Anda di halaman 1dari 17

METODE PEKERJAAN KONSTRUKSI REHABILITASI

SEDANG/BERAT RUANG KELAS SDN KEDEWAN III KEC.


KEDEWAN KAB. BOJONEGORO

Dosen : Ir. Moh. Shollahuddin, ST, MT.

Disusun Oleh :
TANTO
NIM : 20222011204

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS BOJONEGORO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “REHABILITASI
SEDANG/BERAT RUANG KELAS SDN KEDEWAN III KEC. KEDEWAN KAB. BOJONEGORO” ini
dengan baik. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Pelaksanaan &
Pembongkaran Konstruksi. Kami berterima kasih pada Pak Ir. Moh. Shollahuddin, ST,MT selaku
Dosen mata kuliah Metode Pelaksanaan & Pembongkaran Konstruksi yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai informasi-informasi yang berhubungan dengan Bangunan
konstruksi. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna,untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Bojonegoro, 24 Oktober 2022

Tanto
Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
METODE PEKERJAAN................................................................................................................4
1. Metode Pengambilan Data...................................................................................................4
2. Manajemen Umum Proyek...................................................................................................4
2.1 Pemilik Proyek (Owner)......................................................................................................6
2.2 Konsultan Perencana..........................................................................................................6
2.3 Konsultan Pengawas...........................................................................................................7
2.4 Pelaksana Proyek ( Kontraktor ).........................................................................................8
3. Langkah – Langkah Kerja Lapangan....................................................................................10
3.1 Pekerjaan Persiapan.......................................................................................................10
3.2 Pekerjaan Papan Nama Proyek......................................................................................10
3.3 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3).............................................................................10
3.4 Pekerjaan Tanah...................................................................................................................10
3.5 Pekerjaan Pondasi................................................................................................................11
3.6 Pekerjaan Pasangan & Plesteran..........................................................................................11
3.7 Pekerjaan Beton...................................................................................................................12
3.8 Pekerjaan Rangka Atap.........................................................................................................12
3.9 Pekerjaan Penutup Atap.......................................................................................................12
3.10 Pekerjaan Langit – Langit....................................................................................................13
3.11 Pekerjaan Penutup Lantai & Dinding.................................................................................13
3.12 Pekerjaan Kusen, Daun Pintu Dan Jendela +Aksesoris......................................................13
3.13 Pekerjaan Penggantung,Kunci............................................................................................14
3.14 Pekerjaan Kaca....................................................................................................................14
3.15 Pekerjaan Listrik.................................................................................................................14
3.16 Pekerjaan Pengecatan........................................................................................................15
3.17 Pekerjaan Pemeliharaan.....................................................................................................16
GAMBAR KERJA SHOP DRAWING............................................Error! Bookmark not defined.
RENCANA ANGGARAN BIAYA...................................................Error! Bookmark not defined.

iii
METODE PEKERJAAN

1. Metode Pengambilan Data


Dalam penyusunan makalah ini data yang ada diperoleh dari berbagai sumber.
Data yang didapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer yang
meliputi hasil pengamatan secara langsung dilapangan serta dialog atau wawancara
dengan pihak-pihak yang terkait. Sedangkan data sekunder meliputi gambar kerja dan
data lain, dokumen-dokumen proyek, beberapa literature sebagai bahan pembanding,
mengambil gambar atau foto pelaksanaan pekerjaan proyek dilapangan.

1. Data Primer

Survey Lapangan

Survey ini dilakukan terhadap lokasi yang saat itu perlu adanya rehab atau
bangun ruang. Data-data visual hasil survey tersebut sangat menunjang pemahaman
terhadap data-data tertulis yang ada dilapangan.

2. Data Sekunder

a. Pengumpulan Data Tertulis

Pengumpulan data tertulis proyek meliputi pengumpulan gambar- gambar


kerja serta ketentuan-ketentuan pelaksanaan proyek lainya. Data-data tersebut
diperoleh dari pihak instansi terkait. Data-data tersebut digunakan sebagai acuan
perencanaan proyek dan dapat digunakan untuk menyusun langkah-langkah suatu
pekerjaan.

2. Manajemen Umum Proyek


Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan,
pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya
dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan-pengelolaan
lingkup kerja, waktu, biaya, dan mutu. Pengelolaan aspek-aspek tersebut dengan benar
merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek.

Adanya manajemen proyek akan memperlihatkan batasan mengenai tugas,


wewenang dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek, baik
langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya tugas dan tanggung
jawab yang dilakukan secara bersamaan (overlapping).

iii
Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan
dengan jelas dan terstuktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud,
yaitu :

1. Tepat waktu

2. Tepat kuantitas

3. Tepat kualitas

4. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana

5. Tidak adanya gejolak social dengan masyarakat sekitar

6. Tercapainya K3 dengan baik.

Pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan kerjasama antar organisasi


secara solit dan terstruktur. Hal inilah yang menjadi kunci pokok agar tujuan akhir proyek
dapat selesai sesuia dengan schedule yang telah direncanakan.

Pada Proyek Pembangunan Jembatan Trucuk-Bojonegoro, Terdapat beberapa


unsure organisasi yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Adapun pihak-
pihak tersebut antara lain :

1. Pemilik proyek (owner)

2. Konsultan perencana

3. Konsultan pengawas

4. Kontraktor pelaksana

Hubungan antara tiap pihak diatas dapat dilihat pada skema hubungan kerja pihak-pihak
yang terkait dalam proyek sebagai berikut :

Pemilik Proyek

Konsultan Konsultan
Perencana Pengawas

Kontraktor
Pelaksana

: Garis Koordinasi

: Garis Tanggung Jawab

: Garis Perintah/Komando
iii
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Proyek

2.1 Pemilik Proyek (Owner)


Merupakan seseorang atau instansi yang memberikan pekerjaan dan membiayai
seluruh biaya pembangunan suatu proyek. Pada proyek REHABILITASI SEDANG/BERAT
RUANG KELAS SDN KEDEWAN III KEC. KEDEWAN KAB. BOJONEGORO yang berperan
sebagai owner adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro. Sebagai pemilik proyek
mempunyai tugas dan wewenang yang secara umum antara lain :

1. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan


mempertimbangkan segala resiko yang akan dihadapi.

2. Memilih konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana


dan dapat menghentikan atau menolak hasil pekerjaan apabila dalam
pelaksanaan menyimpang dari spek yang telah ditentukan.

3. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.

4. Ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan kepada pelaksana proyek baik secara


lisan maupun tulisan.

5. Memeriksa setiap laporan hasil pelaksanaan yang telah berlangsung


dilapangan

6. Mengesahkan dokumen kontrak pembangunan proyek serta menandatangani


surat perjanjian kerja dengan kontraktor.

7. Menyediakan dan mengusahakan sumber pendanaan bagi pekerjaan proyek.

8. Mengesahkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.

9. Mengesahkan adanya perubahan,baik didalam desain maupun pelaksanaan.

2.2 Konsultan Perencana


Konsultan Perencana adalah badan hukum, instansi/orang yang diberi tugas untuk
membuat perencanaan yang lengkap dari suatu pekerjaan bangunan konstruksi, mulai dari
penyelidikan lapangan, desain perencanaan dan rencana pelaksanaan, Konsultan Perencana
dalam Proyek REHABILITASI SEDANG/BERAT RUANG KELAS SDN KEDEWAN III KEC.
KEDEWAN KAB. BOJONEGORO adalah CV. DARA KONSULTAN Tugas Konsultan Perencana
tersebut adalah :

iii
1. Membuat sketsa gagasan (pemikiran/ide) yaitu suatu gagasan yang cukup memberikan
gambaran pekerjaan, sehingga dapat dilaksanakan oleh pelaksana (Kontraktor)

2. Membuat perencanaan, yaitu desain konstruksi

3. Mengadakan penyelidikan awal

4. Memberikan gambaran-gambaran detail atau penjelasan terhadap model bangunan

5. Membuat bestek, yang berisi tentang uraian mengenai kegiatan dan syarat-syarat
pelaksanaan

6. Mengadakan analisa rencana anggaran kegiatan

7. Membuat dokumen tender (lelang)

8. Menjawab pertanyaan peserta lelang dan memberikan penjelasan atas aspek struktur jika
terdapat keragu-raguan

9. Meninjau lapangan secara berkala untuk melihat kemajuan, serta ikut menilai kualitas
pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor agar tidak menyimpang dari ketentuan yang telah
tercantum dalam dokumen kontrak

10. Membuat perencanaan ulang atau revisi bilamana diperlukan

11. Mempertimbangkan unsure-unsur pemberian tugas, pengawas maupun kontraktor


mengenai desain

12. Memberikan konsultasi mengenai hal-hal estetika, serta arsitektural, jika terdapat keragu-
raguan yang dilakukan pengawas

13. Apabila dianggap perlu, berhak untuk meminta pemerikasaan dan pengujian secara
khusus untuk menjamin bahwa pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak

14. Memberikan penjelasan lanjutan tentang isi dokumen kontrak sebagai intruksi kepada
kontraktor melalui pengawasan dan direksi

15. Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang telah dibuatnya apabila
sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

2.3 Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas yaitu pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk
mambantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan, mulai awal hingga berakhirnya
pekerjaan tersebut. Konsultan pengawas pada proyek ini adalah CV. MANDIRI.

Pada dasarnya, anggota konsultan pengawas adalah orang-orang yang memahami


tentang pelaksanaan proyek pembangunan dan memahami manajemen konstruksi dengan
baik, berpengalaman dan mempunyai fungsi sebagai berikut :

iii
1. Membantu pemilik proyek dalam hal pengelolaan proyek dalam mengembangkan sasaran
yang akan dicapai dari aspek biaya, waktu dan mutu sejak saat perencanaan dan
pelaksanaan pekerjaan.

2. Mengkoordinir, mengarahkan serta mengendalikan pelaksanaan kontraktor dalam aspek


mutu, biaya, waktu dan keselamatan pekerjaan.

3. Mempersiapkan, mengawasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembangunan.

4. Mengadakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh pemberi tugas (Owner) Konsultan
Perencana dan Kontraktor Pelaksana.

5. Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing).

6. Membuat laporan kemajuan pekerjaan lapangan kepada pemilik proyek.

7. Memeriksa hasil pekerjaan Kontraktor Pelaksana.

2.4 Pelaksana Proyek ( Kontraktor )


Pelaksana proyek atau yang sering disebut kontraktor merupakan orang atau
badan yang dinyatakan ahli, tetapi dibidang pekerjaan REHABILITASI SEDANG/BERAT
RUANG KELAS SDN KEDEWAN III KEC. KEDEWAN KAB. BOJONEGOR ini tidak menggunakkan
jasa konstruksi(Kontraktor) melainkan dikerjakan sendiri(Swakelola). Disini tetap saya
jelaskan mengenai kontraktor, agar menyangkut pengetahuan umum, Professional
dibidang pelaksanaan jasa konstruksi yang telah menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang telah ditetapkan
untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik
lainnya.

Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau


badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan, tetapi disini dikerjakan
secara Swakelola yang tidak memiliki badan hukum(yang berlisensi seperti Kontraktor).
Dalam proyek REHABILITASI SEDANG/BERAT RUANG KELAS SDN KEDEWAN III KEC.
KEDEWAN KAB. BOJONEGORO ini sebagai pelaksana proyek (Swakelola). Sebagai pelaksana
proyek tentunya mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya,
antara lain adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah
direncanakan dan ditetapkan di dalam kontrak.

2. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan harian,


mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek.

iii
3. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat pendukung
lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan dengan
memperhatikan waktu, biaya, kualitas, dan keamanan pekerjaan.

4. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode pelaksanaan


pekerjaan dilapangan.

5. Menyediakan sumberdaya proyek, yang terdiri atas tenaga kerja, peralatan, biaya serta
material yang diperlukan pekerjaan

6. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah disepakati, dan
menyerahkan pekerjaan kepada owner apablia telah selesai dikerjakan.

7. Menyerahkan laporan hasil pekerjaan secara rutin kepada pengawas yang memuat :

a. Pelaksanaan pekerjaan.

b. Prestasi kerja yang dicapai.

c. Jumlah tenaga kerja yang digunakan.

d. Jumlah bahan yang masuk.

e. Keadaan cuaca dan lain-lain.

8. Pimpinan Proyek mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek sehubungan
dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan alas an
yang logis dan sesuai dengan kenyataan dilapangan yang memerlukan tambahan waktu.

9. Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan yang
diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan material ke tempat
pekerjaan.

10. Pelaksana harus segera melaporkan secara tertulis jika terjadi force majeur. Yang
dimaksud force majeur adalah :

a. Bencana alam ( gempa bumi, tanah longsor, banjir).

b. Perang hura-hura, pemogokan, pmberontakan dan epidemic yang secara keseluruhan


ada hubungan langsung dengan pekerjaan.

c. Kejadian lain yang dapat diterima oleh direksi akibat tindakan pemerintah bidang
moneter dan ekonomi yang pelaksanaanya sesuai petunjuk pemerintah.

11. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu pelaksanaan
pekerjaan, serta wajid menyediakan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan.

12. Mengawasi pelaksanaan kegiatan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3).

iii
3. Langkah – Langkah Kerja Lapangan

3.1 Pekerjaan Persiapan


Pada seluruh luasan lokasi pekerjaan yang akan dibangun dilakukan pembersihan yang
meliputi : pemotongan rumput, pemotongan pohon atau hal-hal lain yang menggangu
pelaksanaan pekerjaan.

3.2 Pekerjaan Papan Nama Proyek


a. Pemasangan papan nama yang isinya identitas proyek dengan ukuran 80 cm x 120 cm
ditopang dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen melalui Konsultan Pengawas dan atau sesuai tata aturan Pemerintah Daerah
setempat.
b. Tiang usuk 4x6 kayu meranti dan papan nama dari triplek 9 mm bingkai lis siku aluminium
3 cm.
c. Papan proyek dibuat sesuai butir (1) & (2) dan dipasang di bagian depan lokasi pekerjaan.
d. Dipersiapkan pada awal pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan fisik bangunan.
e. Papan nama ditulis atau ditempel spanduk yang berisi nama kegiatan, anggaran, sumber
dana, lokasi kegiatan, waktu pelaksanaan, pelaksana dan lain lain sesuai dengan yang
telah disepakati.

3.3 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)


Penyedia diwajibkan memenuhi kebutuhan untuk Keselamatan & Kesehatan
Kerja (K3) dengan menyiapkan kelengkapan K3 antara lain:
1. Penyiapan RK3K
- Helm Pelindung ( Safety Helmet )
- Sarung Tangan ( Safety Gloves )
- Sepatu Keselamatan ( Safety Shoes )
- Rompi Keselamatan ( Safety Vest )
- Safety Harnes

3.4 Pekerjaan Tanah


Pekerjaan ini meliputi : Semua panggalian, penimbunan kembali, pengurugan
dibawah lantai, pekerjaan tanah kasar yang berhubungan dengan itu, sesuai dengan
gambar-gambar dan persyaratan teknis.

a. Syarat – Syarat Penggalian

iii
Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-
kedalaman yang diperlukan untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang di persyaratkan atau
diperlihatkan maupun diindikasikan pada gambar-gambar dengan cara sedemikian rupa
sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik sesuai dengan spesifikasi teknis.
b. Syarat – Syarat Urugan
Bagian-bagian yang harus di urug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, pasir urug
harus cukup baik, bebas dari sisa (rumput /akar-akar lain-lainya).
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 33 cm setiap
lapisan kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukan pemadatan.

3.5 Pekerjaan Pondasi


Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi pondasi Pilecap Menggunakan
Beton K.175 ( fc’ 14.5 Mpa.) (ukuran pondasi sesuai dengan gambar kerja perencanaan).

3.6 Pekerjaan Pasangan & Plesteran


Persiapkan alat kerja yang diperlukan : sendok semen dan waterpas. Persiapkan
bahan yang diperlukan : - bata merah Pastikan lokasi pemasangan bata merah sesuai
dengan gambar rencana. Pekerjaan Pasangan Dinding memakai Pasangan bata merah
dengan perekat 1 pc : 4 pp bahan pencair air dipasang untuk menutup lubang akibat
pembongkaran pondasi + kolom.

Tembok harus dipasang tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-
retak dengan maksimum pecah dari batu bata 20 %. Bata harus berukuran sama menurut
aturan normalisasi dan sebelum dipasang, direndam air terlebih dahulu hingga kenyang.
Setiap pasangan seluas 12m2 atau dinding dengan lebar 3 m harus diberi kolom praktis
berukuran 15 x 15 cm; demikian juga halnya dengan pertemuan antara pasangan atau
pada dinding yang berdiri bebas. Jenis pasir yang digunakan adalah pasir Lokal Bermutu
baik

Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang


halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan
yang halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan
permukaan seperti yang dimaksud di dalam Gambar Rencana.

iii
3.7 Pekerjaan Beton
a. Mutu beton struktur adalah K-175 mutu beton Mengikuti standar bangunan gedung.
b. Mutu beton K-175 dipakai untuk, kolom Praktis, balok latei, plat, ring balk,kuda-kuda, dan
konsol. Untuk pekerjaan lantai kerja dan rabat beton bawah lantai dipakai beton
K100.Untuk menjamin kesamaan mutu beton, Penyedia diharuskan menggunakan molen.
c. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana dianggap perlu
tambahan untuk beton dapat dipergunakan concrete admixture. Penggunaan tersebut
harus dengan persetujuan Ahli/ Konsultan Pengawas.

3.8 Pekerjaan Rangka Atap


Yang dimaksud pekerjaan konstruksi baja adalah semua pekerjaan konstruksi baja
dan pekerjaan baja lainnya yang tercantum dalam gambar rencana. Termasuk didalam
pekerjaan konstruksi baja ini antara lain adalah :
Konstruksi rangka penutup atap
- Gording C 125.50.20.2.
- Plat T. 3 mm untuk penahan gording
- Penggantung gording dia 7,5 mm
- Reng dan usuk menggunakan galvalum dengan profil :
1. Reng galvalum uk. 30.0,45 Ex. Kencana Truss, Mitaso / BMT, Taso
2. Usuk C 75.0,75 Ex. Kencana Truss, Mitaso / BMT, Taso

3.9 Pekerjaan Penutup Atap


Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara
pemasangan. Bila  Pemberi  Tugas  /  Konsultan  Pengawas  menganggap  perlu,  maka
Pemberi   Tugas   berhak   meminta   Kontraktor   agar   dalam   pelaksanaan pekerjaan ini
harus diawasi oleh tenaga ahli / supervisi khusus dari pabrik pembuat dengan dan atas
biayatanggunganKontraktor.
Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan
dipasang, rusuk atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana pemasangan
dimulai. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikan bahwa
permukaan  atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jika belum satu bidang,
dapat menyetel atau mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka penumbu / gording.
Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak
diperkenankan dipasang langsung dibawah plat kait. Hal ini harus diperhatikan sungguh-

iii
sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan
mengakibatkan gangguan pengikatan, terutama jika jarak penyangga kecil.

3.10 Pekerjaan Langit – Langit


Yang termasuk pekerjaan langit - langit ini ialah langit-langit pada bangunan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana/Detail. Rangka plafond menggunakan hollow
galvalum 3,5x3,5 cm + hollow galvalum 1,5x3,5 cm dengan modul 60x60cm. Untuk
penggantung plafond digunakan bahan hollow galvalum 1,5x3,5 cm + kawat penggantung
dan jarak antar penggantung mengikuti gambar.
Bahan penutup langit-langit bagian dalam dipakai plafond kalsiboard T. 3,5 mm
dan pola pemasangan disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.

3.11 Pekerjaan Penutup Lantai & Dinding


- Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah :
- Jenis penutup lantai menggunakan : Keramik Keramik Lantai 40/40 cm dan
Keramik Dinding 25/40 cm
- Pemasangan keramik lantai menggunakan perekat 1 pc : 3 ps.
- Apabila terdapat cacat-cacat pada seluruh bagian, keramik tidak boleh dipasang
(afkir).
- Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda dan sebelum dipasang keramik harus direndam terlebih dahulu
kedalam air
- Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata dan
sebelum pemasangan keramik , dibagian bawah keramik perlu diberi pasir atau
plastik lembaran dan bahan lain untuk menghindari terjadinya keramik pecah.
- Jarak antara unit-unit pemasangan Keramik yang terpasang (lebar siar-siar),
harus sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman
maksimum 2 mm atau sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi. Siar-siar harus
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya.
Untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.

3.12 Pekerjaan Kusen, Daun Pintu Dan Jendela +Aksesoris


Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Penyedia
diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil

iii
aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Direksi / Pengawas.
Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan
lapangan dimulai. Proses ini harus didahului dengan pembuatan shop drawing atas
petunjuk Direksi / Pengawas, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk,
ukuran. Penyedia juga diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang
mendasari sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi
persyaratan yang diminta/berlaku. Penyedia bertanggung jawab penuh atas kehandalan
pekerjaan ini.

3.13 Pekerjaan Penggantung,Kunci


- Semua “Hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan / penggantian
hardware akibat dari pemilihan merk, penyedia harus melaporkan hal tersebut
untuk mendapatkan persetujuan.
- Semua kunci – kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu
dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk direksi.
- Untuk engsel pintu dipasang minimal 3 buah untuk setiap daun, menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel
yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap
engsel memikul maksimal 20 kg.

3.14 Pekerjaan Kaca


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan / disyaratkan
oleh pabrik bersangkutan.
b. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian
c. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Direksi/Pengawas.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda agar mudah diketahui.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting size).

3.15 Pekerjaan Listrik


Lingkup pekerjaan listrik yang dilaksanakan meliputi pemasangan :
- Pasang Stop kontak

iii
- Pasang Saklar tunggal
- Pasang Saklar ganda

- Pasang Lampu downlight 5 watt LED + fitting 4"


- Pasang Lampu downlight 11 watt LED + fitting 4"

- Pasang Over spaning kabel twisted NYY 2x18 mm


- Pasang Panel MCB

- Untuk keperluan ini Penyedia dapat menugaskan pihak ketiga (instalatir) yang
mempunyai sertifikat dari PLN setempat dengan mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi secara tertulis.
- Penyedia tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang dimaksud.

- Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut Penyedia harus membuat


gambar / diagram instalasi dengan skala 1 : 100 dengan mendapat persetujuan
dari Direksi.
- Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam uraian ini
dengan tegangan / voltage : 220 V sesuai dengan keadaan setempat yang ada.
- Menurut segala petunjuk-petunjuk dari Direksi.

3.16 Pekerjaan Pengecatan


- Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang - bidang tersebut
akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan.
Bidang - bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan ditentukan oleh
Perencana dan Pengawas.
- Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas dan
Perencana , bidang - bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
- Instaler diwajibkan mengikuti semua persyaratan teknis aplikasi dari produsen
tanpa terkecuali
- Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dan tidak
disebabkan oleh pemilik atau pemakai maka Kontraktor wajib memperbaiki
seluruh pekerjaan yang rusak sampai dengan disetujui oleh Perencana dan
Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.

iii
3.17 Pekerjaan Pemeliharaan
Pada saat penyerahan pekerjaan, lapangan harus dalam keadaan bersih dari sisa –
sisa bahan bangunan/bahan bekas bangunan lainnya.

Sebelum serah terima pekerjaan kedua (masa pemeriharaan), bila terjadi kerusakan bangunan
Penyedia diwajibkan secara rutin mengadakan perbaikan secepat mungkin, sebelum masa
pemeliharaan habis

iii
iii

Anda mungkin juga menyukai