Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi
nikmat jasmani maupun rohani kepada kami sehingga dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan benar.

Makalah ini kami beri judul : “Revitalisasi Pelabuhan Cirebon”. Semoga


laporan ini memiliki manfaat untuk yang menyusun dan orang lain yang
membacanya.

Tidak akan terbentuk suatu makalah yang baik dan benar jika tidak ada
orang-orang yang demikian sabar membantu kami, maka dari itu kami ingin
mengucapkan rasa terimakasih kami kepada :

1. Bapak / Ibu kami tercinta selaku orang tua kami


2. Ida Ayu Ari Angreni, ST., MMT. selaku dosen pembimbing kami, dan
3. Semua pihak yang terlibat dan telah memberikan dorongan baik moril maupun
materil demi kesuksesan pembuatan laporan ini.

Kami menyadari segala keterbatasan yang ada dalam penulisan makalah


kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
sekiranya dapat membangun untuk meningkatkan kualitas makalah kami pada masa
yang akan datang. Terimakasih.

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................


...............................................................................................................................i
Daftar Isi ..............................................................................................................
...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1
1.2 Pembatasan Masalah .........................................................................
1
1.3 Tujuan Penyusunan ...........................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN
3.1 Keadaan Pelabuhan Cirebon Saat Ini ................................................
............................................................................................................4
3.2 Upaya Untuk Merevitalisasi Kembali Pelabuhan Cirebon........................
............................................................................................................6
3.3 Manfaat yang diharapkan dengan Revitalisasi Pelabuhan Cirebon............
............................................................................................................6

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ........................................................................................
............................................................................................................7
4.2 Saran ..................................................................................................
............................................................................................................7

Daftar Pustaka ....................................................................................................


8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelabuhan Cirebon merupakan salah satu cabang dari PT. Pelabuhan


Indonesia II (Persero) atau Pelindo II yang berada di wilayah Cirebon, Jawa Barat,
Indonesia. Pelabuhan Cirebon merupakan pintu gerbang perekonomian Jawa Barat
dan Jawa Tengah, serta merupakan pelabuhan alternatif bagi Pelabuhan Tanjung
Priok, khususnya dalam melayani kegiatan perdagangan antar pulau.

Keadaan pelabuhan Cirebon saat ini kapasitasnya sudah tidak memadai lagi,
Pelabuhan Tanjung Priok yang selama ini menjadi tumpuan, sulit untuk
dikembangkan karena sulitnya mendapatkan lahan. Sementara Pelabuhan Cirebon
hanya perlu dikembangkan dan bisa memotong jalur untuk distribusi barang dari
Jawa Ke Sumatera atau Kalimantan dan sebaliknya.

1.2 Tujuan

 Memahami keadaan dan masalah yang terjadi di pelabuhan Cirebon saat ini

iii
 Mengetahui kebijakan apa saja yang dapat diterapkan untuk mengatasi
masalah di pelabuhan Cirebon.
 Mengetahui manfaat apa yang didapat dari revitalisasi pelabuhan Cirebon

1.3 Batasan Masalah

 Bagaimanakah keadaan dan apa saja masalah yang terdapat di pelabuhan


Cirebon saat ini?
 Apa saja kebijakan yang dapat diterapkan?
 Apa manfaat dari revitalisasi pelabuhan Cirebon?

BAB II
LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI

A. Pelabuhan
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk
menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya.
Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan
membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin
juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan.
Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan
pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang
pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya.

Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari
gelombang laut dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi :

 dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.
 crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.
 gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang
akan di pindah ke kapal.
Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu
dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara.
(Triatmodjo, 2009)

iv
B. Revitalisasi

Pengertian dari revitalisasi bisa berarti proses, cara dan atau perbuatan untuk
menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun.
Sehingga secara umum pengertian dari revitalisasi merupakan usaha-usaha untuk
menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.
Beragam kata revitalisasi sering dipergunakan untuk melakukan satu tujuan misalkan
revitalisasi pendidikan, revitalisasi sebuah kawasan, Revitalisasi Kearifan lokal dan
beragam revitalisasi lainnya seiring dengan perkembangan zaman.[2][3]
C. Pelabuhan Cirebon
Pelabuhan Cirebon dibangun tahun 1865, pada masa pemerintahan kolonial Belanda
dan pada tahun 1890 diperluas dengan pembangunan kolam pelabuhan dan
pergudangan.
Tahun 1927, Pelabuhan Cirebon masih berada di dalam struktur organisasi
Pelabuhan Semarang, kemudian sejak tahun 1957 berada di bawah Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta.
Seiring dengan perkembangan, sejak tahun 1983 Pelabuhan Cirebon menjadi salah
satu Cabang Pelabuhan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang berkantor Pusat
diJakarta.

D. PT Pelabuhan Indonesia II

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau disingkat Pelindo II adalah Badan Usaha


Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang Jasa Kepelabuhanan.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah


perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute
perdagangan dunia. Sehingga peran pelabuhan dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi maupun mobilitas sosial dan perdagangan di wilayah ini sangat besar. Oleh
karenanya pelabuhan menjadi faktor penting bagi pemerintah dalam menjalankan
roda perekonomian negara.
Sejak tahun 1960 pengelolaan pelabuhan di Indonesia dilaksanakan oleh pemerintah
melalui Perusahaan Negara (PN) I sampai dengan VIII. Kemudian dalam
perkembangannya, pada tahun 1964 aspek operasional Pelabuhan dikoordinasikan
oleh lembaga pemerintah yang disebut Port Authority , sedangkan aspek komersial
tetap dibawah pengelolaan PN Pelabuhan I sampai dengan VIII.

v
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1969, pengelolaan
pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). Pada tahun
1983, BPP diubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan yang hanya
mengelola pelabuhan umum yang diusahakan, sedangkan pengelolaan pelabuhan
umum yang tidak diusahakan dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut. PERUM Pelabuhan dibagi menjadi 4 wilayah operasi
yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1983. Status
PERUM ini kemudian diubah lagi menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I
sampai IV pada tahun 1992 sampai saat ini.
Wilayah operasi Pelindo II mencakup 10 provinsi dan mengelola 12 pelabuhan yang
diusahakan, yaitu:

1. Pelabuhan Teluk Bayur di Provinsi Sumatera Barat


2. Pelabuhan Jambi di Provinsi Jambi
3. Pelabuhan Palembang di Provinsi Sumatera Selatan
4. Pelabuhan Bengkulu di Provinsi Bengkulu
5. Pelabuhan Panjang di Provinsi Lampung
6. Pelabuhan Tanjung Pandan dan Pelabuhan Pangkal Balam di Provinsi
Bangka Belitung
7. Pelabuhan Banten di Provinsi Banten
8. Pelabuhan Tanjung Priok dan Sunda Kelapa di Provinsi DKI Jakarta
9. Pelabuhan Cirebon di Provinsi Jawa Barat
10. Pelabuhan Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat
11. Pelabuhan Pramuka (rencana) di Provinsi Jawa Barat

vi
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Keadaan dan Masalah di Pelabuhan Cirebon Saat Ini


a. Keadaan Dermaga Draft Kapal
Dermaga kapal adalah tempat berhenti kapal untuk melakukan
bongkar muat barang/penumpang, sedangkan draft kapal adalah jarak
vertikal antara garis air sampai dengan lunas kapal, semakin banyak muatan
kapal semakin dalam kapal masuk kedalam air. Draft digunakan untuk
menetapkan kedalaman alur pelayaran yang dilewati kapal serta kolam
pelabuhan termasuk kedalaman air di dermaga.

Keadaan draft kapal di dermaga-dermaga pelabuhan Cirebon saat ini :


 Dermaga muara jati I, kedalaman draft -7,0m lws
 Dermaga muara jati II,kedalaman draft -5,0m lws
 Dermaga muara jati III, kedalaman draft -7,0m lws

Pada saat dibangun draft mempunyai kedalaman 11m lws tetapi sekarang
sudah mengalami pendangkalan. Sedangkan kebutuhan kedalaman draft kapal di
terminal untuk parkir berbagai jenis kapal tanker dari generasi ke generasi

vii
selanjutnya membutuhkan draft yang semakin dalam dan dermaga yang semakin
luas.

b. Keadaan Akses Jalan


Saat ini pelabuhan cirebon dapat di akses melalui jalur pantura, dengan
exit tol terdekat adalah palimanan, ciperna, dan kanci. Selanjutnya truk
pengangkut barang harus melalui jalan raya yang terkendala macet dan
sempit, ditambah lagi kekuatan jalan yang tidak ideal untuk truk kontainer
membuat jalan seringkali rusak.

c. Keadaan Akses Rel Kereta


Saat ini, barang-barang yang di distribusikan ke atau dari pelabuhan
cirebon melalui kereta harus terhenti di stasiun Prujakan lalu diangkut
menggunakan truk. Jelas ini tidak efisien dan memakan biaya lebih. Sehingga
ini menjadi salah satu masalah yang diperhatiakan pemerintah dalam
pembangunan pelabuhan Cirebon.

3.2 Upaya Untuk Merevitalisasi Kembali Pelabuhan Cirebon


PT Pelindo II telah menandatangani nota kesepahaman dengan Pemprov Jawa
Barat terkait pengembangan pelabuhan Cirebon pertengahan Maret lalu.

viii
Pelabuhan Cirebon nantinya akan seperti ekspektasi masyarakat Jawa Barat
terhadap Pelabuhan Cilamaya yang batal dibangun. Tak hanya kapal
tongkang pengangkut batu bara seperti sekarang, Pelabuhan Cirebon yang
telah dikembangkan juga akan bisa menjadi sandaran bagi kapal-kapal besar
pengangkut kontainer untuk keperluan ekspor dan impor.

Pelabuhan Cirebon akan dikembangkan sampai kedalaman -14 meter LWS


(low water spring/muka air laut surut terendah) agar dapat menampung kapal-
kapal besar pengangkut kontainer serta kapal pesiar. Selain itu, Pelindo II
juga akan mereklamasi sekitar 50 hektar lahan untuk dermaga atau dua kali
lipat dari luas lahan dermaga yang ada saat ini. Dermaga baru itu rencananya
akan dibangun sepanjang satu kilometer, sehingga diperkirakan dapat
memuat sekitar 2 juta kontainer.
Pembangunan akan dilakukan dalam beberapa tahap dengan target rampung
pada 2017. Untuk tahap pertama, investasi dana Rp 1,6 triliun telah disiapkan
untuk memperdalam alur.

Dana sepenuhnya berasal dari PT Pelindo II. Sementara dalam nota


kesepahaman yang telah dibuat, Pemprov Jawa Barat setuju untuk memberi
dukungan kebijakan.

Pelabuhan Cirebon sengaja dikembangkan untuk mendukung kegiatan


industri di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Selain kapasitasnya sudah tak
memadai, Pelabuhan Tanjung Priok yang selama ini menjadi tumpuan, sulit
untuk dikembangkan karena sulitnya mendapatkan lahan. Sementara
Pelabuhan Cirebon hanya perlu dikembangkan dan bisa memotong jalur
untuk distribusi barang dari Jawa Ke Sumatera atau Kalimantan dan
sebaliknya.

Keberadaan pelabuhan besar di Jawa Barat saat ini sudah sangat mendesak.
Pasalnya Pelabuhan Tanjung Priok sudah tak bisa diandalkan. Bukan hanya

ix
karena kapasitasnya, tetapi juga aksesnya yang padat dan membutuhkan
waktu tempuh yang panjang, karena harus melalui Jakarta.

Pemerintah diharapkan memberi dukungan yang matang. Termasuk


pembebasan lahan pendukung agar tidak menjadi permasalahan seperti kasus
Cilamaya. Diharapkan juga pengembangan pelabuhan tersebut
diperhitungkan secara matang, mengingat tingkat sedimentasi di wilayah
pesisir Cirebon terbilang tinggi.

a. Pengembangan Draft dan Perluasan Dermaga

Pelabuhan Cirebon nantinya akan seperti ekspektasi masyarakat Jawa


Barat terhadap Pelabuhan Cilamaya yang batal dibangun. Tak hanya kapal
tongkang pengangkut batu bara seperti sekarang, Pelabuhan Cirebon yang
telah dikembangkan juga akan bisa menjadi sandaran bagi kapal-kapal besar
pengangkut kontainer untuk keperluan ekspor dan impor.

Pelabuhan Cirebon akan dikembangkan sampai kedalaman -14 meter


LWS (low water spring/muka air laut surut terendah) agar dapat menampung
kapal-kapal besar pengangkut kontainer serta kapal pesiar. Selain itu,
Pelindo II juga akan mereklamasi sekitar 50 hektar lahan untuk dermaga
atau dua kali lipat dari luas lahan dermaga yang ada saat ini. Dermaga baru
itu rencananya akan dibangun sepanjang satu kilometer, sehingga
diperkirakan dapat memuat sekitar 2 juta kontainer.

b. Pembangunan Jalan Tol Laut Menuju Pelabuhan Cirebon

Agar menjadi pelabuhan yang benar-benar membantu permasalahan


soal pelabuhan di Indonesia khususnya pulau Jawa, seperti dwelling time,

x
distribusi,dll. Maka dari itu pemerintah berencana membangun jalan tol laut
yang langsung menuju ke Pelabuhan Cirebon.

Jalan tol laut ini nantinya akan terhubung ke pintu masuk tol Kanci
dan akan menjadi jalan khusus untuk ke pelabuhan Cirebon. Pemerintah
akan menambah anggaran dari Rp 2 triliun menjadi Rp 3 triliun untuk
membangun jalan tol ini. Pemerintah juga akan membangun jalan tepi laut
di pelabuhan Cirebon tetapi bila ini mengalami kendala maka jalan tol laut
itu yang akan jadi solusinya dan pemerintah akan lebih konsen kesana.

Barang yang masuk melalui truk nantinya akan melewati jalan tol laut
ini dan tidak melewati jalan lama , sehingga tidak akan terjadi kemacetan
lagi karena kapasitas jalan yang tidak memadai. Pemerintah mengatakan
revitalisasi pelabuhan Cirebon ini tidak hanya akan membantu warga
Cirebon tetapi juga warga Tegal dan Jawa Tengah.

c. Pembangunan Rel Kereta Menuju Pelabuhan Cirebon

Pelabuhan Cirebon akan sangat membantu dalam distribusi barang-


barang ke atau dari pulau Jawa, Kalimantan,dan Sumatera, sehingga tidak
harus melewati Jakarta terlebih dahulu. Hal ini akan memperkecil biaya,
karena selama ini distribusi darat dari Jakarta ke daerah Jawa sendiri cukup
mahal. Sehingga pembangunan pelabuhan Cirebon ini sangat membantu
untuk distribusi ke daerah Jawa.

Untuk menambah efesiensi dalam hal distribusi, pemerintah dapat


membangun rel kereta api yang terhubung langsung ke pelabuhan Cirebon.
Sebenarnya, rel kereta api yang berada di pelabuhan Cirebon sudah ada
sejak dulu tapi sudah tidak aktif dari tahun 1980-an. Pemerintah rencananya
ingin mereaktivasi jalur rel kereta tersebut, tetapi gagal karena dinilai tidak
cocok dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cirebon dan rencana

xi
kedepan akan dibangun rel baru sepanjang 10km yang kemungkinan akan
dimulai tahun depan

3.3 Manfaat Revitalisasi Pelabuhan Cirebon


a. Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, revitalisasi pelabuhan Cirebon ankan sangat
membantu bagi banyak kalangan. Dari pengusaha yang akan
mengekspor barangnya ke luar negeri atau ke luar kota, lalu
pemerintah, warga cirebon dan sekitarnya,dll. Pengusaha yang akan
mengekspor barangnya akan sangat terbantu dari segi biaya
pengiriman dan waktu pengiriman, biaya tentu akan lebih murah
karena tidak harus membawanya ke Jakarta dulu, dengan begitu waktu
untuk pengiriman barang juga akan terpotong dan jadi lebih cepat.
Pemerintah pun akan terbantu dari pengusaha-pengusaha ini dengan
kegiatan ekspor karena dapat menaikkan devisa negara, lalu
pemerintah akan lebih terbantu pada proses dwelling time karena tidak
hanya terpusat pada pelabuhan Tanjung Priok saja. Bagi warga
cirebon sendiri manfaat yang didapatkan adalah dari segi harga
barang-barang yang masuk akan jauh lebih murah karena langsung
masuk ke pelabuhan Cirebon, sehingga mobilitas perdagangan di
Cirebon dapat berkembang.

b. Pariwisata
Dengan penambahan kedalaman draft yang dilakukan dalam
revitalisasi pelabuhan Cirebon, maka kapal penumpang dan kapal
pesiar yang ukurannya besar dapat masuk, sehingga turis dari luar
maupun dalam negeri dapat datang ke cirebon dengan mudah. Dengan
begitu kegiatan pariwisata di Cirebon pun dapat meningkat.

c. Transportasi

xii
Dari segi transportasi, dengan ditambahnya kedalaman draft maka
kapal penumpang pun bisa masuk, dan bila memang kapal penumpang
diizinkan masuk maka ini akan membantu dari segi transportasi warga
Cirebon yang ingin keluar kota. Lalu karena akan dibangunnya jalan
tol laut dan rel kereta api langsung menuju ke pelabuhan Cirebon
maka jalan yang dulu digunakan untuk mengangkut barang dengan
truk tidak akan macet dan rusak lagi seperti sebelumnya.

xiii
xiv

Anda mungkin juga menyukai