Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ 1
DAFTAR ISI ...................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... 5
DAFTAR TABEL .............................................................................. 6
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 7
I.1
1.2
12.1
1.3
2.1.1
2.1.2
2.1.3
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1 prosentase lolos ayakan ....................................................... 26
Tabel 2 syarat agregat....................................................................... 27
Tabel 3 Persyaratan agregat ............................................................. 30
Tabel 4 Uji aus menurut SNI ............................................................ 30
Tabel 5 Kuat Lentur Minimun untuk Perkerasan Beton Semen ....... 35
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Jalan raya merupakan suatu lintasan sarana transportasi darat
yang berfungsi melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat
lain. Saat ini kontruksi perkerasan kaku (rigid pavement) lebih
disukai dan banyak jalan terbuat dari beton telah diberi lapis
tambahan. Kelebihan dari kontruksi perkerasan kaku adalah sifat
kekauannya yang mampu menahan beban roda kendaraan dan
menyebarkannya ke tanah dasar secara efisien. Sifat beton yang
mampu menahan beban tekan dijadikan sebagai andalan untuk
menahan beban roda kendaraan, sementara kelemahan dalam
menahan beton yang yang mengakibatkan terjadinya tegangan
tarik dijadikan sebagai kendala dalam merencanakan tebal plat
beton, dampak dari terjadinya tegangan tarik akibat beban yang
melebihi tegangan tarik dari beton adalah terjadinya retak-retak
pada permukaan.
Kendaraan berkapasitas tinggi yang menjadi ujung
permasalahan dijalur ini, jalan legundi wringinanom adalah
kawasan industri yang mempunyai tingkat produksi dan distribusi
barang yang tinggi, kendaraan industri keluar masuk pabrik dapat
mengakibatkan jalan beraspal menjadi bergelombang dan akhirnya
crack. Oleh karena itu Dinas pekerjan umum bina marga
pemerintah provinsi jawa timur selaku owner mencanangkan
peningkatan jalan legundi batas kabupaten mojokerto. Dengan
demikian jalan yang semula dari perkerasan lentur ditingkatkan
menjadi jalan perkerasan kaku.
Dari latar belakang tersebut maka dinas pekerjaan umum bina
marga menunjuk kontraktor Adhi karya sebagai pelaksana
1.2
12.1
1.3
Lokasi Proyek
Lokasi dari pekerjaan Peningkatan Jalan legundi bts
kabupaten Mojokerto berada di batas kabupaten mojokerto dan
legundi., yang bertepatan pada sepanjang jalan wringinanom
BAB II
ADMINISTRASI PROYEK
Pemerintah provinsi jawa timur dinas pekerjaan umum bina
marga kegiatan peningkatan jalan dan pembangunan jembatan
provinsi jawa timur paket peningkatan jalan legundi batas kabupaten
mojokerto tahun 2015 dengan spesifikasi sebagai berikut :
Nomor
: 602.1/311/KTR/110/PNK.01/2015
Tanggal
: 2 April 2015
Nilai
: Rp. 42.465.000.000,00
Sumber dana : DPA SKPD APBD Provinsi Jawa timur
Tahun Anggaran 2015
2.1
Struktur Organisasi
Untuk menunjang kelancaran suatu proyek dan menghindari
terjadinya gangguan yang tidak diinginkan seperti keterlambatan
proyek, maka perlu adanya keterpaduan dan kerjasama yang baik
antar organisasi yang terlibat di dalam proyek itu sendiri.
Adapun organisasi yang terlibat di dalam proyek peningkatan
jalan legundi bts kabupaten mojokerto adalah sebagai berikut :
1. Pemilik Proyek
: Dinas Pekerjaan Umum Bina
Marga Pemprov Jawa Timur
2. Kontraktor
: PT. Adhi Karya
3. Konsultan Perencana
: PT. Dhuta Buana Jaya
4. Konsultasi Supervisi
: PT. Dhuta Buana Jaya
10
11
2.1.3.3
12
2.1.3.4 Administrasi
Melaksanakan pekerjaan adminitrasi proyek
administrasi teknik
Melakukan tugas-tugas lain atas perintah pimpinan
dan
2.1.3.5 Surveyor
Melaksanakan pengukuran, pematokan lokasi pekerjaan
yang akan dilaksanakan
Mendata hasil pengukuran dan melakukan penggambaran
shop drawing untuk menghitung MC 0%
2.1.3.6 Juru Gambar
Membuat schedule Shop Drawing dan As Built Drawing
Membuat Shop Drawing yang efisien, jelas dan
menguntungkan
Melakukan control terhadap gambar yang diterima maupun
yg dikeluarkan
2.1.3.7 Quality Control
Melaksanakan control atas pekerjaan di lapangan secara
berkala
Melaksanakan audit atas hasil pelaksana pekerjaan
Melakukan inspeksi, test dan check atas pekerjaan
Membuat laporan hasil audit ke pimpinan dan tim unit
jaminan mutu
13
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
III.1. Trial Mix
pada pekerjaan peningktan jalan legundi bts kabupaten mojokerto
di butuhkan beberapa kuat tekan mutu beton yang digunakan
sebagai rigid,LC(Lean concrete), caping beam.trial mix ini
dilakukan di batching plan PT Merak Jaya Beton. Bagian bagian
14
15
16
Gambar 4 penghampran
CTB
17
Gambar 8 pengahmparan LC
18
19
4.
5.
6.
7.
8.
20
9.
10.
11.
12.
13.
21
Gambar 9 wiregent
22
23
24
BAB IV
QUALITY CONTROL
IV.2 (Cement Treated Base / ctb)
IV.2.1 Umum
1. Toleransi
a. Tebal minimum Cement Treated Base (CTB) yang
dihampar tidak kurang dari tebal yang disyaratkan.
Tebal maksimum tidak boleh lebih besar dari 10 mm
dari tebal yang di syaratkan.
b. Tebal rata-rata pada potongan melintang dari survai
lapangan harus tidak lebih atau kurang dari 10 % dari
yang ditentukan.
c. Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakkan
pada permukaan jalan sejajar dan tegak lurus terhadap
garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada tidak
boleh melampaui 8 mm tiap 3 meter.
d. Cement Treated Base (CTB) tidak boleh di hampar
dengan tebal lapisan melebihi 15 cm tebal padat, dan
tidak dalam lapisan kurang dari 7,5 cm tebal padat.
e. Elevasi permukaan akhir tidak boleh berubah lebih
dari 10 mm ke atas atau ke bawah dari elevasi rencana
dalam setiap titik.
f. Ukuran pada tepi lapisan Cement Treated Base (CTB)
diukur dari garis sumbu rencana tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam Gambar Rencana.
2. Rencana Kerja dan Pengaturan Lalulintas
a. Sebaiknya, 14 hari setelah penghamparan Cement
Treated Base (CTB), penghamparan lapis penutup
atas (Asphalt Base Course, Binder Course, Wearing
Course) harus dilaksanakan.
b. Penyedia jasa (kontraktor) harus menjamin bahwa
di lokasi pekerjaan lalulintas tidak diijinkan lewat
di atas Cement Treated Base (CTB), minimum 4
25
% Lolos
100
95 100
45 80
25 50
8 30
08
05
2. Air
Air harus sesuai dengan AASHTO T26-27 dan
disetujui oleh Direksi Teknik. Air harus bebas dari
endapan dan dari zat yang merusak.
3. Agregat
Secara keseluruhan gradasi agregat harus dalam
batasan seperti berikut :
Persyaratan lain dari agregat adalah sebagai berikut :
26
AASHTO
Test
T96 74
T90 70
T89 68
T112 78
Persyaratan
Maks 35 %
Maks 6% Maks 35 %
Maks 1%
27
28
4. Perawatan (Curing)
a. Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Direksi
Teknik bila permukaan telah cukup kering harus ditutup
dengan menggunakan:
Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga
penguapan air dalam campuran.
Penyemprotan dengan Bituminous Emulsi CSS-l
dengan batasan pemakaian antara 0,35 -0,50 liter per
meter persegi.
metode lain yang bertujuan melindungi Cement
Treated Base (CTB) adalah dengan karung goni yang
dibasahi air selama masa perawatan (curing).
IV.3 PERKERASAN KAKU
IV.3.1 BAHAN
1. Mutu Perkerasan Beton Semen
Bahan pokok untuk mutu perkerasan beton semen harus
sesuai dengan ketentuan Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini, kecuali
jika disebutkan lain dalam Seksi ini.
2. Agregat Halus untuk Perkerasan Beton Semen
Agregat halus harus memenuhi SNI 03-6820-2002 dari
Spesifikasi selain yang disebutkan di bawah ini. Agregat halus
harus terdiri dari bahan yang bersih, keras, butiran yang tak
dilapisi apapun dengan mutu yang seragam, dan harus :
a. Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM
No. 4 (4,75mm).
b. Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat)
pasir alam.
c. Pasir laut/pantai tidak boleh digunakan dalam campuran
perkerasan beton semen.
29
Ketentuan
Metoda
pengujian
SNI
03-48041998
SNI 1969 :2008
Minimum
1.200 kg/ml
Penyerapan oleh Maksimum 5 %
air
3. Agregat Kasar untuk Perkerasan Beton Semen
Ketentuan
tidak melampaui
35% untuk
500 putaran
minimum 1.200
kg/m3
Metoda pengujian
2417: 2008
SNI 03-4804-1998
30
Berat jenis
minimum 2,1
SN1 1970:2008
SNI 1970:2008
Bentuk partikel
pipih dan lonkong
denga rasio 3:1
Bidang pecah(2 atau
lebih )
masing-masing
maks 25%
ASTM D-4791
minimum 80%SNI
SNI 7619-:20!2
<
6. Baja Tulangan
Baja tulangan (reinforcing steel) harus sesuai dengan
ketentuan Seksi 7.3 dari Spesifikasi ini, dan detailnya
tercantum dalam Gambar. Tulangan anyaman baja harus
sesuai dengan persyaratan dari AASHTO M 55. Tulangan
31
32
33
34
Syarat
kuat
lentur
(kg/cm2,Mpa)
Beton percobaan campuran
Fs 47 untuk 28 hari
Perkerasan
beton Fs 45 untuk 28 hari
semen(pengendalian
produksi)
Metode pengujian
SNI 03 4431- 1997
Ukuran benda uji
Balok 500 x 150 mm
Catatan :
1) Beton untuk Perkerasan Beton Semen dalam pekerjaan
permanen harus memenuhi ketentuan kuat lentur
minimum untuk Beton Perkerasan yang diberikan dalam
tabel 5. Nilai kuat tekan minimum untuk produksi dapat
disesuaikan berdasarkan perbandingan nilai kuat lentur
dan kuat tekan yang dicapai untuk serangkaian pengujian
yang tidak kurang dari 16 pengujian kuat tekan dan kuat
lentur pada rancangan yang disetujui. Penyesuaian Nilai
Kuat tekan minimum untuk pengendalian produksi yang
diberikan dalam Tabel 5.3.2.(3) akan mengikuti perintah
atau persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
2) Kuat lentur FS 45 MPa setara dengan kuat tekan
minimal 400 kg/cm
Untuk kekuatan yang terjadi pada 7 hari, sementara disyaratkan
80% dari kuat lentur lapangan yang terjadi . Direksi Pekerjaan
dapat, menurut pendapatnya, pada setiap saat sebelum atau selama
operasi beton perkerasan, menaikkan atau menurunkan kekuatan
minimum yang terjadi pada umur 7 hari. Kuat tekan rata-rata Lapis
35
36
Bilamana hasil pengujian kuat lentur diatas tidak mencapai 90% dari
kuat lentur yang disyaratkan dalam Tabel 5.3.2.(3) maka pengambilan
benda uji inti (core) di lapangan, minimum 4 benda uji, untuk
pengujian kuat tekan dapat dilakukan. Jika kuat tekan benda uji inti
(core) yang diperoleh ini mencapai kuat tekan yang diperoleh dari
campuran beton yang sama, yang digunakan untuk pengujian kuat
lentur sebelumnya, maka produk beton ini dapat diterima untuk
pembayaran.
37
BAB V
PERMASALAHAN KHUSUS
Peningkatan jalan legundi batas kabupaten mojokerto yang
dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi karya ini dalam pelaksanaanya
mengalami beberapa kesulitan, diantaranya :
1. lalu lintas yang sangat padat mengakibatkan pengerjaan LC
pada satu lajur terhambat, sehingga dilakukan system buka
tutup. Hal ini yang mengakibatkan kendaraan-kendaraan
pengirim material tidak produktif dalam mendatangkan
material ke lapangan.
2. kendaraan besar yang keluar masuk pabrik mengakibatkan
pengerjaan LC terputus, sehingga harus dikasih jarak untuk
kendaraan pabrik. Hal ini yang menjadikan pertimbangan
dalam produktivitas pengerjaan LC, karena banyak tuntutan
dari pihak LSM dan pekerja dari pabrik yang terkait.
3. Pengerjaan CTB yang terhambat karena adanya saluran yang
terdapat pada area CTB, yang dalam hal ini ppihak penyedia
jasa harus koordinasi pada pihak instansi yang terkait yaitu
PGN ( Perusahaan Gas Negara )
4. Metode saat pemasangan wiremesh pada perkerasan rigid,
karena pada saat pengoperasian alat wiregent posisi wiremesh
jauh dari spek.
5. Kesulitan dalam penyambungan rigid, karena pada saat rigid
diteruskan terjadinya beda tinggi antar rigid lama dan rigid
baru, sehingga harus dilakukan pemotongan pada permukaan.
Tapi masalah ini di antisipasi dengan melakukakn rigid yang
38
39
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
a) Pekerjaan peningkatan jalan legundi batas kabupaten
mojokerto ini menghabiskan dana Rp. 42.465.000.000,00 dari
sumber dana DPA SKPD APBD Provinsi Jawa timur tahun
Anggaran 2015
b) Pekerjaan ini dilengkapi dengan laporan tiap minggu dan tiap
bulan yang baik, sehingga laporan kemajuan ini bisa dipantau
dengan baik oleh pihak owner
c) Pekerjaan ini juga memberikan dampak keuntungan dan
kerugian bagi pengguna jalan yang berada disekitar lokasi
proyek, khususnya pada pabrik-pabrik yang berada
disekitarnya
VI.2 Saran
Dengan tidak mengurangi rasa hormat dan terima kasih
penulis kepada pihak pemilik proyek, pada kesempatan ini
penulis ingin memberikan beberapa saran dan bahan
pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan Peningkatan jalan
batas legundi kab. mojokerto yaitu :
a) Pelaksanaan peningkatan jalaan harus sesuai dengan jadwal.
Jika tidak memungkinkan maka harus berpindah ke item
pekerjaan yang lain. Agar pekerjaan pada tiap minggu
produktif
b) Pada saat proses pekerjaan di lapangan sebaiknya
mendapatkan pengawasan yang baik dari konsultan pengawas
maupun pemilik proyek sehingga jaminan kualitas bangunan
dapat dipertanggungjawabkan dan tidak mudah rusak.
40
41
42