NIM : 2020105026
Progdi : S1 Akuntansi B
TAHUN 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT karena telah
memberikan kesempatan pada saya untuk menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah dengan judul Potensi SDA yang bias dikembangkan diwilayah
Kecamatan Tingkir ini disusun guna memenuhi tugas Mata Perekonomian
Indonesia. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca dan sebagai referensi pembelajaran.
2020105026
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................ 1
PEMBAHASAN................................................................................................... 2
REFERENSI .......................................................................................................37
3
PENDAHULUAN
Analisis potensi wilayah telah menjadi hal yang tidak asing dalam pemban
gunan di Indonesia. Hal ini telah diamanatkan dalam konstitusi Negarayaitu
UU no 25 tahun 2004tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang
setara tersirat memberikan makna bahwa peningkatan daya saing daerahdilakukan
melalui suatu proses perenranaan yang matang. Proses perencanaan tersebut harus
melalui suatu analisis yang dapat menguraikan potensi-potensidaerah menjadi
penunjang daya saing daerah dalam pelaksanaan pembangunan.
Setiap daerah memiliki potensi dan kekayaan sumber daya yang beragam.
Tentunya, sumber daya yang beragam harus dikelola secara optimal agar dapat
dirasakan oleh setiap individu yang berada di daerah tersebut. Oleh karena itu,
otonomi daerah menjadi kebutuhan bagi setiap daerah untuk mengelola daerahnya
masing-masing. Otonomi daerah berimplikasi pada peran pemerintah daerah
semakin besar dalam pembangunan daerah/wilayahnya. Sebaliknya, peran
pemerintah pusat akan semakin kecil. Pemerintah daerah dituntut bekerja keras
untuk mandiri dalam pembiayaan sebagian besar anggaran pembangunannya.
Oleh sebab itu, pemerintah daerah harus dapat melakukan optimalisasi sumber-
sumber penerimaan daerah, termasuk mengoptimalkan aset daerah (tanah dan
bangunan) dalam pemanfaatan sumber ekonomi daerah, sebagai sumber
pemasukan yang potensial bagi kas daerah.
4
sumber daya manusianya masyarakat desa tertinggal, karena pendidikan dan
pengetahuan yang terbatas, serta fasilitas pembangunan dan lapangan pekerjaan
tertinggal dari darah kota.
Sumber daya alam pada suatu daerah menunjukan suatu mata pencaharian
bagi masyarakat. Misalnya potensi daerah dataran tinggi, maka kebanyakan dari
masyarakatnya memiliki mata pencaharian yang bergerak dalam bidang pertanian
dan perdagangan (hasil pertanian). Selama potensi yang dimiliki daerah masih
melimpah, maka bisa dimanfaatkan untuk meggerakan ekonomi yang bersifat
mandiri bagai masyarakat desa.
5
PEMBAHASAN
1.2 Geografis
Berdasarkan letak geografisnya, kecamatan tingkir berada di bagian Timur
Kota Salatiga dan terletak diposisi : Terletak antara 007° 17’ dan 007° 17’
23” Lintang Selatan dan antara 110° 27’ 56,81” dan 110° 32’ 4,64” Bujur
Timur. Kecamatan Tingkir dibentuk pada tahun 1992 berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 69 Tahun 1992, yang di dalamnya 13 desa dari Kabupaten
Semarang dipindahkan ke Kota Salatiga, dan Kecamatan Salatiga dibubarkan.
Kecamatan Tingkir dibentuk dari 2 kelurahan dari Kota Salatiga:
Kutowinangun dan Gendongan; serta 4 desa dari Kabupaten Semarang:
Sidorejo Kidul, Kalibening, Tingkir Lor, dan Tingkir Tengah.[1] Pada awalnya
Kecamatan Tingkir terbagi menjadi enam kelurahan. Dengan adanya
pemecahan Kelurahan Kutowinangun menjadi Kelurahan Kutowinangun Lor
dan Kidul pada tahun 2015,[2] Kecamatan Tingkir terbagi atas
tujuh kelurahan.
Kecamatan Tingkir mempunyai batas – batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Sidorejo
Sebelah Barat : Kecamatan Argomulyo dan Sidomukti
Sebelah Selatan : Kecamatan Tengeran (Kabupaten Semarang)
Sebelah Timur : Kecamatan Tengaran ( Kabupaten Semarang)
6
Kecamatan Tngkir memiliki wilayah yang landau berada di tepi wilayah
kota salatiga yang sebagian besar topografinya adalah persawahan dan
pedesaan. Kecamatan ini juga memiliki wilayah yang strategis karena
berhubungan langsung dengan jalan tol Semarang - -Solo dan merupakan
gerbang tol masuk dari Kota Salatiga. Dengan keadaan ini maka akan
menambahn tingkat konektivitas kecamatan ini dengan daerah – daerah yang
lain.
7
absolute, luasan wilayah, bentuk lahan, kondisi topografi, kondisi lereng,
kondisi tanah, kondisi iklim, kondisi hidrologi, kondisi geologi, penggunaan
lahan, dan kondisi fisik lainnya.
Selain rona fisik wilayah, dalam anpotwil juga harus melakukan analisis
tentang kondisi sosial ekonomi wilayah. Hal ini karena potensi wilayah secara
utuh merupakan perpaduan antara rona fisik dan rona sosial ekonomi dari
suatu wilayah. Data sosial ekonomi yang perlu dianalisis adalah:
1. Data penduduk (jumlah, kepadatan penduduk, rasio
ketergantungan,tingkat pertumbuhan, mata pen%aharian penduduk,
dll).
2. Data distribusi Fasilitas umum/ utilitas (seperti Fasilitas pendidikan:
jumlah dan persebaran sekolah, jumlah dan persebaran fasilitas
kesehatan) Polides, Puskesmas, Rumah sakit, Pasar/pertokoan,
terminal,dsb.
3. Data Aksesibilitas, seperti kondis jaringan jalan atau kondisi
transportasi,dan fasilitas yang lainnya
8
peminat karena mereka tidak perlu bekerja dengan orang lain, dan bekerja
semampu mereka.
Selain itu juga terdapat beberapa insutri yang memproduksi kerajinan
makanan berupa bakpia, yang mungkin orang akan mengira bahwa bakpia
hanya ditemukan di kota kota seperi Yogyakarta atau lainnya. Tetapi di
Kecamatan Tingkir Khususnya didesa Tingkir Lor terdapat Satu jenis usaha
yang memproduksi bakpia dengan nama Bakpia Patok.
Industri sudah sejak lama membawa hasil produksinya ke daerah
daerah sekitar seperti Semarang, Yogyakarta, Boyolalo, dll. Industry ini juga
banyak menyerap tenaga kerja khususnya pemuda pemuda desa setempat
yang membuatnya dapat bertahan lama walaupun sudah banyak roti – roti
modern yang bersaing di pusat kota.
9
Kesenian Drum Blek
10
PENUTUP
Kesimpulan
Analisis Potensi wilayah mencakup rona fisik dan dan rona sosial
ekonomi. Rona fisik wilayah mencakup lokasi wilayah baik relatif maupun
absolute, luasan wilayah, bentuk lahan, kondisi topografi, kondisi lereng, kondisi
tanah, kondisi iklim, kondisi hidrologi, kondisi geologi, penggunaan lahan, dan
kondisi fisik lainnya.
Selain rona fisik wilayah, dalam anpotwil juga harus melakukan analisis
tentang kondisi sosial ekonomi wilayah. Hal ini karena potensi wilayah secara
utuh merupakan perpaduan antara rona fisik dan rona sosial ekonomi dari suatu
wilayah
Potensi ini juga pada intinya akan meningkatkan taraf hidup dan
perekonomian masyarakat diKecamatan Tingkir Ini. Sehingga semua warga dapat
11
merasakan dan memiliki manfaat karena ikut andil dalam memajukan dan
mengembangkan Kecamatan Tingkir.
12