ARMANSYAH NIM ( STAMBUK ) : 20 222 100 SEMESTER/KELAS : 3B EKONOMI MATKUL : KEALKHAIRATAN
TUGAS KE 1
1. Mengapa guru tua memilih palu bukan daerah lain indonesia seperti jawa dll? JAWABAN :
Habib Idrus telah mempertaruhkan seluruh hidupnya dalam mengarungi
perjalanan panjang dengan berbagai sarana ke kepulauan di sekitar sulawesi dan Maluku untuk menyiarkan pengetahuan Islam. beliau berpindah dari satu pulau ke pulau yang lain menggunakan perahu sampan, gerobak dan kendaraan lainnya bahkan dengan perjalanan kaki dengan bermacam resiko, tantangan dan bahaya yang selalu mengancam di setiap saat. akan tetapi Habib Idrus selalu merasakan kenikmatan di antara pertarungan jiwanya yang beliau rela memberikan apa saja Meski jiwanya sekalipun. ketabahannya dalam mengarungi pelayanan itu sampai berbulan-bulan lamanya, dan kadang-kadang perjalanan itu ditempuh dengan berjalan kaki jika tidak mendapatkan alat-alat transportasi. Rencana untuk mendirikan madrasah Islamiyah pun disampaikan yang menjadi dasar pemikiran ialah dengan melalui pendidikan masyarakat akan lebih cepat dan maju. cara berpikir dan bertindak selalu diteliti, karena pertimbangan pikiran disertai ilmu selalu menyertainya. tindakan pikiran yang tidak masuk akal sulit terjadi. adapun usaha-usaha yang dilakukan yaitu pada periode ini, saya itu masih tetap melanjutkan program pendekatan terhadap masyarakat melalui dakwah dan ceramah. Cara ini masih dilakukan oleh guru tua karena masyarakat masih perlu pendekatan. lokasi kegiatan tidak hanya di lembah Palu, tetapi sudah banyak mengunjungi Daerah seperti Poso Ampana, Luwuk-Banggai, tinombo, Parigi, Gorontalo, Manado dan wilayah Ternate. juga daerah Kalimantan dan pulau Jawa. Pendekatan ini melalui para raja/kepala pemerintahan sangat membantu Sayyid idrus dimana melalui raja/kepala pemerintahan Itulah sebabnya masyarakat menjadi banyak yang mengikuti dan mendukung apa yang diprogramkan alkhairat. karena yang sangat mendesak yang diprogramkan adalah usaha membangun gedung baru akibat gedung lama tidak mampu lagi menampung jumlah murid yang banyak belajar dan penyebaran wilayah alkhairat kepedesaan, yang membutuhkan pendidikan keagamaan. dalam perkembangannya, ketika dilaksanakan Muktamar 1 pada tahun 1956, jumlah Madrasah Al hairat tercatat sebanyak 25 buah. keputusan penting yang dihasilkan oleh Muktamar adalah mukanya Madrasah lanjutan pertama yang dipimpin oleh Ustad Abbas palimuri dengan mengakomodasi pelajaran umum dan agama masing-masing 50%. pada tahun 1963 dilaksanakan Muktamar II alkhairat di Ampana. Dilaporkan bahwa jumlah Madrasah naik menjadi 150 cabang. pada Muktamar 3 alkhairat, jumlah Madrasah meningkat lagi menjadi 450 cabang, Muktamar ke-4 tahun 1980, 556 cabang. Muktamar ke 5 tahun 1986 sebanyak 732 cabang, dan hingga akhir tahun 2004, AlKhairat telah memiliki 1.561 madrasah/sekolah dan 34 pondok pesantren tersebar di kawasan Timur Indonesia. Di bidang pendidikan tinggi, Alkhairat membuka Universitas AlKhairat (UNISA) dengan 5 fakultas definitif dan 2 fakultas persiapan. kelima fakultas tersebut yaitu fakultas agama, pertanian, perikanan, ekonomi dan sastra ditambah fakultas kejuruan dan ilmu pendidikan serta kedokteran. sampai tahun 2004, UNISA tercatat telah mewisuda 1.841 Sarjana strata dan 1 dan D2. Selain itu, untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga besar AlKhairat dan masyarakat umum, dibukalah Rumah Sakit Islam S.I.S Aljufri yang diresmikan bersamaan dengan haul ke-35 Habib Idrus bin Salim aljufri pada tahun 2004. Sebelum kedatangan Sayyid Idrus ke Palu, masyarakat Sulawesi Tengah telah memiliki beberapa kepercayaan tradisional yang mereka warisi dari nenek moyangnya, walaupun masyarakat Sulawesi Tengah pada waktu itu mayoritas beragama Islam. Selain kepercayaan tradisional yang telah disebutkan, terdapat pula kepercayaan tradisional seperti Balia, sesajen dan lain-lain. Balia adalah suatu upacara tertentu, sebagai suatu Kepercayaan dan keyakinan, bahwa dengan adanya prosesi tersebut orang yang sedang sakit parah akan sembuh dari penyakitnya. begitu pula adanya sesajen, karena diyakini bahwa seseorang yang sakit adalah disebabkan oleh gangguan jin, atau setan. Tetapi semua kepercayaan- kepercayaan tradisional tersebut, berangsur-angsur hilang, karena pendidikan dan dakwah yaitu melalui kunjungan Sayyid Idrus melalui alkhairat dan murid-murid. Yang pertama karena kunjungan-kunjungan keluargaan, maka kunjungan kali ini adalah akibat “peristiwa Aden” yang harus diterimanya dengan hati yang pedih. Kejadian ini disebabkan adanya penghianatan dari teman sendiri inilah musuh dalam selimut. segala rencana dan program yang dirahasiakan yakni, untuk mendesak pemerintahan Inggris dengan segala cara memberi kemerdekaan terhadap tanah air Hadramaut untuk dipenuhi, telah diketahui oleh penguasa Inggris dan mencari dukungan dari negara-negara tetangga (Islam). Semua yang dirahasiakan itu, disampaikannya kepada penguasa tentara Inggris. untuk mencegah akibat yang mungkin terjadi di masyarakat, maka Sultan Hadramaut menempuh jalan bijaksana yakni mencegah keputusan Sayyid Idrus akan meninggalkan tanah tumpah darahnya dan mereka akan hidup mengembara di tempat lain karena Sultan mengetahui benar bahwa kedua tokoh pemuda ini yakni Sayyid idrus dan sayyid abdurrahman adalah pemuda intelek, konsekwen dalam pendirian, tetapi bijaksana. Dengan keputusan yang telah menjdai prinsipnya itu, sayyid idrus memulai langkahnya meninggalkan tanah airnya yang tercinta handramaut, untuk menuju daerah baru yangdipilihnya yakni indonesia. Sedangkan temannya menuju arah mekah. Kehadiran guru tua diwani pada tahun 1929 merupakan awal mula sejarah pendidikan alkhairat di kota palu. Kedatangan guru tua di wani atas permintaan beberapa tokoh masyarakat diwani yang ingin belajar islam lebih baik. Dengan dibantu oleh masyarakat setempat dibangunlah madrasah al-hidayah. Nama madrasah tersebut merujuk kepada nama madrasah milik sayyid ali alhabsyie dan sayyid abdollah alhabsyie di tojo una-una, ampana. Hampir setahun guru tua tinggal dan menetap di wani, kemudian beliau meninggalkan wani dan menetap di kota palu. Hijrah nya guru tua ke palu menjadi awal sejarah berdirinya lembaga islam alkhairat. Kehadiran guru tua di kota palu disambut baik oleh masyarakat setempat dengan menggunakan tempat mereka sebagai tempat belajar mengajar. Merespon antusiasme masyarakat yang begitu besar akan pendidikan, guru tua pun mendirikan alkhairat. Peresmian madrasah alkhairat untuk pertama kalinya bertempat dilantai bawah, rumah haji daeng marocca (depan masjid jami). Kampung baru. TUGAS KE 2
1. Gambarkan keadaan palu sebelum kedatangan guru tua !
JAWABAN :
Sebelum kedatangan Sayyid Idrus ke Palu, masyarakat Sulawesi Tengah telah
memiliki beberapa kepercayaan tradisional yang mereka warisi dari nenek moyangnya, di antaranya ialah tradisi mengadakan perayaan setiap panen padi. Selain itu, pada masa pemerintahan Hindia Belanda, telah berdiri tiga organisasi penginjil di Sulawesi Tengah. Ketiga organisasi tersebut berusaha mengkristenkan suku-suku terasing di Sulawesi Tengah. Dalam praktiknya, ketiga organisasi penginjil itu tidak terbatas mengajak suku terasing saja melainkan juga mereka yang telah memeluk agama Islam. Pada akhir Tahun 1929, Sayyid Idrus berlayar menuju Manado. Kapalnya singgah di Pelabuhan Donggala. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk turun ke darat dan langsung ke Palu. Di Palu, Sayyid Idrus mengadakan musyawarah dengan jemaah Arab yang dipimpin oleh Syaikh Nasir bin Khamis Al-Amar, tentang kemungkinan pembukaan madrasah di Palu. Dari musyawarah itu maka disepakatilah pembangunan madrasah di Kota Palu, dengan syarat, sarana pendidikan berupa gedung disiapkan oleh jamaah Arab. Sedangkan gaji guru, Sayyid Idrus yang mengusahakannya. Pada Tahun 1930 Habib Idrus pun pindah ke Kota Palu yang kala itu bernama “Celebes”. Kehadiran Habib Idrus di Kota Palu merupakan wujud dari keinginan masyarakat setempat yang ingin mengenal Islam lebih baik. Di Palu, kala itu, Habib Idrus menggunakan ruangan Toko Haji Quraisy di Kampung Ujuna sebagai ruangan belajar mengajar dan kemudian pindah ke rumah Almarhum Haji Daeng Maroca di Kampung Baru (Depan Masjid Jami). Rupanya, di Palu inilah memberikan inspirasi yang kuat untuk tinggal dan menetap dalam rangka melakukan dakwahnya setelah menyaksikan keadaan masyarakat yang masih sangat terbelakang dalam pemahaman ajaran Islam. Salah satu strategi yang digunakan agar cepat diterima masyarakat Palu, Sayid Idrus menerima saran dari beberapa tokoh masyarakat, Habib Idrus pun memutuskan untuk menikahi salah seorang bangsawan Puteri Kaili yang juga merupakan sosok perempuan yang sangat berperan dalam pengembangan Yayasan Alkhairaat Pusat. Dengan ketetapan hati dan petunjuk dari Allah SWT, pada tahun 1931 M Habib Idrus pun menikahi Ince Ami Dg. Sute. Dari perkawinan ini beliau dikaruniai dua orang puteri, Syarifah Sidah Aljufri dan Syarifah Sa’diyah Aljufri. Habib Idrus kemudian menikahkan kedua puterinya dengan dua orang murid kesayangannya yaitu, Habib Ali bin Husein Alhabsyi dinikahkan dengan Syarifah Sidah binti IdrusAljufri dan Habib Idrus bin Husein Alhabsyi dinikahkan dengan Syarifah Sa’diyah binti Idrus Aljufri. Pada tahun 1930 M itu, pembicaraan mengenai pembukaan madrasah pun lebih dimatangkan lagi. Izin pendirian dan pembukaan madrasah pada pemerintah Hindia Belanda diurus hingga tuntas. Maka pada malam hari tanggal 30 Juni 1930, Madrasah Al Khairat diresmikan berdirinya di Tanah Kaili, Kota Palu. Seluruh pembiayaan pengelolaan madrasah, baik menyangkut administrasi dan keuangan ditangani oleh Sayyid Idrus sendiri. Murid-murid yang belajar tidak dipungut biaya sepersenpun. Untuk pembiayaan hidup rumah tangga Sayyid Idrus dan gaji guru-guru diusahakannya dengan jalan berdagang. Beliau sangat rajin mengajar siswa- siswanya dengan penuh dedikasi dan keikhlasan yang hanya mengharapkan ridho Allah semata. Keseriusan Sayyid Idrus mendapat sambutan dari siswa siswanya. Mereka disiplin mengikuti seluruh program dan kegiatan belajar baik formal maupun non formal. Proses belajar di di Madrasah Al Khairat diselimuti dengan berbagai macam masalah, di antaranya pada tahun 1933 M, Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan surat keputusan yang isinya merupakan kewajiban kepada siswa- siswa