Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan perlindungannya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Akhir KAJIAN DAN PEMUTAKHIRAN DATA SALURAN PEMBUANG
CIROMBAN.
Demikian Laporan Akhir ini kami susun sebagai langkah awal untuk
mendukung pelaksanaan Kegiatan Kajian dan Pemutakhiran data Daerah
Pembuang Ciromban, semoga dapat bermanfaat di masa yang akan datang
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1
2.1.6 Debit.........................................................................................17
BAB 4 METODOLOGI...............................................................................31
BAB 7 KESIMPULAN................................................................................80
6.1.1 Kesimpulan...............................................................................80
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
iii
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1
kapasitas
2
dan daya dukung lingkungan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dan
pengembangan perekonomian masyarakat di Kota Tasikmalaya.
Dalam rangka pengelolaan data dan informasi tentang jaringan irigasi dan
bangunan - bangunan irigasi di Kota Tasikmalaya, maka diperlukan langkah-
langkah pengendalian. Salah satu bentuk pengendalian adalah dengan
Pemutakhiran database jaringan irigasi dan bangunan - bangunannya yang
berbasis Sistem Informasi dan Geografis (SIG).
Untuk saat ini informasi yang cepat dan akurat yaitu dengan meningkatkan
kualitas dan kuantitas data serta meningkatkan sistem informasi sebagai titik
tumpu pengembangan-pengembangan bank data. Dengan adanya Sistem
Informasi Geografis (SIG) informasi dapat disampaikan dalam bentuk visual yang
didalamnya terdapat informasi yang terkait dengan potensi daerah Kota
Tasikmalaya. Sehingga orang tidak akan bosan jika melihatnya, sebab informasi
yang disampaikan melalui visual lebih menarik daripada yang hanya bersifat
tekstual saja. Integrasi teknlologi SIG dan web ke dalam aplikasi sistem informasi
potensi daerah memungkinkan informasi mengenai luasan irigasi beserta
jaringannya pada Kota tasikmalaya dapat divisualisasikan ke dalam web sehingga
informasi tersebut dapat diakses secara umum tanpa ada batasan waktu dan
tempat.
2
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan yang akan dibahas dalam laporan ini adalah
sebagai berikut :
3
2. Mendukung pelaksanaan program pelestarian lingkungan kawasan irigasi,
3. Sebagai basis data untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya air,
khususnya jaringan irigasi
Lingkup lokasi
4
1.7 Peralatan Yang Dibutuhkan
-HDD >250GB
5
1.8 Tenaga Kerja
1. Professional Staff
A. Team leader (Ahli Sipil Keairan) Adalah seorang lulusan Sarjana Teknik
Sipil (S2) memiliki sertifikat dengan pengalaman dalam bidangnya 2-5
tahun, Team leader harus mampu mengkoordinir anggota team sekaligus
menyusun konsepsi pelaksanaan pekerjaan di team sekaligus menyusun
konsepsi pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang dapat diterjemahkan dan
dipahami oleh anggota team lain.
- Memimpin dan mengkordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
- Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap kegiatan pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil
pekerjaan.
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja keseluruhan, membantu
penanggung jawab/Pengendali Kegiatan terutama dalam hal teknis
pekerjaan dan lain-lain
B. Ahli Hidrologi Adalah lulusan Sarjana (S1) Teknik Sipil dengan
pengalaman minimal 5-8 tahun di bidangnya untuk membantu team leader.
Tugas Tenaga Ahli Hidrologi adalah :
- Melakukan survey lapangan yang bertujuan mengumpulkan data-data
pendukung untuk mengadakan survey detail dan mengumpulkan data-
data lainnya
- Melakukan survey Topographi guna pengambilan data.
- Menghitung dan menganalisa data primer dan data sekunder yang
didapat dari hasil pengukuran dilapangan untuk pembuatan gambar peta
jaringan irigasi.
- Menganalisa metode pengerjaan dan pembuatan peta jaringan irigasi
yang sesuai kebutuhan dan kondisi
- Bertanggung jawab atas hasil pemetaan jaringan irigasi.
C. Ahli Geodesi / Pemetaan Adalah seorang lulusan Sarjana (S1) Teknik
Geodesi dengan pengalaman minimal 5-8 tahun di bidangnya untuk
membantu team leader. Tugas utama adalah :
6
- Melakukan survey lapangan yang bertujuan mengumpulkan data-data
pendukung untuk mengadakan survey detail dan mengumpulkan data-
data lainnya.
- Melakukan survey Topographi guna pengambilan data.
- Menganalisa dan memberikan solusi hasil data lapangan.
- Menghitung dan menganalisa data primer dan data sekunder yang
didapat dari hasil pengukuran dilapangan untuk pembuatan gambar peta
jaringan irigasi.
- Menganalisa metode pengerjaan dan pembuatan peta jaringan irigasi
yang sesuai atas kebutuhan dan kondisi.
- Mengkoordinasikan pemindahan gambar ke kertas standar serta
mengoreksi hasil akhir gambar tersebut.
- Bertanggung Jawab terhadap hasil akhir peta jaringan irigasi dan
mengkoordinasikannya dengan tenaga ahli lainnya.
2. Supporting Staff
A. Surveyor Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan penyelidikan
lapangan untuk pekejaan sipil khususnya bidang keairan termasuk
pelaksanaan pengukuran dengan memakai alat Theodolith maupun
Watterpass pengukuran Geodesi, survey topografi. Surveyor D3
Mempunyai pengalaman 1 - 4 tahun. Tugas dan tanggung jawab Surveyor
adalah:
- Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dari lapangan dan
bertanggung jawab atas ketelitian hasil yang didapat.
B. Drafter - Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan penggambaran
dengan alat bantu computer (CAD). Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
Membantu Team Leader dan Tenaga Ahli atas pembuatan peta dan
pelaporan. Tamatan (SMK/D1/D3) Teknik Bangunan dengan jumlah
pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun atau sederajat sebagai
operator CAD dalam pelaksanaan pekerjaan penataan dan perencanaan
bangunan dalam bidang SDA.
C. Operator Komputer Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan
penyusunan laporan dengan alat bantu komputer. Tugas dan tanggung
jawabnya adalah:
7
- Membantu kepala team dalam membuat laporan dari perhitungan data
survey lapangan. seorang operator komputer adalah lulusan SMU
sederajat yang mempunyai cukup pengalaman dalam bidang pelaporan.
Pengguna jasa atas kegiatan ini adalah Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam
hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Tasikmalaya
Provinsi Jawa Barat.
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
Berikut dijelaskan mengenai hal hal yang berkaitan dengan irigasi dimulai
dari pengertian mengenai jaringan, luasan, hingga bangunan bangunannya.
Jaringan Dalam (JI) adalah Saluran dan bangunan yang merupakan satu
kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari : penyediaan,
pengambilan, pembagian, pemberian, dan penggunaan air irigasi beserta
pembuangannya, disamping itu jalan inspeksi juga merupakan bagian dari
jaringan irigasi.
Daerah Irigasi (DI) adalah Kesatuan wilayah atau hamparan tanah yang
mendapatkan air dari satu jaringan irigasi, terdiri dari:
9
b. Jaringan Irigasi Semi Teknis
Luas Bersih dari suatu irigasi, yang berdasarkan perencanaan teknis dapat
diari oleh jaringan irigasi.
2. Luas Potensial
Bagian dari luas rencana yang jaringan utamanya (saluran primer dan
sekunder) telah selesai dibangun, pengertian tersebut dilihat dari aspek
jaringannya, bukan aspek lahannya.
Bagian dari luas rencana yang jaringan utamanya (saluran primer dan
sekunder) belum selesai dibangun atau merupakan sisa dari luas potensial,
pengertian tersebut dilihat dari aspek jaringannya, bukan aspek lahannya.
Dalam pengertian luas petak tersier yang sudah dikembangkan termasuk juga:
10
- Petak Tersier yang jaringan tersiernya sudah dibangun walaupun tidak /
belum berfungsi.
- Petak Tersier pada jaringan Tersiernya sudah dibangun tetapi sudah rusak.
5. Petak Tersier yang belum dikembangkan
6. Sawah
Lahan Usaha Tani secara fisik rata dan mempunyai pematang serta dapat
ditanami pada sistem genangan.
7. Sawah Irigasi
Sawah merupakan bagian dari luas potensial yang sumber airnya berasal
dari dari saluran irigasi melalui sistem jaringan irigasi.
Kolam / tambak ikan yang mengambil air dari saluran irigasi adalah
merupakan bagian dari luas sawah irigasi pada areal potensial. Khusus mengenai
kolam ikan, ranting dinas mencatatnya
Sawah yang merupakan bagian dari luas potensial yang belum mendapat air
dari jaringan irigasi, tetapi dikemudian hari dapat dijadikan sawah irigasi.
Bagian dari luas potensial yang dapat dijadikan sawah, yang sekarang masih
berbentuk hutan semak – semak, padi lading, kolam ikan (yang tidak mengambil
air dari saluran irigasi), rawa, lapangan atau tegalan.
Bagian dari luas rencana (sawah dan belum sawah) yang tidak dapat
dijadikan sawah berhubung sudah berubah fungsinya,
Misalnya berupa : pemukiman, sekolah, atau pabrik. Lahan alih fungsi terdiri
dari :
11
a. Alih Fungsi Dari Sawah adalah :
Bagian dari luas rencana yang berbentuk sawah tetapi berubah fungsinya
secara permanen, misalnya menjadi : pemukiman, sekolah, perkantoran, pabrik,
dll.
Bagian dari luas rencana yang belum berbentuk sawah (misalnya masih
berupa semak atau tegalan) tetapi telah berubah fungsinya secara permanen,
misalnya : pemukiman, sekolah, perkantoran, pabrik, dll.
1. Waduk (reservoir)
Bangunan untuk menampung air pada waktu terjadinya surplus air disumber
air agar dapat dipakai sewaktu – waktu jika terjadi kekurangan air, sehinggafungsi
utama waduk adalah mengatur sumber air.
2. Bendungan Tetap
12
3. Bendung Gerak
Bangunan yang sebagian besar konstruksinya terdiri dari pintu yang dapat
digerakkan untuk mengatur ketinggian air sungai.
4. Pompa
Alat untuk menaikan air sampai elevasi yang diperlukan secara mekanis /
hidraulis melalui sistem pipa
5. Pengambilan Bebas
Bangunan yang dibuat di Tepi sungai yang mengalirkan air sungai ke dalam
jaringan irigasi, tanpa mengatur tinggi muka air di sungai. Termasuk sebagai
bagian dari pengambilan bebas ialah bangunan pengarah arus, ditinjau dari bahan
yang dipergunakan, maka pengambilan bebas dapat dibagi menjadi tiga jenis
seperti pada bendung tetap diatas.
6. Kincir air
Alat untuk menaikan air sampai elevasi yang diperlukan, dengan kincir air
yang digerakan oleh aliran sungai.
13
c. Bangunan Bagi adalah :
Bangunan Air yang terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik
cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antar dua saluran atau lebih.
Bangunan Air yang berfungsi mengalirkan air dari saluran primer atau
sekunder kesaluran tersier penerima.
Bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi yang lewat diatas
lainnya, sungai atau cekungan, lembah - lembah dan jalan. Aliran ini di dalam
talang adalah aliran bebas.
g. Siphon adalah :
h. Jembatan adalah :
14
i. Gorong – gorong pembawa adalah :
Bangunan air yang berfungsi mengalirkan air yang dibuatjika trase saluran
melewati ruas medan dengan kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan
yang tinggi energi yang besar. Got Miring berupa potongan saluran yang diberi
pasangan lining dan umumnya mengikuti medan alamiah.
Bangunan air yang berfungsi menurunkan muka air dan tinggi energi yang
dipusatkan disuatu tempat, bangunan terjun ini bisa memiliki terjun tegak atau
terjun miring.
Bangunan air yang terletak dihulu bangunan talang, siphon dan lain–lain,
untuk keamanan jaringan, bangunan bekerja otomatis dengan naiknya muka air.
15
Bangunan yang berfungsi mengalirkan air dari saluran suplesi ke saluran
pembawa atau kesungai.
Jalur atau saluran yang dirancang untuk menampung air dari berbagai
saluran guna di teruskan ke pembuang akhir diantaranya Sungai biasanya dimensi
saluran pembuang lebih besar dari pada dimensi saluran pembawa yang berguna
membuang kelebihan air.
Saluran suplesi yang diinventarisasi adalah saluran air yang resmi atau
saluran suplesi yang dibangun berdasarkan design.
c. Terowongan adalah :
Saluran air yang membawa air menembus bukit – bukit dan medan yang
tinggi, yang pada tempat – tempat tertentu diperkuat dengan pasangan, aliran
didalam terowongan adalah aliran bebas.
16
2.1.6 Debit
17
Sistem Informasi Geografi (SIG) akan memberikan informasi yang kurang
akurat bila data yang dimasukkan merupakan data yang meragukan. Selain
berperan sebagai alat pengolah data keruangan, sistem informasi geografi juga
mampu menyajikan informasi mengenai sumber daya yang dimiliki oleh suatu
ruang atau wilayah tertentu.
Istilah Sistem Informasi Geografi (SIG) banyak digunakan dan tidak asing
lagi di kalangan ahli geografi (geograf), yaitu proses pembuatan peta digital
dengan menggunakan komputer. Namun, pada intinya, SIG tidak hanya
digunakan untuk membuat peta saja, melainkan lebih dari itu, SIG digunakan
dalam pengolahan data keruangan dengan menggunakan komputer. Definisi SIG
selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Berikut ini merupakan sebagian
kecil definisi-definisi SIG yang telah beredar di berbagai pustaka.
18
SIG adalah teknologi informasi yang cepat menganalisis, menyimpan, dan
menampilkan, baik data spesial maupun nonspesial. SIG mengombinasikan
kekuatan perangkat lunak basis data relasional dan paket perangkat lunak CAD
(Guo 20).
Dilihat dari istilahnya, SIG terdiri atas dua pengertian, yaitu Sistem
Informasi dan Informasi Geografi. Sistem informasi adalah keterpaduan kerja
untuk mendapatkan informasi dalam pengambilan keputusan. Dalam sistem
informasi terdapat komponen data, manusia, perangkat lunak (program
komputer), perangkat keras (komputer), serta aktivitasnya dalam pengolahan dan
analisis data untuk pengambilan keputusan.
Adapun informasi geografis adalah kumpulan data atau fakta yang terkait
dengan lokasi keruangan di permukaan bumi, yang disusun sedemikian rupa
sehingga menghasilkan informasi baru yang bersifat geografis dan berbeda dari
sumber data awalnya ketika masih terpisah-pisah.
Oleh karena itu, SIG sebagai sistem informasi memiliki komponen dan cara
kerja tertentu (menangani dan menyimpan data yang berisi informasi geografis).
Adapun sebagai informasi geografis, SIG menyajikan fakta baru sebagai hasil
upaya manipulasi data.
19
2.3 Software SIG
Pada kegiatan ini, ada beberapa jenis perangkat software yang digunakan,
yaitu :
Dalam pekerjaan ini kita membutuhkan peta yang cukup lengkap untuk
menelusuri kota, mencari alamat, dan lain sebagainya. Dengan memiliki
perangkat GPS, dapat dihasilkan suatu peta vector.
- Lebih lengkap terdapat ATM (Termasuk Jenis Bank), SPBU, Hotel, dll
(Google Map tidak selengkap ini)
- Hampir menjangkau seluruh kota besar bahkan kota kecil (pelosok) di
Indonesia (Google hanya banyak di Jawa, Sumatera, dan Bali).
- Tidak membutuhkan koneksi internet (Google Map membutuhkan
koneksi internet)
- Dapat mencari jalan, tempat sekitar.
20
2.3.2 Google Earth Pro
Pada kegiatan ini salah satu software yang digunakan adalah Google Earth
Pro. Keuntungan pemanfaatan perangkat lunak ini adalah karena kemampuannya
yang dapat memadukan pemrosesan data grafis (pemetaan) dan data tabular serta
dapat menganalisa data dari penggabungan kedua data tersebut. Selain itu
perangkat lunak ini dapat dioperasikan dengan mudah dan bersifat interaktif.
Google Earth Pro merupakan perangkat lunak yang familiar karena setiap
lokasi obyek pada peta dapat dihubungkan dengan data base, sehingga apabila
suatu obyek berubah/bertambah maka dapat langsung dimasukkan pada
databasenya. Secara terstruktur data ini juga akan melengkapi data grafis yang
berkaitan. Keunggulan yang lain dari software ini adalah database dan system
informasinya merupakan satu kesatuan file (file eksekusi) dan tahan terhadap
virus computer.
21
Pada Google Earth Pro, setiap lokasi obyek pada peta dapat dihubungkan
dengan data tabular, sehingga apabila suatu obyek/entity data berubah/bertambah
maka dapat langsung dimasukkan pada data tabularnya. Secara terstruktur data ini
juga akan melengkapi data grafis yang berkaitan. Keunggulan yang lain dari
software ini adalah tingkat fleksibilitas data yang luas, yaitu kemampuannya
untuk memanfaatkan/menerima data dari format software ini sudah meluas dan
makin bertambah banyak digunakan oleh instansi- instansi pemerintah seperti
Dinas Pertanian, Dinas Pertambangan, Dinas Perkebunan dan lain-lain yang tidak
menutup kemungkinan apabila dalam tahap selanjtnya data hasil pengelolaan
dapat dikembangkan kea arah yang lebih luas lagi.
Add palcemark digunakan untuk mendigitasi entity data dalam bentuk titik.
Biasanya digunakan untuk menandai suatu posisi pada basemap yang tidak
memiliki dimensi luas yang besar, misalnya titik-titik observasi, way point dan
sebagainya.
Biasanya dipakai untuk mendigitasi data dalam bentuk garis. Path adalah
entity dalam Google Earth Pro, yang dalam piranti lunak lain biasanya disebut
sebagai polyline.Seperti polyline path juga tersusun atas multiline yang
dihubungkan oleh vertek-vertek yang dapat dipindah sesuai dengan posisi yang
diinginkan.
22
Seperti pada placemark dialog, dialog ini juga berisikan properties dari path
yang akan didigit bedanya, karena path merupakan entity berbentuk polyline maka
tidak ada informasi koordinatnya.
23
Quantum GIS merupakan salah satu perangkat lunak open source yang
dapat digunakan untuk pengelolaan data spasial dan pengembangan aplikasi
Sistem Informasi Geografik. Quantum GIS dikembangkan di bawah bendera
Open Source Geospatial Foundation (OSGeo), dengan sifat pengembangan
terbuka, sehingga siapapun yang berkompeten dapat berkontribusi terhadap
pengembangan aplikasi ini. Quantum GIS dikembangkan dengan bahasa
pemrograman C++ dan bersifat multi platform, dapat dijalankan pada berbagai
sistem operasi. Saat ini, versi binary (installer) Quantum GIS tersedia untuk
sistem operasi Microsoft Windows, Linux (berbagai varian distro), FreeBSD dan
MacOS X. Belakangan bahkan sudah mulai dicoba dijalankan di sistem operasi
Android yang banyak digunakan di perangkat mobile (smartphone/tablet). Saat ini
versi stabil Quantum GIS adalah 1.8.0, dan sedang dalam tahap pengembangan
untuk mencapai versi mayor 2.0. Bahasan mengenai Quantum GIS akan dibagi
dalam beberapa bagian berikut: User interface Elemen pembentuk Quantum GIS
Fitur dasar dalam pengelolaan data vektor dan raster Konektivitas data spasial
dalam DBMS (Database Management System) Penggunaan plugin dalam
Quantum GIS.
24
BAB 3
GAMBARAN UMUM KOTA TASIKMALAYA
Ciwulan)
25
26
adalah 17.156 Ha (171,56 Km2). Saat ini terbagi menjadi 10 wilayah kecamatan
dan 69 kelurahan yang disajikan dalam tabel berikut.
26
Tabel 3. 2 Kondisi Kemiringan Lereng Kota Tasikmalaya
27
3.1.3 Kondisi Geohidrologi
Sedangkan untuk sungai, air dalam cekungan (danau/situ) dapat dilihat pada
Tabel 3.4 dan Tabel 3.5
Salah satu sumber air tanah dalam bentuk mata air yang terdapat di
Kecamatan Indihiang – mata air Cibunigeulis – memiliki kapasitas produksi /
debit sebesar 15,00 liter perdetik sampai 60,00 liter per detik. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini.
28
Tabel 3. 6 Kawasan Sekitar Mata Air Di Kota Tasikmalaya
Curah hujan di Kota Tasikmalaya untuk tahun 2013 dan 2022 rata-rata
memiliki nilai 275 mm per tahun, ini menunjukan bahwa Kota Tasikmalaya
merupakan daerah yang memiliki curah hujan yang sedang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 3.7.
TAHU
NO N JAN FEB MAR APR MAY JUN
1 2013 583 485 475 415 363 247
2 2014 226 289 534 466 451 277
3 2015 311 625 350 237 112 110
4 2016 553 620 716 415 363 130
5 2017 593 527 473 496 195 32
6 2018 361 460 437 329 265 128
7 2019 283 353 400 553 85 52
8 2020 405 297 349 474 267 249
9 2021 438 147 303 95 134 301
10 2022 109 382 209 180 134 106
Jumlah 3862 4185 4245 3660 2369 1632
Rata-
rata 321.81 348.73 353.76 304.99 197.39 136.02
Max\ 593 625 716 553 451 301
Min 109 147 209 95 85 32
29
Tabel 3. 8 Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kota Tasikmalaya (Juli - Desember)
TAHU
NO N JUL AUG SEP OCT NOV DEC
1 2013 485 38 77 288 0 0
2 2014 676 163 0 153 1146 807
3 2015 10 0 0 0 765 334
4 2016 284 421 533 622 865 354
5 2017 125 60 - - 641 -
6 2018 0 13 148 57 472 231
7 2019 30 6 0 1 103 438
8 2020 75 72 97 409 371 -
9 2021 182 101 183 186 369 171
10 2022 57 62 276 187 175 -
Jumlah 1923 936 1314 1903 4907 2335
Rata-
rata 160.28 77.97 109.50 158.54 408.91 194.58
Max\ 676 421 533 622 1146 807
Min 0 0 0 0 0 0
30
BAB 4
METODOLOGI
Basis dari geotagging adalah posisi. Pada kebanyakan kasus posisi ini
diketahui dari GPS. Disamping longitude dan latitude system menunjukkan tiap
lokasi dari bumi 180 derajat barat sampai 180 derajat timur sepanjang equator dan
90 derajat utara sampai 90 derajat selatan meridian (bujurutama).
Karena kebutuhan ini maka sekarang banyak terdapat chip GPS yang
tertanam di dalam kamera atau bahkan telepon seluler. Beberapa kamera khusus,
GPS terintegrasi dengan kamera maupun telepon seluler chip GPS didalamnya
dan dapat secara otomatis dapat dilakukan geotagfoto. Yang lainnya memiliki
chip GPS didalamnya tetapi tidak memiliki software yang dibutuhkan untuk
memproses
31
Panoramio. Program- program ini kemudian dapat menuliskan informasi lokasi
pada foto EXIF HEADER.
Namun bagaimana bila kita ingin melihat lokasi hasil jepretan kamera biasa
yang tidak dilengkapi dengan GPS atau menggunakan gps yang terpisah?. Hal ini
bisa dilakukan apabila kita mempunyai data koordinat lokasi foto tersebut
walaupun tidak include dalam meta data atau data exif.
32
4.2.3 Pengolahan Data
- Pengolahan Fotogrametri
- Pengolahan Geotagging
- Penggabungan dan Kodespesifikasi data atribut, foto, dan koordinat
lokasi
- Intrepretasi dan digitasi obyek
- Pengolahan Data survey lapangan
- Proses Kartografi
- Penyusunan data hasil survey menjadi data atribut/spasial
dalam format GIS dan Foto Geotaggin
33
BAB 5
HASIL SURVEY
5.1 Daerah Pembuang Ciromban
34
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 0+000
STA 0+050
35
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 0+100
STA 0+150
36
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 0+200
STA 0+250
37
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 0+300
STA 0+350
38
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 0+400
STA 0+450
39
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 0+500
STA 0+550
40
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 0+600
STA 0+650
41
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 0+750
STA 0+800
42
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 0+850
STA 0+900
43
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 0+950
STA 1+000
44
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 1+150
STA 1+300
45
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 1+450
STA 1+550
46
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 1+600
STA 1+700
47
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 1+750
STA 1+800
48
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 1+850
STA 1+900
49
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 1+950
STA 2+000
50
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
Saluran
Tertutup
Tidak Bisa
Dilalui
STA 2+250
STA 2+600
51
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 2+750
Saluran
Tertutup
Tidak Bisa
Dilalui
STA 2+950
52
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 3+200
STA 3+250
53
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 3+300
STA 3+450
54
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
Saluran
Tertutup
Tidak Bisa
Dilalui
STA 3+500
Saluran
Tertutup
Tidak Bisa
Dilalui
STA 3+550
55
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 3+600
STA 3+650
56
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 3+700
STA 3+750
57
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 3+900
STA 4+000
58
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 4+131
STA 4+400
59
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 4+600
STA 4+850
60
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
STA 4+900
STA 5+100
61
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN
Saluran
Tertutup
Tidak Bisa
Dilalui
STA 3+300
Saluran
Tertutup
Tidak Bisa
Dilalui
STA 3+450
62
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN (Sodetan Ciloseh )
STA 0+000
STA 0+050
63
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN (Sodetan Ciloseh )
STA 0+100
STA 0+150
64
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN (Sodetan Ciloseh )
STA 0+200
STA 0+250
65
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN (Sodetan Ciloseh )
STA 0+300
STA 0+350
66
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN (Sodetan Ciloseh )
STA 0+400
STA 0+450
67
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN (Sodetan Ciloseh )
STA 0+500
STA 0+550
68
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN (Sodetan Ciloseh )
STA 0+600
STA 0+650
69
DOKUMENTASI SURVEY LAPANGAN
SALURAN PEMBUANG CIROMBAN (Sodetan Ciloseh )
STA 0+700
70
BAB 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Debit Air: Salah satu faktor utama dalam menentukan dimensi sodetan adalah
debit air yang akan dialirkan melalui saluran. Debit air ini harus sesuai dengan
kebutuhan irigasi atau pembuangan air hujan. Debit ini dapat diukur dalam
liter per detik (L/detik) atau meter kubik per detik (m³/detik).
2. Kemiringan Tanah: Kemiringan atau gradient tanah di sekitar area yang
akan diirigasi atau diperlakukan dengan drainase juga harus diperhitungkan.
Kemiringan yang lebih tinggi akan memerlukan dimensi yang lebih besar
untuk memastikan aliran air yang cukup lancar.
3. Jenis Tanah: Sifat tanah di sekitar sodetan pembuang juga harus
dipertimbangkan. Beberapa jenis tanah dapat lebih mudah mengalirkan air
daripada yang lain, dan ini dapat memengaruhi dimensi yang dibutuhkan.
4. Tipe Sodetan: Apakah sodetan berbentuk saluran terbuka, saluran tertutup,
atau pipa juga akan memengaruhi dimensi yang diperlukan. Saluran terbuka
mungkin memerlukan dimensi yang lebih besar daripada saluran tertutup.
5. Perubahan Elevasi: Jika ada perubahan elevasi di sepanjang saluran, seperti
perubahan ketinggian dari sumber air hingga tempat tujuan, itu juga harus
diperhitungkan dalam perencanaan dimensi.
6. Kebutuhan Kecepatan Aliran: Kecepatan aliran air dalam sodetan harus
sesuai dengan tujuan penggunaannya. Untuk irigasi, Anda mungkin ingin
kecepatan aliran yang lebih rendah untuk mencegah erosi tanah. Dalam sistem
drainase, Anda mungkin ingin kecepatan yang lebih tinggi untuk mengalirkan
air hujan secepat mungkin.
71
7. Faktor Cuaca: Iklim dan curah hujan di daerah tersebut juga harus
dipertimbangkan. Sodetan pembuang harus mampu menangani curah hujan
ekstrem jika diperlukan.
8. Kebutuhan Pengendalian Sedimen: Dalam beberapa kasus, Anda mungkin
perlu mempertimbangkan penggunaan saluran yang lebih besar atau filter
untuk mengendalikan sedimentasi atau material padat dalam aliran air.
72
Data Curah Hujan 10 Tahunan
73
Analisis Curah Hujan Area
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui curah hujan rata-rata yang terjadi
pada daerah tangkapan (catchment area) tersebut, yaitu dengan menganalisis
data-data curah hujan maksimum yang didapat dari tiga stasiun penakar
Tahun P1 A1 P2 A2 ഥ
2013 583 4.6 583.00
2014 1146 4.6 1146.00
2015 765 4.6 765.00
2016 865 4.6 865.00
2017 640.5 4.6 640.50
2018 472 4.6 472.00
2019 553 4.6 553.00
2020 474 4.6 474.00
2021 438 4.6 438.00
2022 382.2 4.6 382.20
2023 0 4.6 0.00
2024 0 4.6 0.00
2025 0 4.6 0.00
Analisa Frekwensi
Analisis frekuensi pada penelitian ini dimaksudkan untuk menghitung curah
hujan rencana dengan periode ulang 2, 5, 10, 25 dan 50 tahun. Perhitungan
dengan metode Distribusi Normal, Log Normal, Gumbel dan Log Person III
distribusi normal
74
jumlah n 13
rata-rata X̅ 631.87
standar deviasi s 234.64
koef. Skewness cs 0.91
koef. Kurtosis ck 3.37
Hujan
PUH Xrata STDEV Kt Rencana
(mm)
2 631.87 234.64 0 631.87
5 631.87 234.64 0.84 828.96
10 631.87 234.64 1.28 932.20
20 631.87 234.64 1.64 1016.67
50 631.87 234.64 2.05 1112.87
75
Metode Mononobe
I = Itensitas hujan (mm/jam)
t = Lamanya hujan (jam)
R24 = Curah hujan maksimum harian selama 24 jam (mm)
GR A FI K I N T E N S I T A S - DU R A S I - FR E K U E N S I ( 2 4 J A M )
1400
INTENSITAS HUJAN (MM/JAM)
1200
1000
800
600
400
200
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
LAMANYA HUJAN (JAM)
Series1 Series2 Series3 Series6 Series7
Dari kurva IDF diatas terlihat bahwa intensitas hujan yang tertinggi
berlangsung dengan durasi pendek. Hal ini menunjukan bahwa hujan
dengan intensitas tinggi pada umumnya berlangsung dalam jangka
waktu singkat, sedangkan hujan dengan intensitas rendah berlangsung
dalam waktu lama.
76
Standar Desain Saluran Drainase
Metode perhitungan
Luas DAS (ha) Periode ulang (Tahun)
debit banjir
< 10 2 Rasional
10 – 100 2–5 Rasional
101 – 500 5 – 20 Rasional
> 500 10 – 25 Hidrograf satuan
(Sumber : Suripin, 2004)
77
Nilai Koefisien Limpasan Berdasarkan Kondisi Permukaan Lahan
Jenis Daerah Koefisien Aliran Kondisi Permukaan Koefisien Aliran
Daerah Perdagangan Jalan Aspal
Kota 0,70-0,95 Aspal dan beton 0,75-0,95
Sekitar kota 0,50-0,70 Batu bata dan batako 0,70-0,85
Daerah Permukiman Atap Rumah 0,70-0,95
Satu Rumah 0,30-0,50
Halaman berumput,
tanah pasir
Banyak rumah, terpisah 0,40-0,60 Datar, 2% 0,05-0,10
Banyak rumah, rapat 0,60-0,75 Rata-rata, 2-7% 0,10-0,15
Pemukiman, pinggiran kota 0,25-0,40 Curam, 7% atau lebih 0,15-0,20
Apartemen 0,50-0,70
Halaman berumput,
Daerah industri
tanah pasir
Ringan 0,50-0,80 Datar, 2% 0,13-0,17
Padat 0,60-0,90 Rata-rata, 2-7% 0,18-0,22
Curam, 7% atau lebih 0,25-0,33
Lapangan, kuburan dan sejenisnya 0,10-0,25
Halaman, jalan kereta api dan sejenisnya 0,20-0,35
Lahan tidak terpelihara 0,10-0,30
L 500 m
S 0.02
tc 0.270 Jam
972.7739548 det
78
Debit
I Q
Jenis Limpasan C A 2 5 10 25 50
2 5 10 25 50
578.39 784.99 939.22 1155.90 1333.18
Bangunan Gedung (Perkuliahan, administrasi, dll) 0.6 2.30 479.74 651.11 779.04 958.76 1105.80 1.839163 2.496115 2.986309 3.675532 4.239257
Jalan (Aspal) 0.95 1.84 479.74 651.11 779.04 958.76 1105.80 2.329606 3.161746 3.782658 4.655673 5.369725
Taman 0.3 0.46 479.74 651.11 779.04 958.76 1105.80 0.183916 0.249611 0.298631 0.367553 0.423926
479.74 651.11 779.04 958.76 1105.80 0 0 0 0 0
Jumlah 4.352685 5.907472 7.067599 8.698758 10.03291
1.1m
1.1m
79
BAB 7
KESIMPULAN
7.1.1 Kesimpulan
REKAP PANJANG
TOTAL 6,339.00 m
REKAP RAB
NORMALIASAI 659,630,000.00
PASANGAN 546,390,000.00
SODETAN 221,850,000.00
TOTAL 1,427,870,000.00
Demikianlah laporan akhir kajian pemutahiran data daerah irigasi ini disusun. Semoga
laporan ini dapat menjadi panduan dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk meningkatkan pengelolaan daerah irigasi yang ada. Terima kasih atas
perhatiannya.
80
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Sumber Daya Air (2013). Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP
– 01.
Dirjen Sumber Daya Air (2013). Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama
KP – 02.
Dirjen Sumber Daya Air (2013). Kriteria Perencanaan Bagian Saluran KP – 03.
Dirjen Sumber Daya Air (2013). Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan KP – 04.
Dirjen Sumber Daya Air (2013). Kriteria Perencanaan Bagian Petak Tersier KP –
05.
81