Anda di halaman 1dari 48

ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan jalan merupakan salah satu hal yang selalu beriringan
dengan kemajuan teknologi oleh karena itu jalan merupakan fasilitas penting
bagi manusia agar dapat mencapai suatu daerah yang ingin dicapai. Jalan
sebagai sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama
dalam mendukung bidang ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan yang
dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai suatu
keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah.
Peningkatan ekonomi serta kebutuhan masyarakat yang meningkat
sehingga pembangunan dan pemeliharaan jalan dengan berkala menjadi
kaharusan oleh suatu daerah guna meningkatkan dan mempercepat roda
perekonomian daerah tersebut.
Jalan nasional merupakan jalan yang menghubungkan ibukota
provinsi dengan jalan yang bersifat strategis nasional. Jalan nasional juga
dapat berupa jalan peralihan jalan provinsi yang diajukan kepada pemerintah
pusat untuk dikelola menjadi jalan nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Barat melaksanakan proyek Jalan nasional wilayah pulau Lombok 1 (
Rembige – Pemenang), tepatnya jalan yang menghubungkan Mataram –
Lombok Barat – Lombok Utara yang hasil tender proyek tersebut
dimenangkan oleh PT. Putra Seruyan Megahjaya selaku konsultan dan PT.
Nusa Karya Sampurna selaku kontraktor. Pembangunan dan rehabilitasi jalan
ini bertujuan untuk mendapatkan perencanaan jalan yang aman, nyaman, dan
ekonomis. Sehingga memudahkan untuk mencapai suatu lokasi dan
menghasilkan suatu tingkat kenyamanan dan keamanan yang tinggi bagi
pengguna jalan tersebut.
Dan pada tahun 2021 ini, program pembangunan dan rehabilitasi jalan
dilaksanakan oleh pihak swasta yaitu PT. Putra Seruyan Megahjaya dan
pemerintah Indonesia yaitu dengan melaksanakan atau melakukan

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 1
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

pembangunan dan rehabilitasi akses jalan di daerah Kabupaten Lombok Barat-


Lombok Utara di 3 titik lokasi yaitu Gunung Sari, Tikungan S Pusuk dan
Pemenang.
Berdasarkan uraian masalah diatas, penulis mengambil judul untuk
proyek kerja lapangan ini yaitu “ Pembangunan / Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunug Sari”.

1.2 Tujuan dan Manfaat Kegiatan


1.2.1 Tujuan

Untuk menghasilkan mahasiswa yang kompeten di bidangnya,


tentu tidak hanya diperlukan teori saja tetapi juga praktik langsung di
lapangan. Maka, tujuan dari PKL yang akan dilakukan mahasiswa,
diantaranya:

a. Untuk memenuhi syarat mata kuliah Praktek Kerja Lapangan


(PKL)
b. Menambah wawasan dan pengalaman kerja
c. Meningkatan pemahaman mahasiswa mengenai praktek dalam
dunia kerja

1.2.2 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam kegiatan PKL ini adalah :
a. Mahasiswa dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dan data-
data yang diperoleh selama PKL ke dalam sebuah laporan kerja
praktek.
b. Mahasiswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan
pengalaman kerja di lapangan.
c. Mahasiswa mendapat gambaran tentang kondisi real dunia kerja
dan memiliki pengalaman terlibat langsung dalam aktifitas
pengerjaan sebuah proyek

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 2
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

1.3 Lingkup Pembahasan

Laporan ini berisi tentang kegiatan yang diamati selama mengikuti


praktek kerja lapangan pada proyek Pembangunan/Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunug Sari.
Karena banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dilapangan serta
dengan menyesuaikan dengan waktu yang tersedia maka pembahasan dibatasi
pada hal berikut :
1.3.1.1 Pelaksanaan Pekerjaan Tanah untuk Pelebaran Jalan
1.3.1.2 Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Agregat untuk Pelebaran
Jalan
1.3.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan Pengaspalan untuk Pelebaran Jalan
1.3.1.4 Pengujian Bahan Konstruksi dan Pemadatan
1.3.1.5 Pelaksanna Pekerjaan Struktur
1.3.1.6 Evaluasi Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dari Laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah
sebagai berikut :
• BAB I PENDAHULUAN
Bab I berisi uraian singkat untuk menjelaskan atau
memperkenalkan pekerjaan dan instansi / lembaga penelitian / BUMN /
perusahaan tempat PKL dilaksanakan secara garis besar tetapi
menyeluruh. Uraian ini mencakup gambaran umum, latar belakang,
tujuan, manfaat, lingkup pembahasan, sistematika, waktu dan tempat, dan
sebagainya.
• BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Menguraikan tentang penelitian terdahulu yang diperoleh dari
pustaka dan yang ada hubungannya dengan topic dari praktek kerja
lapanganyang dilakukan.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 3
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

• BAB III PELAKSANAAN PKL


Menguraikan tentang pelaksanaan PKL, tugas dan tanggung jawab
mahasiswa PKL di lokasi PKL, detail kegiatan yang dilaksanakan pada
saat PKL dengan penjelasan secara lengkap, dan data-data yang diperoleh
dalam pelaksanaan kegiatan PKL, antara lain data umum dan data
teknisnya.
• BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menguraikan hasil kegiatan sekaligus permasalahan yang terjadi
selama pelaksanaan kegiatan PKL pada lokasi proyek sesuai dengan
materi PKL, disertai analisis dan pembahasan terhadap permasalahan
yang terjadi.
• BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai akhir dari Laporan Praktik Kerja Lapangan penulis
membahas tentang kesimpulan hasil analisisa dan pengamatan selama
praktek kerja lapangan dan saran-saran untuk pihak-pihak yang
berkenaan dengan program praktek kerja lapangan ini.
1.5 Waktu dan Tempat Kegiatan
1.5.1 Waktu Kegiatan
Berdasarkan surat tugas nomor: 1929 / UN18.F6 / EP / 2021
jadwal pelaksanaan kegiatan PKL yakni 6 bulan yaitu 28 April 2021 s/d
28 Oktober 2021.
1.5.2 Tempat Kegiatan

Gambar 1.1 Lokasi Proyek.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 4
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

Lokasi proyek ini bertempat di Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung


Sari Kab. Lombok Barat, NTB. Dapat dilihat pada Gambar 1.1

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 5
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Karakteristik Proyek Konstruksi
Secara umum proyek adalah gabungan dari sumber daya seperti
manusia, material, peralatan dan biaya atau modal yang dihimpun dalam
suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan
tertentu (Husein, 2009:4). Selain itu proyek juga merupakan upaya yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan
penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang
tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu
(Dipohusodo, 1996:9). Sedangan konstruksi merupakan suatu kegiatan
membangun sarana maupun prasarana. Sehingga proyek konstruksi
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya
pembangunan suatu bangunan (infrastuktur).
Suatu pekerjaan konstruksi tidak selalu dapat dikategorikan
sebagai proyek konstruksi tetapi harus memiliki kriteria-kriteria antara
lain:

1. Dimulai dari awal proyek (awal rangkaian kegiatan) dan diakhiri


dengan akhir proyek (akhir rangkaian kegiatan) serta mempunyai
jangka waktu yang umumnya terbatas
2. Rangkaian kegiatan tersebut hanya satu kali sehingga menghasilkan
produk yang unik. Jadi tidak ada proyek yang identik, yang ada
adalah proyek yang sejenis.
Secara lebih spesifik Badiru (1995) menjelaskan terdapat lima
karakteristik yang harus dipenuhi oleh sebuah proyek yaitu :

1. Mempunyai tujuan dan batasan yang spesifik


2. Membutuhkan waktu spesifik, yaitu terdapat awal dan akhir
kegiatan.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 6
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

3. Ketersediaan sumber daya yang terbatas, baik biaya, sumber alam,


maupun sumber daya manusia.
4. Mempunyai unjuk kerja yang terukur dan terdefinisi.
5. Mempunyai skala pengukuran untuk meninjau kembali pekerjaan.
2.1.2 Unsur-Unsur Proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek terdapat unsur- unsur
pelaksanaan dan masing- masing mempunyai tugas dan wewenang
sesuai dengan kedudukannya. Struktur organisasi dalam suatu proyek
perlu diketahui untuk menjelaskan hubungan, tanggung jawab, serta
wewenang dari perorangan maupun kelompok.
Dalam penanganan suatu proyek terlihat beberapa unsur
proyek, yaitu :
1. Pemberi Tugas (owner).
2. Konsultan (Tim Supervisi).
3. Kontraktor.

Keberhasilan suatu proyek tergantung dari kerjasama semua


unsur proyek yang terlibat didalamnya serta adanya pembagian kerja
yang baik dan teratur untuk mencapai kesatuan tindakan dalam
mencapai tujuan proyek. Hubungan kerja unsur-unsur proyek
digambarkan dalam suatu diagram seperti dibawah ini :

PEMBERI TUGAS
DINAS PUPR NTB

2 1

KONTRAKTOR 3 KONSULTAN
PT. NUSA KARYA PT. PUTRA SERUYAN
SAMPURNA MEGAHJAYA

Gambar 2.1 Hubungan Kerja Unsur-unsur Proyek.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 7
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

Keterangan:
: Garis Kerja
: Garis Koordinasi

2.1.3 Struktur Organisasi Proyek


1. Pemberi Tugas

Pemberi tugas adalah seseorang atau instansi yang memiliki


proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang
mampu melaksanakan sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk
merealisasikan proyek dan memiliki kewajiban untuk menyediakan
dan untuk membiayai proyek.

Hak dan Kewajiban Pemberi tugas, antara lain :

a) Menunjuk penyedia jasa (Konsultan dan Kontraktor).


b) Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa (Konsultan
dan Kontraktor).
c) Menyediakan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa (Konsultan dan
Kontraktor) untuk kelancaran pekerjaan di lapangan.
d) Menyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan.
e) Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak
penyedia jasa (Konsultan dan Kontraktor) sejumlah biaya yang
diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
f) Ikut mengawasi dalam pelaksanaan pekerjaan yang
direncanakan dengan jalan menempatkan atau menunjuk suatu
badan atau orang untuk bertindak atas nama Pemberi Tugas
(Pemilik Proyek).
g) Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi
perubahan).

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 8
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

h) Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai


dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai
dengan apa yang dikehendaki/direncanakan.

Wewenang pemberi tugas, yaitu :

a) Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-


masing kontraktor.
b) Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahu secara tertulis kepada kontraktor jika terjadi hal-
hal diluar kontrak yang ditetapkan.

2. Konsultan Perencanaan

Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh


pemberi tugas atau klien untuk melaksanakan pekerjaan proyek
perencanaan dalam hal ini bangunan. Konsultan perencana dapat
berupa perorangan atau badan usaha baik swasta maupun
pemerintah.

Hak dan Kewajiban konsultan perencana, antara lain :

a) Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan


pemilik proyek /klien.
b) Membuat gambar kerja pelaksanaan atau detail engineering
design (DED).
c) Membuat Rencana kerja dan syarat – sayarat pelaksanaan
bangunan (RKS) sebagai pedoman bagi pelaksana proyek.
d) Membuat rencana anggaran biaya (RAB) proyek.
e) Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik
proyek ke dalam desain bangunan.
f) Melakukan penyesuaian desain bila terjadi
kesalahan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 9
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

g) Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika


terjadi kegagalan konstruksi.
h) Mendapatkan peninjauan dan dokumentasi terhadap
pelaksanaan pekerjaan.
3. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh


pemilik proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha atau
perorangan.

Hak dan Kewajiban konsultan pengawas , anatara lain:

a) Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah


ditetapkan.
b) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik
dalam pelaksanaan pekerjaan.
c) Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
d) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta
aliran informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan
pekerjaan berjalan lancar.
e) Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin
serta menghindari pembengkakan biaya.
f) Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan
agar dicapai hasil akhir yang sesuai dengan yang
diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan
yang telah ditetapkan.
g) Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan
kontraktor.
h) Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari
peraturan yang berlaku.
i) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 10
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

j) Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau


berkurangnya pekerjaan.
4. Kontraktor
Kontraktor adalah perusahaan yang dipilih dan disetujui
untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai
dengan keinginan pemilik proyek dan bertanggung jawab penuh
terhadap pembangunan fisik proyek.
Hak dan Kewajiban kontraktor, anatara lain:

a) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana,


peraturan dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, dan
syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna
jasa.
b) Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh
Konsultan pengawas sebagai wakil pengguna jasa di lapangan.
c) Menyediakan alat keselamatan pekerjaan seperti yang
diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan
pekerja dan masyarakat.
d) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian,
mingguan dan bulanan.
e) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikan dengan ketetapan yang berlaku.
2.1.4 Sistem Kontrak
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyek konstruksi
pada dasarnya ada 2 jenis kontrak yang dikenal yaitu, kontrak harga
tetap (fixed price contract) dan kontrak berdasarkan biaya tambah jasa
(prime cost contract) (Gazalba,2005: 102).
1. Kontrak dengan harga tetap (fixed price contract)
Kontrak ini merupakan suatu kontrak kerja yang
berdasarkan pada harga yang telah disetujui dan pelaksanaannya
sesuai dengan bestek yang telah ditetapkan dan diterima oleh

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 11
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

kontraktor. Keuntungan dari kontrak semacam ini adalah owner


yaitu dapat :
a) Mengetahui besarnya biaya yang akan dikeluarkan pada awal
dan akhir pekerjaan
b) Memperolah harga yang bersaing dari para kontraktor dengan
cara pelelangan.

Kontrak kerja yang didasarkan harga yang disetujui dan


dilaksanakan sesuai bestek terdiri dari sebagai berikut:
a) Kontrak lump sum (Lum sum contract)
Pekerjaan yang dilakukan dibawah kontrak semacam ini
memerlukan gambar-gambar kerja yang jelas,spesifikasi dan
bestek yang akurat dimana kedua belah pihak mempunyai satu
interprestasi yang sama terhadap isi dan maksud dari dokumen
tender tersebut. Oleh karena itu owner tahu jelas dari awal
berapa biaya yang harus dikeluarkan dan pihak kontraktor juga
dapat menghitung biaya dengan tepat. Keuntungannya bagi
kontraktor adalah pelaksanaan pekerjaan dapat diprogramkan,
memungkinkan melaksanakan kontrol dengan efisien dan
kelengkapan dari gambar dan bestek menjamin bahwa
pekerjaan tambahan dan pekerjaan kurang ataupun perubahan
konstruksi akan minimum.
b) Unit Price Contract
Unit Price Contract adalah kontrak yang menitikberatkan
perunit volume atau perunit berat. Kontrak ini dipakai bila
kualitas dan bentuk dari pekerjaan tersebut secara detail dapat
dispesifikasikan, tetapi jumlah volume atau panjangnya tidak
dapat diketahui atau dihitung dengan tepat.
2. Prime Cost Contract
Owner pada sistem kontrak ini mengganti ongkos yang
dikeluarkan kontrak untuk melaksanakan pekerjaannya, ditambah
dengan satu bentuk tambahan ongkos untuk biaya kerja pemborong.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 12
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

Kontrak semacam ini dapat juga dipakai untuk pekerjaan disain,


pengadaan barang/peralatan, pekerjaan konstruksi, servis
manajemen ataupun kombinasi dari pekerjaan tersebut. Prime Cost
Contract mencakup beberapa hal meliputi sebagai berikut :
a) Cost Plus Percentange Fee
Biaya ini merupakan suatu kontrak yang memiliki
fleksibilitas yang tinggi atau secara teknis pelaksanaan dan
biaya kontrak pada dasarnya tidak memiliki mekanisme untuk
menekan biaya dan waktu.
b) Cost Plus Fixed Contract
Kontrak ini hanya merumuskan secara garis besar dan jelas
mengenai pekerjaan dan fee dari kontrak yang telah ditetapkan
sehingga pelaksanaan pekerjaan biasa tidak efisien dan dapat
meningkatkan biaya yang terjadi dan waktu pelaksanaanya
menjadi molor.
c) Cost Plus Variable Percentage Contract
Pada kontrak ini kontraktor didorong bekerja efisien karena
fee kontrak ini disesuaikan dengan aktual cost yang ditekan
agar biaya/harga proyek aktual tanpa fee sekecil-kecilnya.
d) Target Estimate Contract
Kontrak ini sering sekali diadakan provinsi untuk
penyelesaian target bilamana ada variasi pekerjaan dan target ini
ditetapkan oleh pemborong serta fee pemborong minimum setangah
dari actualfee terlepas dari aktual dari actual proyek yang melebihi
target.
e) Guaranteed Maximum Cost Contract
Pengeluaran-pengeluaran yang terjadi di atas harga
maksimum akan menjadi beban kontraktor. Jika terjadi hal
sebaliknya biaya yang terjadi dari harga maksimum dapat dibagi
antara owner dan kontraktor sesuai dengan peraturan yang telah
disepakati. Pada sistem kontrak ini, pihak owner diakhiri proyek

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 13
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

kemungkinan akan mengeluarkan biaya yang lebih kecil dari biaya


minimum.
f) Convertible Cost Contract
Pemilik proyek/owner dalam kontrak ini melelangkan
proyeknya melalui kontraktor yang menawarkan dengan harga
yang memadai dan owner juga mempekerjakan kontraktor
kesenangannya secara cos plus basis serta meneliti
pengeluaran-pengeluaran yang terjadi memperhitungkan
meningkatnya produktifitas dan pekerjaannya.
g) Cost Plus Time and Material Contract
Kontrak ini merupakan suatu pekerjaan”Borong Kerja”
dengan atau tanpa material yang berdasarkan waktu kerja.
Material dapat di suplai oleh owner atau pemborong.
2.1.5 Penetapan dan Penunjukan Pemenang
Calon peserta yang telah diputuskan sebagai pemenang tender
oleh panitia pelelangan dan diberitahukan secara tertulis dan sifat
pemberitahuannya dapat dilakukan dalam dua macam (Gazalba,2005),
yaitu :

1. Dengan memakai surat perintah kerja, yang di dalam surat tersebut


menerangkan bahwa peserta yang bersangkutan dinyatakan
memenangkan tander proyek dan diminta dalam tempo sekian hari
untuk memulai pekerjaan fisiknya di lapangan.
2. Dengan memakai letter of award/ surat pemberitahuan yang isinya
menjelaskan bahwa calon kontraktor atau konsultan telah
memenangkan tender dan sekaligus sebagai tanda bagi calon
tersebut untuk memulai melakukan persiapan-persiapan
administrasi.
2.1.6 Sistem Laporan
Setiap rekan mempunyai tanggung jawab melaporkan setiap
proses pelaksananan pekerjaan yang dilaksanakan apabila sesuai dengan

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 14
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

waktu yang ditetapkan atau tidak, tidak menyimpang dari (RKS) atau
bestek dan kualitas serta kelayakan hasil pekerjaan (Gazalba, 2005).

Untuk pekerjaan konsultan laporan yang harus diserahkan


kepada pemilik proyek adalah :

a) Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluan (inception report) biasanya
diserahkan setelah satu bulan dari permulaan kontrak. Laporan ini
meliputi perkiraan pekerjaan, program semua jenis pekerjaan,
hambatan yang timbul serta cara penanggulangannya, kebutuhan
tenaga kerja, kunjungan-kunjungan lapangan, dan jadwal-jadwal
lainnya, serta dengan note.
b) Laporan bulanan
Laporan ini diserahkan dalam waktu 10 (sepuluh) hari
terakhir dari akhir bulan pertama sampai bulan kelima, meliputi
kemajuan terakhir semua jenis pekerjaan, tenaga kerja, masalah-
masalah yang timbul dan kunjungan-kunjungan lapangan.Jika
waktunya bersamaan dengan laporan pendahuluan, maka laporan
bulanan tidak diperlukan.
b) Laporan perencanaan
Laporan perencanaan yang harus diserahkan secara garis
besar terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi informasi dan
data-data dasar yang dipakai dalam perencanaan dan hitungan-
hitungan, sedangkan bagian kedua berisi gambar pelaksanaan.
c) Laporan akhir

Laporan ini merangkum tanggapan dan perubahan yang


disepakati yaitu meliputi :

1) Kesimpulan dan saran (executive summary) yang harus


didahului dengan surat penyerahan laporan yang menyatakan
pokok-pokok kesimpulan dan saran.
2) Bagian pokok yang memuat uraian dan hasil pekerjaan jasa.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 15
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

3) Gambar dan spesifikasi.


4) Ringkasan analisa menyeluruh yang rinci dan luas pada
masing-masing bidang.
5) Data dan dokumentasi yang menggambarkan pendekatan dan
metodologi yang dipilih oleh konsultan dalam memberikan
jasa.
Sedangkan untuk jasa konstruksi, kontraktor harus
menyerahkan laporan terperinci dalam formulir pada waktu-waktu yang
ditentukan dengan mencantumkan susunan staf pelaksana, jumlah
tenaga kerja menurut waktu yang diperlukan di lapangan, keterangan
mengenai, peralatan dan lain lain. Laporan yang diserahkan oleh
kontraktor pada pemilik proyek berupa :
a) Laporan Harian
Laporan ini berivaluasi jumlah dan macam bahan atau
barang yang ada di lapangan yang belum berakhir, jumlah tenaga
kerja untuk tiap macam tugas/ keterampilan jumlah dan macam
peralatan yang dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan,
bagian pekerjaan permanen yang dilaksanakan, kedaan cuaca, dan
catatan lain yang berkenan dengan pelaksanaan perubahan design.
b) Laporan Mingguan
Laporan yang mnecatat pekerjaan dan kemajuan pekerjaan
setiap minggu yang merupakan rekapitulasi dan laporan harian
c) Laporan Bulanan
Laporan yang mencatat kemajuan dan hasil pekerjaan tiap
bulan dan merupaka proses rekapitulasi dari laporan mingguan

Disamping laporan hasil pekerjaan pihak konsultan dan


kontraktor, pengawas pun memberikan laporan hasil pengawasannya
guna mengevaluasi seluruh hasil pekerjaan. Laporan yang disajikan
merupakan laporan yang memiliki kriteria sbb :

a) Mudah dibaca oleh siapa aja.


b) Memberikan informasi yang layak.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 16
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

c) Tidak berlebih dalam penyajian.

Laporan hasil pemeriksaan pengawasan pekerjaan disampaikan


kepada pimpinan bagian proyek melalui pengawas lapangan dan
dijadikan sebagai bahan untuk penyusun laporan ditingkat
selanjutnya.Laporan hasil pemeriksaan ini berisi pekerjaan yang
mengalami penambahan atau pengurangan. Sedangkan laporan dari
direksi/pengawas yang ditunjuk oleh pimpinan proyek disampaikan
langsung kepada pimpinan proyek sebagai bahan acuan untuk
mengadakan pemeriksaan terhadap kegiatan proyek yang dilaksanakan.

2.1.7 Waktu dan Pelaksanaan Proyek


Pelaksanaan Proyek Pembangunan / Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunug Sari, dimulai pada
tanggal 28 April 2021 sampai dengan tanggal 28 Oktober 2021.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Aspal
2.2.1.1 Definisi Aspal

Gambar 2.2 Aspal


Aspal adalah material yang pada temperatur ruang
berbentuk padat sampai agak padat, dan bersifat termoplastis.
Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur
tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama
dengan agregat,aspal merupakan material pembentuk campuran
perkerasan jalan. (Sukirman,S.,2003).

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 17
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses


penyulingan atau dapat ditemukan dalam kandungan alam
sebagai bagian dari komponen alam yang ditemukan bersama
sama material lain. Aspal dapat pula diartikan sebagai bahan
pengikat pada campuran beraspal yang terbentuk dari senyawa-
senyawa komplek seperti Asphaltenese, Resins dan Oils. Aspal
mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung dari waktu
pembebanan. ( The Blue Book–Building & Construction, 2009).
Aspal dapat digunakan di dalam bermacam produk –
produk, termasuk:
1. Jalan aspal.
2. Dasar pondasi dan subdasar.
3. Dinding untuk lubang di jalanan, trotoar kakilima, jalan
untuk mobil,lereng-lereng, jembatan-jembatan, dan bidang
parkir.
4. Tambalan lubang di jalanan.
5. Jalan dan penutup tanah.
6. Atap bangunan, dan
7. Minyak bakar.
2.2.1.2 Fungsi Aspal
Fungsi aspal antara lain adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan
jalan akibat lalu lintas (water proofing, protect terhadap
erosi).
2. Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
3. Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal
cair yang diletakan di atas lapis pondasi sebelum lapis
berikutnya.
4. Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang
diletakan di atas jalan yang telah beraspal sebelum lapis
berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara
keduanya.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 18
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

5. Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar,


agregat halus, dan filler.
( https://aspaldrum.com/jenis-fungsi-dan-kegunaan-aspal/ )
2.2.1.3 Jenis Aspal Berdasarkan Cara Mendapatkannya
1. Aspal Alam :
a) Aspal Gunung (Rock Asphalt). ex : Aspal P. Buton.
b) Aspal Danau (Lake Asphalt). ex : Aspal Bermudez,
Trinidad.
Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung
seperti aspal di pulau buton, dan ada pula yang diperoleh
di pulau Trinidad berupa aspal danau. Aspal alam
terbesar di dunia terdapat di Trinidad, berupa aspal
danau. Indonesia memiliki aspal alam yaitu di Pulau
Buton, yang terkenal dengan nama Asbuton (Aspal Pulau
Buton). Penggunaan asbuton sebagai salah satu material
perkerasan jalan telah dimulai sejak tahun 1920,
walaupun masih bersifat konvensional.
2. Aspal Buatan :Aspal Minyak
Merupakan hasil destilasio minyak bumi.
berdasarkan jenis bahan dasarnya:
a) Asphaltic base crude oil.
b) Bahan dasar dominan aspaltic.
c) Parafin base crude oil.
d) Bahan dasar dominan paraffin.
e) Mixed base crude oil.
f) Bahan dasar campuran asphaltic dan paraffin.

Aspal Berdasarkan bentuknya:


1. Aspal keras/panas :Asphalt cemen
Aspal yang digunakan dalam keadaan panas dan
cair, pada suhu ruang berbentuk padat . Aspal keras pada
suhu ruang (250 – 300 C) berbentuk padat.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 19
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

a) Aspal keras dibedakan berdasarkan nilai penetrasi


(tingkat kekerasannya).
b) Aspal keras yang biasa digunakan :
1) AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi
antara 40 – 50.
2) AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi
antara 60 – 79.
3) AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan
penetrasi antara 80 – 100.
4) AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan
penetrasi antara 200-300
c) Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah
bercuaca panas, volume lalu lintas tinggi.
d) Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk
daerah bercuaca dingin, lalu lintas rendah.
e) Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi
60/70 dan 80/100.
2. Aspal dingin / Cair (Cut Back Asphalt)
Aspal yang digunakan dalam keadaan dingin dan
cair, pada suhu ruang berbentuk cair. Aspal cair
dibedakan atas :
a) RC (Rapid curing cut back ) : Merupakan aspal keras
yang dilarutkan dengan bensin (premium), RC
merupakan curback asphal yang paling cepat
menguap.
b) RC cut back asphalt dugunakan sebagai:
1) Tack coat (Lapis perekat).
2) Prime Coat (Lapis resap pengikat).
c) MC (Medium Curing cut back) : Merupakan aspal
keras yang dilarutkan dengan minyak
tanah (Kerosine). MC merupakan cutback aspal
yang kecepatan menguapnya sedang.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 20
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

d) SC (Slow Curing cut back) : Merupakan aspal keras


yang dilarutkan dengan solar, SC merupakan cut
back asphal yang paling lama menguap. SC Cut back
asphalt digunakan sebagai:
1) Prime coat.
2) Dust laying (lapis pengikat debu)
Cut back aspal dibedakan berdasarkan nilai
viscositas pada suhu 600 (makin kental).
ex :
RC 30 – 60 MC 30 – 60 SC 30 – 60
RC 70 – 140 MC 70 – 140 SC 70 – 140
3. Aspal emulsi (emulsion asphalt)
a) Aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi dan
digunakan dalam kondisi dingin dan cair. Aspal
emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dan
bahan pengemulsi

Gambar 2.3 Aspal Emulsi


b) Emulsifer agent merupakan ion bermuatan listrik
(Elektrolit), (+) Cation ; (-) Annion.
c) Emulsifer agent berfungsi sebagai stabilisator.
d) Partikel aspal melayang-layang dalam air karena
partikel aspal diberi muatan listrik.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 21
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

Gambar 2.4 Partikel Aspal


e) Berdasarkan muatan listriknya, aspal emulsi dapat
dibedakan atas :
1) Kationik, disebut juga aspal emulsi asam,
merupakan aspal emulsi yang bermuatan arus
listrik posirif.
2) Anionik, disebut juga aspal emulsi alkali,
merupakan aspal emulsi yang bermuatan
negative.
3) Nonionik, disebut aspal emulsi yang tidak
mengalami ionisasi, berarti tidak mengantarkan
listrik.
4. Aspal Buton
Aspal buton merupakan aspal alam yang berasal dari
pulau buton, Indonesia. Aspal ini merupakan campuran
antara bitumen dengan bahan mineral lainnya dalam
bentuk bantuan. Karena aspal buton merupakan bahan
alam maka kadar bitumennya bervariasi dari rendah
sampai tinggi. Berdasarkan kadar bitumennya aspal buton
dibedakan atas B10, B13, B20, B25, dan B30 (Aspal
Buotn B10 adalah aspal buton dengan kadar bitumen
rata-rata 10%).

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 22
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

2.2.1.4 Sifat – Sifat Fisik Aspal


Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan,
produksi dan kinerja campuran beraspal antara lain adalah:
1. Durabilitas
Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal
tersebut setelah diguakan sebagai bahan pengikat dalam
campuran beraspal dan dihampar di lapangan. Hal ini di
sebabakan karena sifat-saifat aspal akan berubah secara
signifikan akibat oksidasi dan pengelupasan yang terjadi
pada saat pencampuran, pengankutan dan penghamparan
campuran beraspal di lapangan.
2. Adesi dan Kohesi
Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk
melekat satu sama lainnya, dan kohesi adalah
kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat.
Sifat adesi dan kohesi aspal sangat penting diketahui
dalam pembuatan campuran beraspal Karena sifat ini
mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran. Uji
daktilitas aspal adalah suatu ujian kualitatif yang secara
tidak langsung dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat
adesifnes atau daktalitas aspal keras. Uji penyelimutan
aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif lainnya
yang digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi)
aspal terhadap batuan.
3. Kepekaan aspal terhadap temperatur
Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi
lebih keras bila temperature menurun dan melunak bila
temperature meningkat.
4. Pengerasan dan penuaan aspal
Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik
untuk mengetahui durabilitas campuran beraspal.
Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu:

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 23
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

penguapan fraksi minyak yang terkandung dalam aspal


dan oksidasi penuaan jangka pendek dan oksidasi yang
progresif atau penuaan jangka panjang. Oksidasi
merupakan factor yang paling penting yang menentukan
kecepatan penuaan.
2.2.2 Lapis Pondasi Atas
2.2.2.1 Definisi Lapis PondasiAtas (LPA)
Lapis pondasi atas adalah bagian lapisan perkerasan jalan
yang terletak antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah.
Lapisan ini berfungsi sebagai berikut :
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban
roda dalam penyebaran beban ke lapisan bawah.
2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
4.
Tabel 2.1 Syarat Gradasi Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas A
Ukururan Ayakan Persen Berat
Yang Lolos
ASTM (mm) Kelas A
2” 50 -
1½” 37.5 100
1” 25.0 79-85
3/8” 9.50 44-58
No.4 4.75 29-44
No.10 2.0 17-30
No.40 0.425 7-17
No.200 0.075 2-8

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 24
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

Tabel 2.2 Syarat-syarat Lapis PondasiAtas


Sifat-sifat Kelas A
Abrasi dan agregat kasar 0 - 40 %
(SNI 2417:2008)
Indeks plastisitas ( SNI 1966:2008 ) 0–6
Hasil kali indeks plastisitas dengan % Maks. 25
Lolos ayakan no.200
Batas cair ( SNI 1967:2008) 0 - 25 %
Bagian yang lunak ( SNI 03-4141- 0–5%
1996)
CBR (SNI 03-1744-1989) Min. 90%

(http://duniatekniksipil76.blogspot.com/2017/02/spesifikasi-teknis-perkerasan-
jalan.html )

2.2.3 Bahan Konstruksi


2.2.3.1 Definisi Bahan Konstruksi

Bahan bangunan adalah setiap bahan yang digunakan


untuk tujuan konstruksi. Banyak bahan alami, seperti tanah liat,
pasir, kayu dan batu, bahkan ranting dan daun telah digunakan
untuk membangun bangunan. Selain dari bahan alami, produk
buatan banyak digunakan, dan beberapa lagi kurang sintetik.
Industri pembuatan bahan bangunan didirikan di banyak negara
dan penggunaan bahan-bahan tersebut biasanya dibagi ke
dalam perdagangan khusus tertentu, seperti pertukangan, pipa,
atap dan pekerjaan isolasi. Acuan ini berhubungan dengan
tempat tinggal manusia dan struktur termasuk rumah.( https
://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bangunan )

2.2.3.2 Jenis Jenis Bahan Konstruksi


1. Semen

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 25
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

Gambar 2.6 Semen


Semen adalah suatu bahan perekat hidrolis berupa
serbuk halus yang dapat mengeras apabila tercampur
dengan air. Semen terdiri dari batu lapur / gamping yang
mengandung kalsium oksida (CaO), tanah liat (lempung)
yang mengandung silika oksida (SiO2), aluminium oksida
(Al2O3), besi oksida (Fe2O3) dan gips yang berfungsi
untuk mengontrol pengerasan. Semen memiliki 4 unsur
pokok, yaitu :
a) Batu kapur (Cao) sebagai sumber utama, terkadang
terkotori oleh SiO2, Al2O3, dan Fe2O3.
b) Tanah liat yang mengandung senyawa SiO2, Al2O3,
dan Fe2O3.
c) Bila perlu ditambahkan pasir kwarsa / batu silika, ini
di tambahkan apabila pada tanah liat mengandung
sedikit SiO2.
d) Pasir besi / biji besi, ini ditambahkan apabila tanah
liat mengandung sedikit Fe2O3.
Tipe-tipe semen, dan penggunaan sesuai tipenya:
a) Tipe I, merupakan semen yang digunakan untuk
bangunan umum tanpa syarat khusus. Nama lain dari
semen ini adalah Ordinary Portland Cement (OPC).
b) Tipe II, dapat digunakan bila ada gangguan dari
sulfat yang sedang dan panas hidrasi sedang.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 26
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

c) Tipe III, semen ini memiliki proses pengerasan yang


cepat. Biasanya digunakan untuk pembangunan yang
penyelesaiannya cepat atau di batasi waktu.
d) Tipe IV, semen yang panas hidrasinya rendah.
e) Tipe V, semen ini digunakan apabila pembangunan
ada di sekitar tepian pantai atau bangunan tersebut
memiliki gangguan sulfat yang tinggi.
Jenis-jenis semen yang sering digunakan yaitu :
a) Semen Portland Pozolan (SPP)
Semen ini merupakan hasil dari semen Portland
di tambah dengan pozolan, yang mana pozolan yang
di tambahkan bekrisar 10-30%. Nama lain dari
semen ini Traz Portland Cement, semen ini sering
dipakai di Negara Jerman. Tras yang di gunakan
adalah Tras Andernach.
b) Semen Putih
Campuran semen ini memiliki kadar Fe2O3-
nya rendah, karna warna abu-abu pada semen
portland disebabkan oleh serbuk besi. Semen ini
dibuat dari batu kapur dan tanah liat putih (kaolin),
kadar Fe2O3 tidak boleh lebih dari 1,5%.
Pengolahannya sama dengan pengolahan semen
biasa, tapi tidak menggunakan alat-alat yang
mengandung besi.
c) Mansory cement
Semen ini berfungsi untuk pasangan tembok
dan plasteran. Semen ini dibuat dari semen Portland
dan di campur dengan hasil gilingan batu kapur.
Namun semen tipe I lebih baik dibandingkan dengan
semen ini.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 27
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

d) Semen sumur minyak


Berfungsi untuk menyemen pipa pengeboran
minyak, melapisi bocoran air atau gas. Semen ini di
pakai dalam bentuk bubur cair yang di pompakan
kg
dengan tekanan tinggi yang mencapai 1200 /cm2
dengan suhu rata-rata lebih dari 170o dalam keadaan
belum mengeras.
e) Hidropobic cement
Klinker yang di giling dengan tambahan asam
oleat atau asam streat.
f) Waterproofed cement
Semen yang digunakan di Inggris yang terbuat
dari semen Portland yang ditambahkan calsium,
aluminium, atau sterat logam lainnya.
g) Semen alumina
Tebuat dari batu kapur dicampur dengan
bauksit dengan kadar campuran 60-70% (batu
kapur), dan 30-40% (bauksit). Campuran dibakar
pada suhu 1600oC dalam tungku listrik sampai cair,
kemudian hasil baker tadi di tambahkan gips.
Tabel 2.3 Jenis Semen

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 28
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

1. Pasir

Gambar 2.7 Pasir


Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran
pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2
milimeter. Jenis-jenis pasir :

a) Pasir urug : digunakan untuk menambah level lantai,


sebagai landasan kerja, atau urug pondasi.
b) Pasir pasang : digunakan untuk memasang bata dan
plester.
c) Pasir putih Bangka : digunakan untuk campuran
beton kekuatan tinggi, juga untuk plester. Tingkat
kekasarannya membuat penggunaan semen yg lebih
ekonomis dan setting yang lebih cepat.
d) Pasir beton.
e) Pasir batu/sirtu.

2. Air

Gambar 2.8 Air

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 29
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

Air yang digunakan harus bersih, segar dan bebas


dari bahan-bahan yang merusak seperti, minyak, asam
dan unsur organik.
3. Beton

Gambar 2.9 Beton


Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir,
kerikil, batu pecah, atau agregat-agregat lain yang
dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
dari semen dan air membentuk suatu masa mirip-batuan.
4. Aspal (Surface Course)

Gambar 2.10 Aspal (Perkerasan Jalan)


Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam
atau coklat tua, pada temperature ruang berbentuk padat
sampai agak padat.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 30
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

Aspal yang digunakan pada konsturksi perkersan


jalan berfungsi sebagai :
a) Bahan pengikat, memberi ikatan yang kuat antara
aspal dan agregat dan antara aspal itu sendiri.
b) Bahan pengisi mengisi rongga antara butir-butir
agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu
sendiri.
Berdasarkan proses pengolahannya:
a) Agregat alam
Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana
bentuknya di alam atau dengan sedikit proses
pengolahan, dinamakan agregat alam. Dua bentuk
agregat alam yang sering dipergunakan yaitu: kerikil
dan pasir. Kerikil adalah agregat dengan ukuran
partikel >¼ inch (6,35 mm), Pasir adalah agregat
dengan ukuran partikel < ¼ inch tetapi lebih besar
dari 0,075 mm (saringan no.200).

b) Agregat yang melalui proses pengolahan


Digunung- gunung atau di bukit- bukit sering
ditemui agregat masih berbentuk batu gunung
sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih
dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat
konstruksi perkerasan jalan.
c) Agregat buatan
Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat
halus yang minimum 75% lolos saringan no. 30 (0,06
mm).(https://www.dekoruma.com/artikel/61876/jenis
-bahan-bangunan-paling-umum).

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 31
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB III
PELAKSANAAN PKL

3.1 Tugas dan Tanggung Jawab Mahasiswa PKL


3.1.1 Umum
Dalam rangka menyelesaikan suatu pekerjaan, terdapat tugas
dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar
sehingga pekerjaan yang dilakukan bisa terlaksana dengan baik.
Begitu juga halnya dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan,
mahasiswa juga memiliki tugas dan tanggung jawab.
Mahasiswa harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab selama melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan agar dapat dengan mudah memahami setiap pekerjaan yang
dilaksanakan di lapangan. Mahasiswa juga harus tetap menjaga nama
baik Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram dalam
setiap tindakan yang dilakukan di lapangan.
3.1.2 Tugas
Adapun tugas mahasiswa PKL pada loksi proyek adalah:
1. Mengamati proses pelaksanaan pekerjaan tanah untuk
pelebaran jalan
2. Mengamati proses pelaksanaan pekerjaan pondasi agregat
untuk pelebaran jalan
3. Mengamati proses pelaksanaan pekerjaan pengaspalan untuk
pelebaran jalan
4. Mengamati proses pelaksanaan pengujian bahan konstruksi dan
pemadatan
5. Mengamati proses pelaksanaan pekerjaan struktur
6. Mengevaluasi waktu pelaksanaan pekerjaan
3.1.3 Tanggung Jawab
Adapun tanggung jawab mahasiswa PKL pada lokasi proyek
adalah:

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 32
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

1. Melaksanakan Kegiatan PKL dengan sebaik-baiknya sehingga tidak


merugikan pihak lain dan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Mataram.
2. Terlibat secara langsung dalam proyek sejauh mungkin dalam
batas-batas wewenang yang diberikan sesuai dengan arahan dari
Pembimbing Lapangan. maupun penanggung jawab pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
3.2 Detail Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Adapun kegiatan – kegiatan mahasiswa PKL pada lokasi proyek
adalah:
1. Membantu mengambil sampel untuk pengujian sample.
2. Membantu kontraktor mengawasi proses kerja rabat bahu jalan di ruas
rutin dan rehab.
3. Membantu kontraktor melakukan opname atau pengukuran ulang
untuk memastikan volume pekerjaan rabat bahu jalan yang telah di
kerjakan oleh mandor dan kontraktor
4. Membantu kontraktor melakukan opname pekerjan pasangan batu di
ruas rutin
5. Membantu kontraktor mengawasi proses pekerjaan hamparan lapis
pondas aspal pada ruas rehab
6. Membantu konsultan dan kontraktor melakukan pengecekan cron/
kemiringan pada lapis pondasi atas yang sudah di padatkan
7. Membantu konsultan mengawasi pekerjaan trial aspal HRS-base
8. Membantu konsultan dan kontraktor untuk pekerjaan pengaspalan
HRS-Base di ruas rehab
9. Membantu konsultan dalam pengawasan dalam pekerjaan pengaspalan
HRS-WC di ruas rutin.
3.3 Pelaksanaan PKL
Pada saat di lapangan mahasiswa bersama konsultan dan kontraktor
mengawasi pekerjaan pembangunan dan rehabilitasi jalan pada ruas jalan
Kekait, Lombok Barat hingga ruas jalan Pemenang, Lombok Utara.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 33
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

semua pekerjaan harus mengikuti ketentuan- ketentuan yang sudah di


tetapkan oleh pemilik proyek/pihak PUPR.
3.3.1 Pelaksanaan Pekerjaan Tanah Untuk Pelebaran Jalan
1. Galian dan Timbunan
Pada pekerjaan ini mencakup galian tanah gundukan pada
yang akan di ratakan untuk kemudian di jadikan sebagai bahu
jalan serta galian untuk membuat saluran drainase dan gorong-
gorong. Galian tanah menggunakan alat berat berupa excavator.
Tanah hasil galian tidak langsung di buang, namun akan
digunakan pada pekerjaan timbunan agar biaya dapat
diminimalisir.

Gambar 3.1 Penggalian tanah menggunakan excavator.


2. Pemotongan Pohon
Peda pekerjaan ini mencakup pemotongan bohon
disepanjang jalan rehabilitas ruas jalan Kekait, Lombok Barat
hingga ruas jalan Pemenang, Lombok Utara.. Pohon yang
dipotong berdiameter 15-30 cm. Alat yang digunakan yaitu mesin
pemotong pohon dan excavator untuk membongkar sampai akar-
akarnya.
Fungsi dari pemotongan pohon ini adalah agar tidak
mengganggu kegiatan yang lain selain itu agar tidak merusak

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 34
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

struktur jalan. Pohon yang telah ditebang ada yang dijual dan ada
juga yang di minta oleh masyarajat sekitar.
3.3.2 Pelaksanaan Pondasi Agregat Untuk Pelebaran Jalan
1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan,
pengangkutan, penghamparan, pembasahan, dan pemadatan
agregat di atas permukaan yang telah disiapkan.
Lapis pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis Pondasi
Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal. Lapis pondasi
Agregat Kelas A mempunyai 100% berat agregat kasar dengan
angularitas 95/90. Pekerjaan Lapis pondasi Aggregat Keras A
dengan prosedur sebagai berikut:
a) Pengangkutan Material Base A kelokasi pekerjaan
menggunakan Dump truck. Pengecekan dan pencatatan
volume material dilakukan pada saat tiba di lokasi
pekerjaan sebelum material dihamparkan. Material
diturunkan dengan jarak dan volume tertentu untuk
memudahkan pada saat penghamparan agar tidak terjadi
kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material
ditempat lain.

Gambar 3.3 Dump Truck


b) Penghamparan Material dilakukan dengan menggunakan
Motor Grader dalam tahap penghamparan ini harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 35
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

1) Kondisi cuaca yang memungkinkan.


2) Panjang hamparan pada saat setiap section yang
dipadatkan sesuai dengan kondisi lapangan. Lebar
penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan
dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi.
3) Material yang tidak dipakai dipisahkan dengan
ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan.
4) Pemadatan Material Pemadatan dilakukan dengan
menggunakan Vibrator, dimulai dari bagian tepi ke
bagian tengah.

Gambar 3.4 Material Lapis Pondasi Atas

,
Gambar 3.5 Pengerjaan Pemadatan dengan Motor Grader
5) Operasi penggilasan (pemadatan) harus dimulai dari
sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke
arah sumbu jalan. Dalam arah memanjang. Pada

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 36
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

bagian yang ber”superelevasi”, penggilas harus


dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit
demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi
penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas
roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan
secara merata. Selama pemadatan, sekelompok
pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
Pemadatan pada lapis pondasi bawah dilakukan
sebanyak 20 passing setiap layernya. Setelah
kepadatan dirasa cukup, maka akan dilakukan
pengujian sand cone dan CBR.

Gambar 3.6 Pengerjaan Penyiraman Base sebelum Dipadatkan

Gambar 3.7 Pengerjaan Pemadatan dengan Vibrator

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 37
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

2. Uji sand cone


Untuk memeriksa kepadatan dilapangan pada lapisan
tanah atau lapisan perkerasan yang telha di padatkan. Yang
dimaksud kepadatan lapangan adalah berat kering persatuaan isi.
Pengujian ini dilakukan setelah LPA di hamparkan dan
dipadatkan.
a. Bahan pasir yang telah setujui dimasukan kedalam botol
kemudian ditimbang dan dicatat berat pasir.
b. Langka selanjutnya adalah menggali tanah dengan
menempatkan plat, dengan kedalamn 15 cm.
c. Tanah dari galian di letakkan dalam wadah plastik
d. Kemudian tanah hasil galian di timbang dan dicatat,
kemudian di test dengan menggunakan alat spedy test.
e. Botol yang telah diisi pasir dan yang sudah ditimbang di
letakkan dalam posisi terbalik pada plat dasar yang telah
digali, kemudian kran dibuka hingga pasir memenuhi lubang
galian
f. Kemudian kita lihat berapa pasir yang masuk kedalam lobang
galian tanah dan pasir yang masih tersisa di dalam botol.
g. Pasir yang masih tersisa dibotol ditimbang serta dicatat berpa
berat ( satuan gram ).
3.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan Aspal
1. Lapis Resap Pengikat (Aspal Cair)
Sebelum dilakukan pengerjaan pada lapis permukaan maka
dilakukan dulu penyiraman lapis resap pengikat (prime coat)
yaitu lapisan ikat yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat.
Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan
penyemprotan harus diukur dan ditandai. Khususnya untuk Lapis
Resap Pengikat, batas-batas lokasi yang disemprot harus ditandai
dengan kapur.
Pemasangan lapis resap pengikat dan lapis perekat
digunakan alat asphalt distributor. Asphalt Distributor adalah

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 38
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

truk atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan aspal, pompa,


dan batang penyemprot. Umumnya truk dilengkapi juga dengan
pemanas untuk menjaga temperatur aspal dan juga penyemprot
tangan (hand sprayer). Hand sprayer digunakan untuk daerah –
daerah yang sulit dicapai dengan batang penyemprot.

Gambar 3.8 Alat penyiram lapis resap pengikat

Bahan lapis resap pengikat (prime coat) umumnya adalah


aspal dengan penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70 memenuhi
AASHTO M20 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume
yang digunakan berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/ m2
untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2
untuk pondasi tanah semen. Setelah pengeringan selama 4
sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam lapis
pondasi. Kegunaan dari lapisan Prime Coat adalah :
a. Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan
campuran aspal
b. Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat jika
dilewati kendaraan sebelum dilapis dengan campuran aspal.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 39
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

c. Menjaga lapis podasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya


hujan. Sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi
agregat yang bisa saja menyebabkan kerusakan struktur jalan.

Tabel 3.1 Persyaratan Aspal Emulsi Modifikasi Untuk Tack Coat

Lapis perekat (tack coat) merupakan lapisan aspal


cair yang diletakkan di atas lapisan beraspal atau lapis
beton semen sebelum lapis berikutnya dihampar. Lapis
perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis
lama dengan baru
Bahan lapis perekat terdiri dari aspal emulsi yang
cepat menyerap atau asapal keras pen 80/100 atau pen
60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak
tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar
0,15 liter/m2 sampai 0,50 liter /m2. Lebih tipis
dibandingkan dengan pemakaian lapis resap pengikat.
Pemasangan lapis resap pengikat atau lapis perekat
dilaksanakan setelah permukaan lama dibersihkan dengan
air compressor, sehingga tekstur perkerasan lama menjadi
bersih dan terlihat jelas.
Sebelum dilakukan penyemprotan, batas permukan
yang akan disemprot harus diukur dan ditandai.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 40
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

Pelaksanaan penyemprotan lapis resap pengikat dan lapis


perekat menggunakan alat asphalt distributor. Asphalt
distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi
dengan aspal, pompa, dan batang penyemprot. Umumnya
truk juga dilengkapi dengan pemanas untuk menjaga
temperatur aspal. Apabila diizinkan oleh direksi pekerjaan,
pelaksanaannya dapat menggunakan alat penyemprot
tangan (hand sprayer). Hand sprayer sering digunakan
untuk daerah – daerah yang sulit dijangkau dengan Asphalt
Distributor. Agar memperoleh hasil merata,

2. Lapis Permukaan (Perkerasan)


Setelah selesai melapisi lapisan dengan lapis prime coat
(lapis resap pengikat) maka bisa dilanjutkan dengan pengerjaan
pada lapis permukaan menggunakan Asphalt HRS-Base sebagai
berikut :
b. Pemadatan tahap pertama (break down rolling) dapat
dilakukan setelah agregat aspal yang tadi telah diangkut
oleh dump truck telah dihamparkan dengan temperatur
turun antara 110C-125C, penghamparan dilakukan
menggunakan alat asphalt finisher.

Table 3.2 Takaran Pemakaian Lapis Perekat

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 41
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

c. Saat pemadatan pertama dilihat bagian penghamparan yang


tidak rata atau kekurangan aspal, jika ada maka aspal dapat
ditambah dengan menggunakan sekop.

Gambar 3.9 Penghamparan Aspal dengan Asphalt Finisher

d. Pemadatan tahap pertama dilakukan dengan vibrating


roller sebanyak 20 passing.
e. Selanjutnya pemadatan dilakukan dengan tandem roller
untuk meratakan dan menghaluskan perkerasan sebanyak
20 passing.
Pada pelaksanaan pekerjaan lapisan permukaan ini ada
beberapa hal yang perlu dikontrol yaitu :
a) Tebal penghamparan Aspal, ketebalan penghamparan
diatas existing 4 cm dengan toleransi ketebalan sebesar
1 cm dan setelah di padatkan ketebalan aspal sebesar 3.5
cm.
b) Pemeriksaan ketebalan pada saat dilakukan dengan cara
menusuk-nusuk aspal segera setelah penghamparan oleh
asphalt finisher, dengan tongkat besi yang distel
ujungnya 5 cm.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 42
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

Gambar 3.10 Pemadatan dengan vibrating roller

Gambar 3.11 Pemadatan lapisan perkerasan


dengan Tandem Roller

f. Setelah diberikan lapisan Hot Rolled Sheet-Base (HRS-


Base) kemudian proses pengerjaan pemadatan ini selesai
dilakukan dan dirasa sudah mampu untuk dilakukan lapis
perkerasan selanjutnya maka dilakukan pelapisan lapis
perekat (tack coat) yang diletakkan di atas lapisan beraspal
atau lapis beton semen. Kemudian dilapis dengan Hot
Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) dan dilakukan
pemadatan kembali dengan tandem roller sebanyak 14
passing.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 43
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

Tabel 3.3 Lapis Perkerasan


Asphalt Dihamparkan Dipadatkan
HRS-WC 4 cm 3.5 cm
HRS-Base 4 cm 3.5 cm

Dari table diatas dapat diketahui bahwa tebal lapisan


HRS-Base pada saat penghamparan memiliki tebal 4 cm,
setelah pemadatan berkurang menjadi 3.5 cm. Begitu juga
yang terjadi pada lapisan HRS-WC pada saat
penghamparan memiliki ketebalan sebesar 4 cm setelah
pemadatan berkurang menjadi 3.5 cm. Sehingga tebal total
lapisan asphalt sebesar 7 cm.

3. Uji core drill

Pengujian core drill ini bertujuan untuk menentukan dan


mengambil sampel perkerasan di lapangan sehingga dapat
diketahui tebal dan karakteristik campuran perkerasan. Pengujian
ini dilakukan beberapa titik STA yang telah ditentukan bersama.
a. Alat diletak pada lapisan aspal dalam posisi datar
b. Sediakan air dengan alat yang ada sistem pompa
c. Masukkan air ke dalam alat core drill melalui selang yang
telah tersedia di alat tersebut. Air berfungsi sebagai
pendingin, dan juga agar mata bor tidak cepat aus serta tidak
mengalami kerusakan selama pengujian.
d. Lalu hidupkan mesin core drill.
e. Setelah mesin dihidupkan, mata bor diturunkan secara
perlahan pada titik yang telah ditentukan sampai kedalaman
tertentu. Jika telah mencapai kedalaman tertentu mesin
dimatikan dan mata bor dinaikkan kembali.
f. Lubang hasil pengeboran ditutup kembali menggunakan
bahan yang telah disediakan.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 44
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

g. Hasil pengeboran diambil dengan menggunakan alat penjapit.


Untuk diukur ketebalan dengan menggunakan jangka sorong.
h. Lalu foto pengujian untuk dokumentasi dan hasil pengukuran
tersebut dicatat untuk dihitung rata-ratanya.
Core Drill Test berfungsi untuk menentukan dan mengambil
sample dari perkerasan aspal di jalan sehingga dapat mengetahui
ketebalan perkerasannya, karakteristik serta campurannya dari
aspal tersebut.
3.3.4 Pelaksanaan Pengujian Bahan Konstruksi dan Pemadatan
1. Peper test
Peper Test merupakan salah satu pengujian aspal yang
bertujuan untuk mengetahui kandungan aspal perekat per m2.

Gambar 3.12 Ukuran dan Jarak Pemasangan Kertas Uji untuk


Mengukur Kadar Tack Coat dan Prime Coat

Posisi penempatan kertas uji untuk pengukuran kadar Tack


Coat dan Prime Coat idealnya adalah seperti gambar tersebut.
Yang dimana jumlah kertas pengujian pada satu titik melintang
adalah sebanyak 3 buah dengan jarak antar kertas uji adalah sama.
Yang dimana penempatan kertas uji tidak boleh kurang dari 0.5 m’
dari tepi jalan (kiri-kanan) dan tidak boleh kurang dari 0.1 m’ dari
titik start (awal) dan finish (akhir). Untuk posisi memanjang,
jumlah kertas uji harus ada sebanyak minimum 5 baris. Sehingga
pada setiap pengujian untuk setiap penyemprotan Prime Coat /
Tack Coat terdapat 15 buah kertas uji. Hal ini didasarkan apabila

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 45
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

banyaknya sampel uji akan semakin mewakili nilai rata-rata yang


semakin akurat untuk kadar Prime Coat / Tack Coat yang
disemprotkan.
Adapun ketentuan-ketentuan dalam takaran penyemprotan
lapisan Prime Coat dan Tack Coat ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Takaran Pemakaian Prime Coat dan Tack Coat


(Sumber Spesifikasi Umum 2010 )

Adapun penentuan kadar Prime Coat ataupun Tack


Coat yang akan disemprotkan di lapangan tergantung kadar nilai
yang tercantum dalam dokumen perjanjian kontrak antara pihak
pelaksana dengan owner, ataupun berdasarkan perundingan
bersama antara pelaksana, pengawas, maupun owner. Dengan
syarat kadar nilai yang ditentukan harus masuk atau masih berada
diantara rentang kadar nilai yang tercantum seperti pada Tabel 3.4.
3.3.5 Pelaksanaan Pekerjaaan Struktur
Item Pekerjaan hampir sama dengan Pemeliharaan Rutin Jalan
namun dengan volume pekerjaan lebih banyak seperti :
• Pembersihan Ruang Milik Jalan/Rumija
• Pembersihan dan galian untuk saluran tidak diperkeras dan
diperkeras

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 46
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

• Bahu Jalan-pembersihan, pemotongan dan pengisian


• Perkerasan Jalan-sealing, perbaikan tepi perkerasan,
penambalan lubang, penggalian dan penambalan
perkerasan, penggantian perkerasan
• Perbaikan gorong-gorong, box culvert termasuk
asesorisnya
• Pemeliharaan dan Perbaikan perlengkapan jalan dan
jembatan
• Pembutan baru unruk saluarn diperkeras, gorong-gorong
dan culvert
Fungsi dari pekerjaan backlog minor ini adalah untuk
mengambalikan/ memulihkan kondisi jalan untuk di daerah
perkerasan dan di luar perkerasan.
3.3.6 Evaluasi Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline),artinya
proyek harus diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Berkaitan dengan masalah proyek ini maka keberhasilan
pelaksanaan sebuah proyek tepat pada waktunya merupakan tujuan
yang penting baik bagi pemilik proyek maupun kontraktor. Demi
kelancaran jalannya sebuah proyek dibutuhkan manajemen yang akan
mengelola proyek dari awal hingga proyek berakhir, Manajemen
proyek mempunyai sifat istimewa, dimana waktu kerja manajemen
dibatasi oleh jadwal yang telah ditentukan (Hartawan, n.d).

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 47
ZAMHARIR AKBAR ( F1A 014 151 ) Laporan Praktek Kerja Lapangan

DAFTAR PUSTAKA

Badiru, Adedeji dan Psimin Pulat. 1995. Comprehensif Project Management


:Integrating Optimation Models. Manajemen Principles and
Computer.Prentice Hall. New Jersey

Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek & Konstruksi.Kanisius


Jogjakarta
Gazalba Zaedar. 2005. Manajemen Konstruksi . Universitas Mataram, Nusa
Tenggara Barat.

Hartawan, Harry. n.d. “Analisa Keterlibatan Manajemen Proyek Dalam


ProsesPerencanaan dan Pengendalian Proyek Selama
PelaksanaanKonstruksi”.http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libr
i2/detail.jsp?id=80787.diambil pada 15 Mei 2014 16:18:23 GMT
Sukirman, S., 2003. Beton Aspal Campuran Panas, Granit, Jakarta.

Pembangunan / Rehabilitasi dan Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Kekait Kec. Gunung Sari 48

Anda mungkin juga menyukai