Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENELITIAN ANALISIS CURAHA HUJAN DI KOTA GARUT

SELAMA 5 TAHUN KEBELAKANG


TAHUN AJARAN 2023/2024

GURU PEMBIMBING :

Ibu Siti Zakiyah Khairunnisa M.pd

DISUSUN OLEH :

Hera hairunnisa ( 0064100705 )

XIE

SMA NEGERI 1 CIKAMPEK

Jln. Ir.HajiJuanda,Jomin Barat, kec.kotabaru

,karawang, Jawa Barat 41374

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul "Laporan
penelitian analisis curah hujan di kota garut selama 5 tahun kebelakang" ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata Pelajaran informatika .

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada ibu siti zakiyah
khairunnisa M.pd, selaku guru mata Pelajaran informatika yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan materi pada
mata Pelajaran yang ditekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini. Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Kotabaru , November 2023

Penulis

DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar belakang masalah.....................................................................................................4
B. Identifikasi masalah...........................................................................................................5
C. Rumusan masalah..............................................................................................................5
D. Tujuan.................................................................................................................................5
E. Manfaat...............................................................................................................................6
BAB II..........................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................Error! Bookmark not defined.
A. Sejarah Kota Garut............................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah

Curah hujan adalah ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar
dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Tingkat hujan yang
diukur dalam satuan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh
(tertampung) pada tempat yang datar seluas 1 meter persegi dengan asumsi tidak ada
yang menguap, mengalir dan meresap. Data curah hujan penting untuk perencanaan
teknik, terutama untuk sistem drainase seperti irigasi, bendungan, drainase perkotaan,
pelabuhan, dermaga, dan struktur air lainnya. Akibatnya, data rata-rata hujan di daerah
tertentu terus dicatat untuk menilai jumlah perencanaan yang harus dilakukan.
Pencatatan data tingkat hujan rata-rata tahunan di DAS (Daerah Aliran Sungai)
dilakukan di berbagai titik di sepanjang stasiun pencatatan curah hujan untuk
menentukan tingkat hujan yang turun di wilayah tertentu. Untuk memperoleh perkiraan
perencanaan yang tepat, kita membutuhkan data curah hujan selama bertahun-tahun.
Semakin banyak data rata-rata hujan tahunan yang ada semakin akurat perhitungannya.

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai


daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai
Am dari klasifikasi iklim Koppen. Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di
daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : pola sirkulasi angin
musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di
bagian tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata
tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan
bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3500-4000
mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24ºC - 27ºC.

Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco


(1991) adalah 1572 mm/tahun. Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari
Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian barat Laut
Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah
Australia yang terletak di tenggara.
B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, berikut identifikasi


masalah dalam penelitian ini :

1) Menganalisis hasil penelitian data dan informasi mengenai curah hujan di kota
garut dalam 5 tahun kebelakang

2) Mencari tahu dampak positif dan negatif curah hujan

3) Mengetahui faktor curah hujan terhadap iklim di kota garut

4) memperoleh perkiraan perencanaan yang tepat, kita membutuhkan data curah


hujan selama bertahun-tahun

5) Menganalisis data rata-rata hujan tahunan yang ada semakin akurat


perhitungannya.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang curah hujan di kota garut yang telah di uraikan,
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang ingin diatasi melalui laporan penelitian
analisis ini :

1) Apa dampak positif dan negatif curah hujan terhadap Masyarakat kota garut ?
2) Apa faktor yang mempengaruhi iklim terhadap curah hujan yang ada di kota
garut ?
3) Bagaimana dampak curah hujan bagi para petani yang ada di kota garut ?

D. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengetahui informasi


terkait curah hujan yang ada di kota garut selama 5 tahun kebelakang, serta tujuan
penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berfokus pada Mengamati berupaya
menemukan makna,, mencaritahu, mencatat data dan fakta, fenomena yang ada harus di
lihat dari konteksnya baik secara fungsi maupun struktur. Menganalisis hasil penelitian
data dan informasi mengenai curah hujan di kota garut dalam 5 tahun kebelakang.
Selain itu lapotan penelitian ini juga yaitu, Mencari tahu dampak positif dan negatif
curah hujan,Mengetahui faktor curah hujan terhadap iklim di kota garut,memperoleh
perkiraan perencanaan yang tepat, kita membutuhkan data curah hujan selama bertahun-
tahun dan Menganalisis data rata-rata hujan tahunan yang ada semakin akurat
perhitungannya.

E. Manfaat

Berikut diantara nya manfaat laporan penelitian curah hujan di kota


garut selama 5 tahun kebelakang :

1) membuat laporan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan


mengenai menganalisis curah hujan di kota garut dengan menggunakan metode
kualitatif.

2) Memperluas wawasan mengenai faktor yang mempengaruhi iklim terhadap curah


hujan

3) Memahami informasi mengenai apa itu curah hujan , serta dampak negatif dan
positifnya.

4) Dapat Menyusun laporan penelitian dengan baik dan menggali informasi dari
berbagai sumber

5) Dapat mengetahui Sejarah yang ada di kota garut.

6) Laporan penelitian analisis curah hujan ini diharapkan mampu menyelesaikan


dan memenuhi syarat tugas yang diberikan oleh guru

7) Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah ilmu dan proses Menyusun
laporan dalam mata Pelajaran informatika.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Kota Garut

Kota Garut adalah salah satu Kota yang ada di Jawa Barat dan terkenal dengan keindahan
alamnya. Namun sejarah Kota Garut sendiri tidak bisa dipisahkan dari sejarah Kabupaten Garut
yang memang lebih luas. Pada awalnya, Garut merupakan bagian dari wilayah Kesultanan
Cirebon dan Kesultanan Banten. Namun pada tahun 1823, Wilayah garut masuk ke dalam
wilayah pemerintahan Hindia – Belanda. Pada masa kolonial Belanda, Garut dijadikan pusat
administratif untuk wilayah Priangan Timur yang meliputi kota seperti Tasikmalaya dan
Ciamis.

Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan. Kabupaten Limbangan
adalah Kabupaten lama yang ibu kotanya dipindahkan ke Garut kini karena sering kali terjadi
bencana alam berupa banjir yang melanda daerah ibu kota. Selain itu, kurang berkembangnya
pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi sarana transportasi dan irigasi areal
pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813–1831) membentuk panitia survei lokasi
untuk ibu kota kabupaten yang baru. Pilihan akhirnya jatuh di tempat yang
dikelilingi gunung dan memiliki mata air yang mengalir ke Cimanuk.

Tempat tersebut berjarak ± 17 km dari pusat kota lama. Saat menemukan mata air,
seorang panitia kakarut (bahasa sunda: tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak
dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awalnya, nama kabupaten yang ibu
kotanya telah dipindahkan tidak akan diubah, masih Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran
sesepuh hendaknya nama kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tidak menimbulkan
bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan.
Dari kejadian kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, telah

muncul ide untuk nama kabupaten baru, yaitu "Garut". Hari jadi Garut diperingati setiap
tanggal 16 Februari. Kota Garut juga menjadi pusat industri tekstil dan penghasil teh yang
terkenal di Indonesia. Pada saat itu, Garut memiliki jalur kereta api yang menghubungkan kota
ini dengan kota-kota besar di Jawa Barat, seperti kota Bandung dan Jakarta.Selama masa
kemerdekaan, Garut menjadi salah satu wilayah yang aktif dalam perjuangan melawan
penjajahan Belanda. Pada tahun 1946, terjadi sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Insiden
Garut. Dimana sekelompok pemuda Garut menculik Letnan Jendral Hidajat dari kediamannya
di Garut.

Insiden ini memicu tindakan keras dari Pemerintah dan memperburuk situasi di wilayah
Garut.Setelah Indonesia merdeka, Garut menjadi bagian dari provinsi Jawa Barat. Pada tahun
2000, Garut diresmikan menjadi kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Garut. Sejak saat
itu, Garut telah mengalami perkembangan pesat dalam berbagai sektor seperti pariwisata,
pertanian, dan industri kreatif.Saat ini Kota Garut dikenal sebagai kota wisata yang indah
di Jawa Barat. Berbagai objek wisata seperti Danau Cipanas, Gunung Papandayan, dan Pantai
Santolo menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke kota ini.

Kota Garut juga dikenal dengan kerajinan tangan seperti batik dan anyaman bambu yang
diproduksi oleh masyarakat setempat. Meskipun telah mengalami perkembangan pesat, Kota
Garut tetap mempertahankan warisan budaya dan sejarahnya. Salah satu contohnya adalah
Kompleks Makam Pangeran Cakrabuana yang terletak di Desa Wanaraja. Malam ini merupakan
peninggalan sejarah dari zaman Kesultanan Cirebon dan menjadi salah satu objek wisata sejarah
yang populer di Kota Garut.

B. Letak kota garus secara geografis

Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Garut
memiliki letak yang strategis sebagai penyangga Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, dengan jarak
61,5 km dari Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat di Bandung dan sekitar 216 km dari Pusat
Pemerintahan Republik Indonesia di Jakarta. Secara umum Kabupaten Garut merupakan
wilayah yang dinamis, berbagai dinamika pembangunan terus berlangsung baik di bidang
politik, ekonomi, sosial maupun budaya, sehingga berbagai perkembangan terjadi pada hampir
semua sektor. Kabupaten Garut terletak pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan
107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif
sebesar 307,407 Ha (3.074,07 km²) dengan batas-batas sebagai berikut :

Utara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang


Timur Kabupaten Tasikmalaya
Selatan Samudra Indonesia
Barat Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur

Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²).
Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan
berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung
Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan
dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibu kota
provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah
Bandung Raya. Karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok
kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian
keseimbangan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai