anda mungkin juga menyukai