Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR

PERHITUNGAN NERACA AIR UNTUK KEBUTUHAN DI WILAYAH


KECAMATAN TABANAN

Oleh :

I Putu Ramendra Putra

NIM.2315374083

EBT-D

KELAS ENERGI BARU TERBARUKAN

PROGRAM STUDI D IV TEKNIK OTOMASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BALI

2023

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4
1.2 Tujuan dan Manfaat ...................................................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup.............................................................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................. 6
2.1 Jumlah Penduduk ......................................................................................................... 6
2.1.1 Pertumbuhan Penduduk ............................................................................................. 6
2.1.2 Dampak Pertumbuhan Penduduk............................................................................... 7
2.1.3. Metode Eksponensial................................................................................................ 7
2.1.4. Metode Aritmatika.................................................................................................... 8
2.1.5. Metode Geometrik.................................................................................................... 8
2.2 Proyeksi Perkembangan Domestik dan Non Domestik................................................. 9
2.3 Standar Kebutuhan Domestik dan Non Domestik......................................................... 9
2.3.1 Kebutuhan Air Domestik ........................................................................................... 10
2.3.2 Kebutuhan Air Non-Domestik ................................................................................... 10
2.3.3 Kebutuhan Peternakan dan Tananman ...................................................................... 11
2.4 Siklus Hidrologi ........................................................................................................... 12
2.5 Neraca Air .................................................................................................................... 13
2.6 Potensi dan Ketersediaan Air ....................................................................................... 13
2.6.1 Curah Hujan…………… ........................................................................................... 15
2.8 Perundang-Undangan ................................................................................................... 15
BAB III NERACA AIR .................................................................................................... 17
3.1 Perkembangan Wilayah Studi ....................................................................................... 17
3.2 Jumlah Penduduk, Laju dan Proyeksi ........................................................................... 18
3.2.1 Jumlah Penduduk ....................................................................................................... 18
3.2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk...................................................................................... 19
3.2.3 Proyeksi pertumbuhan Penduduk................................................................................ 19
3.3 Kebutuhan Domestik dan Non-Domestik ..................................................................... 20

2
3.3.1 Kebutuhan Domestik .................................................................................................. 20
3.3.2 Kebutuhan Non-Domestik .......................................................................................... 20
3.3.3 Rekapitulasi Kebutuhan Domestik dan Non Domestik……………………………… 22
3.4 Potensi dan Ketersediaan Air ........................................................................................ 22
3.5 Neraca Air…………………………………………………………………..……........ 23
3.5.1 Neraca Air Tahun 2022…………………………………………………….……….. 23
3.5.2 Neraca Air Tahun 2040…………………………………………………………….. 23
3.6. Strategi Pengembangan SDA………………………………………………………… 24
Bab IV. Penutup……………………………………………………………..………….. 25
4.1. Kesimpulan…………………………………………………………….…………….. 25
Daftar Pustaka……………………………………………………………….…………… 26

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan mahluk
hidup khususnya manusia. Untuk itu air perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi
kehidupan manusia dan mahluk hidup lainya. Dari pengertian tersebut air memiliki peran
yang sangat strategis dan harus tetap tersedia dan lestari, sehigga mampu mendukung
kehidupan dan pembangunan di masa kini dan masa mendatang.
Berdasarkan standar Internasional Water Association (IWA), setiap orang membutuhkan
190 liter air per hari, sedangkan dunia usaha mebutuhkan 30 persen dari total kebutuhan
domestik sehingga Indonesia termasuk salah satu negera yang diperkirakan akan mengalami
krisis air pada tahun 2025. Terjadinya krisis air disebabkan karena adanya kelemahan dalam
pengelolaan air dalam pemakaian air yang tidak efesien. Kebutuhan sumber daya air akan
terus meningkat tetapi potensi ketersediaan tidak sebanding dengan kebutuhan sehingga
kebutuhan sumber daya air akan terbatas. [1]
Kecamatan Tabanan merupkan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten
Tabanan. Ketersediaan air di Kecamatan Tabanan, dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti
sumber air, pengolahan air, dan kebutuhan air domestik. Menurut data, PDAM Tabanan
sedang membangun pengolahan air sisa dengan investasi sekitar Rp 250 miliar. Selain itu,
analisis daya dukung sumber air untuk kebutuhan air domestik di daerah lain menunjukkan
pentingnya memetakan ketersediaan air. Namun, informasi spesifik mengenai ketersediaan air
di Kecamatan Tabanan tidak ditemukan dalam sumber yang disediakan.
Dalam konteks ini, penting untuk memperhatikan ketersediaan air sebagai sumber
kehidupan masyarakat. Upaya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan perlu terus
ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan air domestik dan keperluan lainnya di Kecamatan
Tabanan.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan:
Adapun tujuan dari:
1) Dapat mengetahui sumber daya air yang tersedia dalam wilayah lingkup Kecamatan
Tabanan

4
2) Dapat mengetahui pengelolaan penggunaan air yang ada di wilayah Kecamatan Tabanan
3) Dapat memprediksi ketersediaan air pada tahun-tahun berikutnya
Manfaat:
Adapun manfaat dari:
1) Memeberikan informasi mengenai ketersediaan air yang ada di Kecamatan Tabanan
2) Memberikan informasi terkait proyeksi ketersediaan air sampai tahun 2040 di Kecamatan
Tabanan
3) Memeberikan informasi untuk memastikan pemeliharaan keseimbangan air
1.3. Ruang Lingkup
Analisis neraca air untuk mengetahui perkambangan ketersediaan dan kebutuhan air di
Kecamatan Tabanan. Neraca air dapat digunakan untuk pengaturan dan prediksi ketersediaan
air, irigasi, serta pengelolaan sumber daya air. Dalam melakukan analisis neraca air
diperlukan data seperti jumlah penduduk, jumlah air per tahun, ketersediaan air dan
penggunaan lahan di daerah yang akan dianalisis. Dari analisis neraca air akan didapatkan
pemanfaatan dan kebutuhan sumber daya air, pengembangan sumber daya air dan rencana
alokasi air sampai dengan tahun 2040 di Kecamatan Tabanan.

5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Jumlah Penduduk
Penduduk merujuk pada semua orang yang mendiami suatu wilayah tertentu dan terikat pada
aspek sosial, budaya, politik, serta hak dan kewajiban di wilayah tersebut. Menurut Lembaga
BPS dalam Statistik Indonesia, penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah
geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari
6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Dalam sosiologi, penduduk juga diartikan sebagai
kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Jadi, secara umum,
penduduk merujuk pada individu atau kelompok manusia yang tinggal di suatu wilayah dan
terikat pada berbagai aspek kehidupan di wilayah tersebut.
2.1.1. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan jumlah penduduk dalam suatu wilayah dari
waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti kelahiran,
kematian dan migrasi. Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi pertumbuhan alami,
yang diperoleh dari selisih antara tingkat kelahiran dan kematian, serta pertumbuhan non-alami,
yang melibatkan perpindahan penduduk antar wilayah.
Pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus pertumbuhan penduduk
alami dan non-alami. Pertumbuhan penduduk alami diperoleh dari selisih antara tingkat
kelahiran dengan tingkat kematian dalam satu periode waktu, sementara pertumbuhan penduduk
non-alami melibatkan perpindahan penduduk antar wilayah. Faktor yang dapat memperngaruhi
pertumbuhan penduduk sebagai berikut:
1) Kelahiran
Tingkat kelahiran yang tinggi akan menyebabkan pertumbuhan penduduk yang cepat,
sementara tingkat kelahiran yang rendah akan mengurangi pertumbuhan penduduk.
2) Kematian
Tingkat kematian yang rendah akan menyebabkan pertumbuhan penduduk yang cepat,
sementara tingkat kematian yang tinggi akan mengurangi pertumbuhan penduduk.
3) Migrasi

6
Perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain juga dapat memengaruhi
pertumbuhan penduduk. Imigrasi (masuknya penduduk ke suatu wilayah) dan emigrasi
(keluarnya penduduk dari suatu wilayah) dapat memengaruhi pertumbuhan penduduk.
2.1.2. Dampak Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek
kehidupan. Dampak pertumbuhan penduduk yang cepat dapat memberikan tekanan yang kuat
terhadap sumber daya alam, seperti meningkatnya kebutuhan pangan, air bersih, dan
pemukiman. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara persediaan sumber daya alam
dengan kebutuhan manusia. Selain itu, pertumbuhan penduduk juga dapat menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan, seperti menurunnya mutu air karena limbah dari aktivitas
penduduk dan industri, serta alih fungsi lahan dari lahan pertanian.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi juga dapat mempengaruhi perkembangan infrastruktur
di suatu wilayah, seperti peningkatan kepadatan penduduk di daerah-daerah pinggiran kota yang
mempengaruhi perkembangan infrastruktur di daerah tersebut. Selain itu, pertumbuhan
penduduk yang tinggi juga dapat membawa konsekuensi terhadap sulitnya mencari pekerjaan,
mahalnya harga-harga bahan pangan, biaya pendidikan, kesehatan, dan banyaknya permasalahan
sosial karena banyaknya pengangguran. Dampak pertumbuhan penduduk yang signifikan ini
menunjukkan pentingnya pengelolaan pertumbuhan penduduk secara bijaksana untuk
mendukung pembangunan yang berkelanjutan. [2]
2.1.3. Metode Eksponensial
Metode eksponensial adalah salah satu metode peramalan yang digunakan untuk
meramalkan data masa depan berdasarkan data masa lalu. Metode ini melakukan penimbangan
terhadap data masa lalu dengan cara eksponensial sehingga data paling akhir mempunyai bobot
atau timbangan lebih besar dalam rata-rata bergerak. Metode eksponensial dapat digunakan
untuk peramalan jangka panjang dan jangka menengah, terutama pada tingkat operasional
perusahaan. Metode eksponensial juga dapat digunakan dalam peramalan deret waktu yang
memuat unsur trend serta musiman. Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan penduduk,
seperti kelahiran, kematian, dan migrasi, dapat dianalisis menggunakan metode eksponensial
untuk meramalkan pertumbuhan penduduk di masa depan. [3]
Metode eksponensial dapat dihitung dengan persamaan berikut:

rt
Pt =Poe ¿¿ (2.1)

7
1
r = ln
t ( )
Pt
Po
(2.2)

dengan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
r = Laju pertumbuhan penduduk
t = Periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
2.1.4. Metode Aritmatik
Metode aritmatika merupakan salah satu metode peramalan yang digunakan untuk
meramalkan data masa depan berdasarkan data masa lalu. Metode ini mengasumsikan bahwa
pertumbuhan atau penurunan jumlah penduduk akan berlangsung secara konstan dari waktu ke
waktu. Metode ini dapat digunakan untuk meramalkan pertumbuhan penduduk dengan asumsi
bahwa laju pertumbuhan penduduk tetap konstan dari waktu ke waktu. Metode aritmatika sering
digunakan dalam peramalan penduduk, terutama untuk proyeksi penduduk dalam jangka pendek.
Metode ini memungkinkan untuk melakukan peramalan dengan asumsi bahwa pertumbuhan
penduduk akan berlangsung secara konstan dari waktu ke waktu. [4]
Meto Aritmatik dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Pt =Po+(1+rt ) (2.3)

r= (
1 Pt
t Po
−1 ) (2.4)

Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
r = Laju pertumbuhan penduduk
t = Periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
2.1.5. Metode Geomatrik
Metode geometrik, metode aritmatika, dan metode eksponensial digunakan untuk
memproyeksikan pertumbuhan penduduk. Metode geometri menggunakan asumsi bahwa jumlah
penduduk akan bertambah secara geometri dengan dasar perhitungan majemuk. Metode
aritmatika mengasumsikan bahwa pertumbuhan atau penurunan jumlah penduduk akan

8
berlangsung secara konstan dari waktu ke waktu. Sementara itu, metode eksponensial merupakan
metode peramalan yang cukup baik untuk peramalan jangka panjang dan jangka menengah,
terutama pada tingkat operasional perusahaan. Metode ini melakukan penimbangan terhadap
data masa lalu dengan cara eksponensial sehingga data paling akhir mempunyai bobot atau
timbangan lebih besar dalam rata-rata bergerak. [5]
Metode geometrik dapat dihitung dengan persamaan berikut:
t
Pt =Po+(1+r ) (2.5)

( )
1
Pt t
r= −1 (2.6)
Po
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
r = Laju pertumbuhan penduduk
t = Periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
2.2 Proyeksi Perkembangan Domestik dan Non Domestik
Kebutuhan air terbagi atas dua kategori, yaitu kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non
domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air bersih untuk kepentingan kehidupan
sehari-hari, seperti untuk minum, memasak, dan keperluan rumah tangga. Sedangkan kebutuhan
air non domestik meliputi kebutuhan air untuk kegiatan komersial, industri, fasilitas umum, dan
lainnya. Besarnya kebutuhan air non domestik dapat ditentukan berdasarkan rencana tata ruang
dan aktivitasnya. [4]
2.3 Standar Kebutuhan Domestik dan Non Domestik
Kebutuhan air terbagi menjadi dua kategori, yaitu kebutuhan air domestik dan kebutuhan air
non domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga,
seperti minum, memasak, dan mandi. Sementara kebutuhan air non domestik meliputi kebutuhan
air untuk kegiatan komersial, industri, fasilitas umum, dan lainnya. Standar kebutuhan air non
domestik ditentukan berdasarkan banyaknya konsumen non domestik yang meliputi fasilitas
seperti perkantoran, kesehatan, industri, komersial, umum, dan lainnya. Semakin banyak jumlah
sarana yang membutuhkan air, kebutuhan air non domestik akan makin banyak pula. [6]

9
2.3.1. Standar Kebutuhan Domestik
Standar kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan pada tempat-tempat
hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari, seperti minum, memasak, dan mandi
Menurut penelitian yang menganalisis kebutuhan air bersih domestik di Desa Penjajap,
Kabupaten Sambas, standar kebutuhan air bersih di desa tersebut adalah 100 liter per jam per
orang. Selain itu, terdapat kriteria perencanaan air bersih yang menentukan proyeksi kebutuhan
air bersih domestik berdasarkan jumlah penduduk dan konsumsi air per kapita. [7]

Tabel 2.1 Kebutuhan Domestik


Kategori Wilayah Jumlah Penduduk Tingkat Pemakaian Air
No
Kota (Jiwa) (liter/orang/hari)
1 Metropolitan >20.000.000 >210
2 Metropolitan 1.000.000 – 2.000.000 150 – 170
3 Besar 500.000 – 1.000.000 120 – 150
4 Besar 100.000 – 500.000 100 – 150
5 Sedang 20.000 – 100.000 90 – 100
6 Kecil 3.000 – 20.000 60 – 100

2.3.2. Standar Kebutuhan Non Domestik


Standar kebutuhan air non domestik ditentukan berdasarkan banyaknya konsumen non
domestik yang meliputi fasilitas seperti perkantoran, kesehatan, industri, komersial, umum, dan
lainnya. Analisis kebutuhan air bersih ini ditargetkan agar kebutuhan air bersih masyarakat dapat
dipenuhi dengan tingkat pelayanan hingga 100% dari jumlah pelanggan. Selain itu, standar
penyediaan air non domestik juga dapat dilihat pada tabel kriteria dan standar kebutuhan air non
domestik yang disediakan oleh Dinas PU Cipta Karya. [7]

10
Tabel 2.2 Kebutuhan Non Domestik
No Sektor Nilai Satuan
1 Sekolah 10 liter/murid/hari
2 Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
3 Puskesmas 2000 liter/unit/hari
4 Masjid 3000 liter/unit/hari
5 Kantor 10 liter/pegawai/hari
6 Pasar 12000 liter/hektar/hari
7 Hotel 150 liter/bed/hari
8 Rumah Makan 100 liter/tempat duduk/hari
9 Komplek Militer 60 liter/orang/hari
10 Kawasan Industri 0,2 – 0,8 liter/detik/hektar
11 Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 liter/detik/hektar

2.3.3. Kebutuhan Perternakan dan Tanaman


Kebutuhan air pada peternakan dan tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis hewan atau
tanaman tersebut. Besar kebutuhan air per hari untuk jenis-jenis ternak berdasarkan table berikut:
Tabel 2.3 Kebutuhan Air Perternakan

Kebutuhan air
No. Jenis ternak
(lt/ekor/hari)

1 Sapi/kerbau/kuda 40

2 Kambing/domba 5

3 Babi 6

4 Unggas 0,6

Sedangkan untuk kebutuhan air pada tanaman, analisis kebutuhan air tanaman dilakukan
untuk menentukan kebutuhan air total yang akan diberikan pada petak-petak pertanian atau ke
jaringan irigasi yang merupakan kebutuhan air tanaman atau kebutuhan air untuk pengolahan
tanah. Kebutuhan air tanaman dapat dihitung berdasarkan jenis tanaman, curah hujan efektif, dan
ketersediaan air. [8]

11
2.4 Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah peredaran air secara umum dari laut ke atmosfer melalui penguapan,
kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan, mengalir di dalam tanah menuju permukaan
tanah menjadi sungai yang kemudian mengalir kembali ke laut. Siklus hidrologi terjadi melalui
beberapa proses yang dipengaruhi oleh gejala meteorologi dan klimatologi, antara lain.
1) Evaporasi
Air berubah menjadi gas melalui penguapan dari berbagai sumber air seperti danau,
sungai, laut, dsb.
2) Transpirasi
Tumbuhan mengeluarkan uap air melalui daunnya.
3) Evapotranspirasi
Kombinasi dari evaporasi dan transpirasi.
4) Kondensasi
Uap air berubah menjadi titik-titik air (pengembunan) karena penurunan suhu.
5) Infiltrasi
Air meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah.
Siklus hidrologi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Siklus pendek
Penguapan terjadi di permukaan laut dan membentuk awan. Kemudian, terjadi hujan di
wilayah laut.
2) Siklus hidrologi sedang
Air laut menguap, namun di siklus ini, uap air akan terbawa oleh angin menuju daratan.
Lalu berubah menjadi awan di ketinggian tertentu karena kondensasi. Awan kemudian
jatuh ke daratan, meresap ke dalam tanah, menjadi sungai.
3) Siklus hidrologi panjang
Sama seperti siklus hidrologi sedang, tetapi dengan jangkauan yang lebih luas.
Siklus hidrologi merupakan proses alami yang vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem
di planet Bumi dan menyediakan sumber daya air yang penting bagi kehidupan manusia dan
organisme lainnya. Mengetahui dan memahami proses perpindahan air dalam siklus hidrologi
membantu kita untuk menghargai nilai air, menjaga keberlanjutan sumber daya air, serta
mengelola air dengan bijaksana. [9]

12
2.5 Neraca Air
Neraca air adalah perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui ketersediaan air dan
kebutuhan air di suatu wilayah atau sistem. Neraca air dapat dihitung dengan mengurangi
kebutuhan air dari ketersediaan air yang ada. Jika hasilnya positif, maka wilayah tersebut
memiliki surplus air, sedangkan jika hasilnya negatif, maka wilayah tersebut mengalami defisit
air. Neraca air dapat digunakan dalam pengaturan dan prediksi ketersediaan air di suatu daerah,
serta dalam irigasi, pemerkiraan aliran permukaan, dan pengendalian banjir dan polusi. Neraca
air juga dapat digunakan dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air, serta dalam
menentukan proyeksi kebutuhan air di masa mendatang. Bahwa model neraca air cukup banyak,
namun yang biasa dikenal terdiri dari tiga model, antara lain: [10]
1) Model Neraca Air Umum
Menggunakan data klimatologis dan bermanfaat untuk mengetahui berlangsungnya bulan
basah (jumlah curah hujan melebihi kehilangan air untuk penguapan dari permukaan
tanah).
2) Model Neraca Air Lahan
Merupakan penggabungan data-data klimatologis dengan data-data tanah terutama data
kadar air pada Kapasitas Lapang (keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan
jumlah air terbanyak), kadar air tanah pada titik layu permanen (kondisi kadar air tanah
dimana akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tanah), dan Air Tersedia
(banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, selisih antara kapasitas lapang dan titik layu
permanen).
3) Model Neraca Air Tanaman
Merupakan penggabungan data klimatologis, data tanah, dan data tanaman. Neraca air ini
dibuat untuk tujuan khusus pada jenis tanaman tertentu. Data tanaman yang digunakan
adalah data koefisien tanaman pada komponen keluaran dari neraca air. Neraca air adalah
gambaran potensi dan pemanfaatan sumberdaya air dalam periode tertentu. Dari neraca
air ini dapat diketahui potensi sumberdaya air yang masih belum dimanfaatkan dengan
optimal.
2.6 Potensi dan Ketersediaan
Potensi dan ketersediaan air merujuk pada ketersediaan sumber daya air yang ada di suatu
daerah dan potensi yang dapat dihasilkan oleh sumber daya air tersebut. Ketersediaan sumber

13
daya air sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim, topografi, jenis tanah, tutupan lahan, dan struktur
geologi suatu daerah. Potensi air melibatkan pengembangan sumber daya air yang melimpah,
seperti hutan hujan tropis, untuk konversi air menjadi energi listrik lebih baik dan efisien.
Ketersediaan air pada dasarnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu air hujan, air permukaan, dan
air tanah. Sumber air utama dalam pengelolaan alokasi air adalah sumber air permukaan dalam
bentuk air di sungai, saluran, danau, dan tampungan lainnya. Penggunaan air tanah kenyataannya
sangat membantu pemenuhan kebutuhan air baku dan air irigasi pada daerah yang sulit
mendapatkan air permukaan, akan tetapi keberlanjutannya perlu dijaga dengan pengambilan
yang terkendali di bawah debit aman (safe yield). Dalam pengelolaan alokasi air, air hujan
berkontribusi untuk mengurangi kebutuhan air irigasi yaitu dalam bentuk hujan efektif. Pada
beberapa daerah dengan kualitas air permukaan yang tidak memadai, dilakukan pemanenan
hujan, yaitu air hujan ditampung menjadi sumber air untuk keperluan rumah tangga.
Ketersediaan air permukaan dapat didefinisikan dalam berbagai cara. Lokasi ketersediaan air
dapat berlaku pada suatu titik, misalnya pada suatu lokasi pos duga air, bendung tempat
pengambilan air irigasi, dan sebagainya dimana satuan yang kerap digunakan adalah berupa nilai
debit aliran dalam meter kubik/s atau liter/s. Banyaknya air yang tersedia dapat pula dinyatakan
untuk suatu areal tertentu, misalnya pada suatu wilayah sungai (WS), daerah aliran sungai
(DAS), daerah irigasi (DI), dan sebagainya, dimana satuan yang digunakan adalah berupa
banyaknya air yang tersedia pada satu satuan waktu, misalnya juta meter kubik/tahun atau
milimeter/ hari. Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk menyediakan air bersih
dikelompokkan sebagai berikut:
1) Air Permukaan
Sumber air permukaan meliputi sungai, danau, waduk, dan lain-lain. Air permukaan
dapat diambil langsung atau melalui instalasi pengolahan air (IPA) sebelum
didistribusikan ke konsumen.
2) Air Tanah
Sumber air tanah meliputi sumur gali, sumur bor, dan lain-lain. Air tanah dapat diambil
langsung atau melalui instalasi pengolahan air (IPA) sebelum didistribusikan ke
konsumen.
3) Air Hujan

14
Sumber air hujan dapat diambil melalui tangki penampungan atau waduk dalam skala
besar.
4) Mata Air
Sumber air mata air relatif jernih dibandingkan dengan kualitas sumber air dari air
permukaan pada umumnya, sehingga lebih baik digunakan dibandingkan dengan air
permukaan.
Ketersediaan dan potensi air dapat dihitung melalui analisis neraca air dan metode
Thornthwaite-Mather. Ketersediaan air pada dasarnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu air hujan, air
permukaan, dan air tanah. Potensi air melibatkan pengembangan sumber daya air yang
melimpah, seperti hutan hujan tropis, untuk konversi air menjadi energi listrik lebih baik dan
efisien. [9]
2.6.1Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh pada suatu daerah dalam periode tertentu,
biasanya diukur dalam milimeter (mm) atau liter per meter persegi (L/m²). Curah hujan di
Indonesia memiliki hujan tahunan yang tinggi karena Indonesia berada di wilayah tropik. Curah
hujan dapat diukur menggunakan alat ukur curah hujan seperti pluviometer atau ombrometer.
Jenis-jenis curah hujan antara lain curah hujan pola monsun, curah hujan konvektif, curah hujan
orografis, dan lain-lain. Curah hujan sangat penting dalam perencanaan dan pengelolaan sumber
daya air, irigasi, dan pengendalian banjir. Peta curah hujan dapat digunakan untuk memetakan
distribusi curah hujan di suatu wilayah.

Gambar 2.1 Klasifikasi Curah Hujan

15
2.7 Peraturan Perundang Undangan
Terdapat peraturan perundang undangan yang dijadikan acuan dalam penyusunan Neraca
Air ini berasal dari berbagai undang-udang, antara lain:
1. Undang-Undang Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan hidup.
3. Undang-Undang No.7 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor: 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan Dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum(Ksnp-Spam)
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air.
8. Peraturan Menteri Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2015 tentang
Penggunaan Sumber Daya Air.
9. Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumberdaya Air.
10. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
11. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

16
BAB II
ANALISIS NERACA AIR
2.2. Perkembangan Wilayah Studi
Kecamatan Tabanan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tabanan, Bali.
Kabupaten Tabanan terdiri dari 10 kecamatan, yaitu Baturiti, Kediri, Kerambitan, Marga,
Penebel, Pupuan, Selemadeg, Selemadeg Barat, Selemadeg Timur, dan Tabanan. Adapun batas
wilayah Kecamatan Tabanan meliputi sebelah utara Kecamatan Penebel, sebelah timur dengan
kecamatan Kediri, sebelah barat dengan kecamatan Kerambitan dan sebelah selatan dengan Laut
Bali. Kecamatan Tabanan memiliki luas wilayah 839,33 km². Kecamatan Penebel terbagi
menjadi 12 desa yaitu, Sesandan, Wanasari, Tunjuk, Buahan, Denbantas, Subamia, Dajan Peken,
Dauh Peken, Delod Peken, Gubug, Bongan dan Sudimara dengan jumlah banjar dinas sebanyak
82 banjar dinas.

Gambar 3.1 Peta Kecamatan Tabanan


Kecamatan Tabanan memiliki potensi ekonomi yang cukup baik, terutama di bidang
perdagangan, jasa, dan industri. Di kecamatan Tabanan terdapat beberapa pusat perbelanjaan,
seperti Pasar Tabanan, Pasar Kumbasari, dan Pasar Sanglah, yang menyediakan berbagai
kebutuhan masyarakat. Selain itu, di kecamatan Tabanan juga terdapat beberapa tempat wisata,
seperti Taman Kota Tabanan, Taman Budaya Werdhi Budaya, dan Museum Tabanan, yang

17
menampilkan keindahan dan kekayaan budaya Tabanan. Kecamatan Tabanan juga memiliki
fasilitas pendidikan, kesehatan, dan sosial yang memadai, seperti sekolah, rumah sakit,
puskesmas, dan balai banjar.

2.3. Jumlah Penduduk, Laju dan Proyeksi


2.3.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Tabanan pada tahun 2022 yang bersumber Badan Pusat
Statistik (BPS) sebanyak 75.232 jiwa yang terdiri atas 37.534 penduduk laki-laki dan 37.698
penduduk perempuan. Kepadatan penduduk Kecamatan Tabanan tahun 2022 sebesar 17936,98
jiwa/Km2 . Hal ini berarti di Kecamatan Tabanan setiap 1 Km 2 terdapat 17936,98 jiwa.. Berikut
tabel jumlah penduduk, kepadatan penduduk tahun 2022 serta tabel data jumlah penduduk dari
tahun 2016-2022 di Kecamatan Tabanan.

Gambar 3.2 Tabel Jumlah Penduduk[11]–[17]


Sumber: BPS Kecamatan Tabanan

18
Gambar 3.3 Presentase Kepadatan Penduduk
Sumber: BPS Kecamatan Tabanan
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Tahun 2016-2022
Sumber: BPS Kecamatan Tabanan

TAHUN JUMLAH PENDUDUK


2016 43850
2017 44100
2018 44350
2019 44570
2020 76235
2021 74183
2022 75232

2.3.2. Laju Penduduk


Dalam periode tahun dari 2016 sampai 2022, Kecamatan Tabanan mengalami pertumbuhan
penduduk sebesar 8,02%. Pertumbuhan penduduk ini merupakan perubahan persentase jumlah
penduduk selama periode tersebut. Peningkatan atau penurunan persentase ini dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor seperti kelahiran, kematian, migrasi penduduk, dan faktor-faktor demografis
lainnya. Perhitungan dapat menggunakan Persamaan 2.6. Hasil perhitungan laju pertumbuhan
penduduk periode tahun dari 2016 sampai 2022 ditunjukkan pada tabel 3.2.

19
Tabel 3.2 Presentase Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Tabanan

TAHU JUMLAH LAJU PERTUMBUHAN


N PENDUDUK PENDUDUK
2016 43850
2017 44100
2018 44350
2019 44570 8,02%
2020 76235
2021 74183
2022 75232

2.3.3. Proyeksi Penduduk


Proyeksi pertumbuhan penduduk Kecamatan Tabanan sampai tahun 2040 menggunakan 3
metode yaitu persamaan aritmatika, geometrik, dan eksponensial. Setiap metode memiliki
pendekatan yang berbeda tergantung pada karakteristik pertumbuhan penduduk yang diamati.
Untuk memproyeksikan pertumbuhan penduduk Kecamatan Tabanan pada tahun 2040, maka
dapat menggunkana Persamaan 2.1, 2.3, 2.5. Berikut adalah tabel 3.3 proyeksi pertumbuhan
penduduk.
Tabel 3.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 2040

JUMLAH TAHUN 2040


TAHUN
PENDUDUK ARITMATIKA GEOMETRIK EKSPONENSIAL
2016 43850
2017 44100
2018 44350
2019 44570 236755 301460 318771
2020 76235
2021 74183
2022 75232

2.4. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik


2.4.1. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan air bersih yang digunakan untuk rumah tangga,
besar kebutuhan tergantung dari wilayah berdasarkan jumlah penduduk. Berdasarkan Badan
Standar Nasional, jumlah penduduk dari Kecamatan Tabanan di antara angka 20.000 – 100.000
jiwa yang dapat dikategorikan sebagai wilayah sedang sehingga perhitungan kebutuhan air
bersih sebesar 90 Liter/Orang/Hari.

20
Tabel 3.4 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Domestik
KONSUMSI AIR JUMLAH
JUMLAH
TAHU RATA-RATA KEBUTUHAN
JUMLAH PENDUDUK KEBUTUHAN
N (Liter/Orang/Hari AIR
AIR (Liter/Hari)
) (LITER/Detik)
2022 75232 90 6770880 78,367

2.4.2. Kebutuhan Non Domestik


Data kebutuhan air bersih untuk non domestik yang dihitung adalah fasilitas Pendidikan,
Kesehatan, ibadah dan pasar, hasil perhitungan dibuat dalam tabel di bawah ini:
1) Pendidikan
Menurut peraturan Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum faktor yang
diperhitungkan adalah jumlah murid dengan kebutuhan air 10 liter/orang/hari. Jumlah
murid TK, SD, SMP, SMA, SMK tahun 2022 dibuatkan dalam table sebagai berikut:

Tabel 3.5 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Untuk Pendidikan

JUMLAH JUMLAH
KONSUMSI AIR
JUMLAH KEBUTUHAN KEBUTUHAN
SEKOLAH RATA-RATA
MURID AIR AIR
(LITER/ORANG/HARI)
(LITER/HARI) (LITER/DETIK)
TK 1586 10 15860 0,183564815
SD 8187 10 81870 0,947569444
SMP 3990 10 39900 0,461805556
SMA 2921 10 29210 0,338078704
SMK 3142 10 31420 0,363657407
Jumlah 198260 2,294675926

2) Kesehatan
Menurut peraturan Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum faktor yang
diperhitungkan adalah jumlah puskesmas dengan kebutuhan air 2000 liter/orang/hari.
Jumlah kebutuhan air bersih untuk puskesmas dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.6 Kebutuhan Air Bersih Untuk Kesehatan

Konsumsi Air Jumlah Jumlah


Nama Jumlah
Rata-rata Kebutuhan Air Kebutuhan Air

21
(Liter/Orang/Hari) (Liter/Hari) (Liter/detik)

Rumah Sakit 4 2000 8000 0,092592593

Puskesmas 3 2000 6000 0,069444444

Jumlah 140000 0,162037037

3) Tempat Ibadah
Menurut peraturan Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum faktor yang
diperhitungkan adalah fasilitas ibadah dengan kebutuhan air yang berbeda setiap unitnya.
Jumlah kebutuhan air bersih untukfasilitas ibadah dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.7 Kebutuhan Air Bersih Untuk Ibadah


JUMLAH
JUMLAH
KONSUMSI AIR KEBUTUHA
TEMPAT JUMLAH KEBUTUHAN
TAHUN RATA-RATA N AIR
IBADAH UNIT AIR
(LITER/ORANG/HARI) (LITER/HARI
(LITER/DETIK)
)
Pura 153 100 15300 0,177083333
Masjid 8 3000 24000 0,277777778
Gereja
2022
Katolik 1 300 300 0,003472222
Gereja
Protestan 3 300 900 0,010416667
Vihara 1 300 300 0,003472222
Jumlah 40800 0,472222222

2.4.3. Rekapitulasi Kebutuhan Domestik dan Non Domestik


Dari perhitungan kebutuhan air yang telah dilakukan, jumlah kebutuhan air pada daerah
Kecamatan Tabanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.8 Rekapitulasi Kebutuhan Non Domestik

22
JUMLAH JUMLAH
NO SEKTOR KEBUTUHAN AIR KEBUTUHAN AIR
(LITER/HARI) (LITER/DETIK)

1 Pendidikan 198260 2,294

2 Kesehatan 140000 0,162

3 Ibadah 40800 0,472

Jumlah 379060 2,928

2.5. Potensi Air dan Ketersediaan Air


Untuk menentukan potensi air permukaan adalah dengan menentukan curah hujan, luas
penggunaan lahan, dan koefisien limpasan. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi jumlah air yang
melimpas di permukaan, masuk ke dalam tanah, maupun mengalir ke wilayah yang lebih rendah.
Potensi ketersediaan air didapat dengan mengalikan semua faktor yang mempengaruhi jumlah air
yang melimpas di permukaan. Untuk data ketersediaan air di daerah Kecamatan Tabanan
didapatkan dari PDAM Tabanan. Berikut data ketersidaan air dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3.9 Ketersediaa Air
Sumber: PDAM Tabanan
Kapasitas Tersedia
Debit Air (l/dt)
Wilayah (m3)
2022 2022
Kecamatan
452,30 14.263.732,80
Tabanan

2.6. Neraca Air


2.6.1. Neraca Air Tahun 2022
Neraca air dinyatakan dalam perbandingan ketersediaan dan kebutuhan air. Perbandingan ini
diperoleh dari perbandingan antara ketersediaan air dan kebutuhan air (domestik, non domestik).
Berdasarkan metode diatas, neraca air merupakan keseimbangan antara jumlah air yang masuk
ke sistem, yang tersedia di sistem, dan yang keluar dari sistem tertentu. Dalam hal ini, sistem
yang dimaksud adalah ketersediaan air suatu wilayah.
Tabel 3.10 Neraca Air Tahun 2022

23
KEPERLUAAN AIR KEPERLUAAN AIR KETERSEDIAAN
KEBUTUHAN
(m3/hari) (m3/tahun) AIR (m3/tahun)

Domestik 6770,88 2471371,2

Non Domestik 379,06 138356,9 14.263.732,80

Jumlah 2609728,1

2.6.2. Neraca Air Tahun 2040


Proyeksi Neraca air dari tahun 2022 sampai tahun 2040. Dengan membandingkan
ketersediaan air dan kebutuhan air berdasarkan jumlah penduduk di Kecamatan Tabanan. Berikut
merupakan neraca air tahun 2040.

Tabel 3.11 Neraca Air Tahun 2022 Sampai Tahun 2040

KEPERLUAA
KETERSEDIAAN
TAHUN JUMLAH PENDUDUK N AIR
AIR (m3/tahun)
(m3/tahun)

2023 81263,03484 887.473


2025 94814,31185 920.115
2027 110625,3753 953.917
2029 129073,0633 988.925
2031 150597,0543 1.025.186 14.263.732,80
2033 175710,3473 1.062.751
2035 205011,4876 1.101.670
2037 239198,8332 1.141.998
2040 301460,4526 1.205.252

2.7. Strategi Pengembangan SDA


Strategi pengembangan sumber daya air (SDA) merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengelola dan memanfaatkan sumber daya air secara terpadu dan berkelanjutan. Strategi ini
bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekonomi dan ekologi dari berbagai permintaan atau
pengguna air, seperti untuk daerah perkotaan, industri, pertanian, wilayah sungai dan lingkungan.

24
Selain itu, pengembangan sumber daya air juga harus mampu menjaga keseimbangan jangka
panjang dan memberikan jaminan kepada generasi mendatang untuk memperoleh hak yang sama
terhadap kualitas hidup dan lingkungan. Adapun strategi yang dapat diterapkan dalam
pengembangan SDA, yaitu:
1) Pengelolaan kuantitas, kualitas, dan efisiensi air.
2) Pengendalian air limpasan dan laju erosi di Daerah Aliran Sungai (DAS), pengendalian
debit di masing-masing anak sungai dan sungai utama, serta pengendalian banjir.
3) Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan manajemen
sumber daya air.
Adanya penerapan strategi ini, diharapkan dapat mengelola pemnfaatan SDA dan menjaga
keberlanjutan sumber daya air demi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan dengan optimal
dan efisien.

BABIV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data ketersediaan air di daerah Kecamatan Tabanan didapatkan dari PDAM
Tabanan. Data ketersediaan air yang didapat pada tahun 2022 sebanyak 14.263.732,80 m 3 dan
debit air 452,30 l/dt. Dalam menentukan proyeksi neraca air pada tahun 2022 sampai 2040 di
Kecamatan Tabanan, didapatkan hasil proyeksi seperti tabel 3.11 di atas. Pada data neraca air
yang didapat, terdapat perbedaan antara ketersediaan air dan kebutuhan air berdasarkan jumlah
penduduk. Untuk menentukan potensi air permukaan, faktor-faktor seperti curah hujan, luas
penggunaan lahan, dan koefisien limpasan mempengaruhi jumlah air yang melimpas di
permukaan, masuk ke dalam tanah, maupun mengalir ke wilayah yang lebih rendah. Dengan
adanya perbedaan antara ketersediaan air dan kebutuhan air, strategi pengembangan sumber daya
air (SDA) seperti pengelolaan kuantitas, kualitas, dan efisiensi air, pengendalian air limpasan dan
laju erosi di Daerah Aliran Sungai (DAS), serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan manajemen sumber daya air menjadi penting untuk menjaga
ketersediaan air yang berkualitas bagi kebutuhan sekarang dan masa depan.

25
DAFTAR PUSTAKA

[1] S. M. NUSSY, S. A, and TIWERY C L, “Analisa Kebutuhan Air Bersih Desa Leahari
Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon,” J. Manumata, vol. 5, no. 2, pp. 65–75, 2019.
[2] Akhirul, Y. Witra, I. Umar, and Erianjoni, “Dampak Negatif Pertumbuhan Penduduk
Terhadap Lingkungan Dan Upaya Mengatasinya,” J. Kependud. dan Pembang.
Ligkungan, vol. 1, no. 3, pp. 76–84, 2020.
[3] R. Biri, Y. A. R. Langi, and M. S. Paendong, “Penggunaan Metode Smoothing
Eksponensial Dalam Meramal the Using of Exponential Smoothing Method To Predict
Inflation Movement From Palu City,” J. Ilm. Sains, vol. 13, 2013.
[4] A. DI Sistem Jaringan Pipa Distribusi Spam Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan
Singingi, A. Hendri, and W. Indriani, “Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sipil,” J. Teknol.
dan Rekayasa Sipil, vol. 1, no. July, pp. 10–17, 2022.
[5] Hartati, Indrawati, and Sitepu, R., Tamba, N, “Metode geometri, metode aritmatika, dan
metode eksponensial untuk memproyeksikan penduduk Provinsi Sumatera Selatan,” Pros.
Semin. Nas. Sains Mat. Inform. dan Apl. IV, vol. 4, no. 4, pp. 7–18, 2019.
[6] R. Kota and P. Tahun, “Analisa Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah,” vol. 2, 2022.

26
[7] R. Afriyanda, G. Z. Mulki, and M. I. Fitriani, “Analisis Kebutuhan Air Bersih Domestik di
Desa Penjajap Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas,” PWK, Laut, Sipil, Tambang,
vol. 6, no. 2, pp. 1–11, 2018.
[8] N. Maigiska, Nurhayati, and Umar, “Analisis Kebutuhan Air Tanaman untuk Kebun
Campuran pada Daerah Tangkapan Air Pari Pati di Daerah Rawa Punggur Besar,” J. Tek.,
vol. 5, no. 3, pp. 1–7, 2018.
[9] Pusdiklat Sumber Daya Air dan Konstruksi, “Modul 05 - Modul Hidrologi, Kebutuhan
dan Ketersediaan air,” Modul Pelatih. Alokasi Air, vol. 5, p. 42, 2017.
[10] Pusat Pendidikan dan Pelatihan, “Hidrologi dan neraca air,” Buku, pp. 1–59, 2016.
[11] P. B. Statistik, “Kecamatan Tabanan Dalam Angka 2017”, [Online]. Available:
https://tabanankab.bps.go.id/publication/2017/09/14/d640fb3e43a454ad13916ee4/
kecamatan-tabanan-dalam-angka-2017.html
[12] P. B. Statistik, “Kecamatan Tabanan Dalam Angka 2018”, [Online]. Available:
https://tabanankab.bps.go.id/publication/2018/09/26/1f3adaa0d1ec73af98a11826/
kecamatan-tabanan-dalam-angka-2018.html
[13] P. B. Statistik, “Kecamatan Tabanan Dalam Angka 2019”, [Online]. Available:
https://tabanankab.bps.go.id/publication/2019/09/26/af259ed33f26367a902c7354/
kecamatan-tabanan-dalam-angka-2019.html
[14] P. B. Statistik, “Kecamatan Tabanan Dalam Angka 2020”, [Online]. Available:
https://tabanankab.bps.go.id/publication/2020/09/28/f7a5723b426bbc820f42cefd/
kecamatan-tabanan-dalam-angka-2020.html
[15] P. B. Statistik, “Kecamatan Tabanan Dalam Angka 2021”, [Online]. Available:
https://tabanankab.bps.go.id/publication/2021/09/24/0d414cce81a1f88245907110/
kecamatan-tabanan-dalam-angka-2021.html
[16] P. B. Statistik, “Kecamatan Penebel Dalam Angka 2022”, [Online]. Available:
https://tabanankab.bps.go.id/publication/2022/09/26/2b01f3e5b68442bf90f698f1/
kecamatan-penebel-dalam-angka-2022.html
[17] P. B. Statistik, “Kecamatan Tabanan Dalam Angka 2023”, [Online]. Available:
https://tabanankab.bps.go.id/publication/2023/09/26/ae686cce5a702dc0304c8dc9/
kecamatan-tabanan-dalam-angka-2023.html

27

Anda mungkin juga menyukai