Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ PELABUHAN ”
MANAJEMEN TRANSPORTASI
Tugas Makala ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Manajemen Transportasi

DOSEN PENGAMPUH : LABANDINGI LATOKI, S.E., M.M.

DISUSUN OLEH :
Nama : Nur Isma
Stambuk : 20 222 081

KELAS 4 B
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, Saya dapat menyelesaikan tugas penulisan Makalah
Mata Kuliah “ Manajemen Transportasi ” Indonesia ini tepat waktu. Tidak
lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “ PELABUHAN” ini diharapkan dapat
menjadi referensi bagi pembaca. Selain itu, saya juga berharap agar pembaca
mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Dan ucapan
terimmakasih atas semua pihak yang telah membantu :
1. LABANDINGI LATOKI, S.E., M.M. Selaku dosen mata kuliah yang
telah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penyusunan makalah
ini.
2. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam penyelesaiaan makalah ini.
saya menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan,
terutama pada bagian isi. saya menerima segala bentuk kritik dan saran
pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Palu, 1 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….3
1.3 Tujuan Pembahasan………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelabuhan……………………………………………...4


2.2 Sejarah Pelabuhan…………………………………………………4
2.3 Fungsi Pelabuhan………………………………………………….5
2.4 Manfaat Pelabuhan………………………………………………..6
2.5 Jenis Jenis Pelabuhan……………………………………………...7
2.6 Peranan Pelabuhan Dibidang Ekonomi…………………………..10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………….12

3.2 Saran………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pelabuhan, menurut Pasal 1 UU No.21 Tahun 1992 tentang
Pelayaran, merupakan tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
dengan batas-batas tertentu, di mana berlangsung kegiatan pemerintahan
dan kegiatan ekonomi. Kegiatan-kegiatan menyangkut kapal-kapal yang
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, bongkar muat barang,
fasilitas keselamatan pelayaran, serta sebagai tempat perpindahan intra
dan antarmoda transportasi.
Pengelolaan pelabuhan, merupakan persoalan yang rumit dan
membutuhkan pengaturan yang teknis dan mendetail. Kompleksnya
persoalan dan besarnya potensi pelabuhan di Indonesia tidak disertai
dengan pengaturan yang ‘kaya’ dan sistematis. Secara umum, masalah
pelabuhan ini hanya diatur dalam aturan Pelayaran, yaitu Undang-undang
tentang Pelayaran No. 21 Tahun 1992.
Sedangkan yang khusus mengenai pengelolaan pelabuhan baru
diatur oleh peraturan setingkat Peraturan Pemerintah (Peraturan
Pemerintah No. 69 Tahun 2001). Kurangnya pengaturan di bidang
pengelolaan pelabuhan, dewasa ini terasa sangat mengganggu dalam
pengembangan potensi maritim yang dimiliki Indonesia. Diakui Direktur
Pelabuhan dan Pengerukan Ditjen Perhubungan Laut Dephub, Djoko
Pramono, bahwa konsep pengelolaan pelabuhan di Indonesia masih belum
jelas. Menurutnya, tidak dapat dipastikan konsep apa yang sebenarnya
dipegang oleh Pelindo (sebagai pangelola yang ditunjuk resmi oleh PP
No.69 Tahun 2001), apakah konsep operating port atau land port 1.

1
Minimnya pengaturan masalah pengelolaan pelabuhan ini
mengakibatkan banyak terjadi kerancuan. Ditambah lagi dengan adanya
Undang-undang No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pusat dan Daerah dan Undang-undang No.22 Tahun 1999 Jo. Undangundang
No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Muncul persoalan ketika
penafsiran masalah kewenangan pemerintahan daerah dalam mengatur dan
menyelenggarakan pemerintahannya sendiri. Artinya, di sini aturan itu
diinterpretasikan sebagai bentuk kebebasan pemda dalam mengelola
pelabuhan yang dimilikinya sebagai aset kekayaan daerahnya.
Namun di sisi lain, banyak para ahli di bidang hukum kelautan
menilai, masalah kepelabuhan yang mengarah pada otonomi daerah harus
ditindaklanjuti dengan pengaturan yang sangat hati-hati. Karena masalah
kepelabuhan bukan hanya berdimensi pada sektor perniagaan nasional tapi
juga harus memperhatikan dimensi hukum internasional.
Ahli hukum laut internasional, Hasjim Djalal, mengingatkan,
pengelolaan pelabuhan tidak bisa disamakan dengan aset lain, karena
pengelolaan pelabuhan terkait dengan berbagai aturan internasional. Jika
aturan tersebut diabaikan, maka barang yang diekspor dari Indonesia juga
tidak bisa diterima atau dilarang masuk ke pasar dunia. Salah satu contohnya
adalah, sejak 1 Juli 2004, pelabuhan dan kapal yang melayani pelayaran
internasional diwajibkan memenuhi standar Organisasi Maritim Internasional
(IMO)2.
Dengan demikian, penelitian ini akan mengemukakan diskusi tentang
perlu tidaknya pembentukan sebuah Naskah Akademik yang menjadi
landasan bagi terbentukanya undang-undang khusus mengenai pelabuhan
yang terpisah dari Undang-undang Pelayaran, yang lebih sistematis,
berdimensi nasional maupun internasional. Mengenai kewenangan PT.
Pelindo dalam regulasi yang diberikan oleh PP NO.69 Tahun 2001, juga
menjadi polemik, karena dianggap bertentangan dengan kaidah-kaidah

2
Pemerintahan Daerah (Hasil sosialisasi DPD DKI). Sehubungan dengan hal
ini, Mahkamah Agung telah mengabulkan judicial review terhadap PP 69
Tahun 2001 tentang kepelabuhan3. Akibat kemenangan ini, maka Surat
Keputusan Mendagri yang membatalkan Perda Kota Cilegon No.2 Tahun
2001 tentang Kepelabuhan batal demi hukum4.
Persoalan lain yang terkait dengan pengelolaan pelabuhan adalah
adanya kecenderungan Pemerintah Daerah untuk mengelola Pelabuhan
Perikanan, tanpa memperhatikan kemampuan dan ketersediaan fasilitas.
Disinyalir, kecenderungan ini salah satunya diakibatkan oleh keinginan
Pemerintah Daerah untuk mendapatkan PAD sebesar-besarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Itu Pengertian Pelabuhan
2. Sejarah Pelabuhan
3. Fungsi Pelabuhan
4. Manfaat Pelabuhan
5. Jenis jenis Pelabuhan
6. Peranan Pelabuhan Di Bidang Ekonomi
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Apa Itu Pengertian Tentang Pelabuhan?
2. Mengetahui Apa Tentang Sejarah Pelabuhan?
3. Mengetahui Apa Itu Fungsi Pelabuhan?
4. Mengetahui Apa Itu Manfaat Pelabuhan?
5. Mengetahui Jenis jenis Pelabuhan?
6. Mengetahui Tentang Peranan Pelabuhan Dibidang Ekonomi?

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pelabuhan
Pengertian pelabuhan adalah tempat yang sengaja dibangun sebagai tempat
berlabuhnya kapal agar sebelum meneruskan perjalanan ke tujuan berikutnya.
Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata pelabuhan? Tentu akan
merujuk pada tempat bertemunya kapal-kapal bukan?. Akan tetapi, apakah
benar pengertian pelabuhan sesempit itu? Untuk mengetahuinya secara lebih
jelas, Anda perlu menyimak uraian berikut ini.
Pelabuhan adalah tempat yang sengaja dibangun untuk menjadi tempat
berlabuhnya kapal. Kawasan inilah yang dijadikan tempat singgah bagi kapal-
kapal sebelum akhirnya berlabuh atau meneruskan perjalanan. Di pelabuhan,
biasanya kapal menaikkan atau menurunkan muatannya. Pelabuhan sendiri ada
yang disebut dengan pelabuhan umum dan khusus. Pengertian pelabuhan umum
adalah pelabuhan yang kegiatan pelayanannya ditujukan bagi masyarakat
umum. Sementara pelabuhan khusus adalah jenis pelabuhan yang dibangun
dengan tujuan tertentu.
Setiap jenis pelabuhan dikelola oleh penanggung jawabnya masing-masing.
Pelabuhan umum dikelola oleh badan usaha pelabuhan, sedangkan pelabuhan
khusus biasanya dikelola oleh pemerintah daerah.
2.2 Sejarah Pelabuhan Di Indonesia
Jika berbicara mengenai sejarah, tentu tidak terlepas dari sudut pandang
masing-masing sejarawan. Demikian juga dengan sejarah tentang pelabuhan.
Sejarah ini bisa merujuk pada sejarah pelabuhan secara umum, maupun sejarah
masing-masing pelabuhan yang ada di Indonesia. Hal ini mengingat di
Indonesia saja terdapat puluhan atau bahkan ratusan pelabuhan yang tersebar di
seluruh pulau.
Namun demikian, secara umum, pelabuhan di Indonesia merupakan
warisan pelabuhan yang sejak dahulu dikelola oleh pemerintah Belanda. Pada

4
tahun 1945 lalu, berdiri PT. Pelabuhan Indonesia yang masih dikelola
Departemen Van Scheepvaart. Baru pada 1960, perusahaan ini dikelola oleh
Jawatan Pelabuhan Indonesia.
2.3 Fungsi Pelabuhan
Setelah mengetahui apa arti dari pelabuhan, tidak ada salahnya untuk
mengenal lebih rinci tentang fungsi pelabuhan. Pelabuhan memiliki beberapa
fungsi yang dapat dibedakan sesuai istilahnya. Inilah beberapa fungsi tersebut.
2.3.1 Gateway
Maksud dari gateway adalah, pelabuhan berfungsi sebagai pintu
gerbang untuk bisa memasuki suatu negara. Kapal yang berlabuh pasti
bertujuan mengantarkan isi barang atau muatan lain kepada kota lain
atau bahkan negara lain. Disini, pelabuhan berperan sebagai perantara
awal proses tersebut.
2.3.2 Interface
Dalam fungsi pelabuhan sebagai interface ini berarti bahwa
pelabuhan menjadi penghubung antara darat dengan lautan. Misalnya
seperti saat barang dari kapal akan didistribusikan melalui daratan. Nah,
pelabuhan menjadi penghubung terjadinya mobilisasi tersebut.
2.3.3. Link
Link berarti pelabuhan berfungsi sebagai mata rantai proses
sampainya barang ke tangan konsumen. Melalui pelabuhan, barang dari
produsen yang diantar melalui kapal, akan disalurkan kepada konsumen.
Pelabuhan ini menjadi jalur mempermudah distribusi ke tangan
konsumen.
2.3.4 Industry Entity
Ini berarti pelabuhan berfungsi sebagai kawasan industri. Hal inI
disebabkan karena pelabuhan lalu lintasnya semakin ramai. Alhasil,
lingkungan disekitarnya akan menjadi kawasan industri dengan fasilitas
yang memadai

5
2.4 Manfaat Pelabuhan
Selain fungsi yang dibedakan menjadi empat istilah di atas, pelabuhan
juga memiliki manfaat. Berikut ini beberapa manfaat pelabuhan tersebut.
2.4.1 Melayani Kebutuhan Ekspor Impor
Setiap negara yang melakukan ekspor dan impor pasti akan
berkaitan dengan kebijakan pemasaran barang internasional. Satu-
satunya jalur paling mudah disini adalah jalur laut. Dalam hal ini,
pelabuhan sangat berperan dalam melayani kebutuhan ekspor maupun
impor barang tersebut.
2.4.2 Membantu Kelancaran Roda Perekonomian Antar Pulau
Seperti pepatah yang mengatakan laut bukan pembatas, melainkan
penghubung. Di sinilah fungsi laut sebagai pemersatu antarpulau
melalui kapal. Sementara itu, pelabuhan merupakan salah satu alatnya.
Di Indonesia sendiri, jenis pelabuhan yang seperti ini sangatlah banyak
2.4.3 Menampung Pangsa Pasar Internasional Yang Semakin Besar
Maraknya perdagangan internasional mendorong semakin
berkembangnya produk di pasar. Hal ini menjadikan pelabuhan sebagai
tempat yang menampung barang masuk dan keluar maupun
barang yang transit.
2.4.4 Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah
Bagi daerah sekitar pelabuhan yang perekonomiannya kurang
maju, tempat ini bisa dijadikan solusi untuk memperbaiki
perekonomian. Dalam hal ini, pelabuhan berkontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah.

6
2.5 Jenis - Jenis Pelabuhan
Pelabuhan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Pembagian ini
bisa ditinjau dari segi penggunaanya, badan penyelenggaranya, dan fungsinya.
Untuk lebih jelasnya, langsung saja simak penjelasan berikut ini.
2.5.1 Jenis Pelabuhan Berdasarkan Penggunanya
Ada dua jenis pelabuhan berdasarkan penggunanya, keduanya
adalah pelabuhan yang membuka perdagangan luar negeri dan tidak.
Pelabuhan yang membuka perdagangan luar negeri adalah jenis
pelabuhan yang memberikan akses kapal-kapal asing untuk singgah.
Kapal asing ini memang hanya diizinkan masuk ke dalam pelabuhan
tertentu yang mendukung adanya perdagangan internasional.
Sebaliknya, pelabuhan yang tidak membuka perdagangan luar negeri
adalah jenis pelabuhan yang hanya dibangun untuk kepentingan lalu
lintas dalam negeri saja. Pelabuhan ini cenderung melayani transaksi
antar pulau dalam satu negara.
2.5.2 Jenis Pelabuhan Berdasarkan Penyelenggaranya
 Pelabuhan Umum
Pelabuhan umum yaitu pelabuhan yang diselenggarakan oleh
badan usaha pelabuhan maupun pemerintah. Pelabuhan seperti ini
sifatnya lebih resmi karena diawasi langsung oleh pihak pemerintah
atau badan usaha terkait.
Pelabuhan umum pun dibedakan menjadi dua, yaitu pelabuhan
umum yang dijadikan usaha dan pelabuhan umum yang tidak
dijadikan usaha. Pelabuhan tersebut bisa diartikan sesuai definisinya
masing-masing Pelabuhan yang dijadikan usaha tentu dibangun
dengan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Pelabuhan ini
biasanya dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung.
Contoh jenis pelabuhan tersebut adalah pelabuhan Tanjung

7
Priok di Jakarta dan pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.
Sedangkan pelabuhan yang tidak diusahakan merupakan
pelabuhan yang hanya digunakan untuk tempat singgah kapal saja.
Dengan begitu, pelabuhan ini tidak dilengkapi fasilitas pendukung.
Diantaranya contohnya adalah Pelabuhan Sepekan.
 Pelabuhan Khusus
Pelabuhan khusus merupakan pelabuhan yang diselenggarakan
oleh badan hukum tertentu. Pelabuhan ini difungsikan untuk hal-hal
khusus, seperti kepentingan tertentu pada suatu perusahaan. Tujuannya
adalah untuk menjamin kelancaran kegiatan tertentu dari badan yang
mengelolanya.
2.5.3 Jenis Pelabuhan Berdasarkan Fungsi dan Penggunaannya
 Pelabuhan Barang
Ini pelabuhan yang khusus digunakan untuk mengangkut dan
menurunkan barang. Setelah diturunkan dari kapal, barang akan
disimpan dalam gudang terbuka sebelum akhirnya dikirim ke tujuan.
Sebaliknya, ketika akan diangkut, barang tersebut akan
dikeluarkan dari gudang penyimpanan. Selanjutnya, saat kapal
pengangkut datang, kapal ini akan membawa barang sampai tujuan.
 Pelabuhan Penumpang
Nama ini sudah tidak asing lagi bukan? Pelabuhan penumpang
sering disebut juga sebagai terminal penumpang. Hal ini karena
kondisi pelabuhan tersebut memang dipenuhi oleh penumpang yang
naik turun kapal.
Pelabuhan ini pun dilengkapi dengan fasilitas orang yang akan
bepergian, seperti ruang tunggu, toilet, keamanan, dan lain sebagainya.
Untuk keluar masuknya penumpang dan barang bawaan pun
disediakan jalan sendiri-sendiri.

8
 Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini disusun untuk kepentingan militer. Setiap negara
tentu memiliki kekuatan militer bidang kelautan. Angkatan laut
tersebut membutuhkan pelabuhan untuk operasi keamanan dalam
mengawasi lalu lintas laut negaranya.
Pelabuhan militer ini memiliki peran yang sangat penting.
Biasanya. pelabuhan jenis ini dibangun jauh dari rumah penduduk dan
memang tidak disarankan berada di dekat pemukiman.
Sampai disini sudah jelas bukan bahwa pelabuhan adalah salah
satu kawasan penting yang memiliki fungsi dan manfaat untuk
memudahkan mobilitas dalam kehidupan ini. Mengingat Indonesia
adalah negara maritim, maka keberadaan pelabuhan semakin penting
lagi di negara ini.

9
2.6 Peranan Pelabuhan Di Bidang Ekonomi

Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 mengenai Pelayaran,


pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan atau perairan dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat berkegiatan pemerintah dan perusahaan.
Secara fisik, pelabuhan dipergunakan sebagai tempat kapal berlabuh, naik
turun penumpang dan atau bongkar muat barang. Dengan demikian,
pelabuhan pada umumnya berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang
dilengkapi fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran serta kegiatan
penunjang pelabuhan lain.
Sebagai salah satu prasarana transportasi, pelabuhan memiliki peran
strategis untuk mendukung sistem transportasi karena menjadi titik simpul
hubungan antar daerah / negara. Selain itu, pelabuhan menjadi tempat
perpindahan intra- dan antarmoda transportasi (Oblak dkk., 2013: 84). Dengan
demikian, pelabuhan memiliki fungsi sosial dan ekonomi. Secara ekonomi,
pelabuhan berfungsi sebagai salah satu penggerak roda perekonomian karena
menjadi fasilitas yang memudahkan distribusi hasil-hasil produksi. Secara
sosial, pelabuhan menjadi fasilitas publik tempat berlangsungnya interaksi
antarpengguna (masyarakat), termasuk interaksi yang terjadi karena adanya
aktivitas perekonomian (Berkoz & Tekba, 1999: 11; Derakhshan, 2005: 66).
Keharusan mengintegrasikan tiga subsistem (penyelenggaraan,
pengusahaan, dan penggunaan) membuat upaya untuk meningkatkan kinerja
pelabuhan cenderung kompleks. Upaya tersebut perlu melibatkan peran lintas
institusi sektoral dan membutuhkan konsep, perencanaan, program, dan
strategi implementasi yang komprehensif dan matang. Selain itu, konsistensi,
transparansi, dan kesamaan persepsi di antara stakeholders (pemangku
kepentingan) merupakan kunci penting proses integrasi ketiga subsistem.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelabuhan dapat dirujuk dalam UU No. 21 Tahun 1992 tentang


Pelayaran. Disebutkan bahwa pelabuhan merupakan tempat yang terdiri dari
daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.

Dari pengertian tersebut, definisi pelabuhan mencakup prasarana dan


sistem transportasi, yaitu suatu lingkungan kerja terdiri dari area daratan dan
perairan yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berlabuh dan bertambatnya
kapal, guna terselenggaranya bongkar muat barang serta turun naiknya
penumpang dari suatu moda transportasi laut (kapal) ke moda transportasi
lainnya atau sebaliknya. Pengertian pelabuhan tersebut mencerminkan fungsi-
fungsi pelabuhan, di antaranya: Interface: bahwa pelabuhan merupakan tempat
dua moda/sistem transportasi, yaitu transportasi laut dan transportasi darat. Ini
berarti pelabuhan harus menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang
dibutuhkan untuk perpindahan (transfer) barang dari kapal ke angkutan darat,
atau sebaliknya.

perekonomian negara atau suatu daerah. Pelabuhan sebagai pintu


gerbang. Kapal-kapal yang memasuki pelabuhan terkena peraturan perundang-
undangan dari negara atau daerah tempat pelabuhan tersebut berada., yaitu
ketentuan-ketentuan bea cukai, imigrasi, karantina peraturan impor/ekspor dan
sebagainya.

11
peraturan perundangundangan yang berbeda. Untuk itu diperlukan kerjasama
antar negara yang bersifat bilateral yaitu persetujuan antara dua negara yang
akan menghasilkan perjanjian perdagangan dua negara (bilateral trade
agreement). Jika yang terlibat beberapa negara, dalam daerah tertentu, atau
berdasarkan pada kepentingan yang sama maka menghasilkan perjanjian
antara beberapa negara (regional trade agreement atau mulilateral trade
agreement). Dalam transaksi perdagangan sedikitnya ada unsur penjualan
(ekspor), pembelian (impor) dan barang (komoditas) sebagai objek
perdagangan.
Transaksi perdagangan antar negara ini (ekspor/impor) dilaksanakan
melalui proses yang cukup panjang sesuai dengan ketentuan-ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk masing-masing negara
serta ketentuan-ketentuan yang secara umum berlaku bagi kedua negara
seperti bilateral agreement, regional agreement atau multilateral
agreement/convention. Dalam kegiatan perdagangan yang menggunakan
fasilitas pelabuhan, dilaksanakan pemindahan barang yang merupakan proses
dari transaksi perdagangan. Untuk terlaksananya proses transaksi perdagangan
tersebut diperlukan serangkaian kegiatan yang melibatkan pergudangan,
pengawasan persediaan barang, pemeliharaan dan pengepakan, dokumentasi
dan pengiriman, transportasi dan pelayanan purna jual kepada konsumen.
Pendeknya, transaksi perdagangan akan sangat membutuhkan peran
transportasi sebagai penunjang yang sangat menentukan. Untuk itu, lancarnya
transportasi, tepat waktu dan jaminan keselamatan barang dengan biaya yang
prospektif, akan mempengaruhi harga atau mutu komoditas sampai pada
konsumen.

12
3.2 Saran

Kiranya agar materi ini akan menjadi acuan teman – teman sebagai
reverensi dan menambah wawasan pengetahuan kedepannya dan penulis
menyarankan bagi pembaca untuk lebih mendalami lagi ilmu dari berbagai
reverensi, dan perlu dilakukan penelitian yang mendalam lagi untuk
pengembangan pelabuhan- pelabuhan yang ada di indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/132594-T+27835-Identifikasi+persepsi-
Pendahuluan.pdf
http://scholar.unand.ac.id/23522/2/BAB%201%20%28Pendahuluan%29.pdf
Identifikasi persepsi..., Ayiful Ramadhan Asit, FE UI, 2010. Kutipan
 “Pelindo bukan Satu satunya Pengelola
Pelabuhan”http://www.bumnri/news.detail.htm?news_id, 6 Agustus
2005)
 Suyono, RP, Capt. Shipping, Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor
Melalui Laut,2003, Jakarta: Penerbit PPM.
 Triatmodjo, Bambang, 2009, Perencanaan Pelabuhan, Yogyakarta:
Beta Offset.
 Alonzo DeF. Quinn, 1972, Design and Construction of Ports and
Marine Structures, USA: McGraw-Hill, Inc.
https://business-law.binus.ac.id/2017/03/31/penguatan-peran-dan-fungsi-
pelabuhan/#:~:text=Secara%20ekonomi%2C%20pelabuhan%20berfungsi%20
sebagai,memudahkan%20distribusi%20hasil%2Dhasil%20produksi.
 “Daerah Tidak Berhak Ambil Alih Pelabuhan”.
http://www.kompas.com/kompascetak/0408/12/utama/1204169.htm,
6 Agustus 2005.
 Mahkamah Agung memenangkan uji materiil yang diajukan Pemkot
Cilegon atas PP No.69 Tahun 2001 tentang Pelabuhan.
 Faidil Akbar, “Pemkot Cilegon Menangkan Gugatan Pengelolaan
Pelabuhan”,,https://www.google.com/search?q=makalah+pelabuhan&
oq=makalah+pe&aqs=chrome.0.69i59j69i57j0i512j0i131i433i512j0i5
12l6.318191j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.bphn.go.id/data/documents/pengelolaan_pelabuhan_oleh_daerah.

14

Anda mungkin juga menyukai