NISN : 30400354
Menyetujui
Mengtahui,
Kepala SMK Negeri 3 Berau
Akbarunsyah, S.Pd
NIP.19681102 199802 1 003
Tanggal Pengesahan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Dari teman-teman ataupun dari para guru agar menambah pengetahuan dalam
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan prakerin
3. Ibu Heny Apriyani, S.Pi selaku sebagai kepala kompetensi keahlian NKPI
4. Kedua orang tua, Saudara dan seluruh keluarga yang telah memberikan
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
2022
Yanses Tandi Landa
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................2
KATA PENGANTAR..............................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................................5
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................5
1.2. Tujuan Pembuatan Rawai........................................................................................6
1.3. Manfaat Pembuatan rawai......................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................8
PEMBAHASAN....................................................................................................................8
2.1 Pengertian Rawai.....................................................................................................8
2.2 Bagian-bagian Rawai................................................................................................8
2.3 Jenis-jenis Rawai......................................................................................................9
2.4 Alat tangkap dan alat bantu penangkapan Rawai (Lomg Line).................................9
2.5 Metode pembuatan Alat Tangkap Rawai...............................................................11
BAB III...............................................................................................................................15
PELAKSANAAN PROYEK....................................................................................................15
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................................15
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................................15
BAB IV..............................................................................................................................16
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................16
4.1 Hasil........................................................................................................................16
4.2 Pembahasan...........................................................................................................16
BAB V...............................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................16
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................16
5.2 Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
LAMPIRAN........................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
2/3 dari seluruh luas wilayah Indonesia. Luas perairan mencapai 5,8 juta km2 yang
terbagi atas perairan teritorial 0,3 juta km2, perairan nusantara 2,8 juta km2 dan Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) 2,7 juta km2. Dari data yang diperoleh, pemanfaatan potensi
sumber daya perikanan di wilayah Indonesia baru mencapai setengah dari potensi lestari
Rokan Hilir terletak pada koordinat 1014’–2045’ LU, 100017’–101021’ BT. Ibukotanya
penghasil ikan terbesar di Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas sebesar 8.941 km 2 dan
satu kelurahan di Kecamatan Bangko yang letaknya di bagian pesisir dan tidak terlalu
jauh dari Pusat Kota Bagansiapiapi sehingga desa ini mempunyai potensi yang cukup
mengikuti permintaan yang cenderung terus bertambah, baik jumlah maupun jenisnya.
teknik dan taktik penangkapan (fishing technique and fishing tactics) untuk dapat
(fishing ground) dan juga sesuai dengan jenis ikan yang akan ditangkap. Dengan
demikian, keberhasilan penangkapan ikan tidak lepas dari jenis alat tangkap yang
digunakan serta instrumentasi (alat bantu) yang diperlukan agar usaha penangkapan
penangkapan ikan dengan memakai metode, teknik dan cara dalam menentukan daerah
penangkapan, agar dalam penangkapan mendapatkan hasil yang optimal dan tidak
cukup mengenai tingkah laku ikan yang menjadi target penangkapan, ekologi ikan,
ground), navigasi dan instrumentasi (alat bantu) alat penangkapan ikan yang digunakan.
Alat penangkapan ikan (fishing gear) adalah segala macam alat yang
dipergunakan dalam usaha penangkapan ikan, termasuk alat tangkap, dan kapal
bantunya ada dua metode penangkapan ikan yaitu metode penangkapan secara aktif
Salah satu perikanan tangkap yang sebagian besar dipakai oleh nelayan Indonesia adalah
rawai. Rawai terdiri atas beberapa komponen, yaitu gulungan tali, tali pancing, mata
pancing dan pemberat (Subani, 1989) dan termasuk dalam kelompok alat tangkap
Sebagai informasi bagi pengembangan rawai dasar skala nelayan kecil dan
menengah
BAB II
PEMBAHASAN
Rawai adalah metode penangkapan ikan yang dilakukan secara komersial yang
menggunakan tali panjang, yang disebut tali utama serta tali kail yang terpasang dalam jarak
tertentu yang disebut snood atau gangion. Snood adalah tali yang berukuran pendek yang
berikat pada tali utama dimana pada ujung snood terpasang kail berisi umpan. Ratusan
Tali utama,
Tali pelampung
Pelampung
Mata pancing
Tali Cabang
di mana pada tali utama, pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang
pendek dan lebih kecil diameternya, dan di ujung tali cabangnya diikatkan alat pancing yang
bercabang. Salah satu jenisnya, rawai layur, sebuah alat yang digunakan untuk menangkap
ikan layur, terdiri dari tali pelampung, tali utama, tali cabang, kawat barlen, pelampung,
pemberat, mata pancing, dan swivel (kili- kili). Tali utama (main line) digunakan sebagai
Sedangkan tali cabang merupakan tali yang menghubungkan kawat barlen dengan
main line. Kawat barlen berfungsi untuk menghindari putusnya tali cabang akibat gigitan
ikan layur. Tali pelampung merupakan penyambung antara main line dengan pelampung.
Pelampung berfungsi sebagai tanda tempat dioperasikannya pancing layur. Pemberat berguna
untuk menjaga agar pancing tidak terbawa arus terlalu jauh dari fishing ground. Swivel
berfungsi untuk menyambungkan main line dengan tali pelampung agar tidak mudah kusut
Menurut Sadhori (1985), ada berbagai macam bentuk rawai yang secara keseluruhan
2.4 Alat tangkap dan alat bantu penangkapan Rawai (Lomg Line)
mengenal fungsi alat bantu dengan baik, diharapkan dapat menurunkan resiko ketidak
berhasilan usaha penangkapan ikan dan memperkecil nilai dari kegagalan. Kondisi
yang produktif, untuk setiap perlengkapan berbeda satu dengan yang lainnya dan
kualitas dan kuantitas hasil tangkapan sehingga perlu diperhatikan penggunaan dari
perairan dan menangkap ikan- ikan demersal ekonomis tergolong sebagai pancing
rawai dasar atau bottom longline (BPPL, Ditjen Perikanan DEPTAN, 1992 dalam
tali cabang PA monofilament (nylon) No. 3000, karena tali ini lebih kecil, halus,
transparan maka pemakaian monofilament dinilai akan memberi hasil tangkapan lebih
baik. Bahan dari tali cabang biasanya sama dengan tali utama, perbadaanya hanya
pada ukuran saja, ukuran tali cabang lebih kecil dari tali utama. Ukuran mata pancing
Konstruksi basket rawai (Long line) merupakan gabungan dari main line dan
pada sambunganya diikatkan branch lines atau tali cabang (gambar 1). Pada kedua
ujung gabungan tali tersebut dipasang tali pelampung dan pelampung gabus yang
diberi bendera dari kain dengan warna yang terang dan mencolok, hal ini untuk
memudahkan mencari letak rawai (Long line) yang sudah dilabu (dipasang). Antara
pelampung dengan pelampung dihubumgkan dengan tali pelampung dan tali utama
dimana sepanjang tali utama terpasang beberapa tali cabang. Satu rangkaian alat
inilah yang disebut dengan satu basket long line. Panjang tali utama bila direntangkan
dari keranjang plastik atau bambu berdiameter 50 cm, tinggi 50 cm; disepanjang tepi
atas keranjang diberi lapisan busa sintetis (sterofoamed) untuk menancapkan ujung
mata pancing.
Untuk membuat satu utas tali utama dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
Siapkan satu utas tali PE, diameter 5 mm, panjang 200 meter.
kemudian direntangkan pada dua tiang yang kokoh selama beberapa hari, agar
Setelah tali tersebut terbentuk, pada setiap interval 4 meter ditempatkan satu
utas tali cabang yang terdiri dari : Pangkal tali cabang Nikelin dan Mata
pancing.
Tali Cabang atau Tali Brach adalah jenis komponen pada alat tagkap rawai
Siapkan 50 utas tali nylon mono filament no. 60 (diameter 0,6 mm), panjang
setiap utas 1 meter; ikatkan bagian bawah pangkal tali cabang pada kawat
nikelin,. Kemudian ujung atas pangkal tali cabang tersebut diikatkan pada tali
utama.
Kawat nikelin merupakan bagian yang sering terkena gigitan ikan, maka
bagian ini harus kuat dan tahan gigitan. Siapkan 50 utas tali nikelin diameter
Dengan bantuan alat tang (kakatua). ujung bawah tali nikelin diikatkan pada
mata pancing dan dengan alat tang (kakatua) pada ujung atas kawat nikelin
5. Memilih pancing
Untuk perairan karang banyak yang memakai pancing yang bermata lengkung
tersangkut karang.
Pancing berkwalitas baik, pada umumnya tahan terhadap karat, sehingga masa
Ukuran dan nomor pancing diseuaikan terhadap ukuran ikan yang menjadi
target species. Ukuran pancing pada rawai dasar pada umumnya menggunakan
pancing no10 ~ 12 , diameter batangnya (shank) 1,2 mili meter, dan ujung dari
1. Memilih Pelampung
lingkungan perairan.
2. Tali Pelampung
pintalannya tidak mudah berurai. Kemudian pada kedua ujung tali pelampung
3. Membuat Pemberat
pembuatan perlu perhitungan yang matang. agar posisi pancing tidak terlalu
Pemberat terbuat dari timah, atau besi masif atau batu kali. Beratnya
1~1,5 kg. Keunggulan timah dibandingkan besi atau batu kali untuk dijadikan
berat jenis timah ( r = 11,40 g/cc )lebih besar dari berat jenis besi (r = 7,8
g/cc), dan batu (r = 2,9 g/cc ), tidak terkikis oleh karat, tidak mudah pecah
dan awet
4. Membuat Tali Pemberat
Tali pemberat terbuat dari tali PE panjangnya 3 meter, kedua ujung tali
(a). bambu,
Tali pelampung umbul terbuat dari tali PE diameter 6 mm panjangnya 1,2~1,5 kali
kedalaman perairan Kedua ujung tali tersebut dibuat anyaman mata, kemudian salah satu
ujungnya diikatkan pada pelampung umbul, dan satu ujung lainnya diikatkan pada tali utama
koilnya, kemudian rentangkan hingga tegang dan ikatkan kedua ujung tali
pada dua batang yang kokoh, selama beberapa hari hingga pintalan tali tidak
mudah terurai.kedua ujung tali dibuat simpul mata (eye spliced), Salah satu
ujung
Salah satu ujung tali pelampung umbul diikatkan pada pelampungnya
kemudian satu ujung lainnya dihubungkan kepada tali pemberat dan tali
utama.
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun lokasi Proyek yaitu betempat di Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan,
1. Tali PA
2. Kili-kili
3. Tali PE
4. Tali Tasi
5. Pemberat
6. Pelampung
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Setelah melakukan proyek sekolah selama kurang lebih 14 hari, maka penulis
mendapat hasil yang di inginkan, aadapun hasil yang di dapat penulis selama kegiatan
proyek yaitu, Dapat mengetahui Proses pembuatan dan perakitan Alat tangkap Rawai.
4.2 Pembahasan
Rawai (Long line) merupakan alat tangkap perikanan yang sangat bervariasi
baik dalam hal ukuran, cara pengoprasian, daerah penangkapan serta jenis ikan yang
menjadi tangkapan utama. Definisi rawai menurut statistik perikanan Indonesia, rawai
terdiri dari sederetan tali-tali utama, dan pada tali utama pada jarak tertentu terdapat
beberapa tali cabang yang pendek dan lebih kecil diameternya. Pada ujung tali cabang
ini diikatkan pancing yang berumpan (Gunarso, 1991).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Secara umum rawai (long line) yang beroperasi di perairan Tanjung Batu
adalah rawai dasar (Bottom long line). Metode penangkapan bersifat pasif dengan
prinsip memikat ikan dengan umpan. Metode pengoprasian rawai (long line) terdiri
atas tiga tahap yakni setting (penurunan alat tangkap), soaking (perendaman alat
tangkap, ± 2 jam) dan hauling (penarikan alat tangkap).
5.2 Saran
Kamari. 2005. Komposisi Jenis dan Variasi Ukuran Ikan Hasil Tangkap
Trawl di Perairan Juata Laut Tarakan. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Borneo Tarakan.
Rachman, A. 2008. Studi Alat Tangkap Rawai (Long Line) Di Waduk Riam
Kanan Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.
Skripsi.