Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENELITIAN CURAH HUJAN DI KOTA PEKANBARU

SELAMA 5 TAHUN KE BELAKANG

Disusun Oleh:
Maysa Kaila (0076475664)

Jln.ir.Haji Juanda,Jomin Barat,Kec.Kota Baru. Karawang, Jawa Barat


TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapan kepada tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian
yang berjudul “Penelitian Curah Hujan di Kota Pekanbaru”. Makalah ini
disusun dengan tujuan untuk membantu mahasiswa dalam memahami tokoh teori
konflik di Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Siti


Zakiah Khairunisa, selaku guru pembimbing informatika, serta segenap rekan-
rekan siswa yang telah banyak memberikan masukan untuk pembuatan makalah
ini.

Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain, laporan ini
tidak akan terwujud dan masih jauh dari kesempurnaan .Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis berharap keritik dan saran dari rekan-rekan demi
perbaikan lebih lanjut.
Akhir kata, kami berharap semoga kegiatan penelitian curah hujan ini
dapat memberikan manfaat yang besar bagi penulis dan pembaca.Terima kasih.

Kotabaru, November 2023


DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
A. Identifikasi Masalah.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................1
C. Tujuan Kegiatan.......................................................................................................................2
D. Manfaat Kegiatan.....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................3
A. Nilai Pancasila..........................................................................................................................3
B. Gaya Hidup Berkelanjutan.......................................................................................................4
BAB III METODE KEGIATAN......................................................................................................5
A. Sasaran Kegiatan Pengabdian..................................................................................................5
B. Langkah-langkah Kegiatan.......................................................................................................5
C. Faktor Pendukung dan Penghambat.........................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................................7
4.1 Metode Budi Daya Tanaman di Desa Sarimulya RT 19/RW 08............................................7
4.2 Jenis Tanaman yang Ditanam dengan Metode Konvensional................................................7
4.3 Pengenalan Teknik Urban Farming menggunakan Polybag...................................................7
4.4 Membudidayakan Kelompok Tanaman Warung Hidup.........................................................7
4.5 Dampak dan Manfaat Kegiatan...............................................................................................7
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...............................................................................................8
A. Kesimpulan...............................................................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................10
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN...................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kota Pekanbaru merupakan salah satu wilayah yang beriklim tropis. Secara
geografis Kota Pekanbaru terletak pada koordinat 1010 14’ – 1010 34’ Bujur
Timur dan 00 25’ – 0 0 45’ Lintang Utara. Menurut Badan Pusat Statistik tahun
2018, parameter cuaca Kota Pekanbaru dalam 5 tahun terakhir berada pada Suhu
udara rata-rata maksimum yaitu 33,58 0C dan suhu udara rata-rata minimum 22,53
0C. Jumlah curah hujan rata-rata 160,88 mm perhari dan jumlah kelembapan udara
rata-rata 62,46 RH (Relative Humidity), jumlah hari hujan rata-rata yaitu 22 hari
pertahun. Secara administrasi, Kota Pekanbaru terdiri dari 12 Kecamatan dan 83
Kelurahan. Penduduk Kota Pekanbaru dalam 5 tahun terakhir berjumlah 2,496%
(BPS, 2018). Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak dan memiliki anak-anak
Sungai yang mengalir dari barat ke timur (BPS, 2018).
Sungai Siak merupakan Sungai terpanjang dan terdalam di bumi Melayu
Riau, dengan kedalaman rata-rata 20-30 meter serta panjang keseluruhan 572 km
dan lebar 100-150 meter (Ranah Riau, 2015). Sungai Siak dilewati oleh
Kecamatan Rumbai, dengan luas wilayah 128,85 km2 . Kecamatan Rumbai terdiri
dari 9 Kelurahan, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) pada tahun 2017
sebanyak 15,668 KK (BPS, 2018). Kondisi sosial kependudukan di Kecamatan
Rumbai mencapai 67,587 jiwa pada tahun 2017, angka ini mengalami kenaikan
sebesar 0,9% dari tahun 2016. Kepadatan penduduknya mencapai 524 jiwa/km2
(BPS,2018). Kecamatan Rumbai terletak lebih kurang 16 meter di atas permukaan
laut dan termasuk beriklim sedang. Suhu udara pada musim hujan di Kecamatan
Rumbai rata-rata 25-35 0C dan musim kemarau 31-35 0C (BPS, 2013). Pada
musim hujan dampak negatif sering dihadapi oleh penduduk pada setiap tahunnya
adalah banjir (Revina, 2016).
Banjir merupakan salah satu masalah bagi masyarakat yang tinggal
dibantaran Sungai. Penyebab banjir dibantaran sungai diantaranya sungai meluap
karena tingginya curah hujan, air pasang dari sungai dan ditambah lagi saluran
drainase yang buruk. Banjir juga dapat dilihat dari faktor kondisi sosial, ekonomi
dan fisik. Faktor kondisi sosial seperti pertumbuhan penduduk yang
mengakibatkan kawasan pemukiman bertambah. Kondisi ekonomi dilihat
berdasarkan perekonomian penduduk dan kondisi fisik berupa jenis bangunan dan
kepadatan bangunan penduduk yang tinggal di wilayah rentan banjir.
Banjir sering terjadi di Kecamatan Rumbai tepatnya di Kelurahan Sri
Meranti. Banjir di sebabkan oleh air pasang dari Sungai Siak dan curah hujan yang
tinggi sehingga air dari Sungai Siak meluap. Dampak dari banjir tersebut
mengakibatkan 375 rumah warga, sekolah dan mesjid serta perkebunan kelapa
sawit juga terkena dampak banjir. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap
perekonomian masyarakat (Kompas.com, 2018). Banjir juga menyebabkan efek
negatif seperti banyaknya penyakit yang menjadi keluhan korban banjir yaitu
penyakit kulit, flu dan juga diare (Antarariau, 2017). Banjir juga terjadi di
Kelurahan Rumbai Bukit Kecamatan Rumbai. Banjir disebabkan oleh air pasang
dari Sungai Siak, ketinggian air mencapai 1,2 meter. Air menggenangi jalan dan
150 rumah warga (Tribun Pekanbaru, 2018).
1
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan analisi situasi yang telah diuraikan, dapat
diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.
1. Banyak masyarakat yang belum sadar terhadap terjadinya banjir.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bencana yang terjadi.
3. Masyarakat harus membangun rasa kepedulian mereka.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat bahaya banjir yang terjadi di Kecamatan Rumbai ?
2. Bagaimana tingkat kerentanan wilayah di Kecamatan Rumbai terhadap
bencana banjir?
D. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui cuca yang terjadi disekitaran pekanbaru
2. Untuk mengetahui latar belakang yang terjadi di kota pekanbaru
E. Manfaat
Penelitian ini memberikan informasi kepada penulis dan pembaca,terhadap
apa yang terjadi dikota pekan baru dan sekitarnya,terhadap curah hujan dan
banjir yang terjadi dikecamatan Rumbai rentan dan rawan terhadap banjir
sehingga memberi kesadaran kepada masyarakat untuk dapat meningkatkan
kewaspadaan terhadap banjir. Selain itu juga bermanfaat untuk memberikan
waktu dalam mengantisipasi dan berbuat sesuatu sebelum banjir datang hingga
membawa bencana.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Kota Pekanbaru


Pekanbaru merupakan kota terbesar sekaligus ibu kota Provinsi Riau. Kota
ini dikenal sebagai kota perdagangan dan jasa, termasuk juga kota dengan tingkat
pertumbuhan, migrasi, dan urbanisasi yang tinggi di Pulau Sumatera. Kendati
populasi penduduknya lebih sedikit dari Palembang dan Padang, pertumbuhan Kota
Pekanbaru terbilang lebih besar. Hal ini didukung oleh letaknya yang strategis, yakni
berada di jalur lintas timur Pulau Sumatera, serta terhubung dengan beberapa kota
penting seperti Medan, Padang, dan Jambi. Selain itu, Kota Pekanbaru juga berada
di sumpul segi tiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura. Sebelum menjadi
salah satu kota besar di Sumatera, Kota Pekanbaru telah melewati sejarah yang
sangat panjang.
Kota Pekanbaru lahir jauh sebelum masuknya penjajah Belanda ke
Indonesia. Pada waktu itu Pekanbaru hanya berupa dusun kecil yang bernama
Payung Sekaki. Dusun itu terletak di tepi sungai Siak (tepatnya di seberang
pelabuhan yang ada saat ini). Kemudian di zaman kerajaan Siak Sri Indrapura yang
dipimpin oleh Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (wafat tahun 1791), dusun ini
berkembang dengan pesat menjadi pusat perdagangan dan merupakan jalur lalu
lintas kapal-kapal dari berbagai daerah. Pada saat itu pula pusat kerajaan berpindah
ke seberang, sebelah selatan (sekitar pasar bawah saat ini) yang kemudian bernama
Senapelan.
Dalam perkembangan selanjutnya berdasarkan musyawarah datuk-datuk
empat suku (Pesisir, Lima puluh, Tanah Datar dan Kampar), Negeri Senapelan
berganti nama menjadi Pekanbaru. Penggantian nama ini terjadi di masa
Pemerintahan Sultan Muhammad Ali Muazam Syah (1784 – 1801).
Pada Waktu Penjajahan Belanda, berdasarkan Besluit Van Her Inclance
Zelf Bestuur Van Siak No. 1 Tahun 1919 Pekanbaru menjadi tempat kedudukan
Controluer (PHB) Pemerintah Belanda. Sewaktu pendudukan Jepang, pada tanggal 8
Maret 1942 Pekanbaru dipimpin oleh seorang Gubernur Militer (GO KUNG), istilah
distrik menjadi GUM yang dipimpin oleh seorang GUN CHO.
Akhirnya di zaman Pemerintahan Republik Indonesia Pekanbaru berubah
status menjadi :
1. Hermente Pekanbaru dan merupakan Ibukota Keresidenan Riau
berdasarkan ketetapan Gubernur Sumatera di Medan No. 103 tanggal 1
Mei 1946.
2. Kota Kecil Berdasarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1956.
3. Kota praja berdasarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1957.
4. Ibukota Provinsi Riau setelah dipindahkan dari Tanjung Pinang pada
tahun 1959.
5. Kotamadya berdasarkan Undang- Undang No. 5 tahun 1974.
6. Kota berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999.
Kota Pekanbaru dengan slogan “ Kota Bertuah “ yang merupakan akronim
dari : Bersih, Tertib, Usaha Bersama, Aman dan Harmonis merupakan semangat
masyarakat Pekanbaru untuk membangun kotanya.
3
B. Letak Kota Pekanbaru Secara Geografis
Wilayah Kota Pekanbaru sangat strategis, terletak di tengah-tengah Pulau
Sumatera yang dapat dilalui dengan perhubungan darat ke seluruh kawasan. Secara
geografis Kota Pekanbaru terletak antara 1010 14’- 1010 34’ Bujur Timur dan 00
25’- 00 45 Lintang Utara. Dari hasil pengukuran/pematokan di lapangan oleh BPN
Tingkat I Riau, ditetapkan luas wilayah Kota Pekanbaru 632,26 km2. Batas-batas
Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Siak;
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan;
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Pelalawan;
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar;
Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur
kota. Sungai Siak memiliki beberapa anak sungai, antara lain, Sungai Umban Sari,
Sungai Air Hitam, Sungai Sibam, Sungai Setukul, Sungai Pengambang, Sungai
Ukai, Sungai Sago, Sungai Senapelan, Sungai Limau, dan Sungai Tampan. Sungai
Siak merupakan jalur perhubungan lalu lintas perekonomian rakyat pedalaman ke
kota serta beberapa daerah lain di Provisi Riau. Letak geografis Kota Pekanbaru
sangat strategis, selain sebagai Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru juga merupakan
pusat kegiatan pemerintahan, pendidikan, dan perdagangan, serta industri hingga
pusat pelayanan jasa-jasa, maka tidak mengherankan jika Kota Pekanbaru menjadi
salah satu kota tujuan bagi masyarakat (pencari kerja) yang berasal dari daerah-
daerah lain di sekitar Kota Pekanbaru maupun yang berasal dari berbagai daerah
Provinsi lain di Indonesia. Sedangkan data iklim Kota Pekanbaru diperoleh 18
badan Metereologi dan Geofisika (BMG) wilayah Pekanbaru. Suhu di wilayah
Kota Pekanbaru tahun 2009 berkisar 27,2°-31,0°C dengan rata-rata
28,1°C, sinar matahari 48,3%, kelembaban udara berkisar 72%-78,9%, serta
kecepatan angin 3-6 1
knot/jam .

C. Curah Hujan Kota Pekabaru


D. Dampak Curah Hujan Kota Pekanbaru Per Tahun
E. Dampak Positif & Negatif dari Perubahan Curah Hujan Kota Pekanbaru
F. Faktor Yang Mempengaruhi Curah Hujan

4
BAB III
METODELOG PENELITIAN

A. Metode Kualitatif

B. Teknik Penelitian

BAB IV
PEMBAHASAN

5
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

6
DAFTAR PUSTAKA

7
8

Anda mungkin juga menyukai