KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan nikmat, rahmat dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Shalawat serta salam juga tak lupa
penulis curahkan kepada Nabi penyempurana Agama dan manusia terbaik
sepanjang zaman yaitu Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya.
Penyususnan Proposal Skripsi yang berjudul “PEMANFAATAN
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DAN
PENGINDERAAN JAUH UNTUK PEMETAAN DAERAH RAWAN
KEKERINGAN DI KABUPATEN SUKABUMI” ini tentunya tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak khususnya bagi seluruh Dosen Geografi di Jurusan
Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen Pembimbing
Akademik penulis yang selalu memberikan ilmu yang bermanfaat serta dorongan
bagi penulis untuk segera menyelesaikan penulisan Proposal Skripsi ini. Maka
dari itu, penulis menyampaikan terimakasih.
Penulis sangat menyadari berbagai kekurangan yang dimiliki baik dalam
segi isi, bahasa ataupun sistematika penulisan sehingga dalam penulisan proposal
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu penulis
sangat mengharapkan adanya kritik yang membangun dan saran dari seluruh
pihak demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga proposal skripsi ini
dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 07 September 2016.
Penulis.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah............................................................................3
B. Identifikasi Masalah..................................................................................5
D. Rumusan Masalah.....................................................................................6
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................6
BAB II..................................................................................................................8
A. Kekeringan................................................................................................8
B. Sistem Informasi Geografis (SIG)...........................................................10
C. Penginderaan Jauh (Remote Sensing)......................................................13
D. Identifikasi Daerah Rawan Kekeringan..................................................16
E. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................................19
F. Kerangka Berfikir....................................................................................22
BAB III...............................................................................................................23
A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................23
B. Metode Penelitian....................................................................................24
C. Alat dan Bahan........................................................................................24
D. Variabel Penelitian..................................................................................25
E. Populasi dan Sampel...............................................................................25
F. Teknik Pengumpulan Data......................................................................25
G. Teknik Analisis Data...............................................................................26
H. Uji Ketelitian Interpretasi Citra...............................................................27
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Aqua Danone, Yakult, Pocari Sweat, dan Vit. Hal ini juga disebabkan oleh
keberadaan Gunung Salak sebagai Gunung yang memiliki sumber daya air yang
melimpah.
Perubahan penggunaan lahan atau alih fungsi lahan yang diakibatkan oleh
pertumbuhan industri besar dan pemukiman yang berada di Kabupaten Sukabumi
memberikan dampak negatif pada aspek lain yaitu ketersediaan air tanah bagi
masyarakat sekitar yang mulai menurun dan anehnya kawasan Sukabumi yang
notabenenya berada di kaki gunung justru mengelami kekeringan panjang pada
musim kemarau. Seperti halnya terjadi di Kecamatan Kalapanunggal, pada musim
kemarau masyarakat mengalami kekeringan yang diakibatkan berkurangnya debit
air sumur dan air tanah sehingga masyarakat mengalami kesulitan dalam
mendapatkan air bersih. Selain itu Kecamatan Kabandungan yang berada di
bawah kaki Gunung Salak justru masyarakatnya harus menggunakan jasa PAM
sebagai pemasok air bersih.
Seperti halnya juga terjadi dilansir pada kompasiana.com pada tanggal 28
Juli 2015, empat kecamatan di Kabupaten Sukabumi mengalami kesulitan
mendapatkan air bersih pada musim kemarau. Keempat kecamatan tersebut adalah
Bantargadung, Warungkiara, Ciracap dan Gegerbitung. Belasan warga mengantre
di sebuah bendungan bekas aliran sungai, sambil membawa jerigen ukuran 10 dan
20 liter, air terlihat berwarna kehijauan disekitarnya tampak berlumut dan kotor. 3
Selain itu, dilansir pada antarabogor.com pada tanggal 26 Juni 2012, 10 dari 47
kecamatan di Kabupaten Sukabumi mengalami kekurangan air bersih menjelang
musim kemarau, kata kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana
BPBD Kabupaten Sukabumi, kesepuluh kecamatan tersebut mayoritas berada di
kawasan Sukabumi Selatan.4 Hal ini juga didukung oleh berita yang dilansir oleh
jabar.pojoksatu.id yang menyatakan bahwa tak kurang dari sepuluh kecamatan di
Kabupaten Sukabumi merasakan dampak kekeringan dan sulit mencari air bersih.5
3
Dheandra Kusumah, Eksploitasi Air di Sukabumi Penyebab Kekeringan?, diakses pada
http://www.kompasiana.com/deandrakusumah/eksploitasi-air-di-sukabumi-penyebab-
kekeringan_55b71e413eafbd3d06ca2c3f tanggal 28 Juli 2015. dilihat pada 2 November 2016.
4
Aditya, Sepuluh Kecamatan di Sukabumi Rawan Air Bersih, diakses pada
http://www.antarabogor.com/berita/2012/sepuluh-kecamatan-di-sukabumi-rawan-air-bersih
tanggal 26 Juni 2012. dilihat pada 2 November 2016.
5
Faska, 10 Kecamatan di Sukabumi Krisis Air Bersih, diakses pada
http://jabar.pojoksatu.id/sukabumi/2015/09/21/10-kecamatan-di-sukabumi-krisis-air-bersih/ dilihat
pada 2 November 2016.
5
Fenomena ini memberikan daya tarik tersendiri bagi penulis yang berlatar
belakang berasal dari Kabupaten Sukabumi untuk melihat wilayah mana sajakah
di Kabupaten Sukabumi yang memiliki tingkat rawan kekeringan tinggi, sedang
dan rendah sehingga kedepannya baik pihak pemerintah maupun masyarakat
dapat mengetahui dan mencari solusi yang mampu memecahkan masalah
kekeringan yang berada di kawasannya masing-masing sehingga masyarakat tidak
lagi mengalami kesulitan khususnya dalam mendapatkan pasokan air bersih.
Kurangnya data serta berisi informasi daerah potensial kekeringan turut
berperan sebagai penghambat penyelesaian masalah kekeringan yang berada di
Kabupaten Sukabumi, sehingga saat ini sangat diperlukan peta-peta tersebut
mengingat kekeringan merupakan suatu masalah yang berdampak serius pada
hampir seluruh sektor kehidupan. Peta yang berkaitan dengan kekeringan
hendaknya merupakan perta yang bergeoreferensi. Pembuatan peta yang
bergeoreferensi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Sistem Informasi
Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh.6 Informasi detail topografi seperti
gunung, danau, sungai, lembah dan tanag sangat diperlukan sebagai masukan
dalam perencanaan suatu wilayah, oleh karenanya peta-peta yang memperlihatkan
informasi mengenai jenis tanah, kualitas, lokasi dan lapisan tanah (bedrock)
menjadi penting. Keberadaan peta menjadi sangat umum dan penting bersama
dengan pesatnya kemajuan di dunia perencanaan.7
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka perlu dilakukan
penelitian mengenai potensi daerah rawan kekeringan yang berada di Kabupaten
Sukabumi, dalam hal ini penulis membuat proposal skripsi dengan judul
“Pemanfaatan Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh
untuk Pemetaan Daerah Rawan Kekeringan di Kabupaten Sukabumi”.
B. Identifikasi Masalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekeringan sangat banyak, antara lain:
curah hujan, kondisi tanah, vegetasi, penggunaan lahan dan aliran sungai. Maka
identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
Dzulfikar Habibi Jamil, “Deteksi Potensi Kekeringan Berbasis Penginderaan Jauh dan
Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Klaten,” Skripsi pada Universitas Negeri Semarang,
Semarang, h.3, tidak dipublikasikan.
7
Eddy Prahasta. “Sistem Informasi Geografis:Konsep-konsep Dasar (Perspektif Geodesi &
Geomatika)”. (Bandung: Informatika, 2014). h. 35-36.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, pertanyaan masalah
yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana sebaran wilayah potensi
kekeringan di Kabupaten Sukabumi dengan menggunakan aplikasi Sistem
Informasi Geografis dan Penginderaan jauh?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui sebaran wilayah
potensi kekeringan di Kabupaten Sukabumi dengan menggunakan aplikasi Sistem
Informasi Geografis dan Penginderaan jauh.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Penulis
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
8
A. Kekeringan
1. Pengertian Kekeringan
Kekeringan (drought) merupakan suatu bencana alam yang terjadi
ketika ketersediaan air mengalami kekurangan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Kekeringan pada dasarnya adalah keadaan kekurangan pasokan
air pada suatu daerah untuk berbagai kegiatan, kelompok-kelompok dan
sektor lingkungan dalam masa berkepanjangan dapat mencapai beberapa
bulan hingga tahunan.8 Dalam pengertian lain kekeringan diartikan sebagai
hubungan ketersediaan air yang jauh dibawah kebutuhan baik untuk
kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan.9
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
bencana, kekeringan dikategorikan sebagai bencana alam atau peristiwa
yang disebabkan oleh alam. Secara spesifik, kekeringan didefinisikan
sebagai ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk
kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan.10
Terjadinya peristiwa kekeringan ditandai oleh beberapa gejala
antara lain11:
a. Menurunnya tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim.
Pengukuran kekeringan meterorologis merupakan indikasi pertama
adanya kekeringan.
b. Terjadinya kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah.
Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk,
dan elevasi muka air tanah.
c. Terjadinya kekurangan lengas tanah (kandungan air dalam tanah)
sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada
pase tertentu pada suatu wilayah yang menyebabkan tanaman menjadi
rusak/mengering.
8
Whilhite dab Svodova dalam UNDP 2011 dalam Nina Widiana Darojati, “Pemantauan
Bahaya Kekeringan dan Analisis Resiko Kekeringan di Kabupaten Indramayu”, Tesis pada
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor, Repositori Institut Pertanian Bogor. 2015.
h.1
9
Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia (Jakarta: Badan
Koordinasi Nasional Penangan Bencana, BAKORNAS PB, 2007), h.33
10
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 dalam Erna Sri Adiningsih, “Tinjauan Parameter
Kekeringan Berbasis Data Penginderaan Jauh”, dalam Proseeding Seminar Nasional Penginderaan
Jauh, 2014, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional h. 212
11
Ibid. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia h. 36
9
2. Jenis-Jenis Kekeringan
Bencana kekeringan dibagi menjadi beberapa jenis12, antara lain:
a. Kekeringan Alamiah
Jenis kekeringan ini merupakan kekeringan yang murni disebabkan
oleh proses alamiah tanpa adanya campur tangan manusia.
Kekeringan ini dibagi lagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
1) Kekeringan Meterologis, merupakan kekeringan yang berkaitan
dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim.
2) Kekeringan Hidrologis, merupakan kekeringan yang berkaitan
dengan kekurangan pasokan air permukaan tanan dan air tanah.
3) Kekeringan Pertanian, merupakan kekeringan yang berhubungan
dengan kekurangan lengas tanah (kandungan air dalam tanah).
4) Kekeringan Sosial Ekonomi, merupakan kekeringan yang
berkaitan dengan kondisi dimana pasokan komoditi ekonomi
kurang dari kebutuhan normal akibat terjadinya kekeringan
meteorologi, hidrologi, dan pertanian.
b. Kekeringan Antropogenik
Jenis kekeringan ini merupakan kekeringan yang disebabkan karena
ketidak-taatan manusia pada suatu peraturan, karena:
1) Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat
ketidaktaatan pengguna terhadap pola tanam/penggunaan air.
2) Kerusakan kawasan tangkapan air, sumber-sumber air akibat
manusia.
12
Ibid. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. h. 33
10
13
Ibid. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. h. 34
14
Miftahudin, “Analisis Spasial Indeks Kekeringan di Wilayah Kabupaten Subang” dalam
Skripsi pada Departemen Geofisika dan Meteorologi Institut Pertanian Bogor, (Bogor, 2016) h. 1.
tidak dipublikasikan.
15
Aronoff, “Geographic Information Systems: A Management Perspective Ottawa” dalam
Puji Waluyo, “Distibusi Spasial Permukaan dan Kecukupan Ruang Terbuka Hijau di Kota
Semarang” Skripsi pada Program Sarjana Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata Institut Pertanian Bogor, Bogor, h. 16. tidak dipublikasikan.
16
Sodikin, “Sistem Informasi Geografis & Penginderaan Jauh”, (Jakarta: tt.p, 2015), h. 199
11
17
Ibid. Sodikin. h. 200
12
18
Ibid. Sodikin. h. 203-206 Data Manipulation
& Analysis
13
Data
Input SIG Data
Output
Data Management
Digital Citra
Obyek/ Pemakai/
Target Pemanfaat
22
Ibid. Sodikin. h. 19-21
23
Ibid. Sodikin. h. 39
16
Keterangan:
24
Fajar Astuti Hermawati. “ Pengolahan Citra Digital: Konsep dan Teori”. (Surabaya:
Penerbit Andi, 2013) h. 7
25
Erna Sri Adiningsih, 2014. Tinjauan Metode Deteksi Parameter Kekeringan Berbasis
Data Penginderaan Jauh. Prosiiding pada Seminar Nasional Penginderaan Jauh Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). h. 213.
26
Rizatus Shofiyati dan Dwi Kuncoro G.P. 2007. Inderaja untuk Mengkaji Kekeringan di
Lahan Pertanian (Remote Sensing for Drought Assesment on agricultural Land), artikel pada
Jurnal Informatika Pertanian Vol 16, No. 1. h. 927
27
Danoedoro, Projo. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Yogyakarta: Andi
Offset. hal 246. dalam Dzulfikar Habibi Jamil, 2013. Deteksi Potensi Kekeringan Berbasis
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Klaten. Skripsi pada Jurusan
Geografi Universitas Negeri Semarang. h. 20
28
Ibid. Dzulfikar Habibi Jamil. h. 20
17
29
Ibid. Dzulfikar Habibi Jamil. h. 21.
30
Ibid. Dzulfikar Habibi Jamil. h. 22-23.
18
31
Indarto. “Hidrologi: Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi”. (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010) h. 35.
19
tahun 2013
36
Inderaja untuk Mengkaji Kekeringan di Lahan Pertanian (Remote Sensing for Drought
Assesment on Agricultural Land), Artikel pada jurnal Informatika Pertanian Volume 16 No. 1, Juli
2007.
37
Analisis Wilayah Rawan Kekeringan untuk Pengembangan Sistem Usaha Pertanian Padi
Gogo di Sulawesi Tenggara, skripsi pada Program Studi Agroklimatologi Fakultas Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor tahun 2000.
38
Tinjauan Metode Deteksi Parameter Kekeringan Berbasis Data Penginderaan Jauh,
Prosiding di Seminar Nasional Penginderaan Jauh Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tahun 2014.
21
F. Kerangka Berfikir
Kondisi Fisik Kabupaten Sukabumi
Cropping Citra
Pemulihan Citra
Ground Check
- Observasi
- Fisik - Wawancara
- Dokumentasi
Analisis
Hasil Penelitian
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan antara bulan November 2016 sampai dengan
bulan Juni 2017.
Tabel 3.1 Kegiatan penelitian
Agustus September Oktober Desember Januari
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Persetujuan
Judul
3 Penyusunan
Bab I, Bab II
39
Profil Kabupaten Sukabumi, 2015, (bps.go.id), diakses pada 29 September 2016.
24
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif
deskriptif dengan teknik survey dan bantuan teknik sistem informasi geografis
dan penginderaan jauh. Untuk membuktikan hasilnya maka dilakukan observasi
dan wawancara dengan penentuan sampling didasarkan pada hasil pemetaan,
sampel yang diambil sebanyak 30 titik pada 3 kecamatan dengan potensi
kekeringan tertinggi.
3. Aplikasi Arc GIS 10.1 dan Arc. View 3.3, sebagai aplikasi untuk kegiatan
pemetaan secara digital.
4. GPS, untuk menemukan titik kordinat sampel di lapangan
5. Kamera, untuk kegiatan dokumentasi selama proses penelitian di lapangan.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu variabel dari
interpretasi citra Landsat 8 ETM+ dan variabel kondisi fisiografis yang
berpengaruh terhadap kekeringan.
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, Erna Sri. “Tinjauan Metode Deteksi Parameter Kekeringan Berbasis
Data Penginderaan Jauh” Makalah disampaikan pada Seminar Nasional
Penginderaan Jauh. Jakarta: Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) 2014.
Darojati, Nina Widiana, “Pemantauan Bahaya Kekeringan dan Analisis Risiko
Kekeringan di Kabupaten Indramayu”. Skripsi pada strata 1 Institut
Pertanian Bogor. Bogor: IPB, 2015
Harjadi, Prih. dkk. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di
Indonesia. Jakarta: Direktorat Mitigasi Lakhar Bakornas PB, Edisi II,
2007.
Hermawati, Fajar Astuti. Pengolahan Citra Digital: Konsep & Teori. Yogyakarta:
Andi, 2013.
Indarto. Hidrologi: Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi. Jakarta:
Bumi Aksara, 2010.
Jamil, Dzulfikar Habibi. “Deteksi Potensi Kekeringan Berbasis Penginderaan Jauh
dan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Klaten”. Skripsi pada
Strata 1 Universitas Negeri Semarang. Semarang: UNS, 2013.
Miftahudin. “Analisis Spasial Indeks Kekeringan di Wilayah Kabupaten Subang”.
Skripsi pada Strata 1 Institut Pertanian Bogor. 2016. tidak
dipublikasikan.
Muiz, Abdul. “Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Sukabumi”.
Thesis pada Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor: IPB,
2015.
Mujtahidin, Muhammad Iid. Analisis Spasial Indeks Kekeringan Kabupaten
Indramayu. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, Volume 15 Nomor 2.
2014.
Mulyanto, H.R. Sungai: Fungsi dan Sifat-Sifatnya. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2007.
Prahasta, Eddy, Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar (Perspektif
Geodesi & Geomatika). Bandung: Informatika, 2014.
30