Oleh:
ABED IZA ALMAHFUDHI
NIM. 181910301089
Dosen Pengampu:
RENDRA SUPROBO AJI, S.T., M.T., CAPM
NIP. 760017109
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayahNya sehingga makalah yang berjudul “IMPLEMENTASI ILMU
KARTOGRAFI DALAM PEMBUATAN PETA TEKNIK SIPIL PADA STUDI
KASUS PEMETAAN AKUIFER DI KOTA DENPASAR” ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya. Khususnya pada:
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
I
DAFTAR ISI
2.3 Akuifer........................................................................................................... 6
II
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ................................................................................................................. 9
Gambar 2 ................................................................................................................. 9
Gambar 3 ............................................................................................................... 10
Gambar 4 ............................................................................................................... 10
Gambar 5 ............................................................................................................... 11
III
BAB I
PENDAHULUAN
Air tanah merupakan air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah. Sumber daya air yang diperoleh dari air tanah umumnya
langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Air tanah
yang digunakan setiap waktu tentu akan mengalami penurunan baik kualitas
maupun kuantitas seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang ada disuatu
daerah. Data dari BPS Kota Denpasar (2013), total jumlah penduduk Kota Denpasar
pada tahun 2011 adalah 804.905 jiwa, mengalami peningkatan menjadi 833.900
jiwa pada akhir 2013 dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 3,60 %. Jumlah
penduduk sudah tentu masih bertambah apabila penduduk yang berdomisili di Kota
Denpasar juga dihitung, sehingga dalam pemenuhan kebutuhan air bersih juga
selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data dari PDAM Kota Denpasar
(2013), produksi air bersih setiap tahunnya semakin meningkat. Total produksi air
bersih pada tahun 2011 sekitar 36.260.342 m3 dengan jumlah pelanggan 69.999
jiwa dan mengalami peningkatan menjadi 38.806.035 m3 dengan jumlah pelanggan
71.664 jiwa pada tahun 2012. Air tanah yang tersedia dapat ditunjukkan dengan
kondisi karakteristik akuifernya. Akuifer adalah batuan yang mempunyai susunan
sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan air yang cukup berarti di bawah
kondisi lapangan (Harianja, et al., 2014).
Karakteristik akuifer yang dimaksud adalah kedalaman muka air tanah,
tebal akuifer, kemiringan muka air tanah, nilai koefisien permeabilitas, porositas,
kualitas air, susunan akuifer. Air tanah yang digunakan secara terus-menerus dan
berlebihan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan menyebabkan penurunan
kualitas dan kuantitasnya, sehingga perlu dilakukan langkah pengelolaan air tanah
agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Pengelolaan air tanah yang
dapat dilakukan untuk menjaga dan mengetahui potensinya dengan mengetahui
karakteristik akuifernya. Salah satu untuk menganalisis dan mengkajinya adalah
1
dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengkaji karakteristik akuifer dan mengetahui arah aliran air tanah.
Saat ini, dunia komputasi dan digitalisasi sudah sangat berkembang pesat.
Banyak sekali perkembangan yang terjadi selama beberapa dekade terakhir yang
dimana teknologi sangat berkembang pesat dalam memajukan peradaban manusia.
Perkembangan teknologi ini juga mengambil alih pengaruh yang sangat penting di
dunia Teknik Sipil. Tidak hanya itu, perkembangan teknologi juga banyak
mengambil alih perkembangan pada berbagai bidang yang lain dan tentunya
mengakibatkan perkembangan peradaban yang sangat luar biasa di era globalisasi
ini. Peran teknologi dalam dunia Teknik Sipil sangat berpengaruh sekali. Sebagai
contoh adalah para drafter maupun arsitek yang dulunya menggambar suatu proyek
atau bangunan dengan cara manual, kini mereka sudah mulai menggunakan metode
penggambaran berbasis komputer. Tidak hanya itu, banyak sekali bidang-bidang
yang kini menggunakan teknologi komputasi dan digital untuk mempermudah
pekerjaan yang dilakukan. Sebagai contoh adalah pemeteaan yang kini dapat
dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan menggunakan pemetaan komputer
berbasis citra satelit yang menghasilkan hasil yang sangat menajubkan.
Tidak hanya mempermudah tetapi juga banyak profit yang didapat dari
metode ini seperti kemudahan proses sehingga tidak perlu lagi melakukan
pengukuran dilapangan yang tentunya mempersingkat waktu dan pelaksanaan serta
mempermudah proses eksekusi dilapangan. Selain itu, program komputasi digital
ini juga mampu melakukan proses-proses yang sangat rumit dari mulai perencanaan
pemetaan hingga perencanaan pembangunan yang dapat dijadikan suatu perpaduan
antara keduanya yang menghasilkan perencanaan lengkap berbasis komputer dan
digital serta terhubung dengan layout berbasis citra satelit yang menjadi perpaduan
utama dalam melakukan proses perencanaan. Disinilah muncul ide-ide baru dalam
mengembangkan teknologi yang melatar belakangi makalah ini dibuat dimana
proses perpaduan antara penggambaran digital dan digitasi citra satelit disatukan
sehingga menjadi suatu perencanaan yang canggih, lengkap dan efisien.
2
komponen dan bidang ilmu seperti bagaimana membuat peta dangan baik dan benar
hingga penggunaan peta yang dilakukan dengan mengimplementasikan teknologi
seperti Sistem Informasi Geografis yang dimana penggunaan aplikasi ini dapat
digunakan sebagai aplikasi atau platform pembantu agar mempermudah pekerjaan
pembuatan peta.
1.3 Tujuan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Peta dasar, merupakan peta yang yang diterbitkan oleh kelembagaan negara
yaitu pemerintah yang didalamnya terdapat informasi umum yang bisa digunakan
sebagai acuan untuk melakukan pemetaan ataupun pengembangan pada peta
tematik. Peta dasar memiliki kaidah yang baku sesuai Standar Nasional Indonesia
(SNI) yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional
(Bakosurtanal) sehingga dalam penyusun kartografinya telah diatur dan harus
mengikuti ketentuan yang telah dibuat.
4
1. Judul, merupakan informasi untuk mengetahui fungsi dari peta dan
wilayah
2. System Grid, grid merupakan jarak atau interval yang berkaitan dengan
system koordinat sehingga wilayah dalam peta diketahui keberadaannya
secara pasti, biasanya system grid dibagi menjadi Universal Transerve
Mercator (UTM) dan Geographic Coordinate System (GCS), baca
selengkapnya Pengertian Koordinat Geografis dan UTM Serta Cara
Mengkonversi Satuan Koordinat
3. Keterangan, merupakan informasi pendukung dari objek-objek yang
ditampilkan pada peta.
4. Legenda, ialah suatu deskripsi singkat dari penyajian warna, tekstur
ataupun symbol untuk memberikan informasi dari peta
5. Skala, dalam penyajian pada peta skala merupakan komponen penting
untuk mengetahui ukuran sebenarnya terhadap ukuran yang ditampilkan
pada peta. Skala dibagi menjadi skala verbal, skala angka dan skala grafis
(batang)
6. Arah mata angin, biasanya arah mata angin membantu dalam
menentukan orientasi pada saat pengamatan/pengukuran.
7. Indeks Peta, berfungsi untuk mengetahui lokasi dari isi peta terhadap
wilayah secara regional. Biasanya indeks peta digunakan pada peta yang
memiliki skala detail/ kecil.
8. Instansi, dalam membuat peta informasi dari instansi terkait dimuat untuk
mengetahui indentitas dari pembuat peta.
9. Sumber, hak cipta ataupun data yang disajikan harus memiliki dasar dan
akurasi yang baik sehingga dalam mengambil informasi dari peta perlu
memilih dari sumber terpercaya dan memiliki legalitas sehingga
terhindar dari pelanggaran hak cipta dan plagiasi dengan demikian
keterangan sumber pada peta wajib dimasukan dari setiap pembuatan
peta.
10. Informasi tambahan lainnya seperti; revisi peta, grafika, riwayat peta.
Dalam pembuatan kartografi, informasi pada peta tata letak umumnya berada
pada sisi kanan pada isi peta dengan ruang sepertiga dari ukuran peta. Semakin
5
detail informasi peta yang diberikan maka kartografi yang diberikan akan semakin
banyak sehingga perlu adanya proporsional dan penempatan layout yang baik. (PT.
Geosriwijaya Nusantara Group, 2017).
2.3 Akuifer
6
Sebagai lapisan kulit bumi, maka akuifer membentang sangat luas, menjadi
semacam reservoir bawah tanah. Pengisian akuifer ini dilakukan oleh resapan air
hujan kedalam tanah. Sesuai dengan sifat dan lokasinya dalam siklus hidrologi,
maka lapisan akuifer mempunyai fungsi ganda sebagai media penampung (storage
fungtion) dan media aliran (conduit fungtion). Aliran ABT dapat di bedakan dalam
aliran akuifer bebas (unconfined aquifer) atau akuifer terkekang (confined aquifer)
(Maulidi, et al., 2015).
7
BAB III
CASE STUDY
8
Gambar 1
Gambar 2
9
2. Tahap Digitasi Pemetaan Permeabilitas Akuifer
Aplikasi Sistem Informassi Geografi (SIG) dengan menggunakan
teknik interpolasi dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. Dari hasil
interpolasi tersebut dapat diketahui bahwa permeabilitas lambat pada akuifer
dangkal terdapat di wilayah Kota Denpasar bagian Utara dan Selatan,
permeabilitas sangat lambat terdapat di seluruh wilayah Kota Denpasar,
permeabilitas cepat terdapat diwilayah Denpasar Selatan, Utara, dan Timur,
sedangkan permeabilitas lambat pada akuifer semi tertekan terdapat pada
daerah Kota Denpasar bagian Barat, Utara, dan Selatan, sedangkan
permeabilitas cepat terdapat di wilayah Kota Denpasar bagian Utara, Timur,
dan Selatan.
Gambar 3
Gambar 4
10
3. Tahap Digitasi Pemetaan Permeabilitas Akuifer
Flow net merupakan peta yang berisikan kontur air tanah dan arah
aliran airtanah. Garis kontur menunjukkan daerah-daerah yang mempunyai
tinggi muka air tanah sama. Peta ini dihasilkan dari interpolasi titik-titik
tinggi muka air tanah yang telah diketahui sebelumnya. Arah aliran air tanah
dapat ditentukan dengan menarik garis tegak lurus kontur muka air tanah
tinggi ke muka air tanah rendah (Todd, 1980). hasil analisis menunjukkan
bahwa arah aliran air tanah Kota Denpasar yaitu bergerak dari dari arah
Utara ke arah Selatan Gambar 5 . Kualitas air tanah dapat juga dipengaruhi
oleh aliran air tanah. Air tanah mengalir dari hulu ke hilir yang
menyebabkan kualitas air tanahnya juga berbeda. Selama proses tersebut,
dapat dilihat bahwa umur air semakin tua mendekati ke arah hilir. Pada
Gambar 5 menunjukkan bahwa air tanah mengalir dari arah Utara ke
Selatan. Chevbotarev (1995) menyimpulkan bahwa selama proses
perjalanan, air tanah cenderung berubah secara perlahan dari hulu ke hilir
dan mengarah pada komposisi kimia air laut.
Gambar 5
11
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Adapun saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Perlu dilakukan pemantaun/pengukuran terhadap muka air tanah secara
berkala agar diketahui penurunan muka air tanahnya, sehingga dapat
diketahui debit air yang berkurang.
2. Pemerintah Kota Denpasar disarankan agar membuat sumur-sumur
pantau untuk pemantauan terhadap muka air tanahnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Clarke, K., 1997. Getting Started with Geographic Information System. Prentice
Hall, Upper Saddle River, NJ: An excellent recent introduction.
Harianja, J., Suyarto, R. & Nuarsa, I. W., 2014. Aplikasi GIS dalam Pemetaan
Akuifer. Sistem Informasi Geografis, pp. 209-217.
Maulidi, M. A., Safitri & RIrin, 2015. Peningkatan Kekuatan Tanah Dasar.
Mekanika Tanah, pp. 4-17.
13