Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PERENCANAAN PROGRAM WISATA

PANEN LELE KELURAHAN PULOREJO

SMA NEGERI 3 MOJOKERTO

TAHUN 2023/2024

SMA NEGERI 3 KOTA MOJOKERTO DINAS

PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

Jalan Pemuda No.33 Telp./Fax (0321)322235 Mojokerto 61319


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Ucapan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyusun proposal rencana kegiatan Classmeeting UPT SMA
Negeri
3 Kota Mojokerto.

Dalam proposal yang kami ajukan ini, mencakup hal-hal penting dan rencana program yang
akan kami laksanakan. Proposal ini mengacu dari program yang ingin kami adakan mengenai
Program Wisata Panen Lele. Program ini dilaksanakan untuk menambah destinasi wisata di
daerah Pulorejo selain itu juga bisa membantu pendapatan masyarakat daerah sekitar serta
mendukung program pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Kota Mojokerto.

Kami selaku panitia menginginkan adanya hasil kerjasama yang baik dari berbagai pihak
yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan ini. Harapan kami, kegiatan yang mulia ini dapat
terlaksana secara baik. Maka dari itu, sebagai bentuk partisipasi terlaksananya acara ini kami
ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung akan kegiatan yang kami
rencanakan. Terima kasih atas perhatian yang diberikan. Kami mohon maaf bila terdapat
salah kata.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................
1.3 Tujuan..............................................................................................................................
1.4 Manfaat............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
2.1 Pemaparan Mengenai Program........................................................................................
2.2 Gambar Topografi Wilayah.............................................................................................
2.3 Jadwal Pelaksanaa Program.............................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 5
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kekayaan alam dan potensi sumber daya alam yang
melimpah. Sumber daya alam tersebut selain dimanfaatkan untuk industri juga sebagai sarana
pariwisata yang memanfaatkan bagian dari ekonomi kreatif setiap kota dan kabupaten di Indonesia
memiliki potensi pariwisata yang beragam.
Salah satunya adalah kota Mojokerto yang berada di Provinsi Jawa Timur. Kota Mojokerto luasnya 3
Kecamatan potensi pariwisata sejarah berdirinya kerajaan Majapahit Selain itu dilewati oleh Sungai
Brantas sejauh Maka terdapat potensi wisata bahari di Kota Mojokerto
Kelurahan Purworejo merupakan salah satu Kelurahan di Mojokerto yang wilayahnya dekat dengan
sungai. terutama sungai ngutuk yang bermuara Muara di Sungai Brantas. Kelurahan Bulurejo
masyarakatnya biasanya mata pencaharian
Maka diperlukan pemberdayaan potensi alam di Pulorejo untuk mengembangkan ekonomi
masyarakat.
Saat ini di Mojokerto telah dibuka wisata baru, yaitu Taman Bahari Majapahit yang terletak di
jembatan Rejoto. Dengan adanya wisata tersebut diharapkan dapat menarik wisatawan untuk
berkunjung di Mojokerto. Untuk mendukung program tersebut kami memberi inovasi berupa wisata
panen lele atau pancing lele dengan memanfaatkan kolam ikan yang terbengkalai untuk
dialihfungsikan menjadi kolam budidaya lele. Selain sebagai wisata tujuan lainnya, yaitu sebagai
distributor lele untuk restoran di taman Bahari Mojopahit, tidak menutup kemungkinan akan
didistribusikan keluar daerah dan juga mendukung program pemerintah untuk menurunkan angka
stunting di Kota Mojokerto.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengembangan rencana usaha panen lele?
2. Bagaimana pelaksanaan usaha panen lele?
3. Bagaimana respon masyarakat terhadap pengembangan usaha panen lele?

1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengembangan usaha panen lele
2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan wisata panen lele
3. Untuk mendeskripsikan respon masyarakat terhadap pengembangan wisata panen lele

1.4 Manfaat
Manfaat bagi penulis
1. Menambah pengetahuan sekaligus pengalaman
Manfaat bagi Masyarakat
1. Meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar
2. Mengurangi limbah sisa makanan
3. Mengatasi masalah stunting di Kota Mojokerto

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemaparan Mengenai Program


Pemberdayaan ikan lele ini dilaksanakan di Kelurahan Pulorejo dengan waktu
selama 1 bulan. Kegiatan tersebut dimulai dengan meminta izin kepada
Kelurahan dilanjutkan ke masing-masing RT. Setelah izin diterima kemudian
dilanjutkan dengan koordinasi dengan masyarakat setempat. Target peserta
sebanyak 100 masyarakat dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah 20
pada 1 kelompok kegiatan selanjutnya berupa pemberian informasi melalui
pelatihan bersama.

1. Tahap perfomalisasi rencana aksi


Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok untuk
merumuskan dan melaksanakan program dan kegiatan apa yang mereka akan
lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping itu juga petugas
membantu memformalisasikan gagasan mereka ke dalam bentuk tertulis
terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang
dana. Dengan demikian penyandang dana akan paham terhadap tujuan dan
sasaran pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan tersebut.

2. Tahap implementasi program atau kegiatan


Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga
keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas
dan masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan ini karena kadang
sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat di lapangan. Pada
tahap ini supaya seluruh peserta program dapat memahami secara jelas akan
maksud, tujuan dan sasarannya, maka program itu terlebih dahulu perlu
disosialisasikan, sehingga dalam implementasinya tidak menghadapi kendala
yang berarti.
1. Penyiapan Kolam Tempat Budidaya Ikan Lele
Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya
ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa
yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja
dan sumber dana ada. Kolam yang sudah tersedia di Kelurahan Pulorejo adalah
kolam tipe semen.

A. Pengaturan Air Kolam


Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm.
Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan
air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu
minggu. Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus
hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton
tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna
kehijauan. Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air
kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai
pada ketinggian ideal.

2. Pemilihan Benih Ikan Lele


Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih
yang ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di
Indonesia. Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau
melakukan pembenihan ikan lele sendiri.

a. Syarat Benih Unggul


Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang
sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya,
bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji
gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah
arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik. Ukuran benih untuk
budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan
ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari benih
sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan
lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.

b. Cara Menebar Benih


Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya,
masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan
selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam
sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan
sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih. Tebarkan benih
ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi.
Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa
ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal
ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil
pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran
tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.

c. Menentukan Kapasitas Kolam


Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara
intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan).
Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter
persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya
minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3×4) x 400 = 4800 ekor.

Catatan: kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok

4. Pengelolaan Air
Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Untuk
mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga.
Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam.
Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang
dicirikan dengan adanya bau busuk. Apabila sudah muncul bau busuk, buang
sepertiga air bagian bawah kemudian isi lagi dengan air baru.
3. Pakan Untuk Budidaya Ikan Lele
Anjuran pakan ikan lele berdasarkan umurnya dengan asumsi benih 1000 tersaji
dalam Tabel berikut :

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada
banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik
adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari
satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin
kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan. Untuk mencapai hasil maksimal
dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan
tambahan secara berimbang.
Karena pakan pabrikan memerlukan biaya yang tinggi, kami menggunakan
pakan alternatif berupa maggot.

Maggot merupakan larva lalat BSF yang mengandung protein yang tinggi
sehingga dapat menunjang pertumbuhan ikan lele dan menghemat biaya pakan.
Untuk menghasilkan maggot kami mengumpulkan limbah sisa makanan dari
Masyarakat sekitar Kelurahan Pulorejo. Sisa makanan tersebut akan
ditempatkan didalam Tong atau tempat tertutup lalu dimasukkan bibit maggot
BSF. Setelah 2 - 3 hari, maggot sudah bisa dipanen. Caranya, jemur wadah budi
daya di bawah sinar matahari, lalu biarkan 1 - 3 menit. Maggot yang keluar
diambil dansimpan dalam wadah, lalu bisa langsung diberikan pada benih atau
induk.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit


Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator
seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang
menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan
memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di
sekeliling kolam. Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa,
bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit
yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan
luka di kepala dan ekor. Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah
dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan
kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit
infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning,
kekurangan vitamin dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang
pengendalian penyakit silahkan baca pengendalian hama dan penyakit ikan lele.

6. Panen Budidaya Ikan Lele


Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran
sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm.
Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya
mencapai ukuran 500 gram per ekor. Satu hari (24 jam) sebelum panen,
sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut.
Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan
ukurannya karena ini akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.

3. Tahap evaluasi
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan
dengan melibatkan warga dalam kepengurusan budi daya lele. Dengan
keterlibatan warga tersebut diharapkan dalam jangka waktu pendek terbentuk
suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara internal. Untuk jangka
panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang lebih mandiri dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada. Pada tahap evaluasi ini diharapkan dapat
diketahui secara jelas dan terukur seberapa besar keberhasilan program ini dapat
dicapai, sehingga diketahui kendala-kendala yang pada periode berikutnya bisa
diantisipasi untuk pemecahan permasalahan atau kendala yang dihadapi itu.

4. Distribusi Wisata Panen Lele

Pendistribusian pertama yakni sebagai produsen pemasok lele di Restoran

Taman Wisata Bahari Mojopahit yang berada dikawasan Rejoto,


Kelurahan Pulorejo. Selain itu kami juga merealisasikan pendistribusian
ini untuk keluar daerah. Kita juga sudah mengait Dinas Kesehatan Kota
Mojokerto untuk berkolaborasi dalam menekan angka stunting pada
anak-anak dan ibu hamil di Kawasan Kota Mojokerto. Dimulai dengan
program GEMPA GENTING (Segenggam Sampah Gawe Stunting) yang
diberada di Kelurahan Surodinawan dan diperluas hingga Kelurahan
Pulorejo.

5. Promosi
Sehubungan dengan hadirnya TBM dikawasan Rejoto, kami bekerjasama
untuk menggait wisatawan untuk berkunjung ke Wisata Panen Lele
sebagai rangkaian wisata yang ada di TBM. Peran anak muda dan duta
wisata Kota Mojokerto juga diperlukan dalam mempromosikan dan
memperkenalkan wisata wisata yang sudah disediakan Pemerintah Kota
Mojokerto.
2.2 Gambar Topografi Wilayah
2.3 Jadwal Pelaksanaa Program

Kegiatan Waktu
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
1 2 3 4
1. Berdiskusi serta 3 Januari
menentukan ide 2024
2. Observasi 13 Januari
2024
3. Mengurus 13 Januari
perizinan 2024
4. Menyusun 13 Januari
perencanaa dan 2024
anggaran
5. 15 Januari
Mengkoordinasika 2024
n masyarakat
sekitar
6. Mempersiapkan 16 Januari
peralatan 2024
7. Pembentukan 20 Februari
kelompok 2024
masyarakat

8. Sosialisasi 22 Februari
2024
9. Pelaksanaan 23 Februari
kegiatan 2024
10. Monitoring dan 27 Februari
evaluasi 2024
2.4. Analisis Hambatan Program
1. Mutu benih lele yang buruk
Benih merupakan unsur penentu keberhasilan pemberdayaan lele. Jika benih
yang dibeli tak seperti yang diharapkan, maka bisa saja benih tersebut mudah
terserang penyakit sebab dihasilkan dengan teknik pemijahan yang tak baik dan
bukan dari indukan yang berkualitas akibat perkawinan sedarah (inbreeding),
sehingga pertumbuhannya mengalami keterlambatan.
2. Penyakit Ikan Lele
Bermacam penyakit kerap menyerang lele baik benih ataupun lele konsumsi.
Penyakit seperti perut kekenyangan pada lele yang disebabkan oleh kuman
Aeromonas kerap membuat pembudidaya lele mengalami kerugian sebab
banyaknya ikan yang mati dalam waktu singkat. Selain itu, kondisi cuaca
ekstrem yang menjadikan cuaca yang berubah terlalu dingin dapat
menyebabkan ikan menjadi terserang penyakit hingga mati. Penyakit yang
menyerang ikan seperti cacar, sirip merah, moncong putih, dan masih banyak
lagi. Untuk itu mengatasi penyakit, akan lebih bagus sekiranya dilakukan
pencegahan jauh sebelum penyakit itu menyerang ikan lele.

3. Sifat kanibal Lele


Lele ialah hewan kanibal yang memangsa sesama lele terutama yang berukuran
lebih kecil dan lemah akibat pengaruh serangan penyakit. Sifat kanibal Lele ini
dapat membuat tingkat keberlangsungan hidup lele menurun dan bahkan banyak
yang mati akibat dimangsa oleh sesama lele. Apalagi jika pemberian pakan yang
tidak teratur dan tidak seragam, maka akan membuat lele saling berebut dan
berakhir memangsa sesamanya dan hasil panen lele menjadi tidak bagus.
4. Kekeliruan dalam cara pemeliharaan
Banyak orang yang sudah melakukan budidaya lele, namun masih banyak orang
yang gagal dalam melakukan budidaya ini. Salah satu penyebabnya ialah situasi
sulit dalam pemeliharaan dan banyak yang masih berpendapat bahwa lele itu
gampang dipelihara dan tidak perlu perhatian khusus. Hal - hal sederhana
seperti ini sebenarnya yang menyebabkan kegagalan dalam budidaya ini. Jika
ingin pemberdayaan ikan lele ini berhasil, maka saat budidayannya patut
diperhatikan aspek teknis pemeliharaan yang bagus sehingga bisa memberikan
keuntungan finasial dan menghasilkan kualitas lele yang bagus.

5. Kurangnya Modal
Yang terjadi di lapangan adalah banyak masyarakat yang melakukan budidaya
ikan lele dengan modal yang terbilang tidak banyak sehingga sangat rawan
terjadi kegagalan dalam menjalani pemberdayaan. Namun tidak sedikit juga
warga yang menjalani budidaya ikan lele dengan modal yang terbatas bisa
meraup untung yang cukup
besar sehingga pemberdayaan yang dijalankan dapat terus berkembang.

6. Kurangnya Peran Pemerintah


kurangnya sosialisasi yang diberikan kepada
masyarakat ketika adanya bantuan-bantuan
yang diberikan untuk para peternak budidaya ikan lele, sehingga terkesan
seperti itu-itu saja orang yang mendapatkan bantuan. Akibat kurangnya peran
pemerintah ini menyebabkan kurang adanya orang yang mau melakukan
pemberdayaan ikan lele, karena masih banyak yang masih awam tentang
budidaya ikan lele meskipun pemerintah memberikan bantuan bagi
pembudidaya lele.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan mengenai Pemberdayaan Masyarakat melalui Wisata
Panen Lele di kelurahan Pulorejo Kota Mojokerto dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Pemberdayaan melalui Wisata Panen Lele merupakan salah satu kegiatan
yang dapat menghasilkan keuntungan di bidang ekonomi bagi masyarakat.
Dengan melaksanakan pemberdayaan wisata panen lele tingkat kemajuan
ekonomi warga desa menjadi lebih baik, karena kebutuhan sehari – hari
mereka tercukupi bahkan lebih karena mendapat penghasilan tambahan
dari wisata panen lele selain dari hasil kerja pokok mereka. Selain itu dengan
adanya wisata panen lele ini dapat mengurangi
pengangguran warga sekitar dan menjadikan mereka lebih produktif. Banyak
yang merasakan dampak positif dengan dilaksankannya kegiatan Pemberdayaan
wisata panen lele ini. Mulai dari kemajuan ekonomi masyarakat, meningkatnya
pendapatan perkepala setiap bulan, meningkatnya produktifitas masyarakat,
menurunnya angka stunting pada anak-anak, dan lebih dikenalnya desa ke
daerah luar sebagai salah satu tempat wisata dan penghasil ikan lele yang baik.

2. Dalam proses budidaya ikan lele melalui beberapa tahap. Dimulai dari
tahap persiapan lahan, pemilihan induk, pemijahan, perawatan, dan
pemanenan ikan. Dalam perawatan ikan terdapat beberapa faktor yang
dapat menghambat dan mendukung proses budidaya. Faktor pendukung
proses budidaya ikan lele yaitu penggunaan maggot sebagai pakan lele.
Maggot merupakan larva lalat BSF ( Black Soldier Fly) yang memiliki
kadar protein tinggi, sehingga menyebabkan lele yang memakannya akan
berkembang dan tumbuh dengan baik. Faktor pendukung lainnya yaitu
cuaca. Apabila cuaca bagus maka akan menghasilkan ikan lele yang
berkualitas juga saat panen. Faktor lain adalah indukan yang baik saat
pemijahan. Dan yang terakhir adalah faktor tenaga kerja yang
berpengalaman dalam merawat ikan. Faktor penghambat dari budidaya
panen lele yaitu kondisi cuaca ekstrem. Dimana cuaca yang terlalu dingin
dapat menyebabkan ikan menjadi terserang penyakit hingga mati. Penyakit
yang menyerang ikan seperti cacar, sirip merah, moncong putih, dan masih
banyak lagi. Cara pengobatan menggunakan obat alami seperti
menggunakan bawang putih, mengkudu, dan kunyit, sementara
untuk obat kimia membeli obat seperti antibiotik.

3. Pemasaran ikan lele disalurkan langsung oleh pengurus wisata panen


lele. Lele akan disortir dan dibagi untuk keperluan wisata dan untuk
disalurkan ke restauran yang ada di TBI, daerah sekitar, maupun luar
kota. Untuk ikan lele yang akan disalurkan terbagi atas kualifikasi yang
berbeda-beda sesuai kebutuhan dan permintaan konsumen dengan harga
mengikuti kualifikasi yang telah ditentukan.

3.2 Saran

1. Bagi Praktisi
Wilayah pemasaran hasil budidaya wisata panen lele diharapkan lebih
diperluas lagi agar dapat memperkenalkan wisata panen lele ke berbagai
penjuru daerah baik dalam kota maupun luar kota.
Kerjasama antar masyarakat dan pengurus wisata panen lele lebih di
perbaiki agar hasil panen dapat terus
memenuhi kebutuhan pasar. Dan kebutuhan konsumen terhadap ikan
lele dengan skala yang besar dapat terpenuhi secara terus menerus.

2. Bagi Pemerintah
Untuk pemerintah setempat diharapkan dapat mengapresiasi
kegiatan pemberdayaan wisata panen lele ini dengan memberikan
bantuan lebih. Karena
bagaimanapun juga kegiatan ini sudah membantu pemerintah dalam
memperbaiki taraf ekonomi masyarakat sekitar di Pulorejo.

3. Bagi masyarakat
Masyarakat sekitar tempat wisata panen lele sudah baik dalam
menanggapi adanya kegiatan ini. Namun lebih diharapkan lagi
kekompakannya dalam menjaga keberlangsungan berjalannya wisata
panen lele ini dengan tetap menjaga lingkungan agar tetap bersih dan
nyaman untuk para pelancong yang akan berkunjung ke wisata panen
lele dan habitat ikan lele.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sangkutifarm.com/kendala-budidaya-lele-di-kolam-terpal/

https://infopublik.id/kategori/nusantara/547320/rekreasi-sambil-belajar-budi-daya-lele-di-
desa-wisata-pendidikan-dukuh?video=

https://e-journal.unair.ac.id/JPMK/article/view/21767

https://dppp.bangkaselatankab.go.id/post/detail/886-cara-budidaya-ikan-lele-yang-baik
LAMPIRAN

Proses wawancara dengan salah satu warga Kelurahan Pulorejo, bapak


Rojali.

Anda mungkin juga menyukai