Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ADMINISTRASI PROYEK DAN HUKUM PEMBANGUNAN


KASUS MANGKRAKNYA PEMBANGUNAN PELABUHAN PULAU
DOMPAK

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sarjana Teknik
Sipil

Dosen Pengampu:
Dr. Antono Damayanto., MMBBAT

Disusun Oleh :
Rivaldi Akbar Gustiaman : 2411191048
Herlan Eriansyah : 2411191064
Muhamad Rizki : 2411191065

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang kasus mangkraknya pembangunan pelabuhan pulau dompak

Dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. kami berterima kasih


pada:
1. Bapak Dr. Antono Damayanto., MMBAT selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Administrasi Proyek dan Hukum Pembangunan

 Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami mengenai manajemen proyek. kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Cimahi, 10 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3 Tujuan................................................................................................................2

1.4 Manfaat..............................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................................3

2.1 Mangkraknya Pembangunan Pelabuhan Pulau Dompak.....................................3

2.2 Hukum yang Mengikat Permasalahan Mangkraknya Proyek Jembatan Dasan


Agung Mataram.............................................................................................................5

BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................7

3.1 Kesimpulan........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................iii

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai sebuah negara berkembang terus memacu pertumbuhan
ekonominya agar semakin dapat menyejahterakan rakyatnya di masa ini maupun
di masa yang akan datang. Usaha untuk terus bertumbuh salah satunya adalah
dengan proyek-proyek pemerintah yang dapat menunjang kegiatan perekonomian
di negara ini. Namun proyek-proyek pemerintah tersebut bukannya tanpa
kesulitan, karena terdapat kesulitan dalam pelaksanaannya baik dalam hal manfaat
sebagai alat ukur yang efektif bagi perbaikan taraf hidup masyarakat, maupun
dalam pencapaiannya. Pembangunan di Indonesia seharusnya dilakukan dalam
rangka meningkatkan kemampuan masyarakat agar mampu menolong diri sendiri,
terutama dibidang maritim.

Sebagai negara maritim, pelabuhan merupakan salah satu prasarana transportasi


yang cukup penting bagi sebuah negara, terutama pada negara maritim seperti
Indonesia. Dengan adanya pelabuhan maka kegiatan ekonomi suatu negara akan
dapat menjadi lebih lancar, karena berdasarkan pada fakta yang ada pada beberapa
negara, arus ekspor impor barang sebagian besar dikirim melalui jalur laut
(menggunakan kapal) yang berarti membutuhkan pelabuhan sebagai tempat keluar
dan masuk barang. Pelabuhan menjadi tempat untuk kapal berlabuh dan
melakukan aktivitas jasa kepelabuhan disuatu daerah, meskipun rute perjalanan
yang dituju dapat dilalui oleh alat transportasi lain (Pramita, 2015).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana mangkraknya Pembangunan Pelabuhan Pulau Dompak terjadi?
2. Apa saja hukum yang mengikat permasalahan mangkraknya Pembangunan
Pelabuhan Pulau Dompak?

1
3. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah mangkraknya
Pembangunan Pelabuhan Pulau Dompak?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diambil tujuan makalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis terjadinya mangkraknya Pembangunan
Pelabuhan Pulau Dompak.
2. Untuk mengetahui hukum-hukum yang terkait dalam permasalahan
mangkraknya Proyek Pembangunan Pelabuhan Pulau Dompak.
3. Untuk mengetahui solusi dalam memecahkan permasalahan mangkraknya
proyek Pembangunan Pelabuhan Pulau Dompak.

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, dapat diambil manfaat makalah sebagai berikut:
1. Bermanfaat bagi pembaca, sebagai bahan pembelajaran tetang masalah
seperti kasus-kasus hukum pembangunan yang ada di Indonesia.
2. Bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan dan mengetahui
permasalahan hukum pembangunan yang ada.

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Mangkraknya Pembangunan Pelabuhan Pulau Dompak.


Pada masa pemerintahan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) yang pertama H. Ismeth
Abdullah, usulan untuk dapat memiliki dan mengoperasikan Pelabuhan Regional untuk
penumpang dibangun di Pulau Dompak yang merupakan pusat Pemerintahan Provinsi
Kepri. Pada tahun 2007 Pemerintah Provinsi Kepri melaksanakan studi kelayakan
(feasibility studies), pembuatan Master Plan, penyusunan Detailed Enginering Design
(DED), pembebasan lahan, kajian lingkungan; review desain, pembangunan fisik
pelabuhan, pembangunan akses jalan dan jembatan menuju lokasi pelabuhan.

Faktor penting yang perlu diperhatikan dan harus menjadi perhatian adalah ketersedian
sarana dan prasarana Pelabuhan penumpang yang layak di Ibukota Provinsi yang terletak
di Tanjungpinang dan mengekspresikan keramahan dan kenyamanan. Pembangunan
akses jalan menuju Pelabuhan Dompak yang hierarkinya merupakan pelabuhan
pengumpan regional telah disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Tanjungpinang (Perda Nomor 10 Tahun 2014), dan RTRW Provinsi Kepulauan
Riau (Perda Nomor 1 tahun 2017). Serta rencana pengembangan kedepan akan menjadi
pelabuhan pengumpul, sebagaima Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Laut Kota
Tanjungpinang Provinsi Kepri, maka diharapkan Pelabuhan Dompak akan banyak
memberi manfaat bagi arus pelayaran regional Provinsi Kepri secara umum.

Gambar 1. 1 Kondisi Pelabuhan Dompak 2021

3
Pemerintah Provinsi Kepri untuk membangun pelabuhan dompak mengajukan
permohonan dukungan anggaran kepada Kementerian Perhubungan Laut melalui Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Tanjungpinang. Untuk
selanjutnya pelaksanaan pembangunan dilaksanakan oleh pihak KSOP Kelas II
Tanjungpinang dengan menggunakan Anggaran Negara dari tahun 2009 – 2015 sebesar
Rp.121.404.791.000.- (seratus dua puluh satu miliyar empat ratus empat juta tujuh ratus
sembilan puluh satu ribu rupiah) yang terdiri dari 6 (enam) tahap dari tujuh tahapan yang
direncanakan.

Berdasarkan hasil observasi, kondisi pelabuhan dompak yang belum pernah dioperasikan
dalam keadaan rusak berat dan terbengkalai. Untuk kondisi Pelabuhan Dompak saat ini
banyak bangunan yang dirusak oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab,
dikarenakan pelabuhan dalam kondisi kosong dan pekerjaan pelabuhan belum bisa di
lanjutkan pada tahap pekerjaa n berikutnya. Bahkan pejabat pelaksana kegiatan (PPK)
dan juga kontraktor pelaksana pembangunan pelabuhan Dompak diputus bersalah
melakukan tindak pidana korupsi oleh Pengadilan Negeri Tanjungpinang berdasarkan
putusan Nomor 4/Pd.Sus-TPK/2019/PN Tpg.

Kerusakan yang terjadi pada fasilitas pelabuhan Dompak yang sudah selesai dibangun
sampai dengan tahap keenam terlihat memprihatinkan, dengan kerusakan terjadi pada
kaca jendela pecah hampir diseluruh bangunan, dinding bangunan mulai retak luar dan
dalam, struktur bangunan gedung mulai turun, instalasi listrik hilang, atap bocor, plafon
banyak yang jatuh, kubus beton 1600 buah berada di darat, toilet belum terpasang dan
banyak yang hilang, 1 (satu) Ponton hanyut, Pos penjagaan di Trestle tidak ada dan besi-
besi penutup got/parit di tempat pakiran banyak yang hilang. Atas keadaan kerusakan
tersebut yang kemudian menyebabkan apparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian
melakukan penyelidikan dan penyidikan atas dugaan terjadinya tindak pidana korupsi
pelaksanaan pembangunan pelabuhan Dompak. Dilihat dari rencana besarnya anggaran
atas pembangunan pelabuhan dompak dari tahap I sampai selesainya pembangunan
Tahap VII sebesar Rp.128.308.199.000.- (seratus dua puluh delapan miliyar tiga ratus
delapan juta seratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah). Sedangkan Anggaran yang
sudah dipergunakan dari tahap I sampai dengan tahap VI sebesar Rp.121.404.791.000.-
(seratus dua puluh satu miliyar empat ratus empat juta tujuh ratus sembilan puluh satu
ribu rupiah) dan pembangunan pelabuhan sudah dibangun tetapi hingga saat ini belum

4
bisa digunakan. Untuk minimal pelabuhan tersebut dapat di operasionalkan maka masih
membutuhkan anggaran untuk penyelesaian pekerjaan Tahap VII sebesar
Rp.6.903.408.000.- (enam milyar sembilan ratus tiga juta empat ratus delapan ribu
rupiah) pada Tahun Anggaran 2018 dan anggaran tersebut sudah ada di DIPA Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Tanjungpinang namun sayangnya
anggaran tersebut masih bertanda bintang (belum bisa untuk dicairkan). Dimana
pekerjaan untuk tahap VII adalah pekerjaan persiapan, pekerjaan pemasangan Kubus
Beton, pekerjaan penyambungan listrik PLN, pekerjaan Reservoir Air Bersih, pekerjaan
rumah Genset, Mesin Genset pekerjaan Finishing.

Sementara itu berkaitan dengan sumber daya keuangan dan manusia diketahui bahwa
biaya yang diperlukan untuk kegiatan Pembangunan Faspel Laut Dompak secara
keseluruhan diperlukan total biaya sebesar Rp. 128.308.199.000,- (seratus dua puluh
delapan milyar tiga ratus delapan juta seratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah).
Terkait kapan kegiatan pembangunan pelabuhan dompak akan selesai, hingga saat ini
pembangunan pelabuhan dompak masih dalam kategori konstruksi dalam pengerjaan,
alasannya adalah masih terdapat kendala pembangunan yaitu kejelasan status lahan
pelabuhan yang belum di hibahkan ke Kementerian Perhubungan.

2.2 Hukum yang Mengikat Permasalahan Mangkraknya Proyek Jembatan


Dasan Agung Mataram
Permasalahan dari Mangkraknya Proyek Jembatan Dasan Agung Mataram
menyalahi beberapa hukum yang berlaku di Indonesia diantaranya:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Pasal 1 angka 5
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi ,
Kolusi dan Nepotisme, menegaskan bahwa “Nepotisme adalah setiap
perbuatan penyelenggara Negara secara melawan hukum yang
menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara”.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Pasal 5 angka 4


menyatakan bahwa “Setiap Penyelenggara Negara berkewajiban untuk tidak
melakukan perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme”. Adapun sanksi dari

5
pelanggaran ketentuan Pasal 5 angka 4 tersebut diatur pada pasal 20 ayat 2
yang berbunyi “Setiap Penyelenggara Negara yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud pasal 5 angka 4 atau 7 dikenakan sanksi pidana dan
atau sanksi perdata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku”. Sanksi tersebut dipertegas dalam pasal 22 yang berbunyi
“Setiap Penyelenggara Negara atau Anggota Komisi Pemeriksa yang
melakukan Nepotisme sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 angka 4
dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 2 tahun dan paling sedikit Rp
200.000.00 dan paling banyak Rp 1.000.000.000.

6
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pelaksanaan pembangunan pelabuhan pulau dompak belum sesuai dengan yang
direncanakan oleh Pemerintah karena seharusnya pembangunan pelabuhan dompak
ini dapat selesai pada tahun 2015. Persoalan yang menimbulkan keterlambatan
pengoperasian pelabuhan Dompak adalah karena pekerjaan penyelesaian Tahap ke
VII masih belum dapat dilanjutkan. Selain itu pembangunan pelabuhan Dompak
juga tidak sesuai antara yang direncanakan dengan pelaksanaan dilapangan, karena
ada beberapa bangunan yang direncanakan akan dibangun dengan anggaran yang
tersedia namun bangunan tersebut tidak dapat didirikan karena kehabisan anggaran.
Untuk kualitas bangunan terlihat tidak sesuai dengan yang direncanakan hal ini
dibuktikan dengan banyak bangunan yang sudah rusak dan terbengkalai dalam
keadaan tidak selesai, padahal pelabuhan ini sama sekali belum pernah
dioperasikan.

2. Terdapat faktor-faktor kendala dalam pembangunan pelabuhan Pulau Dompak


yang telah di bangun oleh Kantor KSOP Kelas II Tanjungpinang, diantaranya
adalah terkait dengan permasalahan serah terima/hibah lahan diantara Pemerintah
Provinsi Kepri dengan pihak Direktorat Perhubungan Laut melalui Kantor KSOP
Kelas II Tanjungpinang. Akibat belum terselesaikannya permasalahan lahan, maka
berdampak terhadap penyelesaiaan pembangunan pelabuhan Dompak. Selain itu
saat ini pekerjaan pembangunan pelabuhan Dompak sudah masuk kedalam ranah
hukum akibat dari adanya oknum-oknum yang menyalahgunakan penggunaan
anggaran pembangunan pelabuhan Dompak sehingga pekerjaan pembangunan
pelabuhan Dompak terhenti sampai dengan kasus hukum selesai. Berikutnya
pekerjaan tahap akhir yang masih harus diselesaikan dan membutuhkan dana
sebesar ± 6 Milyar

3.2 Saran

7
1. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi dengan ditemukannya kasus korupsi,
sehingga diharapkan pengawas proyek lebih ketat dan tegas dalam mengawasi
pelaksanaan proyek.
2. Oleh karena tingginya kasus korupsi pada proyek konstruksi yang sangat
merugikan negara, diharapkan aparat penegak hukum meningkatkan kinerjanya
dalam memberantas korupsi tanpa membeda-bedakan status sosial maupun alasan
lainnya.
3. Evaluasi pada pembangunan Dompak yang berguna untuk megukur sejauh mana
perubahan antara dokumen rencana dan kondisi lapangan yang terjadi di Pulau
Dompak dan tanggung jawab.
4. Mendapatkan legalitas kepemilikan tanah sebagai aset Pemerintah Kepulauan Riau,
sehingga dapat menyelesaikan permasalahan lahan pembangunan Pelabuhan
Dompak.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kompas. 2018. Dugaan Korupsi Pelabuhan Dompak.


https://regional.kompas.com/read/2018/09/28/13271831/dugaan-korupsi-
pelabuhan-dompak-polisi-tetapkan-2-tersangka?page=all

Katasiber. 2021. Masih Mangkrak, KSOP Belum Melihat Anggaran untuk


Lanjutan Pembangunan Pelabuhan Dompak Tahun 2022.
https://katasiber.id/2021/11/22/masih-mangkrak-ksop-belum-melihat-anggaran-
untuk-lanjutan-pembangunan-pelabuhan-dompak-tahun-2022/

BPK RI. 2018. Pembangunan Pelabuhan Dompak Macet.


https://kepri.bpk.go.id/pembangunan-pelabuhan-dompak-macet/

JISIPOL. 2021. Evaluasi Pembangunan Pelabuhan Pulau Dombak oleh Kantor


Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas II Tanjung Pinang

iii

Anda mungkin juga menyukai