Anda di halaman 1dari 9

ANTIBIOTIKA

Antibiotika adalah segolongan senyawa baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses
infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi,
meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap
mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu
mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan
karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar
bagi kuman untuk hidup.

FUNGSI ANTIBIOTIKA

Antibiotik digunakan terutama untuk pengobatan, sedangkan pentingnya antibiotik sebagai pemacu
pertumbuhan merupakan kebutuhan sekunder. Yang dimaksud dengan antibiotik adalah suatu zat
yang dibuat oleh organisme hidup, terutama fungi dan bakteri, yang dapat menghalang-halangi atau
mematikan bakteri atau fungi yang dianggapnya lawan.

Antibiotik yang banyak digunakan dalam pengobatan antara lain : penicillin, golongan amino
glikosida (mencakup streptomycin, gentamycin, kanamycin, paramomycin dan neomycin),
chloramphenicol, tetracyclin, golongan makrolida dan fungistatika.

ANTIBIOTIKA PEMACU PERTUMBUHAN

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antibiotika tertentu (misalnya : chlortetracyclin,


oxytetracyclin dan penicillin), bila dicampurkan dalam ransum akan memacu pertumbuhan dari
hewan-hewan muda. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kerja antibiotik sebagai berikut : antibiotik
dapat secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme yang merusak zat-zat
makanan.
Sementara mikroorganisme tersebut mampu membentuk zat-zat esensial bagi ternak, misalnya
beberapa asam amino. Antibiotik juga dapat menghalangi pertumbuhan mikroorganisme yang
memproduksi amonia dalam jumlah banyak dalam saluran pencernaan. Misalnya trimethylamin, suatu
amonia yang merupakan racun untuk menghalangi laju pertumbuhan unggas. Antibiotik dapat
mempertinggi penyerapan dari berbagai zat makanan, seperti Ca, P dan Mg.
Sebagai akibat dari mekanisme perbaikan penyerapan beberapa zat makanan tersebut, antibiotik dapat
menghemat beberapa zat makanan. Ini terjadi melalui pengaruh penipisan dinding saluran pencernaan.
Antibiotik juga mampu mempertinggi konsumsi makanan atau air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa caecum dari anak ayam yang diberi antibiotik biasanya lebih
besar dan berisi ekskreta basah lebih banyak daripada caecum anak ayam yang diberi ransum sama
tanpa antibiotik. Antibiotik yang sering dicampur dalam ransum selain yang disebutkan di atas adalah
basitracin, neomycin, streptomycin, tylocin, erytromycin, oleondomycin, bambermycin dan
spiramycin.
Tetapi akibat penggunaan antibiotika pada hewan juga perlu diperhatikan. Sebab, adanya residu obat
di dalam bahan asal hewan yang dikonsumsi manusia dikhawatirkan dapat menimbulkan resistensi
kuman terhadap antibiotik.
Penggunaan antibiotik bisa diibaratkan seperti pisau bermata dua. Disatu sisi antibiotik ini akan
memberikan manfaat dikala diberikan secara tepat, namun bukan hal yang tidak mungkin
pemakaiannya juga akan menimbulkan efek negatif, misalnya saja keracunan, disaat antibiotik
diberikan secara kurang tepat.
Antibiotik awalnya ditemukan Alexander Fleming pada 1928 dan dinamakan penicillin G. Awalnya
secara tidak sengaja kapang tumbuh di sediaan bakteri pada cawan petri yang lupa dibersihkan. Di
bagian tumbuhnya kapang itu bakteri tidak ada yang berkembang, kondisi
ini menstimulasi Alexander melakukan penilitian dan dari sanalah ditemukan antibiotik.
⚫ Karakteristik suatu antibiotik yaitu memiliki aktivitas menghambat (bakteriostatik) atau membunuh
(bakterisid) mikroorganisme patogen. Toksisitas antibiotik juga bersifat selektif, dimana antibiotik ini
aman bagi ayam namun bersifat racun (toksik) bagi mikroorganisme patogen.

Antibiotik dalam dosis tepat akan mampu secara aktif membunuh bibit penyakit dan mempunyai
indeks terapi yang relatif aman. Indeks terapi diperoleh dari perbandingan dosis yang mengakibatkan
kematian atau membahayakan (lethal dose) dibandingkan dosis yang efektif untuk membasmi
penyakit (effective dose). Nilai indeks terapi yang semakin tinggi menunjukkan antibiotik semakin
aman bagi ayam. Hal ini dapat diartikan antibiotik memiliki dosis membahayakan yang sangat tinggi
dan dengan dosis yang kecil antibiotik telah efektif membasmi bibit penyakit.

Pada awalnya antibiotik diperoleh secara alamiah, kemajuan ilmu dan teknologi memungkinkan
semisintesis dan sintesis. Misal: Struktur dasar penisilin adalah 6-aminopenisilinat (6-APA)
Definisi tersebut menempatkan antibiotik sebagai obat khemoterapi. Senyawa antibiotik jg dapat
berkhasiat sbg
- antivirus (Rifampisin),
- antiparasit (Paromomisin)
- anti jamur (Griseofulvin, amfoterisin B)

Antiseptik adalah senyawa yang mampu memusnahkan MO atau menghambat pertumbuhannya


secara spesifik atau tidak spesifik namun toksisitasnya tidak memungkinkan untuk pemberian
sistemik.
Antibiotika harus bisa diabsorpsi, distribusi, metabolisma dan ekskresi, sanggup menghambat atau
memusnahkan MO di berbagai tempat dalam tubuh serta mempunyai toksisitas selektif.

Pengelompokan Antibiotik:
* Pendekatan kimia
* Pendekatan berdasarkan mekanisme kerja
* Pendekatan berdasarkan manfaat dan sasaran kerja
* Pendekatan berdasarkan daya kerja

Kelompok A.B berdasarkan


Mekanisme Kerja:
1. A.B yang menginhibisi sintesis atau mengaktivasi enzim yg merusak dinding sel bakteri sehingga
menghilangkan kemampuan berkembang biak dan sering lisis; ( Penisilin, sefalosporin, sikloserin )
2. A.B yang bekerja langsung thdp membransel, mempengaruhi permeabilitas shg menimbulkan
kebocoran dan kehilangan senyawa intraseluler; (Nistatin, amfoterisin B)
3. A.B yang mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan inhibisi sintesis protein secara
reversible; (Kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin)
4. A.B yang difiksasi pada subunit Ribosom 30 S menyebabkan timbunan kompleks pemula sintesis
protein, salah tafsir kode mRNA, shg produksi polipeptida abnormal; ( Aminoglikosida berdaya
bakterisid)
5. A.B yang mengganggu metabolisme asam nukleat; (Rifampisin)

Kelompok A.B berdasarkan manfaat


dan sasaran kerja:
1. A.B yang terutama bermanfaat thdp kokus Gram + dan basil. Cenderung memiliki spektrum yang
sempit. (Penisilin G, makriloda, basitrasin)
2. A.B yang terutama efektif terhadap Basil Aerob Gram – ( Aminoglikosida, Polimiksin )
3. A.B yang secara relatif memiliki spektrum luas , bermanfaat terhadap Kokus Gram + dan Basil
Gram - ( Amoksisilin, Sefalosporin, Tetrasiklin, Kloramfenikol )
Kelompok A.B berdasarkan Daya
Kerjanya
1. A.Bbakteriostatik,menghambat pertumbuhan bakteri (tetrasiklin,kloramfenikol)
2. A.B bakterisidik, mematikan bakteri ( Penisilin, aminoglikosida, rifampisin )

Kelompok A.B berdasarkan


kimia:
1. ß-Laktam
- Kelompok Penisilin: Penisilin G
- Kelompok Sefalosporin: Sefalotin
2. Aminoglikosida: Streptomisin
3. Kloramfenikol: Tiamfenikol
4. Kelompok Tetrasiklin: Oksi tetrasiklin
5. Makrolida dan antibiotik yang berdekatan: Eritromisin
6. Rifamisin: Rifampisin
7. Polipeptida Siklik: Polimiksin
8. Antibiotik Polien: Amfoterisin B
9. Antibiotik Lain: Griseofulvin

PRINSIP TERAPI ANTIBIOTIKA


Penyalahgunaan A.B secara luas mengandung
resiko sbb:
⚫ Kebanyakan AB menimbulkan efek samping dan reaksi toksik.
⚫ Hipersensitivitas dapat diinduksi, shg memungkinkan terjadi berbagai reaksi ringan atau
gawat pada pemakaian berulang AB tersebut.
⚫ Flora normal usus sering dimodifikasi sehingga meningkatkan kemungkinan untuk terjadi
superinfeksi.
⚫ Mutan mikroba yang resisten sering terseleksi dari populasi bakteri dan merupakan ancaman
bahaya individual atau epidemiologik
⚫ Status fisiopatologi pasien seringkali menuntut perhatian khusus pada disain terapi dengan
antibiotik.
⚫ Faktor lingkungan seperti diet, terapi lain yang dilaksanakan sejajar ataupun bersama-sama dengan
terapi antibiotik merupakan hal-hal yang perlu diperhitungkan pengaruhnya terhadap
terapi antibiotik.

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menunjang tercapainya sasaran penggunaan antibiotik :
⚫ Aktivitas antimikroba
⚫ Efektivitas dan efisiensi proses farmakokinetik.
⚫ Toksisitas antibiotik.
⚫ Reaksi karena modifikasi flora alamiah tuan rumah.
⚫ Penggunaan kombinasi antibiotik.
⚫ Pola penanganan infeksi.

Efektifitas dan efisiensi proses farmakokinetik AB


Pemilihan rute pemberian AB harus
memperhatikan faktor-faktor:
⚫ Konsentrasi obat dalam darah
⚫ Lokasi infeksi
⚫ Kegawatan infeksi
⚫ Jika infeksi yang mengancam nyawa ;
Lebih baik AB diberikan secara parenteral dari pada peroral.
⚫ Bila absorpsi melalui intra muscular (i.m) meragukan lebih baik pemberian intravena (i.v).
Toksisitas Antibiotik
Reaksi toksik sebagai akibat penggunaan
AB berlangsung melalui 2 mekanisme:
⚫ Reaksi toksik berkaitan dengan dosis yang diberikan
⚫ Reaksi toksik yang tidak berkaitan dengan dosis yang digunakan, a.l:
- Alergi,
- idiosinkrasi dan degenerasi sistem organ manusia.

Toksisitas karena perubahan pada manusia:


⚫ Ekskresi yang dimodifikasi karena faktor genetik
• Defisiensi metabolisme obat
⚫ Penggunaan obat lain bersama AB.
Misalnya:
- Antasida dari garam-garam Ca, Mg, Fe bersama tetrasiklin akan menghambat absorpsi tetrasilin
- Pada insufisiensi ginjal atau hati perlu diadakan perubahan dosis untuk mencegah reaksi toksik
karena dosis berlebihan
- Kloramfenikol bersama barbital, tolbutamid terjadi kompetisi untuk konjugasi di hati

Reaksi krn modifikasi flora alamiah manusia


⚫ Bila suatu flora ditekan karena penggunaan AB, maka organisme lain akan berkembang.
⚫ Perkembangan flora yang resisten akan lebih berbahaya dari infeksi semula disebut Superinfeksi
Misalnya :
⚫ Infeksi fungi yang fatal karena penggunaan AB spektrum luas
⚫ Kolitis yang fatal karena penggunaan klindamisin, sefaleksin dan ampisilin.
⚫ Modifikasi flora pada tuan rumah dapat menyebabkan gangguan absorpsi vitamin K shg dapat
timbul pendarahan pada pasien yang menggunakan antikoagulan oral.

Kombinasi Antibiotik
Kombinasi AB bisa bersifat Sinergis,
antagonis atau tanpa efek:
⚫ Kombinasi AB bakteriostatik dan bakterisid sering antagonis.
⚫ Kombinasi AB bakterisid dan bakterisid mungkin sinergis atau aditif
AB berdasarkan daya kerjanya
AB Bakterisida
• Penisilin –penisilin
• Sefalosporin
• Aminoglikosida
• Polimiksin B
• Kolistin
• Vankomisin
• Basitrasin
• Sikloserin
• Heksamin
• Rifamisin
AB Bakteriostatik
⚫ Tetrasiklin-tetrasiklin
⚫ Kloramfenikol
⚫ Eritromisin
⚫ Linkomisin
⚫ Spektinomisin
⚫ Sulfonamida
⚫ Trimetoprim
⚫ Nitrofurantoin
Kegagalan Terapi Antibiotik
⚫ Terapi AB dinilai gagal bila tidak berhasil menghilangkan gejala klinik atau infeksi kambuh lagi
setelah obat dihentikan.
⚫ Sebab-sebab kegagalan terapi AB:
* Salah pilih antibiotik:
* Salah pemberian /penggunaan:

Salah pilih terapi AB:


⚫ AB yang salah sasaran
• AB diberikan untuk demam tanpa dokumentasi mikroorganisme
⚫ Menggunakan AB yang tidak aktif in vitro atau tidak mampu mencapai sarang infeksi in vitro
⚫ Menggunakan AB yang toksik walaupun ada yang kurang toksik
⚫ Menggunakan AB yang mahal walaupun tersedia yang murah dan efektif.

Salah pemberian /penggunaan:


⚫ Dosis keliru
⚫ Rute pemberian tidak memadai
⚫ Jangka waktu pemberian tdk cukup
⚫ Gagal mengenal kejadian toksik
⚫ Tdk memodifikasi dosis
⚫ Mengganti AB
⚫ Kepatuhan pasien pada dosis tdk tercapai

Resistensi Bakteri Untuk Antibiotik


Resistensi adalah: ketahanan mikroba terhadap antibiotika tertentu.
⚫ * Resistensi Alamiah
⚫ * Resistensi kromosomal
⚫ * Resistensi ekstrakromosomal

Resistensi Alamiah
⚫ Mikroba tdk peka terhadap AB tertentu karena mikroba secara alamiah tidak dpt diganggu oleh AB
tersebut karena tdk ada reseptor yang cocok atau dinding sel mikroba tdk dpt ditembus oleh AB
Contoh:
⚫ Antijamur nistatin dan amfoterisin tdk bekerja pada bakteri karena bakteri tidak mempunyai sterol
di membrannya.
⚫ Dinding sel pseudomonas tdk dpt ditembus penisilin G dan nitrofuran
⚫ Rifampisin tidak dapat menembus membran sel jamur.

Resistensi kromosomal
⚫ Resistensi kromosomal karena mutasi spontan pada gen kromosom. Kromosom yg termutasi dpt
berpindah shg terjadi populasi yg resisten dan dpt terjadi resistensi silang.
- Resistensi kromosomal primer.
Mutasi terjadi sebelum pengobatan
- Resistensi kromosomal sekunder.
Mutasi terjadi selama kontak dengan AB

Resistensi ekstrakromosomal
⚫ Yang berperan adalah faktor R yang terdapat di sitoplasma.
⚫ Faktor R dapat berpindah dari bakteri satu ke yang lain shg dpt terjadi resistensi silang.
Contoh:
Resistensi bakteri thdp kanamisin, streptomisin, gentamisin, sefalosporin, tetrasiklin,kloramfenikol,
ampisilin.
Dasar biokimia penyebab resitensi:
1. Modifikasi enzim pada sasaran
2. Reduksi pada aktivitas fisiologi yg penting pd sasaran
3. Duplikasi enzim yang merupakan sasaran
4. Pencegahan serangan pada sasaran
5. Sintesis enzim oleh bakteri yang mampu menginhibisi AB

Resistensi karena inaktivasi enzim


1. Inaktivasi dengan penguraian
Contoh:
Penisilinase memecahkan cincin β laktam shg bakteri resisten thdp penisilin.
2. Inaktivasi enzim dg substitusi
Contoh:
Kloramfenikol dg enzim transaselilase dari asetilkoenzim-A menjadi inaktif

PENGGOLONGAN ANTIBIOTIKA
Berdasarkan luas efektif kerjanya :
⚫ Antibiotika Narrow Spektrum, yaitu antibiotik yang berkhasiat terhadap sekelompok mikroba saja.
Misalnya, penicillin hanya efektif terhadap bakteri gram positif, sedangkan streptomycin efek
kerjanya terutama terhadap bakteri gram negatif. golongan peptida yang hanya bekerja aktif pada
bakteri Gram (-). Golongan makrolida juga memiliki spektrum kerja sempit, hanya efektif untuk
bakteri
Gram (+) dan Mycoplasma. Sediaan antibiotik ini relatif jarang ditemukan, biasanya antibiotik ini
diformulasikan berkombinasi dengan antibiotik lain sehingga memiliki spektrum yang lebih luas.
Tysinol dan Tyfural merupakan contoh sediaan yang mengandung antibiotik dengan spektrum kerja
sempit.
⚫ Antibiotik dengan spektrum kerja sempit hendaknya digunakan saat diagnosa penyakit telah
dipastikan. Dan daya kerja antibiotik ini akan lebih optimal jika penyakit disebabkan oleh satu jenis
bakteri.
⚫ Antibiotika Broad Spektrum, yaitu antibiotik yang berkhasiat baik terhadap bakteri gram positif
maupun gram negatif. Sebagai contoh adalah tetracyclin dan chloramphenicol.
⚫ Antibiotik ini memiliki kemampuan membunuh beberapa macam bakteri, yaitu Gram (+) sekaligus
Gram (-) dan juga Mycoplasma serta protozoa. Antibiotik golongan ini biasanya digunakan pada
saat gejala ayam sakit belum spesifik atau sebagai upaya pencegahan serangan penyakit pada saat
kondisi kandang tidak nyaman. Ayam yang terserang komplikasi beberapa jenis bakteri juga bisa
diatasi dengan pemberian antibiotik dengan spektrum luas ini.
⚫ Fluoroquinolon, tetrasiklin dan sulfonamida merupakan golongan antibiotik yang memiliki
spektrum kerja luas. Produk Medion yang memiliki spektrum kerja luas antara lain Proxan-C,
Proxan S, Neo Meditril, Trimezyn, Sulfamix atau Vita Tetra Chlor.

2. Berdasarkan sifatnya :
⚫ Bakteriostatik. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik bekerja dengan cara menghambat
pertumbuhan bakteri melalui mekanisme hambatan sintesis protein. Pemberian antibiotik ini akan
menekan konsentrasi atau jumlah bakteri yang menginfeksi sehingga berada dibawah batas
konsentrasi untuk menimbulkan gejala klinis.
⚫ Antibiotik yang bersifat bakteriostatik antara lain golongan makrolida, tetrasiklin, sulfonamida dan
diaminopirimidin yang terdapat pada Tyfural, Coxy atau Doxyvet
⚫ Bakterisid. Antibiotik bakterisid bekerja membunuh bakteri. Mekanisme kerjanya dengan
menghambat pembentukan dinding sel dan membran sel maupun menghambat pembentukan DNA
atau inti sel.
⚫ Aminoglikosida, fluoroquinolon, penisilin dan peptida merupakan golongan antibiotik yang bersifat
bakterisid. Contoh produknya antara lain Gentamin, Vet Strep, Proxan-C dan Neo Meditril.
3. Berdasarkan Struktur Kimianya :
⚫ Berdasarkan struktur kimianya, antibiotik dapat dibedakan menjadi 8 golongan, yaitu penisilin,
aminoglikosida, fluoroquinolon, peptida, makrolida, tetrasiklin, sulfonamida dan diaminopirimidin.
⚫ Penisilin
⚫ Penisilin merupakan antibiotik yang bersifat bakterisid (membunuh). Turunan terbaru dari
antibiotik yang ditemukan pertama kali pada tahun 1928 tersebut efektif membasmi bakteri Gram (+)
dan Gram (-). Antibiotik hasil penemuan Fleming ini mudah diserap oleh tubuh melalui usus dan
cepat masuk ke darah.
⚫ Antibiotik -laktam ini bekerja pada dinding sel bakteriβyang termasuk antibiotik dan berikatan
dengan penicillin binding protein. Mekanisme ini akan mengakibatkan bakteri mati. Amoxitin dan
Ampicol mempunyai kandungan aktif antibiotik ini.
⚫ Aminoglikosida
⚫ Antibiotik yang mengandung amino dan glikosida ini bekerja secara langsung pada ribosom
bakteri, membran sel dan menghambat sintesa protein sehingga bakteri akan mati (bakterisid).
Antibiotik ini tidak bisa diserap melalui usus sehingga untuk tujuan pengobatan yang bersifat
sistemik aplikasinya dilakukan secara injeksi (suntikan), baik subkutan (bawah kulit) maupun
intramuskuler (tembus dinding atau otot).
⚫ Saat diberikan, antibiotik ini akan bekerja optimal membasmi bakteri Gram (+) dan Gram (-).
Hanya saja saat terjadi gangguan ginjal, seperti pada kasus infeksi Gumboro maupun infectious
bronchitis (IB) pemakaian antibiotik ini hendaknya dihindari karena akan memicu kerusakan
ginjal yang lebih parah. Contoh obat yang mengandung antibiotik golongan aminoglikosida adalah
Gentamin, Kanamin dan Vet Strep.
⚫ Antibiotik ini mulai dikenal tahun 1962 oleh Lesher. Pada aplikasinya, sediaan obat yang
mengandung antibiotik golongan fluoroquinolon banyak tersedia. Proxan-S, Proxan-C, Neo
Meditril, Doctril dan Coliquin merupakan contoh sediaan antibiotik dari golongan fluoroquinolon.
⚫ Ketika “kontak” dengan bakteri, flouroquinolon akan menyerang inti sel (DNA) bakteri dengan
menghambat enzim DNA gyrase. Mekanisme ini akan mengakibatkan bakteri mati (bakterisid).
Antibiotik ini memiliki spektrum kerja yang luas, baik terhadap bakteri Gram (+), Gram (-) dan
Mycoplasma.
⚫ Aplikasi pemberiannya dapat dilakukan secara oral (melalui saluran pencernaan) maupun
injeksi, baik subkutan atau intramuskuler. Agar obat bekerja optimal hindari adanya mineral/logam
seperti Ca2+, Mg2+ dan Al3+ dalam air minum yang digunakan untuk melarutkan obat karena bisa
menurunkan penyerapan obat di saluran pencernaan.
⚫ Peptida
⚫ Antibiotik ini bekerja aktif membunuh (bakterisid) bakteri Gram (-) dengan cara merusak atau
menghambat membran sel. Antibiotik golongan ini tidak diserap oleh usus sehingga lokasi kerjanya
bersifat lokal. Obat yang hanya mengandung antibiotik golongan peptida relatif jarang, biasanya
dikombinasikan dengan golongan lain untuk meningkatkan potensi dan spektrum kerjanya, seperti
Amoxitin dan Tycotil.
⚫ Makrolida
⚫ Golongan antibiotik ini efektif untuk mengatasi bakteri Gram (+) dan Mycoplasma. Pemberian
antibiotik ini akan bekerja mengganggu proses sintesis protein melalui mekanisme berikatan dengan
ribosom 30S.
⚫ Tetrasiklin
⚫ Tetrasiklin merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri)
dengan cara menghambat sintesis protein dengan berikatan pada ribosom 30S. Antibiotik yang
ditemukan pertama kali oleh Lloyd Conover ini memiliki spektrum kerja yang luas, dimana bisa
mengatasi infeksi bakteri Gram (+), Gram (-) dan Mycoplasma.
⚫ Cara aplikasi antibiotik golongan tetrasiklin bisa dilakukan melalui oral maupun suntikan (subkutan
atau intramuskuler). Hanya saja jika diberikan melalui oral sebaiknya memperhatikan kandungan
logam Ca2+, Mg2+ dan Al3+ karena dapat menurunkan daya serap saat berada di usus. Feed
supplement yang mengandung mineral sebaiknya diberikan pada waktu yang berbeda dengan
pemberian antibiotik fluoroquinolon dan tetrasiklin, misalnya pemberian antibiotik pada pagi hingga
sore hari dan supplement pada malam hari atau setelah pengobatan berakhir.
⚫ Medion telah memproduksi obat dengan kandungan antibiotik dari golongan tetrasiklin,
diantaranya Doxyvet, Koleridin maupun Vita Tetra Chlor.
⚫ Sulfonamida
⚫ Sulfamix, Coxy, Trimezyn dan Respiratrek adalah produk
Medion yang mengandung antibiotik dari golongan sulfonamida. Antibiotik yang ditemukan Gerhard
Domagk ini telah dikenal luas oleh masyarakat, termasuk masyarakat peternakan.
⚫ Antibiotik ini bersifat bakteriostatik, yaitu bekerja menghambat pertumbuhan bakteri.
Mekanismenya melalui hambatan pada sintesis asam folat sehingga mengganggu perkembangan
bakteri. Saat diberikan pada ayam baik secara oral maupun suntikan (subkutan, intramuskuler),
antibiotik yang telah digunakan sejak 1933 ini akan mampu mengatasi infeksi bakteri Gram (+), Gram
(-) dan protozoa. Agar daya kerja lebih optimal, saat pemberian obat dengan kandungan antibiotik ini
sebaiknya tidak diberikan suplemen berupa vitamin B dan atau asam amino. Selain itu, saat ayam
mengalami gangguan ginjal sebaiknya penggunaan antibiotik ini dihindari.
⚫ Diaminopirimidin
⚫ Antibiotik golongan ini bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja dari antibiotik ini ialah
menghambat sistesis (pembentukan) asam folat. Pemberiannya efektif untuk mengatasi serangan
bakteri Gram (+) dan Gram (-). Aplikasinya dapat dilakukan secara oral maupun suntikan, baik
subkutan maupun injeksi.
⚫ Antibiotik ini biasanya dikombinasikan dengan golongan sulfonamida untuk meningkatkan daya
kerjanya dan menurunkan tingkat resistensi bakteri terhadap kedua antibiotik ini. Kedua antibiotik ini
memiliki mekanisme kerja yang sinergis, saling menguatkan. Trimezyn, Respiratrek, Erysuprim
dan Antikoksi ialah produk Medion yang mengandung kombinasi kedua antibiotik tersebut.
⚫ Golongan antibiotik yang telah disebutkan sebelumnya bisa diformulasikan dalam bentuk tunggal
maupun kombinasi. Tujuan kombinasi ini antara lain meningkatkan daya kerja dan spektrum kerja,
menurunkan efek samping serta meminimalkan terjadinya resistensi. Hanya saja kombinasi ini tidak
serta merta bisa dilakukan, alih-alih kombinasi yang tidak sesuai akan menurunkan daya kerjanya.
⚫ Syarat kombinasi antibiotik ini haruslah dapat tercampur secara fisik, kimia dan farmakologi.
⚫ Tercampur secara fisik artinya kedua antibiotik dapat tercampur homogen
⚫ Tercampur secara kimia : saat antibiotik dicampurkan tidak terjadi reaksi kimia yang merugikan
diantara keduanya, yang biasanya ditandai dengan perubahan warna yang berbeda dari kedua warna
produk, adanya endapan atau terbentuknya gas
⚫ Tercampur secara farmakologi yaitu tidak terjadi interaksi antara kedua antibiotik yang
menyebabkan turunnya potensi atau meningkatnya efek samping atau toksisitas
⚫ Melihat persyaratan tersebut, alangkah lebih baiknya jika kita membatasi
pencampuran antibiotik yang dilakukan sendiri, tanpa pengetahuan yang lengkap. Bukan sebuah
keniscayaan jika kombinasi antibiotik tidak tepat malah akan menurunkan potensi atau daya kerjanya.

Aplikasi Antibiotik
⚫ Pengetahuan mengenai antibiotik menjadi dasar untuk memilih obat yang tepat. Agar antibiotik ini
bekerja secara optimal hendaknya memahami mengenai prinsip pengobatan, yaitu :
⚫ Obat harus sesuai dengan jenis penyakit yang menyerang
⚫ Setiap obat memiliki efek yang berbeda dan spesifik untuk setiap penyakit. Bagaimanapun baiknya
cara pemberian obat, tetapi bila kita salah dalam memilih jenis obat, maka tidak akan diperoleh efek
pengobatan yang diinginkan. Contoh : Pengobatan dengan Ampicol atau Amoxitin untuk mengatasi
penyakit CRD tidak akan berhasil karena bakteri penyebab CRD, yaitu Mycoplasma gallisepticum
tidak punya dinding sel sebagai reseptor Ampicol atau Amoxitin. Sebaiknya obat yang diberikan dari
golongan tetrasiklin seperti Doxyvet karena kemampuannya menghambat sintesis protein pada
reseptor M. gallisepticum (ribosom 30S)
⚫ Obat bisa mencapai organ sakit atau lokasi kerja
⚫ Pemilihan rute pengobatan menjadi hal yang penting untuk memastikan obat dapat mencapai organ
atau lokasi kerja yang diinginkan. Untuk mengobati penyakit infeksi pernapasan yang parah dan
diinginkan efek segera, maka rute parenteral (injeksi atau suntikan) menjadi pilihan utama. Bila tidak
tersedia sediaan parenteral, maka sediaan oral melalui cekok atau air minum dengan kandungan obat
yang mempunyai efek sistemik dapat menjadi alternatif pilihan. Dengan memilih dan
mengaplikasikan rute pengobatan yang benar, maka kemungkinan obat rusak atau tereliminasi
sebelum mencapai organ target dapat diminimalisasi.
⚫ Obat mencapai kadar yang cukup
⚫ Untuk menghasilkan efek pengobatan, obat harus mencapai kadar efektif minimum atau Minimum
Inhibitory Concentration (MIC). Sebelum obat mencapai MIC, obat tidak akan bekerja menghasilkan
efek pengobatan.
⚫ Kadar obat di dalam tubuh dipengaruhi oleh kondisi alamiah tubuh ayam sendiri, dimana ayam
mempunyai respon yang berbeda terhadap obat yang dimasukkan ke dalam tubuhnya. “Nasib” obat di
dalam tubuh ayam dapat diketahui melalui uji farmakokinetik. Para apoteker dan dokter hewan
menggunakan hasil uji farmakokinetik tersebut sebagai dasar penentuan dosis sehingga obat dapat
mencapai organ target dalam jumlah yang cukup melalui rute pengobatan tertentu.
⚫ Obat mampu bertahan dalam waktu yang cukup
⚫ Secara alami, kadar obat di dalam tubuh akan berkurang dalam jangka waktu tertentu (dieliminasi
dari tubuh). Ada parameter penting yang berhubungan dengan kecepatan eliminasi obat, yaitu waktu
paruh. Waktu paruh yang diberi simbol T1/2 merupakan waktu yang diperlukan tubuh untuk
mengeliminasi obat sebanyak 50% dari kadar semula. Obat dengan T1/2 pendek akan berada di dalam
tubuh lebih singkat dibanding dengan yang mempunyai T1/2 panjang. Pada aplikasinya, obat dengan
T1/2 pendek perlu diberikan dengan interval waktu lebih pendek, misalnya diberikan 2-3 kali
sehari untuk mempertahankan kadar efektif di dalam darah.
⚫ Oleh karena itu, saat melakukan pengobatan kita harus tepat dalam mendiagnosa penyakit, memilih
jenis obat, menentukan rute pemberian obat (oral, suntikan) maupun dosis dan lama pemberian obat
sesuai dengan dosis dan aturan pakai yang tercantum pada etiket atau leaflet.
⚫ Beberapa hal yang harus dihindari saat proses pengobatan agar daya kerja atau keampuhan obat
tetap optimal diantaranya mencampur obat dengan desinfektan karena dapat menurunkan potensi
bahkan merusak obat. Hindari pula penggunaan air dengan kualitas rendah. Air minum dengan
kesadahan tinggi akan mengakibatkan terbentuknya senyawa kompleks dengan tetrasiklin. pH air
minum yang tinggi dapat menyebabkan Doxyvet, Amoxitin maupun Trimezyn mengendap
sedangkan pH yang rendah akan mengendapkan Respiratrek.
⚫ Antibiotik bisa diibaratkan pisau bermata dua. Aplikasi yang tepat akan menghasilkan efek
menekan atau membasmi bibit penyakit, namun diberikan sembarangan akan merugikan ayam.
Antibiotik harus diberikan secara tepat agar daya kerjanya optimal.

Anda mungkin juga menyukai