Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU TERNAK PERAH


BIOSINTESIS SUSU & SITOLOGI SEL

Oleh
Kelompok 9A

RETNO KURNIASIH D1A017051


ROFIATUL MUNAWAROHW D1A017057
EDI ARIFIANTO D1A017100
LUTFI ARYADI D1A017102
RIVQI ANGGIE PUTRA D1A017181
ALSIK FEBRI HAYATI D1A017213
NUSROTUN NASYITOH D1A017246
MOHAMAD ZAKI NUFUS D1B018002

ASISTEN : FIRMANSYAH GHANI P

LABORATORIUM ILMU TERNAK PERAH


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2019
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH
ILMU TERNAK PERAH
BIOSINTESIS SUSU & SITOLOGI SEL

Oleh

Kelompok 9A

Diterima dan disetujui


Pada Tanggal : 13 Mei 2019

Koordinator Asisten Asisten Pendamping

Hari Ramdani Firmansyah Ghani P


NIM. D1A015068 NIM. D1A015154
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat dan inayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Ternak Perah dengan lancar.
Penyusun banyak mendapatkan bantuan dan dukungan baik moril maupun materil dari
pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut berperan dalam proses
penyusunan. Penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih kepadapara asisten
praktikum mata kuliah Ilmu Ternak Perah FalkultasPeternakanUnsoed.
MakalahIlmuTernak Perah inidisusun untuk sebagai syarat telah mengikuti
diskusi praktikum mata kuliah Ilmu Ternak Perah. Makalahinijuga bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat komponen penilaian darimatakuliahIlmuTernakPerah.
Makalah ini berisi sumber-sumberdanpembahasan-pembahasanberdasarkan literatur
pustaka yang sesuai.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat sejumlah kekeliruan dari penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalahini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran diperlukan demi terwujudnya
makalahIlmuTernak Perah yang lebih baik diwaktu mendatang.

Purwokerto, Mei 2019

Penyusun
4

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................


KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………. 5
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………... 5
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................


2.1 Sitologi Sel ………………………………………………………………….. 6
2.2 Biositesis Susu ………………………………………………………………. 6
BAB III ISI .............................................................................................................
3.1 Sitologi Sel ………………………………………………………………….. 8
3.2 Biosintesis Susu …………………………………………………………….. 8
BAB IV KESIMPULAN ……………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA
5

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ternak perah merupakan unit produksi terkecil dari industri persusuan, suatu
industri yang berdiri karena permintaan konsumen dan produknya. Ternak perah
memiliki produk utama susu, dimana susu tersebut dihasilkan dari proses metabolisme
dalam tubuh ternak perah. Susu yang dihasilkan dari ternak perah berasal dari pakan
yang kemudian dicerna sedemikian rupa sehingga dapat menjadi susu. Proses tersebut
sering disebut dengan biosintesis susu atau pengubahan dari suatu senyawa ke senyawa
lain yang lebih kompleks oleh enzim pada suatu organisme hidup. Proses ini akan
berlangsung di dalam sel dan kemudian akan menghasilkan susu yang dikonsumsi
masyarakat pada umumnya.
Susu adalah produk utama ternak perah yang dihasilkan dari ambing. Ambing
adalah suatu kelenjar yang dapat menghasilkan susu pada ternak perah yang dilengkapi
dengan saluran bagian luar yang disebut puting dan dilindungi oleh kulit dan bulu.
Sitologi dan biosintesis susu merupakan suatu ilmu mengenai susu dan mempelajari
bagaimana cara susu agar bisa keluar dari ambing melalui puting dan melalui suatu
mekanisme di dalam tubuh ternak untuk menghasilkan produktivitas susu yang baik
sebagai hasil utama ternak perah yang dapat dikonsumsi.
Sitologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel atau jaringan
terkecil dari suatu organ atau bagian tubuh. Bagian-bagian sel terdiri dari membran sel
atau membran plasma, nukleus, sitoplasma, retikulum endoplasma kasar dan halus,
aparatus golgi, mitokondria, lisosom, ribosom. Biosintesis susu terjadi pada 5 jalur di
dalam sel ambing yang berbeda dalam waktu yang sama untuk menghasilkan susu. jalur
tersebut antara lain eksositosis, pembentukan lemak, transport apikal, transitosit dan
paraseluler. Uraian diatas menjelaskan pentingnya sitologi sel dan biosintesis susu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bagian dan fungsi sitologi sel?
2. Bagaimana proses biosintesis susu?
6

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagian dan fungsi sitologi sel
2. Mengetahui proses biosintesis susu
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sitologi Sel


Sitologi sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup
yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan
kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Tubuh makhluk
hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel disebut satuan struktural makhluk hidup. Suatu
sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara
lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus
memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas
dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma
yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, sitoplama, retikulum endoplasma, badan golgi,
mitokondria,lisosom, dan ribosom (terdiri dari organel- organel hidup) (Yani, 2011).
Retikulum endoplasma adalah sistem sangat luas membran di dalam
sel.Retikulum endoplasma merupakan serangkaian saluran bermembran yang melintang
didalam sitoplasma. Fungsi retikulum endoplasma tempat utama sintesis produk sel dan
juga berperan pada transpor dan penyimpanannya (Resti, 2009).
Ribosom merupakan struktur yang paling kecil yang tersuspensi didalam
sitoplasma. Bagian penyusun ribosom adalah RNA dan berbagai macam protein.
Ribosom juga dianggap sebagai kumpulan makro yang tersusun secara tepat. Fugsinya
dalam sintesis protein (Makin, 2011).
2.2 Biosintesis Susu
Proses sintesis dan sekresi susu sangat tergantung dari suplai prekursor kesel
susu untuk dikonversi menjadi air susu dan dikeluarkan dari kelenjar. Susudibentuk dari
material yang datang secara langsung dari darah, yang kemudianmenghasilkan susu
dengan perubahan konsentrasi. Perubahan ini membuktikanbahwa ada suatu proses
yang unik dalam kelenjar susu, sehingga ada precursoryang sebelumnya tidak terdapat
dalam darah dapat ditemukan dalam susu dansebaliknya seperti casein, whey,
triasilgliserol dan laktosa (Soeharsono, 2008).
8

Pembentukan susu dan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme keseluruhandari sel


sekresi didapat dari makanan yang dikonsumsi. Substrat utama yangdiekstraksi dari
darah oleh kelenjar susu laktasi adalah glukosa, asam amino, asamlemak dan mineral,
sedangkan pada ruminansia, asetat dan Beta-hidroxybutirat (BHBA),juga merupakan
komponen substrat utama. Darah berfungsi sebagai alattransportasi, homeostasis dan
pertahanan (Ako, 2013).
Selama proses biosintesis susu, keterlibatan faktor hormon sangat penting.
Setelah induk partus, sekresi estrogen dan progesteron oleh plasenta hilangdengan tiba-
tiba, sehingga akan terjadi pelepasan prolaktin oleh pituitary anterioruntuk mangambil
peran dalam inisiasi memproduksi susu. Setelah prosesbiosintesis susu berlangsung,
susu akan tersimpan dalam kelenjar susu. Kondisi ini, terlihat tanda-tanda pada bagian
luar kelenjar susu diantaranya ambingdan puting membesar, sehingga susu harus
dikeluarkan baik melalui prosesmenyusui atau pemerahan. Selama pemerahan dan
menyusui reseptor saraf padakulit dan puting sensitif terhadap rangsangan. Melalui
kedua proses ini, akanterjadi rangsangan yang mengaktivasi neurohormonal secara
refleks, bersamaandengan pelepasan hormon oxytocin oleh pituitary posterior, yang
merangsang selmioepitel alveola mamae untuk kontraksi, sehingga terjadi pengeluaran
susu (Saleh, 2004).
9

III ISI

3.1 Sitologi Sel


Sitologi sel adalah ilmu yang mempelajari tentang sel. Bagian-bagian selnya
yaitu membran plasma, sitoplasma, nukleus (inti), ribosom, retikulum endoplasma,
badan golgi, mitokondria, dan lisosom. Membran plasma adalah bagian paling luar atau
bagian tepi yang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat dari dalam maupun luar
sel. Sitoplasma, hampir memenuhi seluruh bagian sel terdiri dari litosol yaitu fase cair
yang hampir menyerupai gel dan skeleton yaitu benang-benang serabut yang saling
berikatan satu sama lain. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat berdirinya organel-
organel sel.

3.1.1 Nukleus

Gambar 1. Nukleus
Nukleus (inti sel) berfungsi mengatur segala aktivitas yang terjadi didalam sel,
mengontrol pertumbuhan dan pembelahan sel serta membantu sintesis protein. Menurut
Aryulina (2009) sitologi sel bagian-bagiannya adalah nukleus, sitoplasma, ribosom,
retikulum endoplasma, badan golgi atau aparatus golgi, lisosom, dan mitokondria.
10

Nukleus (inti sel) berguna untuk pertukaran materi antara nukleoplasma (plasma inti)
dengan sitoplasma.
3.1.2 Ribosom

Gambar 2. Ribosom
Ribosom menempel pada retikulum endoplasma dan juga ada yang bebas.
Fungsi ribosom yang bebas yaitu untuk menghasilkan protein untuk sel itu sendiri,
sedangkan fungsi ribosom yang menempel pada RE yaitu untuk menghasilkan protein
yang akan dikeluarkan bersama susu.

3.1.3 Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma (RE), RE kasar diselubungi oleh ribosom, untuk


membantu sintesis protein dan RE halus untuk mensintesis lemak. Badan golgi untuk
mensintesis laktosa, mitokondria untuk menghasilkan energi berupa ATP yang akan
digunakan oleh organel sel lain dalam melakukan aktivitasnya. Lisosom terdiri dari
enzim-enzim hidrolisis untuk menghidrolisis senyawa-senyawa makromineral menjadi
unit-unit penyusunnya. Menurut Marwati (2012) lisosom berfungsi untuk mencerna
makromineral secara intraseluler dan merusak sel-sel asing. Enzim-enzim yang terdapat
pada lisosom berfungsi untuk menghidrolisis materi seluler asing antara lain DNA,
RNA, protein, dan lipid.
11

3.2 Biosintesis Susu


Biosintesis susu adalah suatu proses yang dikatalisoleh enzim yang terjadi dalam
organisme hidup dimana substrat diubah menjadi senyawa lain (produk) yang biasanya
memiliki struktur lebih kompleks. Biosintesis susu terjadi di sel epitel alveolus dan
untuk produksi 1 liter susu dibutuhkan sekitar 400-500 L darah. Hal tersebut sesuai
pendapat Suyatno (2018) bahwa biosintesis susu atau produksi susu merupakan proses
penggabungan nutrisi nutrisi yang didapat dari saluran pencernaan yang selanjutnya
dibentuk konstituen susu. Biosintesis susu khususnya pada sapi perah dipengaruhi oleh
orgam-organ dalam ambing. Ambing sapi perah terdiri atas 4 kelenjar susuyang
gterletak di daerah inguinalis. Ambing menempel dengan perantara sejumlah jaringan
ikat disamoing berhubungan dengan bagian dalam tubuh sapi melalui canalis inguinalis.

3.2.1 Eksositosis

Gambar 3. Eksositosis
Terdapat 5 jalur biosintesis susu yaitu jalur sintesis laktosa dan protein
(eksositosis). Mekanisme pembentukan laktosa berawal dari precursor pembentuknya
yaitu glukosa yang dibawa oleh darsh menuju ambing lalu diserap oleh sel. Glukosa
kemudian dibawa kebadan golgi dan di badan golgi sebagian glukosa diubah menjadi
galaktosa. Glukosa dan galaktosa disintesis oleh enzim laktosintetase menjadi laktosa.
12

Mekanisme pembentukan protein berawal dari precursor asam amino, plasma protein
dan peptida-peptida. Precursor dibawa darsh menuju ambing dan diserap sel lalu
precursor dibawa ke ribosom dan mengalami tahap pembentukan protein yaitu replikasi,
transkripsi, dan translasi hingga tahap akhir. Setelah sampai di apical membrane vesikel
secretory akan pecah sehingga yan gkeluar ke lumen hanya laktosa dan protein. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Suyatno, et.al (2018) bahwa pada proses eksositosis
terdapat mekanisme pembentukan laktosa berawal dari precursor pembentuknya yaitu
glukosan dan mekanisme pembentukan protein berawal dari precursor asam amino.

3.2.1 Sintesis Lemak

Gambar 4. Sintesis Lemak


Pembentukan lemak (sintesis lemak) membutuhkan precursor yaitu asam asetat,
beta hidroksi butirat, dan trigliserida. Transpot apikal terjadi penyerapan secara
langsung oleh sel yaitu spdium, potassium, clor, air dan mikro mineral lain langsung
menuju rumen. Transitosit penyerapan proteinnya tidak disintesis oleh organel sel,
paraseluler hanya ada waktu tertentu yaitu saat partus dan saat ternak terkena mastitis.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Manuaba (2007) bahwa mekanisme
pembentukan air susu antara lain pembentukan lemak, sistem difusi, transitosit, dan
paraseluler.
13

IV. KESIMPULAN

1. Sel memiliki struktur sebagai berikut: Membran sel (membran plasma), Sitoplasma,
Inti sel (Nukleus), Mitokondria, Ribosom, retikulum endoplasma, badan, golgi
(kompleks golgi), lisosom, sentriol, vakuola, plastisida, dinding sel, peroksisom, dan
glioksisom yang mempunyai fungsi dan peran masing-masing bagi sel.
2. Biosintesis susu adalah suatu proses yang dikatalisoleh enzim yang terjadi dalam
organisme hidup dimana substrat diubah menjadi senyawa lain (produk) yang
biasanya memiliki struktur lebih kompleks. Biosintesis susu terjadi di sel epitel
alveolus dan untuk produksi 1 liter susu dibutuhkan sekitar 400-500 L darah.
14

DAFTAR PUSTAKA

Ako, A. 2013. Ilmu Ternak Perah Daerah Tropis. Institut pertanian Bogor Press. Bogor.

Aryulina, D., C. Muslim., S. Manaf., E. W. Winarni. 2004. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas
XI. Esis : Jakarta

Makin, M. 2011. Tatalaksana Peternakan Sapi Perah. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Manuaba, C., Manuaba F. 2007. Pengantar Kuliah Obsterti. EGC : Jakarta

Marwati, H., R. Retnawati., dan D. Iryawati. 2012. Epigallocarechir Callete Menghambat


Resistensi Insulin pada Tikus dengan Diet Tinggi Lemak. Jurnal Kedokteran
Brawijaya. 27 (1) : 43 – 50

Resti, Y. 2009. Pengaruh Selang Waktu Pemerahan Terhadap Produksi Susu Sapi Fries
Holland. Repository IPB. Bogor.

Saleh, E. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi
ProduksiTernak .Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Soeharsono. 2008. Produksi dan Peranan Air Susu Bagi Kehidupan Manusia. Widya
Padjajaran. Bandung

Suyatno, R. A., D. W Harjanti., S. M. Sujuti. 2018. Perbedaan PH Saliva setelah Mengonsumsi


Susu Sapi Murni dan Susu Sapi Bubuk. Jurnal e-Gigi (eG). 6 (1) : 1 – 5

Yani, A. dan B.P. Purwanto. 2011. Pengaruh Iklim Mikro terhadap Respons Fisiologis
Sapi Peranakan Fries Holland dan Modifikasi Lingkungan untuk Meningkatkan
Produktivitasnya. Jurnal Media Peternakan. Vol. 29. 1. 35-46.
Pembagian Tugas :

Retno Kurniasih D1A017051 Pendahuluan


Rofiatul Munawarohw D1A017057 Tinjauan Pustaka
Edi Arifianto D1A017100 Pembahasan Biosintesis Susu
Lutfi Aryadi D1A017102 Daftar Pustaka, Lembar Pengesahan, PPT
Rivqi Anggie Putra D1A017181 Cover, Daftar Isi, Edit
Alsik Febri Hayati D1A017213 Kesimpulan, Jilid
Nusrotun Nasyitoh D1A017246 Pembahasan Sitologi Sel
Mohamad Zaki Nufus D1B018002 Revisi Akhir, Edit, Print Jilid

Anda mungkin juga menyukai