Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi
nikmat jasmani maupun rohani kepada kami sehingga dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan benar.
Tidak akan terbentuk suatu makalah yang baik dan benar jika tidak ada
orang-orang yang demikian sabar membantu kami, maka dari itu kami ingin
mengucapkan rasa terimakasih kami kepada :
Penulis,
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1
1.2 Pembatasan Masalah .........................................................................
1
1.3 Tujuan Penyusunan ...........................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Keadaan Pelabuhan Cirebon Saat Ini ................................................
............................................................................................................4
3.2 Upaya Untuk Merevitalisasi Kembali Pelabuhan Cirebon........................
............................................................................................................6
3.3 Manfaat yang diharapkan dengan Revitalisasi Pelabuhan Cirebon............
............................................................................................................6
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Keadaan pelabuhan Cirebon saat ini kapasitasnya sudah tidak memadai lagi,
Pelabuhan Tanjung Priok yang selama ini menjadi tumpuan, sulit untuk
dikembangkan karena sulitnya mendapatkan lahan. Sementara Pelabuhan Cirebon
hanya perlu dikembangkan dan bisa memotong jalur untuk distribusi barang dari
Jawa Ke Sumatera atau Kalimantan dan sebaliknya.
1.2 Tujuan
Memahami keadaan dan masalah yang terjadi di pelabuhan Cirebon saat ini
iii
Mengetahui kebijakan apa saja yang dapat diterapkan untuk mengatasi
masalah di pelabuhan Cirebon.
Mengetahui manfaat apa yang didapat dari revitalisasi pelabuhan Cirebon
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
A. Pelabuhan
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk
menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya.
Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan
membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin
juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan.
Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan
pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang
pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya.
Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari
gelombang laut dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi :
dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.
crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.
gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang
akan di pindah ke kapal.
Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu
dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara.
(Triatmodjo, 2009)
iv
B. Revitalisasi
Pengertian dari revitalisasi bisa berarti proses, cara dan atau perbuatan untuk
menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun.
Sehingga secara umum pengertian dari revitalisasi merupakan usaha-usaha untuk
menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.
Beragam kata revitalisasi sering dipergunakan untuk melakukan satu tujuan misalkan
revitalisasi pendidikan, revitalisasi sebuah kawasan, Revitalisasi Kearifan lokal dan
beragam revitalisasi lainnya seiring dengan perkembangan zaman.[2][3]
C. Pelabuhan Cirebon
Pelabuhan Cirebon dibangun tahun 1865, pada masa pemerintahan kolonial Belanda
dan pada tahun 1890 diperluas dengan pembangunan kolam pelabuhan dan
pergudangan.
Tahun 1927, Pelabuhan Cirebon masih berada di dalam struktur organisasi
Pelabuhan Semarang, kemudian sejak tahun 1957 berada di bawah Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta.
Seiring dengan perkembangan, sejak tahun 1983 Pelabuhan Cirebon menjadi salah
satu Cabang Pelabuhan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang berkantor Pusat
diJakarta.
D. PT Pelabuhan Indonesia II
v
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1969, pengelolaan
pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). Pada tahun
1983, BPP diubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan yang hanya
mengelola pelabuhan umum yang diusahakan, sedangkan pengelolaan pelabuhan
umum yang tidak diusahakan dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut. PERUM Pelabuhan dibagi menjadi 4 wilayah operasi
yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1983. Status
PERUM ini kemudian diubah lagi menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I
sampai IV pada tahun 1992 sampai saat ini.
Wilayah operasi Pelindo II mencakup 10 provinsi dan mengelola 12 pelabuhan yang
diusahakan, yaitu:
vi
BAB III
PEMBAHASAN
Pada saat dibangun draft mempunyai kedalaman 11m lws tetapi sekarang
sudah mengalami pendangkalan. Sedangkan kebutuhan kedalaman draft kapal di
terminal untuk parkir berbagai jenis kapal tanker dari generasi ke generasi
vii
selanjutnya membutuhkan draft yang semakin dalam dan dermaga yang semakin
luas.
viii
Pelabuhan Cirebon nantinya akan seperti ekspektasi masyarakat Jawa Barat
terhadap Pelabuhan Cilamaya yang batal dibangun. Tak hanya kapal
tongkang pengangkut batu bara seperti sekarang, Pelabuhan Cirebon yang
telah dikembangkan juga akan bisa menjadi sandaran bagi kapal-kapal besar
pengangkut kontainer untuk keperluan ekspor dan impor.
Keberadaan pelabuhan besar di Jawa Barat saat ini sudah sangat mendesak.
Pasalnya Pelabuhan Tanjung Priok sudah tak bisa diandalkan. Bukan hanya
ix
karena kapasitasnya, tetapi juga aksesnya yang padat dan membutuhkan
waktu tempuh yang panjang, karena harus melalui Jakarta.
x
distribusi,dll. Maka dari itu pemerintah berencana membangun jalan tol laut
yang langsung menuju ke Pelabuhan Cirebon.
Jalan tol laut ini nantinya akan terhubung ke pintu masuk tol Kanci
dan akan menjadi jalan khusus untuk ke pelabuhan Cirebon. Pemerintah
akan menambah anggaran dari Rp 2 triliun menjadi Rp 3 triliun untuk
membangun jalan tol ini. Pemerintah juga akan membangun jalan tepi laut
di pelabuhan Cirebon tetapi bila ini mengalami kendala maka jalan tol laut
itu yang akan jadi solusinya dan pemerintah akan lebih konsen kesana.
Barang yang masuk melalui truk nantinya akan melewati jalan tol laut
ini dan tidak melewati jalan lama , sehingga tidak akan terjadi kemacetan
lagi karena kapasitas jalan yang tidak memadai. Pemerintah mengatakan
revitalisasi pelabuhan Cirebon ini tidak hanya akan membantu warga
Cirebon tetapi juga warga Tegal dan Jawa Tengah.
xi
kedepan akan dibangun rel baru sepanjang 10km yang kemungkinan akan
dimulai tahun depan
b. Pariwisata
Dengan penambahan kedalaman draft yang dilakukan dalam
revitalisasi pelabuhan Cirebon, maka kapal penumpang dan kapal
pesiar yang ukurannya besar dapat masuk, sehingga turis dari luar
maupun dalam negeri dapat datang ke cirebon dengan mudah. Dengan
begitu kegiatan pariwisata di Cirebon pun dapat meningkat.
c. Transportasi
xii
Dari segi transportasi, dengan ditambahnya kedalaman draft maka
kapal penumpang pun bisa masuk, dan bila memang kapal penumpang
diizinkan masuk maka ini akan membantu dari segi transportasi warga
Cirebon yang ingin keluar kota. Lalu karena akan dibangunnya jalan
tol laut dan rel kereta api langsung menuju ke pelabuhan Cirebon
maka jalan yang dulu digunakan untuk mengangkut barang dengan
truk tidak akan macet dan rusak lagi seperti sebelumnya.
xiii
xiv