Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

1. Latar Belakang.......................................................................................................................... 4
2. Maksud dan Tujuan.................................................................................................................. 4
3. Sasaran ..................................................................................................................................... 5
4. Gambaran Umum Wilayah....................................................................................................... 5
4.1. Kabupaten Solok ........................................................................................................... 5
4.1.1. Kondisi Administrasi...................................................................................................... 5
4.1.2. Topografi dan Fisiografi ................................................................................................ 8
4.1.3. Kondisi Geologi ............................................................................................................. 9
4.1.4. Kondisi Geologi ............................................................................................................. 9
4.1.5. Hidrogeologi .................................................................................................................. 9
4.2. Kecamatan Junjung Sirih ............................................................................................. 12
4.3. Kependudukan ............................................................................................................ 13
5. Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Eksisting ...................................................... 13
5.1. Sumber Air Baku.......................................................................................................... 13
5.2. Bangunan Pengambilan Air Baku ................................................................................ 13
5.3. Jaringan Pipa Transmisi ............................................................................................... 13
5.4. Reservoir ..................................................................................................................... 13
6. Rencana Teknis SPAM ............................................................................................................ 14
6.1. Umum ......................................................................................................................... 14
6.2. Proyeksi Kebutuhan Air ............................................................................................... 15
6.3. Jaringan Pipa Distribusi ............................................................................................... 19
7. Rencana Anggaran Biaya (RAB) .............................................................................................. 24

1
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Kabupaten Solok ................................................................................................................................ 5
Tabel 2 Klasifikasi Lereng di Kabupaten Solok .................................................................................. 8
Tabel 3 Jumlah Sungai di Kabupaten Solok ..................................................................................... 10
Tabel 4 Jumlah Danau di Kabupaten Solok ..................................................................................... 11
Tabel 5 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Junjung Sirih
2020.................................................................................................................................................. 13
Tabel 6 Klasifikasi Kategori Kota Dan Kebutuhan Dasar Air Bersih ................................................. 15
Tabel 7 Perhitungan Kebutuhan Air SPAM IKK Junjung Sirih .......................................................... 18
Tabel 8 Analisa Junction Pada SPAM IKK Junjung Sirih Pada Saat Jam Puncak .............................. 22
Tabel 9 Analisa Pipa Pada SPAM IKK Junjung Sirih Pada Saat Jam Puncak ..................................... 22
Tabel 10 Komparasi Jenis Pipa Distribusi SPAM IKK Junjung Sirih .................................................. 23
Tabel 11 RAB Pembangunan Jaringan Perpipaan SPAM IKK Junjung Sirih Kabupaten Solok ......... 24

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Administrasi Kabupaten Solok ................................................................................. 7


Gambar 2 Peta Administrasi Kecamatan Junjung Sirih ................................................................... 12
Gambar 3 Reservoir Eksisting SPAM IKK Junjung Sirih.................................................................... 14
Gambar 5 Skematik Sistem SPAM IKK Junjung Sirih ....................................................................... 14
Gambar 4 Peta Rencana Pembangunan Perpipaan SPAM IKK Junjung Sirih .................................. 15
Gambar 6 Skema Jalur Pipa Distribusi SPAM SPAM IKK Junjung Sirih pada Pengoperasian Sofware
Epanet .............................................................................................................................................. 21

3
1. Latar Belakang
Penerapan Undang-undang nomor 2 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah pada
pelaksanaannya telah menstimulir perkembangan beberapa wilayah melalui pembentukan
Pemerintah Kota/ Kabupaten baru. Seiring dengan hal tersebut maka banyak kota-kota yang
mengalami kenaikan status, yang semula hanya merupakan kota administratif, ibukota
kecamatan atau mungkin desa, berubah statusnya menjadi ibukota kabupaten atau kota yang
mempunyai pemerintahan sendiri. Seiring dengan perubahan status tersebut akan menjadi
peningkatan kebutuhan prasarana dan sarana kota sesuai dengan status kota baru.

Meskipun upaya pembangunan perkotaan melalui berbagai program telah memberikan hasil yang
cukup bermanfaat, namun didalam mempersiapkan program tahunan, Pemerintah Kabupaten/
Kota masih belum mempunyai sasaran yang mantap karena belum tersedianya perencanaan
jangka pendek maupun jangka menengah yang dapat menjadi acuan dan dasar dalam
penyusunan program tahunan.

Sarana air bersih merupakan salah satu sarana penting dan mutlak bagi suatu perkotaan/
perdesaan, karena sarana air bersih yang baik selain berpengaruh pada tingkat kesehatan juga
berpengaruh pada tingkat perekonomian. Sistem penyediaan air bersih suatu perkotaan/
perdesaan pada umumnya masih berupa sistem yang yang sederhana.

Dengan kenaikan status kota-kota tersebut maka seharusnya sistem pelayanan air bersih yang
ada perlu dievaluasi dan direncanakan kembali disesuaikan dengan perubahan fungsi wilayah dan
prediksi perkembangan kota sekurang-kurangnya 10 tahun yang akan datang.

Bahwa seluruh Program Pembangunan Infrastruktur menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah,
sehingga Pemerintah Kabupaten Solok sebagai instansi yang menangani pembangunan
infrastruktur, salah satunya adalah sektor air bersih, telah memprogramkan peningkatan
pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum untuk masyarakat di wilayah Kabupaten Solok dengan
pertimbangan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Kabupaten Solok,
bahwa dengan tingkat pertumbuhan kesehatan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
sehingga hal tersebut diatas perlu diimbangi dengan pengembangan prasarana sistem
penyediaan air minum untuk meningkatkan kualitas derajat kesehatan masyarakat.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan Pengembangan Jaringan Perpipaan SPAM IKK
Junjung Sirih melalui penambahan pipa jaringan distribusi utama (JDU), sehingga SPAM yang telah
ada direncanakan dapat dioperasikan secara optimal dan dapat memenuhi daerah pelayanan
secara optimal.

Tujuan dari pekerjaan ini adalah terpenuhinya pelayanan SPAM IKK Junjung Sirih sehingga dapat
memberikan pelayanan air bersih dengan baik dengan optimal sehingga dapat meningkatkan

4
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Solok dan khususnya di Kecamatan Junjung Sirih dan
sekitarnya.

3. Sasaran
Target/ sasaran yang ingin dicapai terkait dengan pengadaan jasa konsultan untuk memenuhi
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sesuai dengan ketentuan Permen PU dan untuk
meningkatkan cakupan pelayanan air bersih sesuai program pemerintah Tahun 2019 harus
mencapai 100%.

4. Gambaran Umum Wilayah


4.1. Kabupaten Solok
4.1.1. Kondisi Administrasi
Pada akhir tahun 2003 terjadi pemekaran daerah Kabupaten Solok yang melahirkan satu
kabupaten baru yaitu Kabupaten Solok Selatan. Dengan tejadinya pemekaran ini berarti luas
wilayah Kabupaten Solok mengalami pengurangan secara signifikan dari semula 708.402 Ha
(7.084.02 Km2) menjadi 373 800 Ha (3.738.00 Km2). Secara geografis letak Kabupaten Solok
berada antara 010 20’ 27’’ dan 010 2’39” Lintang Selatan dan 1000 25’ 00” dan 1000 33’ 43” Bujur
Timur. Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Kabupaten Solok adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kota Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung.

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan.

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Solok Selatan

Kabupaten Solok terdiri dari 14 kecamatan dengan 74 nagari dan 414 jorong dan 186 desa lama.
Kecamatan yang memiliki nagari terbanyak adalah Kecamatan IX Koto Sungai Lasi dan Kecamatan
X Koto Diatas masing-masing memiliki 9 nagari, sedangkan kecamatan dengan jumlah nagari
terkecil terdapat di Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Danau Kembar dan Kecamatan Junjung
Sirih masing-masing hanya memiliki 2 nagari.

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Kabupaten Solok

Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Luas (Km2) Penduduk (Jiwa)
(Jiwa/Km2)

1 Pantai Cermin 366 22.382 61


2 Lembah Gumanti 439 61.854 141

5
Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Luas (Km2) Penduduk (Jiwa)
(Jiwa/Km2)

3 Hiliran Gumanti 284 18.496 65


4 Payung Sekaki 392 9.137 23
5 Tigo Lurah 575 10.976 19
6 Lembang Jaya 94 30.079 320
7 Danau Kembar 76 22.707 299
8 Gunung Talang 385 53.833 140
9 Bukit Sundi 109 26.153 240
10 X Koto Sungai Lasi 171 10.643 62
11 Kubung 192 62.030 323
12 X Koto Diatas 257 19.139 74
13 X Koto Singkarak 251 33.744 134
14 Junjung Sirih 147 13.064 89
Total 3.738,00 394.237 105
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka, 2022

6
Gambar 1 Peta Administrasi Kabupaten Solok

Sumber : RISPAM Kabupaten Solok, 2015

7
4.1.2. Topografi dan Fisiografi
Topografi wilayah Kabupaten Solok sangat bervariasi antara dataran, lembah dan berbukit-bukit
mulai dari dataran tinggi di bagian Selatan hingga dataran yang relatif rendah di bagian Utara
dengan ketinggian berkisar antara 329 m hingga 1.458 m diatas permukaan laut.

Ketinggian wilayah di Kabupaten Solok ini dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kelas ketinggian,
yaitu :

1. Ketinggian antara 100 500 m diatas permukaan laut, tersebar di Kecamatan X Koto
Singkarak, Junjung Sirih, IX Koto Sungai Lasi, Kubung, dan Bukit Sundi.
2. Ketinggian antara 500 1.000 m diatas permukaan laut, tersebar dibagian utara, yaitu
Kecamatan Tigo Lurah, Gunung Talang, Kecamatan X Koto Diatas dan Kecamatan Payung
Sekaki.
3. Ketinggian 1.000 1.500 m diatas permukaan laut, tersebar di kecamatan Lembah Gumanti,
Hiliran Gumanti, Pantai Cermin, Lembang Jaya dan Kecamatan Danau Kembar.

Berdasarkan kemiringan lereng dan luasnya yang bersumber dari data Status Kehutanan Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2001 dapat dibagi atas beberapa klasifikasi yang dilihat
pada tabel di bawah ini :

Tabel 2 Klasifikasi Lereng di Kabupaten Solok

Lereng Luas Persentase Luas


No Klasifikasi Lereng
(%) (Ha) (%)
1 Datar, Agak Landai 0-8 84.642,97 22,64
2 Landai 8-15 90.005,35 24,08
3 Agak Curam 15-25 118.176,04 31,61
4 Curam 25-40 70.286,53 18,80
5 Sangat Curam >40 10.689,11 2,86
Sumber : RTRW Kabupaten Solok 2012-2031

Berdasarkan kondisi kemiringan lereng di atas, maka dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Kondisi kemiringan 0 8% (datar s/d agak landai), yang terkonsentrasi di Bukit Sundi,
Gunung Talang, Payung Sekaki, Danau Kembar dan Lembah Gumanti;
2. Kondisi kemiringan 8 15% (datar s/d landai), yang terkonsentrasi di semua kecamatan yang
ada di Kabupaten Solok.
3. Kondisi kemiringan 15 25% (agak curam), yang menyebar secara merata di semua
kecamatan.
4. Kondisi kemiringan 25 40% (curam), yang terkonsentrasi di semua kecamatan yang ada
di Kabupaten Solok khususnya pada daerah Barat dan Selatan.
5. Lahan dengan kemiringan > 40% (sangat curam), tersebar secara merata di setiap
kecamatan yang ada di Kabupaten Solok dan lebih terkonsentrasi pada daerah Bagian Barat
dan Selatan.

8
4.1.3. Kondisi Geologi
Geomorfologi (pola bentang alam) Kabupaten Solok, dapat dikatakan mayoritas dataran (92,30%),
dan sisanya (7,70%) terbentuk seperti perbukitan dengan elevasi maksimum ± 825 m dpl. Seluruh
perbukitan terletak di batas barat daya dan selatan Kabupaten Solok, disamping jaringan alur
sungai yang secara umum mengalir dari barat daya ke timur laut dan bergabung ke Batang
Sinamar. Ke-7 alur sungai di Kabupaten Solok yaitu Batang Lampasi, Batang pulau, IKK Junjung
Sirih, Batang Sikali, Sungai Talang, Sungai Baih, dan Batang Sinamar. Walaupun sepanjang aliran
sungai terakumulasi endapan aluvial, tetapi mayoritas metrial pembentuk muka bumi berasal dari
aktifitas gunung berapi.

4.1.4. Kondisi Geologi


Berdasarkan Peta Geologi Lembar Peta Geologi skala 1 : 250.000 lembar Solok (Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, 1995) Strata Batuan Penyusun Kabupaten Solok adalah :

1. Endapan Permukaan (Qal dan Qf)


2. Endapan Gunung Api Muda (Qyu, Qatg)
3. Endapan Gunung Api Tua (Qtau, Qou, Qol)
4. Endapan Sedimen (Tmo, Pbl)
5. Batuan Metamorfosis (Pb, PCkq, PCks, Rts)
6. Batuan Terobosan (Kgr, gd,g)

Sedangkan struktur geologi yang berkembang adalah :

1. Struktur patahan aktif adalah struktur yang paling dominan dengan Arah jalur struktur
patahan ini berarah barat laut tenggara. Mulai dari Danau Atas, Danau Bawah menerus ke
arah Barat Laut ke Danau Singkarak. Struktur ini termasuk dalam jalur patahan besar
Sumatera yang terbentuk sebagai akibat adanya interaksi konvergen antara lempeng
Samudera Hindia dengan lempeng benua Asia. Pergerakan struktur patahan aktif
menghasilkan juga dataran antar perbukitan (graben) di sekitar Solok.
2. Patahan-patahan yang terbentuk sebagai akibat pergerakan patahan utama sumatera
dengan sebaran hampir merata khususnya di wilayah bagian meliputi Kecamatan Gunung
Talang, Kubung, X Koto Singkarak, IX Koto sungai Lasi dan Payung Sekaki.
3. Kekar/rekahan berkembang pada bantuan dan untuak batuan malihan dan terobosan
berkembang struktur kekar/rekahan berkembang di Kecamatan Tigo Lurah dan Sekitarnya.

4.1.5. Hidrogeologi
Hidrologi merupakan kondisi tata air yang ada pada suatu wilayah. Kondisi hidrologi suatu
kawasan sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, jenis batuan, jenis tanah serta tingkat
kelerengan (faktor internal) dan kondisi tutupan lahan (kondisi internal). Kondisi hidrologi yang

9
ada di Kabupaten Solok dapat dikatakan sangat baik. Dengan pola aliran pada umumnya adalah
bersifat dendritik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sumber air baik yang berupa air permukaan
maupun mata air dan air tanah, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Air Permukaan

Keadaan air permukaan sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi, jenis batuan dan materi
penyusun tanah, penggunaan lahan, curah hujan dan aktifitas manusia. Potensi air
permukaan sebagian besar berasal dari berbagai mata air mengalir melalui sungai-sungai
kecil dengan membentuk pola aliran yang berbentuk dendritik dan karena sifat hujan
arografisnya yang tinggi memungkinkan kondisi sungai untuk mengalir sepanjang tahun.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Solok merupakan bagian dari dua Daerah Aliran Sungai
(DAS) yang mengalir kearah timur yaitu DAS Agam Kuantan- Indragiri dan DAS Batang Hari.

Daerah Aliran Sungai yang ada di Kabupaten Solok :

a. Indragiri Rokan
b. Batang Hari
c. Ombilin
d. Sumani
e. Agam Kuantan

Tabel 3 Jumlah Sungai di Kabupaten Solok

No Kecamatan Nama Sungai Lokasi


1 Pantai Cermin Batang Lolo Lolo
Batang Indarung Surian
Batang Kulembah Surian
Batang Kayu Manang Surian
2 Lembah Gumanti Batang Gumanti Alahan Panjang
Batang Hari Lembah Gumanti
Sangir
Sungai Pagu
3 Payung Sekaki Batang Kipat Air Luo
Batang Luo Air Luo
4 Tigo Lurah Batang Pelangki Tigo Lurah
Batang Kapujan Batu Bajanjang
5 Lembang Jaya Batang Lembang Lembang Jaya
Bk.Sundi, Kubung
X Kt.Singkarak
6 Gunung Talang Batang Talang Talang
7 Bukit Sundi Batang Air Halim Kinari
8 IX Kt.Sei.Lasi Sungai Lasi Sungai Lasi
Batang Pamo Pianggu
Batang Lawas
9 Kubung Air Ganting Gantung Ciri
Sungai Saring Koto Hilalang
Air gawan Selayo
Batang inang Tanjung Bingkung
10 X Kt.Singkarak Air Kuek Saning Bakar
Air Sumani Sumani

10
No Kecamatan Nama Sungai Lokasi
11 Junjung Sirih Air Paninggahan Paninggahan
Air Muara Pingai Muara Pingai
12 X Koto Diatas Batang Katialo Katialo Tj.Balik
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka 2021

Selain sungai, Kabupaten Solok juga mempunyai Danau yang terdiri dari :

a. Danau Diatas yang berada di Kecamatan Lembah Gumanti dan Kecamatan Danau
Kembar;
b. Danau Dibawah yang berada di Kecamatan Danau Kembar;
c. Danau Talang yang berada di Kecamatan Danau Kembar;
d. Danau Singkarak yang berada di Kecamatan X Koto Singkarak dan Kecamatan
Junjung Sirih. Danau ini juga terdapat pada wilayah administrasi Kabupaten Tanah
Datar.

Tabel 4 Jumlah Danau di Kabupaten Solok

Panjang Lebar Luas


No. Nama Danau Kecamatan
(Km) (Km) (Km2)
1 Danau Di atas Lembah Gumanti, Danau Kembar 6,25 2,75 17,2
2 Danau Di bawah Danau Kembar 5,62 3,00 16,9
3 Danau Talang Danau Kembar 1,5 0,88 1,3
4 Danau Singkarak X Koto Singkarak, Junjung Sirih 20,75 6,25 129,7
Sumber : Kabupaten Solok Dalam Angka 2021

2. Mata Air

Dari kondisi alam yang terdapat di Kabupaten Solok banyak dijumpai mata air yang berasal
dari lembah atau kaki perbukitan. Hal ini disebabkan adanya lapisan batuan yang kedap air
dibawahnya yang mengalami peregangan tidak terus ke dalam melainkan ke arah lateral
dan muncul di kaki tebing (lembah) atau kaki perbukitan sebagai mata air. Adanya mata air
dapat dimanfaatkan menjadi cadangan sumber air bersih.

Secara keseluruhan, pemanfaatan sumber mata air di Kabupaten Solok belum optimal
dimanfaatkan. Pemanfaatan sumber mata air yang ada selama ini, sebagian besar
dikelola/dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Solok, seperti di
Kecamatan Kubung, Nagari Selayo dan Nagari Gaung. PDAM juga memanfaatkan sumber
mata air di Kecamatan X Koto Diatas Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Singkarak Nagari
Kacang dan Koto Sani dan Nagari Koto Anau, Kecamatan Lembang Jaya.

11
3. Air Tanah

Kondisi air tanah di Kabupaten Solok memiliki potensi air tanah bebas yang cukup besar
dapat dijumpai disekitar Kota Solok dan Muara Labuh (Kabupaten Solok Selatan) yang
berkisar antara 1-3 meter dibawah permukaan air tanah. Sedangkan di wilayah lainnya
relatif berkedudukan dalam yaitu berkisar antara 5-15 meter di bawah permukaan air
tanah, kecuali disekitar daerah lembah yang agak lebar dengan air tanahnya yang dangkal.

4.2. Kecamatan Junjung Sirih


Letak Geografis Kecamatan Junjung Sirih terletak antara 000 39’ 23” dan 000 44’ 55” LS – 1000 25’
00” dan 1000 33’ 43” BT. Luas Kecamatan Junjung Sirih lebih kurang 102,50 Km2 dan terdiri yang 2
Nagari. Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Kabupaten Solok adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan X Koto Singkarak.

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman.

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan X Koto Singkarak.

Gambar 2 Peta Administrasi Kecamatan Junjung Sirih

Sumber : Kecamatan Junjung Sirih Dalam Angka, 2021

12
4.3. Kependudukan
Kecamatan Junjung Sirih memiliki luas 102,5 Km2, dengan jumlah penduduk pada tahun 2020
sebanyak 13.028 jiwa. Lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Junjung Sirih
2020

Jumlah Kepadatan
Luas Wilayah
No Kelurahan Penduduk Penduduk
(km2)
(jiwa) (/km2)
1 Muara Pingai 1.772 7,0 302
2 Paninggahan 10.513 95,5 114
JUMLAH 12.285 102,5 127
Sumber : Kecamatan Junjung Sirih Dalam Angka, 2021

5. Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Eksisting

5.1. Sumber Air Baku


Pembangunan Jaringan Perpipaan SPAM IKK Junjung Sirih sumber air baku yang digunakan adalah
mata air badarun.

5.2. Bangunan Pengambilan Air Baku


Untuk mengambil sumber air baku dari mata air diperlukan bangunan broncaptering untuk
menampung sumber mata air. Telah terdapat unit broncaptering eksisting pada Pembangunan
Jaringan Perpipaan SPAM IKK Junjung Sirih.

5.3. Jaringan Pipa Transmisi


Pada Pembangunan Jaringan Perpipaan SPAM IKK Junjung Sirih telah terdapat pipa transmisi
untuk mengalirkan air dari unit broncaptering menuju reservoir, pipa transmisi eksisting
menggunakan pipa diameter 250mm, panjang ±4.000m.

5.4. Reservoir
Sistem perencanaan penyediaan air bersih akan dilengkapi dengan unit bak penampung
(reservoir). Reservoir ini berfungsi sebagai cadangan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih
dan juga sebagai cadangan air. Pembangunan Jaringan Perpipaan SPAM IKK Junjung Sirih terdapat
reservoir eksisting dengan kapasitas 300 M3. Dengan kordinat reservoir : 0°40’24.27"S -
100°30’54.72"E dan elevasi : 745 mdpl.

13
Gambar 3 Reservoir Eksisting SPAM IKK Junjung Sirih

6. Rencana Teknis SPAM


6.1. Umum
Spam IKK Junjung Sirih akan direncanakan pembangunan jaringan perpipaan distribusi, karena
untuk SPAM Junjung Sirih belum terdapat pipa distribusi.

Gambar 4 Skematik Sistem SPAM IKK Junjung Sirih

Berikut adalah peta rencana pembangunan perpipaan SPAM IKK Junjung Sirih.

14
Gambar 5 Peta Rencana Pembangunan Perpipaan SPAM IKK Junjung Sirih

6.2. Proyeksi Kebutuhan Air


Kebutuhan air minum tergantung dari jenis pemakaian air. Standar kebutuhan air minum yang
akan digunakan menyesuaikan dengan target dan sasaran yang digunakan Kementrian Pekerjaan
Umum Dirjen Cipta Karya.

A. Kebutuhan Air Minum Domestik

Dalam kebijaksanaan program nasional dalam bidang penyediaan air minum, ditetapkan
bahwa standar kebutuhan air bersih disesuaikan dengan klasifikasi penggunaan yang
menjadi objek perencanaan berdasarkan jumlah penduduknya. Klasifikasi penggunaan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 6 Klasifikasi Kategori Kota Dan Kebutuhan Dasar Air Bersih

Jumlah Populasi Kebutuhan Air Bersih


No Katagori Kota
(jiwa) L/org/Hari
1 Metropolitan > 2.000.000 > 210
2 Metropolitan 1.000.000 – 2.000.000 150-210
3 Kota Besar 500.000 – 1.000.000 120-150
4 Kota Besar 100.000 – 500.000 100-120
5 Sedang 20.000 – 100.000 90-100
6 Kecil 3.000 – 20.000 60-90

15
Contoh Perhitungan

Jumlah Penduduk tahun 2022 = 35.317 jiwa

Tingkat pelayanan tahun 2022 = 5,33 %

Jumlah penduduk terlayani = jumlah penduduk x tingkat pelayanan

Jumlah penduduk terlayani = 35.317 jiwa x 5,33 %

Jumlah penduduk terlayani = 1.884 jiwa

Sehingga:
Jumlah penduduk terlayani x Pemakaian Air
Kebutuhan Air Domestik =
86.400
L
1.884 jiwa x 100 org /hari
Kebutuhan Air Domestik =
86.400 dt
Kebutuhan Air Domestik = 𝟐, 𝟏𝟖 𝐋/𝐝𝐭

B. Kebutuhan Air Minum Non Domestik

Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan yang dialokasikan untuk kebutuhan sosial
maupun kebutuhan komersial. Prosentase kebutuhan tersebut terhadap kebutuhan rumah
tangga adalah antara 15 – 20 %.

Dalam perencanaan ini, kebutuhan air bersih non domestik akan ditetapkan pada awal
hingga akhir tahun perencanaan adalah sebesar 15 %.

Contoh Perhitungan

Kebutuhan Air Non Domestik = Kebutuhan Air Domestik x 15%

Kebutuhan Air Non Domestik = 2,18 L/dt x 15,00 %

Kebutuhan Air Non Domestik = 𝟎, 𝟑𝟑 𝐋/𝐝𝐭

C. Kehilangan Air

Kebutuhan domestik ditambah kebutuhan non domestik merupakan jumlah kebutuhan


total air bersih. Selain kebutuhan tersebut, masih dialokasikan lagi untuk kebocoran
sebesar 15 - 20 % dari kebutuhan kebutuhan total air bersih.

Dalam perencanaan ini, jumlah kehilangan air akan ditetapkan sesuai dengan data eksisting
yaitu sebesar adalah sebesar 37,86 %.

Contoh Perhitungan

Jumlah Kehilangan Air = (Keb. Air Domestik + Keb. Air Non Domestik)x % Kehilangan Air

16
L
Jumlah Kehilangan Air = (2,18 + 0,33) x 28,67%
dt
Jumlah Kehilangan Air = 𝟎, 𝟕𝟐 𝐋/𝐝𝐭

D. Kebutuhan Maksimum (Qmax)

Fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari dalam satu tahun sangat bervariasi dan terdapat
satu hari dimana pemakaian air lebih besar dibandingkan dengan hari lainnya. Faktor hari
maksimum (fmax) berkisar antara 1,1 sampai 1,5. Dalam perencanaan ini, faktor hari
maksimum (fmax) akan ditetapkan pada awal hingga akhir tahun perencanaan adalah
sebesar 1,2.

Contoh Perhitungan

Jumlah Kebutuhan Air (max. ) = Jumlah Kebutuhan Air Rata − Rata x Faktor Koefisien
L
Jumlah Kebutuhan Air (max. ) = 3,23 x 1,2
dt
Jumlah Kebutuhan Air (max. ) = 𝟑, 𝟖𝟕 𝐋/𝐝𝐭

E. Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Faktor jam puncak (fpeak) adalah suatu kondisi dimana pemakaian air pada jam tersebut
mencapai maksimum. Berdasarkan standar, faktor jam puncak (fpeak) berkisar antara 1,15 –
3. Dalam perencanaan ini, faktor jam puncak (fpeak) akan ditetapkan pada awal hingga akhir
tahun perencanaan adalah sebesar 1,5.

Contoh Perhitungan

Jumlah Kebutuhan Air (peak) = Jumlah Kebutuhan Air Rata − Rata x Faktor Koefisien
L
Jumlah Kebutuhan Air (peak) = 3,23 x 1,75
dt
Jumlah Kebutuhan Air (peak) = 𝟓, 𝟔𝟓 𝐋/𝐝𝐭

Proyeksi kebutuhan air bersih di SPAM IKK Junjung Sirih, diperhitungkan dengan pertimbangan
faktor-faktor yang dapat menunjang atau menyebabkan bertambahnya kebutuhan air bersih.
Untuk lebih jelasnya proyeksi kebutuhan air untuk daerah pelayanan tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

17
Tabel 7 Perhitungan Kebutuhan Air SPAM IKK Junjung Sirih
Jumlah
No Uraian Satuan
2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk jiwa 13,194 13,326 13,459 13,593 13,729 13,865 14,004 14,143 14,284 14,427 14,571
2 Tingkat Pelayanan % 40.00% 41.82% 43.64% 45.45% 47.27% 49.09% 50.91% 52.73% 54.55% 56.36% 60.00%
3 Penduduk Terlayani jiwa 5,278 5,573 5,873 6,179 6,490 6,807 7,129 7,457 7,791 8,131 8,742
4 Jumlah Penduduk Per SR jiwa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
B Kebutuhan Domestik
1 Jumlah SR unit 1319 1393 1468 1545 1622 1702 1782 1864 1948 2033 2186
2 Pemakaian per orang l/org/hari 120.00 120.00 120.00 120.00 120.00 120.00 120.00 120.00 120.00 120.00 120.00
3 Kebutuhan Air SR m3/hari 633.33 668.72 704.75 741.43 778.78 816.80 855.50 894.89 934.98 975.78 1049.09
4 Kebutuhan Domestik l/dt 7.33 7.74 8.16 8.58 9.01 9.45 9.90 10.36 10.82 11.29 12.14
C Kebutuhan non domestik
15% dari kebutuhan Domestik % 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00
Kebutuhan non domestik m3/hari 95.00 100.31 105.71 111.22 116.82 122.52 128.32 134.23 140.25 146.37 157.36
l/dt 1.10 1.16 1.22 1.29 1.35 1.42 1.49 1.55 1.62 1.69 1.82
D Kebutuhan Air Total l/dt 8.43 8.90 9.38 9.87 10.37 10.87 11.39 11.91 12.44 12.99 13.96
E Kehilangan air
% Kehilangan air % 20.00% 20.00% 20.00% 20.00% 20.00% 20.00% 20.00% 20.00% 20.00% 20.00% 20.00%
Jumlah kehilangan air l/dt 1.69 1.78 1.88 1.97 2.07 2.17 2.28 2.38 2.49 2.60 2.79
F Kebutuhan air rata-rata (D+E) l/dt 10.12 10.68 11.26 11.84 12.44 13.05 13.66 14.29 14.93 15.59 16.76
G Kebutuhan air maksimum
Faktor koefisien 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Kebutuhan air l/dt 12.14 12.82 13.51 14.21 14.93 15.66 16.40 17.15 17.92 18.70 20.11
H Kebutuhan Jam Puncak
Faktor koefisien 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75
Kebutuhan Air l/dt 17.70 18.69 19.70 20.72 21.77 22.83 23.91 25.01 26.13 27.27 29.32

Sumber : Hasil Analisa, 2021

18
6.3. Jaringan Pipa Distribusi
Salah satu bagian dari sistem penyediaan air minum untuk suatu kota adalah sistem distibusi yang
akan menerima air dari suatu reservoir distribusi, kemudian membawanya ke daerah pelayanan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan di dalam sistem distribusi antara lain:

o Sistem distribusi harus dapat menyediakan air dalam jumlah yang cukup, baik tekanan
maupun kontinyuitasnya;

o Disain sistem distribusi harus ekonomis, baik konstruksi maupun layout jaringannya,
sehingga sistem yang direncanakan layak untuk diterapkan;

o Sistem distribusi harus terpasang dengan baik, mulai dari jenis material pipa, kedalaman
penanaman pipa harus sesuai dengan standar yang berlaku, perlengkapan sistem distribusi
seperti pemasangan air valve, jembatan pipa, wash out dan perlengkapan lainnya yang
dibutuhkan.

Untuk sistem distribusi SPAM IKK Junjung Sirih, cara pengaliran direncanakan akan menggunakan
sistem gravitasi. Sistem pengaliran secara gravitasi artinya air bersih didistribusikan tanpa
menggunakan energi luar atau dengan kata lain memanfaatkan energi potensial dari keadaan
topografi area pelayanan. Pengaliran ini dapat dilaksanakan, jika diseluruh area pelayanan untuk
sumber yang sama dapat dijamin kriteria tinggi tekan minimum. Pengaliran distribusi secara
gravitasi sangat diutamakan, karena lebih ekonomis dan pengaliran airnya dapat berlangsung
selama 24 jam atau sesuai kebutuhan pemakaian. Disamping itu interupsi (pengurangan)
pelayanan dapat ditekan sekecil mungkin. Sistem SPAM IKK Junjung Sirih ini diharapkan dapat
melayani seluruh fasilitas yang ada di Payakumbu Barat.

Metoda perhitungan dimensi pipa distribusi dapat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu
secara manual dan dengan menggunakan program komputer. Penggunaan metoda secara manual
yaitu dengan menggunakan persamaan Hardy-Cross, sedang dengan menggunakan program
komputer digunakan program Epanet.

A. Perhitungan Secara Manual

Langkah-langkah perhitungan analisa jaringan pipa induk secara manual sebagai berikut:

1) Mengasumsikan kecepatan aliran (1 m2/dt) dan debit yang mengalir;

2) Mencari diameter pipa dengan menggunakan persamaan kontinuitas Hardy-Cross;

𝑄 = 𝐴 .𝑉

Dimana:
Q = debit (m3/dt)
A = luas penampang pipa (m2)
V = kecepatan aliran (m/dt)

Contoh Perhitungan

19
𝑄 = 𝐴 .𝑉

𝑄 = 1⁄4 . 𝜋 . 𝑑 2 . 𝑉

4 𝑄
𝐷=√ .
𝜋 𝑉

4 0,0090
𝐷=√ .
3,14 1,0

𝐷 = 0,1069 𝑚 = 106,90 mm ≈ 150 mm

3) Menghitung headloss dengan persamaan Hazen-Williams;

10,67 . 𝑄1,852
𝐻𝑓 = .𝐿
(𝐶𝐻𝑊 1,852 . 𝐷 4,87 )

Dimana:
Q = debit (m3/dt)
L = panjang pipa (m)
C = koefisien kekasaran pipa
D = diameter pipa (m)
Hf = headloss (m)

Contoh Perhitungan

10,67 . 𝑄1,852
𝐻𝑓 = .𝐿
(𝐶𝐻𝑊 1,852 . 𝐷 4,87 )

10,67 . 0,00901,852
𝐻𝑓 = . 609,31
(1301,852 . 0,154,87 )

𝐻𝑓 = 𝟐, 𝟏𝟔 𝑚/𝑘𝑚

4) Menghitung Kecepatan Aliran;


𝑄
𝑉 = ⁄𝐴

Dimana:
V = kecepatan aliran (m/dt)
Q = debit (m3/dt)
A = luas penampang pipa (m2)

Contoh Perhitungan

𝑉 = 𝑄⁄𝐴

𝑉 = 𝑄⁄1
⁄4 . 𝜋 . 𝑑 2

20
0,0090𝑚3 /𝑑𝑡
𝑉= ⁄1
⁄4 . 3,14 . 0,152

𝑉 = 𝟎, 𝟓𝟏 𝑚/𝑑𝑡

B. Perhitungan Menggunakan Program Epanet

Pada analisa jaringan pipa transmisi, digunakan permodelan dengan menggunakan


program Epanet versi 2.0. Berikut adalah tampilan hasil running-nya:

Gambar 6 Skema Jalur Pipa Distribusi SPAM SPAM IKK Junjung Sirih pada Pengoperasian Sofware
Epanet

21
Didapat bahwa nilai error yang dihasilkan oleh software Epanet ver. 2.0. relatif kecil,
sehingga perhitungan dengan software Epanet ver. 2.0. dapat digunakan. Adapun hasil
perhitungan dengan software Epanet ver. 2.0. dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8 Analisa Junction Pada SPAM IKK Junjung Sirih Pada Saat Jam Puncak

Elevation Base Demand Pressure


Nodes ID Head (m)
(mdpl) (lpd) (m)

Junc 7 717 0 743.38 26.38


Junc 11 488 3.33 504.00 16.00
Junc 12 486 3.33 503.55 17.55
Junc 15 398 3.33 441.18 43.18
Junc 16 379 3.33 439.78 60.78
Junc 17 376 3.33 434.66 58.66
Junc 18 379 3.33 431.08 52.08
Junc 19 381 3.33 430.03 49.03
Junc 20 425 0 501.46 76.46
Junc 21 405 4 442.10 37.10
Junc 22 425 3.33 445.00 20.00
Junc 1 665 0 740.66 75.66
Junc 6 665 0 667.00 2.00
Junc 8 584 0 663.96 79.96
Junc 9 584 0 586.00 2.00
Junc 10 505 0 581.90 76.90
Junc 13 505 0 507.00 2.00
Resvr 2 745 #N/A 745.00 0.00
Sumber: Perhitungan Konsultan, 2021

Tabel 9 Analisa Pipa Pada SPAM IKK Junjung Sirih Pada Saat Jam Puncak

Length Diameter Flow Velocity Unit Headloss


Link ID
(m) (mm) (lpd) (m/dt) (m/km)

Pipe 5 300 250 52.09 1.06 5.41


Pipe 6 501 250 52.09 1.06 5.41
Pipe 7 561 250 52.09 1.06 5.41
Pipe 8 757 250 52.09 1.06 5.41
Pipe 9 554 250 52.09 1.06 5.41
Pipe 10 422 150 5.66 0.32 1.07
Pipe 13 860 150 5.66 0.32 1.07
Pipe 14 677 200 22.64 0.72 3.43

22
Length Diameter Flow Velocity Unit Headloss
Link ID
(m) (mm) (lpd) (m/dt) (m/km)

Pipe 15 626 150 16.98 0.96 8.18


Pipe 16 927 150 11.32 0.64 3.86
Pipe 17 980 150 5.66 0.32 1.07
Pipe 18 740 250 40.77 0.83 3.44
Pipe 19 375 200 35.10 1.12 7.73
Valve 1 #N/A 200 40.77 1.30 56.46
Valve 2 #N/A 250 52.09 1.06 73.66
Valve 3 #N/A 250 52.09 1.06 77.96
Valve 4 #N/A 250 52.09 1.06 74.90
Sumber: Perhitungan Konsultan, 2021

SPAM IKK Junjung Sirih dalam perencanaan ini yaitu mengembangkan Jaringan pipa Distribusi,
yang menggunakan Pipa HDPE. Kebutuhan pipa distribusi dalam pengembangan jaringan
ditentukan dengan perhitungan hidraulis menggunakan program Epanet. Berdasarkan hasil
analisa hidrolis dapat diketahui bahwa sistem pipa distribusi dilakukan dengan sistem gravitasi,
dengan debit yang dialirkan sebesar 30,64 liter/detik, menggunakan pipa HDPE.

 Pipa Distribusi
- HDPE Ø 250 mm L: ± 3.413 m
- HDPE Ø 200 mm L: ± 1.052 m
- HDPE Ø 150 mm L: ± 3.815 m

Pada jalur pipa distribusi dibutuhkan 3 unit PRV Ø 250mm dan 1 unit PRV Ø 200mm.

Tabel 10 Komparasi Jenis Pipa Distribusi SPAM IKK Junjung Sirih

Jenis Pipa Keuntungan Kerugian


Besi Tuang (Steel) Murah, mudah disambungkan, Berat, biaya transportasi dan
tahan karat instalasi mahal
Polyvinyl Chloride (PVC) Ringan, mudah diangkut dan Tekanan rendah
dipasang, tidak bereaksi dengan
air
High Density Polyethilene (HDPE) Ringan, mudah diangkut dan Tekanan rendah
dipasang, tidak bereaksi dengan
air
Galvanis Iron (GI) Tekanan tinggi Berat, biaya transportasi dan
instalasi mahal

23
7. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Estimasi biaya konstruksi Pembangunan Jaringan Perpipaan SPAM IKK Junjung Sirih harus
memenuhi:

o Tujuan atau tingkat estimasi yang diperlukan;


o Estimasi biaya harus berdasarkan pada data atau harga satuan resmi pada saat pembuatan
estimasi.

Total anggaran biaya yang diperlukan (termasuk dengan perhitungan pajak) untuk pekerjaan ini
adalah sebesar Rp. 7.977.703.000. Secara keseluruhan rekapitulasi rencana anggaran biaya
konstruksi pembangunan sistem penyediaan air minum di wilayah Kecamatan Junjung Sirih dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 11 RAB Pembangunan Jaringan Perpipaan SPAM IKK Junjung Sirih Kabupaten Solok

NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA (Rp)

A PEKERJAAN PERSIAPAN 41,772,502

B SISTEM MANAGEMENT KESELAMATAN KERJA (SMKK) 42,716,000

C PEKERJAAN KONSTRUKSI
1 JARINGAN DISTRIBUSI 6,143,118,331
2 PRESURE REDUCING VALVE ( PRV ) 4 unit 959,513,396

Jumlah 7,187,120,228
PPn 11 % 790,583,225
Jumlah 7,977,703,453
Dibulatkan (kebawah dalam ribuan) 7,977,703,000

Jumlah Total 7,977,703,000

tujuh milyar sembilan ratus tujuh puluh tujuh juta tujuh ratus tiga ribu
Terbilang :
rupiah

Sumber : Hasil Analisa, 2022

24

Anda mungkin juga menyukai